Jonas berkata pada Olivia, “Bahkan kalaupun kamu pergi, Amelia akan tetap pergi bersamamu. Dia sangat fokus pada karier-nya sekarang.”“Mereka sama saja. Kalau aku nggak mengajak Oliv untuk datang ke sini lebih awal, dia mungkin akan terlalu sibuk untuk datang, sampai pesta 100 hari,” ujar Stefan.Mulan tersenyum dan berkata, “Ayo pulang ke vila dulu, di sini anginnya besar.”“Amelia cepat atau lambat akan menjadi bagian dari keluarga Junaidi. Kapan saja bisa bertemu.”Wajah Jonas sedikit memerah, tapi dia sangat senang. Dia dan Amelia sudah bisa melihat sedikit harapan. Asalkan ibunya Amelia tidak mempermasalahkannya lagi dan tidak “mengirim musuh” untuknya, dia yakin dia akan bisa segera menikahi Amelia.Jonas berpikir terlalu indah. Dia tidak pernah menyangka bahwa dia akan segera meminta bantuan pada orang tua dan kakak iparnya. Orang tuanya harus terbang ke Mambera terlebih dahulu, baru pernikahannya dengan Amelia bisa direalisasikan.Mulan mengaitkan tangannya di lengan Olivia. M
Mulan berkata dengan nada menenangkan, “Oliv, kamu nggak perlu terlalu khawatir. Asalkan Kellin mau turun tangan, aku yakin mata Rosalina bisa disembuhkan. Dia belajar di bawah bimbingan Dokter Jenius, jadi dia lebih baik daripada yang lain.”Olivia berkata, “Kami semua percaya pada Dokter Dharma.”Dokter Dharma juga sudah berjanji kepada Calvin. Setelah dia sudah bisa mulai praktek, dia akan terbang ke Mambera untuk mengobati mata Rosalina secepatnya.“Bagaimana dengan Jonas dan Amelia? Jonas nggak banyak cerita tentang dirinya. Dia nggak bilang, kalau kami tanya juga nggak dijawab. Aku dan suamiku berharap dia dan Amelia bisa segera bersama.” Mulan mengganti topik pembicaraan dan bertanya tentang kisah percintaan adik iparnya.“Mertuaku sudah beberapa kali ingin ke Mambera, tapi Jonas nggak memperbolehkan mereka pergi. Katanya, belum waktunya orang tua bertemu. Dia juga belum mendapatkan persetujuan dari Yuna. Jadinya, mereka hanya bisa menunggu dengan cemas, nggak bisa membantu apa-
“Banyak yang bilang, kalau wanita mau bahagia dalam pernikahan, dia sendiri harus cukup hebat, atau keluarganya harus cukup hebat. Aku sekarang juga punya anak perempuan, dan juga cuma punya satu anak perempuan. Di masa depan, kalau Audrey mau menikah dan tinggal di tempat yang jauh, aku juga pasti nggak rela. Apalagi Yose, nggak perlu ditanya lagi. Dia sangat menyayangi putrinya. Dia bahkan sudah mulai waspada dengan Liam, juga putranya Owen.”Olivia tertawa dan berkata “Liam baru berusia tiga tahun. Dia mana ngerti. Putra Yannie dan kedua anakmu seumuran, sekarang cuma bisa makan tidur.”“Yose tetap saja waspada seperti itu. Dia bilang, susah-susah membesarkan nak perempuan, harus dijaga sebaik mungkin. Kalau ada anak yang mau mendekati putrinya, harus segera dicegah. Jangan sampai putra orang punya pemikiran untuk mendekati putrinya.”Jadinya, yang paling diwaspadai oleh Yose adalah Liam.Liam sangat cerdas. Dokter Jenius bilang anak itu sangat berbakat, tapi anak itu harus memikul
“Aku cukup tertarik dengan kisah Om Radit dan Tante Rosita.” Olivia berkata pelan, “Stefan sesekali memberitahuku, tapi dia nggak mengatakannya secara detail, jadinya aku sangat ingin tahu.”Mulan tersenyum dan berkata, “Tentang papa dan mamaku, aku juga cuma tahu apa yang terjadi kemudian. Aku nggak tahu apa yang terjadi pada mereka di masa lalu. Aku pernah bertanya pada papaku, tapi papaku biasanya nggak mau bilang. Kalau aku tanya ke mamaku, dia juga hanya tertawa dan bilang sudah berlalu dan nggak mau mengungkitnya.”Mulan berkata lagi, “Apa pun yang terjadi pada mereka di masa lalu, hubungan mereka saat ini sangat baik. Itu yang penting.” Mulan tahu ibunya tidak ingin mengingat masa lalu, karena kehilangan dirinya adalah masa paling menyakitkan bagi ibunya. Ibunya sudah “gila” selama lebih dari 20 tahun. Ayahnya kelihatannya kuat, tapi sebenarnya hanya memendamnya dalam hati. Singkatnya, ibunya menderita dan ayahnya juga tidak bahagia. Kini, semua penderitaan mereka telah berakhi
Hanya dalam sekejap mata, Rosita sudah menggendong Audrey, sementara ibu angkatnya Mulan, Diana, menggendong Archie. Tidak satu pun dari anggota keluarga Junaidi yang sempat menggendong kedua anak itu duluan.Mulan mencondongkan tubuh ke telinga Olivia dan berbisik, “Lihat, ‘kan? Aku benar-benar sudah dilupakan. Papa mamaku sekarang hanya mencium dua anak kecil itu sekarang. Kalau aku pulang ke rumah mereka dan nggak membawa kedua anakku, mamaku akan bertanya aku pulang untuk apa.”Olivia mengerti. Sama seperti ketika dia pergi ke Vila Permai, mertuanya tidak senang kalau dia tidak membawa Russel. Stefan yang sedang mengobrol dengan Yose dan dua sepupu iparnya juga ikut menjulurkan leher dan mengamati Audrey saat Rosita menggendong anak itu dan kembali ke sofa.Febian berkata, “Jangan dilihat, Pak Stefan. Kamu sudah nggak punya kesempatan untuk menggendong keponakanku. Aku yang pamannya saja susah mau menggendongnya, karena kalah cepat.”Malah Sonia, istrinya, yang pernah bergerak cepa
Stefan terdiam sejenak, lalu berkata, “Aku nggak terburu-buru. Oliv yang terburu-buru. Dia biasanya menggunakan kesibukannya untuk mencegah dirinya memikirkan tentang anak.”Stefan tahu semuanya, juga merasa kasihan pada istrinya. Kadang-kadang dia bahkan merasa bersalah karena telah menyeret Olivia ke dalam circle yang banyak tekanan ini, sehingga membuat Olivia sangat stress.Meski dia dan keluarganya tidak mendesak Olivia untuk punya anak, Olivia adalah istrinya, yang akan menduduki posisi pemimpin keluarga Adhitama bersamanya. Tidak ada yang perlu berkata apa-apa. Tekanan yang tak kasat mata akan datang sendiri dan membuat istrinya itu stress.Yose menepuk pundak Stefan dan berkata, “Kalau kalian mau, nanti waktu Dokter Jenius datang, minta dia untuk memeriksa denyut nadi kalian berdua.”Stefan tidak mengatakan apa-apa. Dia sangat yakin tidak ada yang salah dengan mereka berdua. Dia juga takut kalau dia meminta Dokter Jenius untuk memeriksa denyut nadi mereka berdua, malah akan mem
Olivia tertegun dan berkata, “Seharusnya nggak? Sepertinya …. Mulan, aku sepertinya belum mestruasi bulan ini.”Apa jangan-jangan, dia benar-benar hamil?“Siklus menstruasiku nggak terlalu normal akhir-akhir ini, terkadang bisa telat bebeerapa hari, jadi aku nggak peduli. Tapi, biasanya setelah telat beberapa hari, aku akan menstruasi.”“Kamu pasti hamil.” Mulan tersenyum dan berkata, “Sebagian orang bisa langsung memiliki gejala awal kehamilan begitu hamil. Oliv, selamat!”Olivia pun tersenyum dan berkata, “Mulan, aku masih belum tahu apa aku benaran hamil atau salah makan. Jangan bilang selamat dulu, kalau nggak kegembiraannya akan sia-sia.”“Berdasarkan pengalaman dan intuisiku, kamu pasti hamil. Kellin adalah seorang dokter. Minta saja dia untuk memeriksa denyut nadimu dan kamu akan tahu.”Setelah mengatakan itu, Mulan langsung menarik Olivia keluar. Dia memerintahkan seorang pelayan untuk mencari Kellin, lalu mendudukkan Olivia di sofa. Semua orang menanyakan keadaan Olivia dengan
Olivia berkata, “Belum bisa dipastikan. Aku tadi menggendong Audrey dan mencium bau susu di badannya, lalu aku merasa mual dan muntah. Mulan dan yang lainnya bilang gejalaku ini kemungkinan adalah mual karena hamil. Ini lagi tunggu Dokter Dharma datang memeriksa denyut nadiku. Dokter Dharma belum datang, kamu dulu yang datang. Kamu jangan khawatir, aku nggak kenapa-napa.”Meski belum bisa dipastikan Olivia hamil atau bukan, Stefan sudah tidak bisa menahan senyumnya. Dia memegang tangan Olivia dan berkata sambil tersenyum, “Mereka semua berpengalaman. Kalau mereka bilang kamu hamil kalau, artinya kamu hamil.”“Di mana Dokter Dharma? Apa Dokter Dharma sudah datang?” Stefan bertanya sambil beranjak bangun. Dia rasanya ingin sekali menyeret Dokter Dharma kemari.Eh, tidak boleh diseret, harus minta tolong. Minta tolong dengan sopan, seperti meminta tolong pada dewa. Dokter Dharma tidak boleh dibuat tersinggung.Mulan tersenyum dan berkata, “Pak Stefan berlari terlalu cepat ke sini, jadi Ke
Nando tidak tahu mengapa Odelina datang. Oleh karena itu, dia menjamu Odelina dengan hati-hati.“Ada sedikit urusan, jadi terlambat.” Felicia memberikan penjelasan dengan suara pelan.Kemudian, Felicia berjalan ke ruang VIP. Dia pun melihat Odelina dan rombongan pengawalnya duduk di sana, dengan secangkir teh di depan mereka. Namun, mereka tampaknya sama sekali tidak menyentuh cangkir teh tersebut.Begitu melihat Felicia datang, Odelina tersenyum dan berkata, “Kalau kamu sibuk, kamu nggak perlu datang ke sini. Kita bisa bicara lewat telepon.”Felicia juga tersenyum. “Manusia boleh berencana, Langit yang menentukan. Baru mau keluar, kakakku datang ke ruanganku. Ada dokumen yang perlu aku tandatangani. Habis itu, dia ngomong ini ngomong itu. Terus telepon mamaku sebentar. Makanya aku terlambat, buat kamu menunggu lama.”“Nggak apa-apa. Aku nggak menunggu lama.”Odelina berdiri. Setelah Felicia mendekat, mereka berdua duduk kembali. Nando juga menuangkan secangkir teh untuk Felicia. Felic
Orang yang berani menyerang Felicia hanyalah ketiga kakak dan juga ayahnya. Selain mereka, tidak akan ada yang berani sembarang menyerangnya.“Baik. Saya akan selesaikan pekerjaan saya lebih cepat. Nanti saya pergi jemput Bu Felicia.”Felicia tidak menolak. Setelah mengakhiri panggilan telepon, Felicia terdiam sejenak. Dia merasa dirinya semakin tergantung pada Vandi. Dia semakin tidak bisa meninggalkan pria itu. Selain itu, Vandi adalah satu-satunya orang yang bisa dia percayai.Felicia mengirim pesan kepada Odelina dan bertanya apakah Odelina sudah tiba. Dia juga memberitahu Odelina kalau dia akan segera tiba. Odelina segera membalas pesan. Odelina bilang dia sudah sampai di perusahaan Felicia. Seorang manajer yang menyambutnya. Felicia membalas dengan emotikon oke. Setelah menyimpan kembali ponselnya, Felicia menyalakan kembali mobilnya dan segera melaju pergi.Empat puluh menit kemudian, mobil Felicia tiba di perusahaannya sendiri. Perusahaannya berkembang dengan baik dan telah men
Sekalipun Felicia tidak ikut serta dalam persaingan keluarga Gatara, dia tetap terlibat dalam pertarungan dunia bisnis. Orang yang terjun ke dunia bisnis hanya sedikit yang benar-benar baik. Orang yang berbisnis pasti licik, yang tidak licik tidak bisa berbisnis.Setelah Felicia memulai bisnisnya sendiri, dia sudah bekerja keras sampai ke titik dia berada saat ini. Dia juga sudah melewati berbagai pertarungan. Banyak pabrik dan perusahaan kecil yang tidak dapat bersaing dengan perusahaannya. Pada akhirnya, mereka tidak mendapat pesanan dan bangkrut. Banyak perusahaan-perusahaan kecil ditutup. Di dunia ini, hanya mereka yang kuat yang akan bertahan hidup.“Saya akan cari tahu. Kalau Bu Yuna benar-benar temukan asisten itu, saya rasa dia akan segera datang ke sini,” kata Vandi.Jika kepala keluarga sebelumnya benar-benar dibunuh oleh Patricia, bagaimana mungkin Yuna tidak membalaskan dendam orang tuanya? Itu kejadian puluhan tahun yang lalu. Patricia mungkin tidak akan dijatuhi hukuman m
Setelah terdiam sejenak, Vandi berkata, “Ada penemuan baru di Kota Mambera. Sekarang saya belum tahu jelas. Coba lihat apakah Odelina akan ungkapkan sedikit informasi ke Bu Felicia.”“Nggak masalah dia ungkapkan atau nggak. Bagaimanapun juga, kami berdua saingan. Jujur saja, aku berani percaya dia, tapi dia nggak berani percaya padaku sepenuhnya. Jika dia berani percaya padaku sepenuhnya, dia nggak cocok untuk ambil alih keluarga Gatara.”Sebelum kebenaran tentang kematian kakak dan adik ibunya terungkap, Felicia tidak akan menyerahkan keluarga Gatara kepada siapa pun. Dia pernah bilang, jika benar ibunya yang membunuh kedua tantenya, dia akan kerja sama dengan Odelina dan mengembalikan semuanya kepada keturunan tantenya. Felicia akan pergi jauh dan tidak akan memberikan masalah atau ancaman apa pun terhadap Odelina.Kalau kedua tantenya meninggal murni karena kecelakaan, maka Odelina harus bersaing dengan Felicia untuk mendapatkan posisi sebagai kepala keluarga. Jika Odelina bisa mele
Kalau bukan karena campur tangan Odelina, Fani tidak akan mati. Sekalipun kematian Fani disebabkan oleh banyak faktor, Ivan juga tidak bisa dan tidak berani melakukan apa pun pada ibu serta adiknya. Oleh karena itu, dia hanya bisa melampiaskannya kepada Odelina.Di belakang Odelina ada tiga keluarga besar. Namun, keluarga Adhitama, keluarga Lumanto dan keluarga Sanjaya berada di Kota Mambera. Di sini Kota Cianter. Selama Ivan tidak melakukannya secara terang-terangan, maka tidak akan ada masalah.Felicia tidak tahu apa yang dipikirkan kakaknya. Dia berjalan keluar dari gedung kantor. Baru saja masuk ke mobil, Felicia menerima hasil penyelidikan yang dikirim oleh Vandi. Setelah melihat hasil penyelidikan, Felicia bersikap seperti biasa saja. Dia mengemudikan mobilnya keluar dan meninggalkan perusahaan.Beberapa menit kemudian, Vandi menelepon. Felicia menepikan mobilnya dan mengangkat telepon dari Vandi.“Bu Felicia, Pak Ivan adalah dalang dibalik kejadian dua mobil yang menabrak Bu Ode
Felicia menatap Ivan sejenak, lalu berkata, “Baguslah kalau nggak ada. Sekarang aku sangat sibuk. Mama nggak ada di sini juga. Kalau Kak Ivan buat masalah, aku nggak ada waktu untuk bantu Kak Ivan.”“Tenang saja, nggak akan. Aku kerja setiap hari. Kalau nggak kerja juga pergi ke rumah mama mertuaku. Urusan dengan kakak iparmu saja nggak kelar-kelar, mana ada waktu untuk pergi buat masalah. Lagi pula, aku sudah tua. Kalau aku benar-benar buat masalah, aku akan bereskan sendiri. Aku mana berani minta kamu bantu aku.”“Baguslah kalau begitu. Kak Ivan kembali saja. Aku juga mau keluar,” kata Felicia.Usai berkata, Felicia berdiri dan berjalan keluar dari meja kerjanya. Keduanya keluar dari ruangan bersama-sama. Ivan ingin cari tahu apa yang Felicia lakukan di luar, tapi Felicia menutup rapat mulutnya. Alhasil, Ivan tidak mendapatkan informasi apa pun.Setelah masuk ke dalam lift, Felicia berdiri tegak di depan. Sedangkan Ivan di belakangnya. Dia yang mengenakan setelan formal benar-benar m
“Memangnya kenapa kalau dia punya banyak pendukung? Toh mereka semua ada di Kota Mambera. Mereka hanya punya bisnis kecil di Kota Cianter. Kamu kira mereka bisa ikut campur urusan keluarga kita?”“Memangnya kenapa kalau dia keturunan Tante? Tante sudah meninggal puluhan tahun yang lalu. Kepala keluarga yang sekarang adalah mama kita. Kalau kamu nggak mampu, wajar saja posisi kepala keluarga dikembalikan ke mereka. Tapi kamu mampu. Mana mungkin posisi ini dikembalikan ke mereka?”“Apakah Odelina punya kemampuan itu? Memangnya kenapa kalau dia buka perusahaan di Kota Cianter? Keluarga Gatara nggak ada yang kenal dia. Saat kamu baru pulang pun, banyak orang yang nggak anggap kamu bagian dari keluarga. Apalagi Odelina. Banyak orang yang nggak senang dengan Mama. Tapi mereka bisa apa?” ujar Ivan panjang lebar.Usai berkata, Ivan bergumam pelan, “Mungkin saja Odelina juga orang yang berumur pendek, seperti neneknya, meninggal di usia paruh baya.”Ivan sudah menyuruh orang untuk menabrak Odel
Felicia menatap dan berkata, “Keponakanku usianya hanya sepuluh tahun lebih muda dariku, nggak cocok jadi anakku. Kalau memang mau adopsi, keponakan yang paling kecil baru berusia beberapa tahun, dia lebih cocok.”Keponakan Felicia yang paling kecil adalah anak dari Erwin, kakak ketiga Felicia. Anak itu baru berusia enam tahun. Tentu saja, Felicia hanya asal bicara saja. Dia tidak akan benar-benar mengadopsi keponakannya untuk menjadi anaknya. Felicia ingin punya anak sendiri.Jika tidak ada pria lain, dengan Vandi pun tidak masalah. Nanti Felicia tinggal melakukan program bayi tabung dengan menggunakan benih dari Vandi. Dengan kecerdasan dan kemampuan Vandi, anak mereka pasti akan jadi anak yang pintar juga.Sebenarnya bakat beberapa keponakan Felicia boleh dibilang rata-rata, sulit untuk dilatih menjadi penerus keluarga. Kalau bisa, Patricia juga tidak akan terburu-buru untuk melatih Felicia. Begitu tahu Fani bukan anak kandungnya, perhatian Patricia sudah tertuju pada cucu-cucunya.
Patricia tidak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Ivan. Dia pun berkata, “Kalau nggak ada urusan lain, aku tutup dulu teleponnya.”“Ma, aku akan bantu Felicia. Nggak ada apa-apa, Ma. Mama lanjut kerja saja.”Patricia menutup telepon. Ivan spontan menghela napas lega setelah ibunya menutup telepon. Kemudian, dia mengangkat tangannya untuk menyeka keringat dingin di dahinya. Setelah bertindak impulsif dengan menuding ibunya, Ivan langsung berkeringat dingin. Di cuaca yang begitu dingin, dia masih bisa berkeringat. Itu membuktikan kalau dia sangat ketakutan.Felicia mengambil tisu dan memberikannya kepada Ivan. Ivan meletakkan ponsel dan mengambil tisu dari adiknya, lalu menyeka keringat di wajahnya sambil berkata, “Aku ketakutan setengah mati tadi. Aku bahkan nggak tahu kenapa aku berani ngomong seperti itu.”“Salah makan obat kali, makanya jadi berani.”Ivan memelototi Felicia dan menyalahkannya. “Gara-gara kamu. Kamu telepon sama Mama, kenapa pula kasih ponselmu ke aku. Sekarang a