Share

Bab 2108

Author: Anggur
Hari-hari santainya sudah dirusak oleh Nenek Sarah. Sebenarnya orang pintar seperti apa yang dibayar oleh Nenek Sarah? Kalau memang orang pintarnya hebat sekali, coba mintakan nomor togel setiap hari, supaya bisa menang lotre. Pikir Bram dengan kesal, dan dia pun pergi.

Aksa berdiri di depan pintu rumahnya, memperhatikan Bram yang berjalan pergi dengan santai. Setelah sekian lama, barulah dia berbalik badan dan masuk kembali ke rumah.

***

Setelah Odelina mentraktir Daniel makan, keduanya mengobrol sebentar. Kemudian, dia meninggalkan hotel bersama Russel dan pergi ke Vila Permai.

Dalam perjalanan, Odelina mengangkat beberapa panggilan telepon. Semuanya adalah para orang tua dari keluarga Adhitama, yang menanyakan kapan Russel akan diantar ke sana. Mereka merindukan Russel. Odelina memberi tahu mereka bahwa dia sedang dalam perjalanan, sehingga mereka pun tidak mendesaknya lagi.

Daniel agak susah kalau mau pergi ke mana-mana. Dia juga tidak ingin mempengaruhi mood baik semua orang yang
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2109

    Mendengar perkataan ibunya, Daniel merasa ibunya seperti sedang menyalahkan Odelina.Dia mendengar Cherly menjawab ibunya, “Tante, cinta nggak bisa dipaksakan. Daniel nggak suka padaku. Kami nggak ditakdirkan untuk bersama. Tante sendiri juga bilang ini takdir. Kalaupun aku dan Daniel bersama, juga nggak bisa menjamin dia nggak akan mengalami kecelakaan.”Cherly berkata lagi, “Sekarang Daniel sudah menyerima kenyataan dan sudah mengambil hikmahnya. Tante nggak boleh mengatakan hal seperti itu di depannya. Dia akan mengira Tante menyalahkan Odelina. Dari awal hingga akhir, Odelina selalu berada di posisi yang nggak bisa memilih. Dia telah merawat Daniel untuk beberapa waktu, juga sering kali menyemangati Daniel, tapi dia tetap memperlakukan Daniel seperti itu.”Yanti menghela napas lagi dan berkata, “Iya, kita semua bisa melihat Odelina belum jatuh cinta pada Daniel. Bukannya dia nggak suka pada Daniel karena Daniel nggak bisa berjalan. Dia nggak pernah berpikir untuk menikah lagi. Pern

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2110

    “Oke.” Yanti mengantar Cherly sendiri keluar rumah. Dia berdiri di depan pintu rumah dan mengamati Cherly pergi. Anak yang begitu baik, tapi tidak berjodoh dengan putranya. Takdir manusisa sungguh aneh.Odelina yang sekarang sudah jelas tidak bisa menyaingi Cherly, tapi anaknya justru tidak tertarik dengan Cherly, dan malah menyukai Odelina.Beberapa saat setelah itu, Yanti kembali masuk ke rumah. Dia melihat putranya tidak perlu ditopang pengawal, perlahan berdiri sendiri, melangkah pelan-pelan dan duduk di sofa. Yanti cukup senang karena putranya sudah bisa berdiri sendiri, bahkan melangkah.Pengawal itu mendorong kursi rodanya pergi, memarkirnya di samping, lalu keluar tanpa suara.“Daniel.” Yanti berjalan cepat menghampiri Daniel dan duduk di samping putranya itu. Dia mengamati kaki putranya dengan prihatin, melihat kedua kaki putranya gemetaran. Dia lagi-lagi merasa kasihan dan mengulurkan tangan untuk menyentuh betis putranya dengan lembut.Dia bertanya, “Masih sakit?”Daniel ber

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2111

    Yanti menjawab, “Baguslah kalau dia sudah siuman, dengan begitu Russel masih punya Papa. Kasihan sekali kalau dia kehilangan ayahnya di usia yang begitu muda.”Daniel berkata, “Russel nggak dekat dengan ayahnya. Dulu Roni selalu meninggalkan anak itu pada Odelina dan Olivia. Dia lepas tangan, kalau lagi senang sekali-sekali mengajak anak itu bermain, bahkan sering membuat anak itu menangis.”“Orang tuanya juga begitu. Mereka hanya peduli pada Russel di luar saja, tapi nggak terlihat tulus. Anak-anak biasa dekat dengan orang yang menjaganya. Russel itu dekat sekali dengan tantenya, sudah seperti anak sendiri, tapi malah nggak dekat dengan Kakek, Nenek, sama Tante dari pihak ayah. Untung saja Odelina berhasil mendapatkan hak asuh Russel dulu. Sebaiknya memang Russel ikut dengannya.”Yanti bergumam mengerti.Daniel berkata lagi, “Sekarang orang-orang dari keluarga Pamungkas sedang mati-matian berusaha mendekatkan diri dengan Russel. Meski belum terlambat, tapi melihatnya membuat orang ing

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2112

    Mengetahui kakaknya akan segera datang, Olivia bersikeras ingin menunggu di pintu masuk vila. Stefan tentu saja menemaninya di sana. Namun, Olivia terus-terusan menguap.Stefan berkata kepadanya, “Jarak dari kota jauh ke sini. Sudah kubilang, kamu tidur siang dulu. Nanti kalau sudah bangun, kemungkinan pas waktunya Kak Odelina sampai, tapi kamu nggak mau dengar. Sekarang jadinya menguap terus.”Olivia menguap lagi dan berkata, “Aku khawatir aku nggak mau bangun lagi kalau sudah berbaring. Di cuaca seperti ini, di posisi AC menyala, aku merasa kalau tidur jadi akan semakin malas. Semakin malas, jadi semakin nggak mau bangun.”Dia bisa tidur sepanjang sore kalau tidak dibangunkan.“Mungkin karena pergantian musim. Pergantian musim membuat orang malas.”Stefan memegang tangan Olivia, mengangkatnya ke atas, dan mencium punggung tangan istrinya itu. Lalu, dia menatap wanita itu dengan tatapan lembut dan penuh cinta, lalu bertanya, “Oliv, sebentar lagi ulang tahun pernikahan kita. Hadiah apa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2113

    Odelina memarkir mobilnya di pintu masuk vila.“Russel, bangun. Kita sudah sampai di rumah Tante Oliv.” Odelina menoleh ke belakang dan memanggil putranya.Setelah masuk ke dalam mobil, si kecil langsung terlelap dan tidur sepanjang perjalanan. Russel tidur dengan sangat nyenyak. Panggilan ibunya tak mampu membangunkannya.Odelina pun akhirnya keluar dari mobil terlebih dahulu dan berkata, “Kak.”Olivia tersenyum dengan sangat lebar. Stefan juga datang menghampiri Odelina dan menyapanya.“Cuacanya sepanas ini. Kalian masih bisa berdiri di sini untuk menungguku? Panas sekali. Cepat masuk. Aku akan menyetir mobil masuk.”Stefan tersenyum dan berkata, “Waktu dengar Kakak mau datang, Oliv langsung mulai menghitung waktu. Dia merasa Kakak akan segera sampai, jadi dia mati-matian mau keluar untuk menunggu.”Odelina memarahi adiknya, “Kamu tunggu di luar tapi nggak bawa payung untuk melindungi diri dari sinar matahari.”“Nggak apa-apa. Kami hanya duduk-duduk sebentar di pos satpam. Ada AC. Ku

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2114

    Odelina bergumam tanda mengiyakan. Dia pun menyetir langsung ke halaman depan bangunan utama.Tak lama kemudian, mereka pun sampai di bangunan utama. Begitu dia memarkir mobilnya, dia melihat Dewi keluar rumah untuk menyambutnya.Dewi menuruni tangga, berjalan menuju mobil Odelina dan bertanya, “Russel juga datang, ‘kan?”Odelina tersenyum dan berkata, “Tante, Tante terus meneleponku dan mendesakku untuk datang membawa Russel. Aku mana berani nggak membawanya datang ke sini? Dia di belakang, tapi dia lagi tidur.”“Nggak apa-apa tidur. Sekarang memang jam tidur siang. Aku juga baru bangun tidur siang.”Mendengar Russel ada di belakang, Dewi hendak membuka pintu jok belakang mobil. Namun, putranya sudah membukakan pintu. Melihat Stefan menggendong Russel dan berusaha keluar dari mobil, dia segera mengulurkan tangannya dan berkata, “Berikan Russel pada Mama. Sini, hati-hati, jangan sampai Russel terantuk.”Stefan berkata dengan suara pelan, “Mama nggak takut aku terantuk?”“Kamu mempunya

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2115

    Setelah Russel datang, suasana di ruang tengah seketika menjadi lebih ramai. Olivia, tante kandungnya, bahkan tidak bisa dekat-dekat dengannya lagi. Olivia pun mengajak kakaknya keluar untuk melihat-lihat seluruh vila serta menikmati indahnya pemandangan di sana.Pemandangan di Vila Permai selalu berbeda sepanjang tahun. Terkadang dipenuhi warna yang begitu indah. Terkadang mereka bisa pergi ke kaki gunung untuk menikmati merahnya dedaunan. Ketika cuaca dingin, di gunung itu memang tidak turun salju, tapi hal itu tidak indahnya pemandangan di sana.“Bagaimana keadaan si Roni itu?” Olivia bertanya pada kakaknya.“Dia sudah memulih dengan baik. Aku pergi menemuinya hari ini. Kondisi mentalnya jauh lebih baik dibandingkan saat dia pertama kali siuman, tapi dia belum bisa bangun dari tempat tidur dan bergerak. Yenny ingin dia mati. Setiap tusukan pisau itu bisa membunuhnya. Dokter bilang, dia berumur panjang karena bisa bertahan dari semua tusukan itu.”Olivia terdiam sejenak, lalu berkata

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2116

    “Baru saja bisa tenang untuk beberapa waktu, kemudian jadi tahu tentang latar belakang Tante. Setelah itu, Tante memulai penyelidikan yang panjang lagi. Oliv, menurutmu nasib kita ini buruk, nggak? Kenapa rasa sakit selalu mendatangi kita?”Olivia menghibur Yuna, “Tante, jangan ngomong seperti itu. Hidup manusia nggak mungkin mulus terus, pasti selalu ada cobaan dan masalah. Aku sudah bilang pada Stefan, memintanya untuk bantu menyelidiki hal ini. Semakin banyak yang membantu semakin mudah diselidiki. Mungkin kita bisa menemukan beberapa bukti nanti.”“Iya.” Yuna berkata dengan pesimis kepada keponakannya barusan karena dia kesal.“Odelina sudah sampai ke rumahmu, ‘kan?”“Baru sampai. Kak Odelina ada di sini. Tante mau ngomong sesuatu dengan Kakak?”Yuna berkata, “Berikan teleponnya pada kakakmu. Tante mau bicara sebentar dengannya.”Olivia pun memberikan telepon kepada kakaknya.“Tante.”Yuna menyahut, lalu berkata kepada Odelina, “Odelina, apa kamu bisa meluangkan waktu dekat-dekat i

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3524

    Terlalu banyak cucu juga bukan hal yang baik.“Nggak, kok. Nenek nggak bilang apa-apa tentang kamu. Jangan selalu berpikiran buruk tentang Nenek, ya,” ujar Rosalina dengan maksud bercanda.Mendengar itu, Nene Sarah dengan sengaja meninggikan suaranya, “Rosalina, aku kasih tahu, nih. Calvin waktu kecil suka ngompol. Waktu umur dia lima tahun saja kadang-kadang masih suka ngompol. Dia selalu ngaku cari kamar mandi di mimpinya. Pas lagi nyari, begitu ketemu langsung pipis.”“Nenek!” sahut Calvin di telepon.Ya, baiklah. Di antara kakak beradik itu, memang Calvin yang paling sering mengompol. Yang lain pada umumnya sudah tidak mengompol lagi di usia mereka sudah bisa berbicara. Begitu mereka ke kamar mandi sebelum tidur, mereka akan tertidur lelap sampai hari mulai terang. Berbeda dengan Calvin,dia justru banyak minum menjelang tidur dan tidak ke kamar mandi. Makanya, dia sering terbangun di tengah malam untuk pipis. Namun bagaimanapun juga, Calvin baru berusia 5-6 tahun dan masih dianggap

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3523

    Nenek Sarah tersenyum, lalu dia berkata, “Aku nggak peduli apa kata mereka. Toh cucuku ya milikku. Aku yang membesarkan mereka dari kecil, aku dan suamiku yang bersusah payah mendidik mereka dengan sepenuh hati. Aku yang paling tahu seperti apa sifat mereka, dan wanita seperti apa yang cocok dengan mereka. Aku cuma mau cucuku bahagia dan memberikan mereka istri yang pantas. Apa itu salah? Orang-orang bilang Olivia nggak pantas untuk Stefan. Mereka sering kali bertanya memangnya sudah berapa lama Olivia masuk ke keluarga Adhitama? Atau bertanya dengan kemampuan yang Olivia miliki, apa dia pantas untuk Stefan?”Sarah dari dulu memang lebih menyayangi Olivia. Dia melanjutkan, “Aku justru sangat berterima kasih sama Olivia karena dia mau menikah sama Stefan. Dengan sifat Stefan yang temperamental itu, bisa jadi dia nggak akan dapat pasangan seumur hidup. Bahkan para ahli juga pada bilang kalau Stefan dan Olivia itu memang ditakdirkan untuk jadi suami istri seumur hidup. Mereka mendapatkan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3522

    Tante Rida pernah berpesan kepada Rosalina. Andaikan Rosalina sungguh mencintai Calvin, maka terimalah cintanya. Jangan sampai Rosalina melewatkan kesempatan ini atau dialah yang akan menyesal nantinya.Setiap anak lelaki yang terlahir di keluarga Adhitama, entah di urutan yang keberapa pun, mereka sama-sama mendapatkan pendidikan yang setara. Cara mereka menyikapi hubungan asmara juga sama, yaitu fokus dengan pasangan masing-masing bahkan sampai ke tahap buta asmara. Mereka tidak akan jatuh cinta dengan mudah, tetapi sekali jatuh cinta, maka itu akan menjadi komitmen seumur hidup.“Aku bisa mengerti. Memang ini sudah risiko menjadi bagian dari keluarga yang dikenal banyak orang,” ujar Sarah, seraya menepuk punggung tangan Rosalina dengan kasih sayang.Rosalina tersenyum dan berkata, “Nek, yang aku bilang itu dulu. Sekarang aku sudah nggak merasa tertekan atau merasa minder lagi. Dulu aku merasa beruntung karena Calvin sudah memilih aku. Sekarang aku merasa aku pasti punya suatu kelebi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3521

    “Duduk dulu di sana, kita bicarakan pelan-pelan,” kata Nenek Sarah seraya menunjuk ke sebuah gazebo yang terletak tidak jauh dari mereka.”Rosalina dengan lembut menanggapi ajakan itu dan menuntun Sarah menuju ke gazebo yang dimaksud. Setelah mereka sampai di sana dan duduk, Sarah memegang tangan Rosalina dan berkata kepadanya, “Rosalina, tekanan menjadi menantu di keluarga Adhitama pasti berat, ya. Nggak peduli apa pun yang kalian lakukan, pasti akan selalu ada mata yang terus mengawasi setiap pergerakan kalian kalaupun kalian melakukannya dengan baik, nggak banyak orang yang kasih pujian ke kalian, dan kalau mereka merasa kalian kurang baik, pasti banyak yang menghujat. Kalau privasi kalian nggak terjaga dengan baik, pasti akan dengan mudah tersebar ke luar dan menimbulkan rumor yang jadi hiburan untuk orang lain. Ini akan bikin kalian sangat frustrasi dan kerepotan.”Namun ketika mendengar itu, Rosalina hanya mengatupkan bibirnya dan menjawab, “Nek, aku baik-baik saja, kok. Awalnya

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3520

    Sarah hanya ingin mencari topik pembicaraan dengan cucu menantunya itu, makanya dia pura-pura tertarik.“Aku rasa mereka orang yang sama. Mereka sampai cari satu pengganti untuk menyamar jadi Giselle. Habis itu, Lisa juga muncul di depanku. Dia ingin buat aku nggak curiga. Target mereka sepertinya Olivia. Tapi karena aku paling kenal Giselle, jadi mereka mau nggak mau harus libatkan aku juga.”Hanya dengan membuat Rosalina tidak curiga, Olivia baru akan berhenti curiga. Karena Rosalina kakaknya Giselle.“Aku hanya ingin beritahu Olivia, biar bisa analisis bersama. Rasanya mereka sedang main catur besar di belakang. Nggak perlu terburu-buru. Mereka nggak buru-buru, kita juga nggak buru-buru. Makanya aku pagi ini baru datang ke sini, tapi ternyata Olivia sudah pergi.”Rosalina merasa iri pada Olivia. “Aku juga ingin libur, bawa anak-anak pergi main. Tapi sayangnya aku nggak punya keponakan.”Rosalina memiliki adik perempuan, tapi Giselle juga belum menikah. Jadi dia belum memiliki kepona

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3519

    “Iya, Mama sudah tua, nggak usah keliaran ke mana-mana dan buat anak-anak khawatir,” kata Dewi.Sarah sengaja melotot ke arah menantunya. “Kenapa kamu ikut-ikutan juga? Aku nggak keliaran. Sekarang aku diam saja di rumah, kan? Aku nggak ikut Oliv pergi gendong Audrey.”Dewi langsung mengungkap kebohongan ibu mertuanya. “Bukannya karena Mama selalu mau culik anak orang setiap kali pergi ke sana jadi sekarang mereka nggak mau terima kunjungan Mama?”Wajah Sarah memerah. Rosalina spontan tertawa cekikikan.“Rosalina, temani Nenek jalan-jalan. Suasana hati Nenek jadi nggak bagus karena tantemu. Dia nggak kasih aku cucu perempuan. Aku suka cucu orang lain, dia malah salahkan aku.”“Mama juga nggak punya anak perempuan, masih saja mau salahkan aku. Memangnya kami yang nggak mau punya anak perempuan? Ada masalah dengan feng shui keluarga Adhitama. Aku curiga rumah dan makam leluhur kita ada di tanah milik seorang biksu,” kata Dewi sambil menutup mulut untuk menahan tawa.Keluarga Adhitama han

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status