Setelah Russel datang, suasana di ruang tengah seketika menjadi lebih ramai. Olivia, tante kandungnya, bahkan tidak bisa dekat-dekat dengannya lagi. Olivia pun mengajak kakaknya keluar untuk melihat-lihat seluruh vila serta menikmati indahnya pemandangan di sana.Pemandangan di Vila Permai selalu berbeda sepanjang tahun. Terkadang dipenuhi warna yang begitu indah. Terkadang mereka bisa pergi ke kaki gunung untuk menikmati merahnya dedaunan. Ketika cuaca dingin, di gunung itu memang tidak turun salju, tapi hal itu tidak indahnya pemandangan di sana.“Bagaimana keadaan si Roni itu?” Olivia bertanya pada kakaknya.“Dia sudah memulih dengan baik. Aku pergi menemuinya hari ini. Kondisi mentalnya jauh lebih baik dibandingkan saat dia pertama kali siuman, tapi dia belum bisa bangun dari tempat tidur dan bergerak. Yenny ingin dia mati. Setiap tusukan pisau itu bisa membunuhnya. Dokter bilang, dia berumur panjang karena bisa bertahan dari semua tusukan itu.”Olivia terdiam sejenak, lalu berkata
“Baru saja bisa tenang untuk beberapa waktu, kemudian jadi tahu tentang latar belakang Tante. Setelah itu, Tante memulai penyelidikan yang panjang lagi. Oliv, menurutmu nasib kita ini buruk, nggak? Kenapa rasa sakit selalu mendatangi kita?”Olivia menghibur Yuna, “Tante, jangan ngomong seperti itu. Hidup manusia nggak mungkin mulus terus, pasti selalu ada cobaan dan masalah. Aku sudah bilang pada Stefan, memintanya untuk bantu menyelidiki hal ini. Semakin banyak yang membantu semakin mudah diselidiki. Mungkin kita bisa menemukan beberapa bukti nanti.”“Iya.” Yuna berkata dengan pesimis kepada keponakannya barusan karena dia kesal.“Odelina sudah sampai ke rumahmu, ‘kan?”“Baru sampai. Kak Odelina ada di sini. Tante mau ngomong sesuatu dengan Kakak?”Yuna berkata, “Berikan teleponnya pada kakakmu. Tante mau bicara sebentar dengannya.”Olivia pun memberikan telepon kepada kakaknya.“Tante.”Yuna menyahut, lalu berkata kepada Odelina, “Odelina, apa kamu bisa meluangkan waktu dekat-dekat i
Olivia memikirkannya dan merasa perkataan kakaknya masuk akal. Dia sangat sibuk sekarang, sibuk dengan bisnisnya sendiri, dan masih membantu Stefan mengurus aset pribadinya. Kemudian, dia juga sudah mulai mengambil alih beberapa urusan kecil dari ibu mertuanya, mulai belajar untuk menanganinya.Menjadi ibu rumah tangga yang baik butuh usaha yang keras. Masalahnya adalah, dia tumbuh dalam keluarga biasa dulu. Kalau keluarga Hermanus dan keluarga Adhitama memiliki latar belakang yang setara, dia tidak perlu bekerja terlalu keras seperti ini, dan tidak akan merasa terlalu tertekan. Olivia juga tidak menyangka kalau bibinya berencana mendorong kakaknya untuk menjadi kepala keluarga dari keluarga Gatara.Vila Permai lagi ramai, sementara di sisi lain, kediaman keluarga Arahan tidak bisa dibilang ramai. Namun, apabila dibandingkan dengan suasananya yang biasanya sepi, saat ini bisa dibilang ramai. Baik Rika dan adiknya pulang ke rumah pada akhir pekan atas permintaan orang tua mereka. Ronald
Ketika dia pulang ke rumah, kalau Ricky juga lagi ada di rumahnya, dia merasa seolah-olah orang tuanya sedang bekerja sama untuk menjual putri merka ini kepada Ricky.“Ayo.” Ricky mengulurkan tangan dan meraih salah satu tangan Rika, menariknya pergi.Rika refleks melepaskan tangannya dari tangan Ricky, tidak membiarkan pria itu menyentuhnya, dan memperingatkan dengan dingin, “Ricky, tolong jaga sikapmu. Jangan main pegang-pegang. Jangan kira aku nggak berani menyerangmu karena papa dan mamaku menyukaimu.”Ricky tersenyum dan menjelaskan, “Aku nggak ada maksud yang nggak baik. Aku hanya mau mengajakmu turun ke bawah.”“Aku punya kaki dan bisa berjalan sendiri. Kamu nggak perlu menarikku.” Rika mengembalikan buket bunga itu ke Ricky dan berkata dengan dingin, “Sudah kubilang, aku nggak suka bunga atau hal-hal lain yang biasa disukai perempuan.”Setelah mengatakan itu, dia berjalan melewati Ricky dan turun ke bawah.Ricky mengikutinya sambil memegang buket bunga, lalu berkata sambil berj
Saat Rika datang, Felicia berdiri dan menyapa sambil tersenyum, “Pak Riko.”Rika tersenyum, yang jarang sekali dia lakukan. Dia mempersilakan Felicia untuk duduk lagi dan bertanya sambil tersenyum, “Bu Felicia kapan datangnya? Sebelum datang nggak menelepon. Kalau menelepon kan aku bisa menjemput Ibu di pintu gerbang.”Wajah cantik Felicia sedikit merah. Dia tampak malu-malu dan berkata, “Aku nggak perlu kerja di akhir pekan, di rumah juga bosan. Aku juga nggak punya banyak teman, hanya Pak Riko yang baik padaku. Jadi, aku memberanikan diri untuk datang ke sini, untuk mengobrol dengan Pak Riko.”Dia tidak akan mengharapkan cinta Pak Riko lagi, tapi Pak Riko memang selalu bersikap lembut padanya. Pak Riko biasanya bersikap dingin pada wanita lain, dan hanya bersikap lembut padanya. Pria ini bahkan masih tersenyum padanya sekarang.Felicia pikir, senyum pria ini menawan sekali. Pria ini biasanya jarang tersenyum. Kalau dipikir-pikir, mungkin karena ada terlalu banyak orang yang mengagumi
Pak Riko orangnya sangat hebat dan tampan. Ricky jatuh cinta padanya dan mengejarnya secara terang-terangan, tana memedulikan pendapat orang luar. Keberaniannya patut dikagumi. Itu semuanya karena pesona Pak Riko yang luar biasa.Belakangan, Felicia baru tahu kalau bibinya memiliki dua anak perempuan yang berada di Mambera. Selain itu, anak kedua dari anak bibinya yang kedua ternyata adalah menantu keluarga Adhitama.Felicia pun jadi paham. Dia mungkin terlihat mirip dengan seseorang. Dilihat dari sikap Ricky terhadapnya, Felicia rasa dirinya sangat mirip dengan Olivia. Olivia adalah kakak ipar tertua Ricky. Konon katanya, semua kakak beradik dari keluarga Adhitama sangat menghormati kakak tertua mereka, Stefan. Menghormati Stefan berarti juga menghormati istrinya. Jadi, tentu saja mereka menghormati kakak ipar mereka, Olivia.Felicia juga ingin pergi ke Mambera, bertemu Yuna, juga bertemu dengan Olivia dan kakaknya. Dia dan Yuna adalah saudara sepupu, jadi Olivia dan kakaknya seharusn
Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin keluarga Gatara bukanlah orang bodoh. Dia tidak akan melakukan apapun yang merugikan keluarga Gatara.“Riko benar. Kamu bisa datang kapan pun kamu mau. Kami sekeluarga menerimamu.”Cathy menyambut kedatangan Felicia karena dia ingin putrinya belajar menjadi seorang wanita dari Felicia. Meski harapannya kecil, dia tetap berharap.Huh, dia menyesal. Dia seharusnya tidak membesarkan putrinya sebagai anak laki-laki sejak awal. Waktu Rika masih kecil, dia merasa itu menyenangkan dan lucu. Ketika dia membawa dua anak keluar main dan keduanya berpenampilan seperti anak laki-laki, orang-orang mengira dia melahirkan anak kembar.Ketika masuk TK, putrinya masih bersikeras ingin berpenampilan seperti anak laki-laki. Saat itu, dia berpikir putrinya masih kecil. Jadi, tidak apa-apa dan dia pun membiarkannya.Setelah itu, dia menyadari bahwa putrinya sepertinya tidak mau berpaling lagi dari identitasnya sebagai laki-laki. Dia mencoba untuk mengembalikannya lagi, ta
Felicia tumbuh besar di rumah orang tua angkatnya dan selalu di-bully. Biasanya, bisa makan kenyang saja sudah bagus. Mana berani dia pilih-pilih makanan.Setelah dia bisa mencari uang sendiri, menjadi bos besar, dan memiliki aset puluhan miliar sekalipun, di mana dia sudah pernah makan makanan mewah dan lezat, dia tetap tidak pilih-pilih makanan. Dia bisa makan makanan yang sederhana, juga bisa menerima makanan lezat.Makanan yang disediakan di rumah keluarga Gatara juga sangat enak. Namun, karena dia tidak pilih-pilih makanan, dapur tidak pernah menyiapkan hidangan favoritnya. Dia tidak pilih-pilih makanan, tapi dia juga punya makanan favorit, dan pekerja di dapur mengabaikan hal ini.Setiap hari saat satu keluarganya makan bersama, makanan kesukaan ibunya pasti ada di meja, juga ada makanan favoritnya Fani. Semua orang juga punya setidaknya satu makanan favorit di atas meja, sementara dia, putri keluarga Gatara yang sebenarnya, tidak dianggap serius oleh orang dapur.Felicia sebenar