Share

Bab 2055

Penulis: Anggur
Stefan mengambil buket bunga yang disodorkan Olivia kepadanya lalu mencubit wajah Olivia seraya berkata, “Ternyata kamu sadar kalau aku marah padamu.”

“Aku pasti tahu, dong,” balas Olivia sambil tersenyum malu-malu.

Kemudian dia menoleh ke arah para pengawal lalu berkata, “Sekarang sudah aman. Kalian bisa kembali ke tempat kalian masing-masing.”

Keempat pengawal itu langsung memandang ke arah Stefan dengan tatapan khawatir bosnya itu akan menghukum mereka. Sampai akhirnya, Olivia berkata, “Insiden itu terjadi sangat tiba-tiba. Rosalina juga tampak tersenyum seakan dia mengenal orang itu. Tidak ada yang bisa menebak perubahan plot peristiwa yang sangat tiba-tiba ini.”

“Jadi, saya juga tidak bisa menyalahkan kalian dan mengatakan masalah ini terjadi karena kelalaian kalian. Sayang, kamu jangan salahkan mereka, ya,” ujar Olivia berusaha untuk membujuk suaminya.

“Bu Olivia sudah menyuruh kalian untuk kembali ke tempat kalian masing-masing. Jadi, cepat kembali,” ujar Stefan dengan suaran
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ryy Yolanda
kenapa pengawal2 itu gak bantui olivia menghajar penjahat itu y. kenapa juga pengawal2 rosalina gk kejar penjahat2 yg kabur. bukannya oengawal rosalina gk terlalu jauh y
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2056

    Calvin pasti akan menghabisi orang yang sudah berani menyentuh Rosalina dari bagian leher. Dia akan membuat orang itu merasakan betapa sakitnya ketika dipukul di bagian belakang leher seperti Rosalina. Rosalina mengulurkan tangannya berusaha untuk meraih Calvin. Calvin bergegas meraih tangan Rosalina lalu menariknya mendekat. Rosalina akhirnya mencium aroma familier dari tubuh Calvin yang membuat sarafnya terasa lebih rileks. Lalu Rosalina melepaskan tangannya dari genggaman Calvin. “Rosalina, kamu kenapa?” tanya Calvin bingung. “Kita kembali ke mobil dulu. Apa kita hampir sampai? Kita bicarakan masalah ini di rumah saja,” jawab Rosalina.“Kita hampir sampai, kok. Oke, kita bicarakan masalah ini di rumah saja. Lalu apa lehermu masih terasa sakit?” tanya Calvin lagi dengan wajah khawatir. “Masih terasa nyeri,” jawab Rosalina. “Nanti aku akan kasih minyak untuk meredakan rasa sakitnya sesampai kita di rumah,” balas Calvin penuh perhatian.Rosalina bergegas masuk kembali ke dalam mo

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2057

    Karena Rosalina tidak bisa melihat, dia hanya bisa mengenali orang dari bau, suara, dan suara langkah kaki mereka. Namun, ciri-ciri ini mudah untuk ditiru, dan sedikit saja Rosalina lengah, dia bisa tertipu. Benar saja, kali ini Rosalina hampir saja tertipu. Dia mengikuti seseorang masuk ke dalam mobil. Rosalina kemudian mencium bau tembakau di dalam mobil, dan saat itu barulah dia sadar bahwa orang yang berbicara dengannya bukanlah Calvin. Calvin jarang sekali merokok, mobilnya tidak berbau tembakau."Dia menyamar sebagai kamu. Suaranya, langkah kakinya, bahkan baunya, semuanya mirip denganmu. Kurasa dia pasti sering mengamati kita dari jauh, kemudian sengaja meniru kamu. Kamu ‘kan kadang-kadang memakai parfum pria, cukup dengan mengetahui merek parfum yang kamu pakai saja, masalah aromamu pun mudah mereka atasi," kata Rosalina."Pasti ini ulah kedua bibimu itu. Mereka sering berkeliaran di dekat tokomu.” Calvin menanggapi. Setelah itu, Calvin berjalan mendekati Rosalina dari belaka

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2058

    "Tuhan tahu, betapa aku sangat ketakutan saat itu. Waktu dapat telepon dari Kak Oliv dan dengar dia bilang kamu diserang, jiwaku hampir terbang." Calvin merangkul leher Rosalina dengan kedua tangannya, menundukkan kepalanya ke leher Rosalina, dan tidak bisa menahan diri untuk menciumi Rosalina. Calvin sesekali mencium pipi Rosalina. Setelah melakukan itu, Calvin langsung menahan kepala Rosalina dan mengecup bibirnya. Setelah ciuman itu. Calvin duduk di kursi. Rosalina dipeluknya di pangkuan. Calvin merangkul pinggang Rosalina dengan erat, dan Rosalina merasakan tekanan di lengan Calvin. Rosalina menarik tangannya perlahan dan berkata dengan suara lembut, "Jangan kekencengan. Pinggangku rasanya mau patah." Calvin segera merenggangkan pelukannya. "Aku takut." Suaranya rendah dan serak. "Takut sesuatu terjadi sama kamu. Syukurlah, untung Kak Oliv ke perusahaan dan kebetulan melihatnya. Kalaku saja Kak Oliv nggak bisa bela diri, kamu mungkin sudah dibawa pergi sama mereka." Calvin mer

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2059

    “Kring, kring.” Ponsel Rosalina berdering. Dia segera mendorong pria yang sedang mengambil kesempatan menciumnya itu. Calvin memegangi wajah Rosalina, tidak membiarkan Rosalina mengangkat telepon, lalu berkata, “Nggak peduli, ah.”Sembari berkata demikian, Calvin memaksa Rosalina “bercumbu” dengannya baru kemudian melepaskan Rosalina dengan berat hati. Pengurus rumah berdiri di depan kamar Rosalina. Mereka tahu kamar Rosalina sangat kedap suara. Itulah mengapa mereka tidak mengetuk kamar itu, dan memilih untuk langsung menelepon Rosalina. Rosalina tidak menjawab telepon. Pengurus rumah mematikan teleponnya, kemudian mencoba menelepon Rosalina sekali lagi. Kali ini, Rosalina mengangkat telepon mereka. “Non, Non Olivia datang,” ujar pengurus rumah dalam telepon. Kemudian, pengurus rumah mematikan telepon dan menempelkan telinganya di pintu kamar Rosalina. Akan tetapi, dia tetap tidak bisa mendengar suara apa pun. Pengurus rumah pun turun ke lantai bawah dengan putus asa. Rosalina

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2060

    Calvin dan Rosalina berjalan turun tangga bersama, menuju ruangan tempat keluarga mereka berkumpul. Sesampainya di sana, mereka segera menyapa kakak dan ipar Calvin dengan hangat. Rosalina, dengan sopan, juga memanggil mereka 'kakak' dan 'ipar', menunjukkan rasa hormatnya. Kemudian, mereka duduk berhadapan dengan kakak dan iparnya, siap untuk mengobrol.Olivia, ipar Calvin, menunjukkan kepeduliannya dengan segera menanyakan keadaan Rosalina. Dengan suara yang penuh perhatian, dia bertanya, "Rosa, kamu baik-baik saja, ‘kan?" “Nggak apa-apa, kok, Kak. Cuma bagian leher saja yang sedikit sakit. Terima kasih sudah menolongku, ya, Kak Oliv.” Rosalina merespons dengan rasa syukur.Olivia, dengan nada suara yang lembut namun serius, mengingatkan Rosalina, “Kita ‘kan keluarga. Nggak usah sungkan. Kamu kayaknya perlu didampingi pengawal pribadi deh demi keamanan kamu. Dengan begitu, kami ‘kan juga jadi lebih tenang. Hari ini untung saja aku lewat, kalau nggak, duh, entah apa yang akan terjadi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2061

    Stefan berkata, “Selain aku, kamu, dan Sandy, yang lainnya lagi di luar kota.”Sandy masih sekolah. Biasanya dia tinggal di asrama. Sandy pulang sebulan sekali. Calvin tertawa, “Aku lupa.”Para sepupu mereka, entah karena alasan pekerjaan harus berpergian atau sibuk mengejar pasangan, semuanya berada di luar kota. Hanya Calvin dan Stefan yang tetap di Mambera, karena urusan besar dalam hidup mereka sudah mereka dapatkan. "Nenek juga tidak ada di rumah," ujar Stefan lagi.Calvin dengan nada penuh rindu berkata, "Kalau nenek ada di rumah, kepalaku selalu terasa tegang. Takut melakukan sesuatu yang nggak disukai nenek terus jadi sasaran omelannya. Tapi kalau nenek pergi dan nggak ada di rumah, aku justru merindukannya."Stefan tidak menjawab, tapi sepenuhnya setuju. Di antara mereka berdua, nenek paling banyak menghabiskan pikiran untuk urusan hidup Stefan. Saat dia dan Olivia memiliki perselisihan dan tidak berbicara satu sama lain, nenek sangat khawatir sampai-sampai tinggal bersama

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2062

    Dewi tentu saja sangat membantah jika ada yang mengatakan bahwa anaknya lah yang bermasalah. Dengan postur tubuh anak sulungnya yang kuat dan tegap itu, bagaimana mungkin dia bisa memiliki masalah?Handi mengambil resep obat dari tangan istrinya dan melihatnya sebentar. Dia tidak mengerti tentang farmasi dan tidak tahu manfaat dari nama-nama obat tradisional yang tertera di resep tersebut.Handi berkata, "Ini hanya sebuah resep, belum dikonsultasikan ke dokter. Bagaimana kita bisa tahu apa ini cocok atau nggak? Setiap orang punya kondisi yang berbeda-beda.""Lagi pula," tambahnya, "kita sudah bilang ‘kan kalau kita nggak akan memaksa mereka untuk cepat-cepat punya anak. Kalau kamu kasih resep ini sama Olivia, dia akan berpikir bahwa kita memaksa mereka, dan itu hanya akan menambah beban pikirannya. Dia sudah cukup tertekan. Dan, kalau kamu kasih resep ini ke anak kita, Stefan pasti akan merobeknya di depan matamu."“Master yang Mama undang dulu itu ‘kan juga sudah bilang kalau mereka b

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2063

    “Saranku, sih, kamu nggak usah ngomongin masalah ini ke Oliv. Takut malah jadi perang keluarga. Mama nggak di rumah. Aku nggak bisa loh ya ngatur anakmu itu. Kalau kamu merasa bisa menasehati Stefan, kamu saja yang ngomong masalah ini.“‘Kan sudah dibilang nggak usah buru-buru. Mereka baru menikah setahun. Bukan delan sepuluh tahun. Ngapain buru-buru?” ujar Handi.Dewi diam sejenak kemudian berkata, “Sebenarnya, jauh di lubuk hatiku, aku berharap Olivia cepat hamil, cepat kasih cucu ke kita. Nanti setelah melahirkan ‘kan dia juga nggak perlu ngurusin anaknya sendiri. Dia bisa fokus lagi ke usahanya.“Semakin lama mereka nggak punya anak, semakin hal ini akan menjadi duri buatku. Sayangnya, aku juga nggak bisa terang-terangan ngejar mereka berdua buat cepat punya anak.” Dewi menghela napas. Dewi sebenarnya berharap Olivia menjadi seperti menantu-menantu keluarga lainnya yang hanya fokus pada urusan rumah tangga. Jika pun dia ingin melakukan sesuatu yang lain, paling banter hanya mengur

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3372

    Kalau bukan karena campur tangan Odelina, Fani tidak akan mati. Sekalipun kematian Fani disebabkan oleh banyak faktor, Ivan juga tidak bisa dan tidak berani melakukan apa pun pada ibu serta adiknya. Oleh karena itu, dia hanya bisa melampiaskannya kepada Odelina.Di belakang Odelina ada tiga keluarga besar. Namun, keluarga Adhitama, keluarga Lumanto dan keluarga Sanjaya berada di Kota Mambera. Di sini Kota Cianter. Selama Ivan tidak melakukannya secara terang-terangan, maka tidak akan ada masalah.Felicia tidak tahu apa yang dipikirkan kakaknya. Dia berjalan keluar dari gedung kantor. Baru saja masuk ke mobil, Felicia menerima hasil penyelidikan yang dikirim oleh Vandi. Setelah melihat hasil penyelidikan, Felicia bersikap seperti biasa saja. Dia mengemudikan mobilnya keluar dan meninggalkan perusahaan.Beberapa menit kemudian, Vandi menelepon. Felicia menepikan mobilnya dan mengangkat telepon dari Vandi.“Bu Felicia, Pak Ivan adalah dalang dibalik kejadian dua mobil yang menabrak Bu Ode

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3371

    Felicia menatap Ivan sejenak, lalu berkata, “Baguslah kalau nggak ada. Sekarang aku sangat sibuk. Mama nggak ada di sini juga. Kalau Kak Ivan buat masalah, aku nggak ada waktu untuk bantu Kak Ivan.”“Tenang saja, nggak akan. Aku kerja setiap hari. Kalau nggak kerja juga pergi ke rumah mama mertuaku. Urusan dengan kakak iparmu saja nggak kelar-kelar, mana ada waktu untuk pergi buat masalah. Lagi pula, aku sudah tua. Kalau aku benar-benar buat masalah, aku akan bereskan sendiri. Aku mana berani minta kamu bantu aku.”“Baguslah kalau begitu. Kak Ivan kembali saja. Aku juga mau keluar,” kata Felicia.Usai berkata, Felicia berdiri dan berjalan keluar dari meja kerjanya. Keduanya keluar dari ruangan bersama-sama. Ivan ingin cari tahu apa yang Felicia lakukan di luar, tapi Felicia menutup rapat mulutnya. Alhasil, Ivan tidak mendapatkan informasi apa pun.Setelah masuk ke dalam lift, Felicia berdiri tegak di depan. Sedangkan Ivan di belakangnya. Dia yang mengenakan setelan formal benar-benar m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3370

    “Memangnya kenapa kalau dia punya banyak pendukung? Toh mereka semua ada di Kota Mambera. Mereka hanya punya bisnis kecil di Kota Cianter. Kamu kira mereka bisa ikut campur urusan keluarga kita?”“Memangnya kenapa kalau dia keturunan Tante? Tante sudah meninggal puluhan tahun yang lalu. Kepala keluarga yang sekarang adalah mama kita. Kalau kamu nggak mampu, wajar saja posisi kepala keluarga dikembalikan ke mereka. Tapi kamu mampu. Mana mungkin posisi ini dikembalikan ke mereka?”“Apakah Odelina punya kemampuan itu? Memangnya kenapa kalau dia buka perusahaan di Kota Cianter? Keluarga Gatara nggak ada yang kenal dia. Saat kamu baru pulang pun, banyak orang yang nggak anggap kamu bagian dari keluarga. Apalagi Odelina. Banyak orang yang nggak senang dengan Mama. Tapi mereka bisa apa?” ujar Ivan panjang lebar.Usai berkata, Ivan bergumam pelan, “Mungkin saja Odelina juga orang yang berumur pendek, seperti neneknya, meninggal di usia paruh baya.”Ivan sudah menyuruh orang untuk menabrak Odel

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3369

    Felicia menatap dan berkata, “Keponakanku usianya hanya sepuluh tahun lebih muda dariku, nggak cocok jadi anakku. Kalau memang mau adopsi, keponakan yang paling kecil baru berusia beberapa tahun, dia lebih cocok.”Keponakan Felicia yang paling kecil adalah anak dari Erwin, kakak ketiga Felicia. Anak itu baru berusia enam tahun. Tentu saja, Felicia hanya asal bicara saja. Dia tidak akan benar-benar mengadopsi keponakannya untuk menjadi anaknya. Felicia ingin punya anak sendiri.Jika tidak ada pria lain, dengan Vandi pun tidak masalah. Nanti Felicia tinggal melakukan program bayi tabung dengan menggunakan benih dari Vandi. Dengan kecerdasan dan kemampuan Vandi, anak mereka pasti akan jadi anak yang pintar juga.Sebenarnya bakat beberapa keponakan Felicia boleh dibilang rata-rata, sulit untuk dilatih menjadi penerus keluarga. Kalau bisa, Patricia juga tidak akan terburu-buru untuk melatih Felicia. Begitu tahu Fani bukan anak kandungnya, perhatian Patricia sudah tertuju pada cucu-cucunya.

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3368

    Patricia tidak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Ivan. Dia pun berkata, “Kalau nggak ada urusan lain, aku tutup dulu teleponnya.”“Ma, aku akan bantu Felicia. Nggak ada apa-apa, Ma. Mama lanjut kerja saja.”Patricia menutup telepon. Ivan spontan menghela napas lega setelah ibunya menutup telepon. Kemudian, dia mengangkat tangannya untuk menyeka keringat dingin di dahinya. Setelah bertindak impulsif dengan menuding ibunya, Ivan langsung berkeringat dingin. Di cuaca yang begitu dingin, dia masih bisa berkeringat. Itu membuktikan kalau dia sangat ketakutan.Felicia mengambil tisu dan memberikannya kepada Ivan. Ivan meletakkan ponsel dan mengambil tisu dari adiknya, lalu menyeka keringat di wajahnya sambil berkata, “Aku ketakutan setengah mati tadi. Aku bahkan nggak tahu kenapa aku berani ngomong seperti itu.”“Salah makan obat kali, makanya jadi berani.”Ivan memelototi Felicia dan menyalahkannya. “Gara-gara kamu. Kamu telepon sama Mama, kenapa pula kasih ponselmu ke aku. Sekarang a

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3367

    “Ma.” Ivan terkekeh dan berkata, “Papa nggak mungkin marah Mama. Dia memang sudah berbuat salah, tapi Mama selalu ada di hatinya. Papa tinggal sama aku. Setiap hari dia selalu ngomong soal Mama. Dia bilang kalau Mama lagi kesal, siapa yang temani Mama cari angin segar? Setiap hari Papa baca novel dari ponselnya. Baca novel roman lagi. Dia sampai bilang mau minta maaf pada Mama seperti tokoh dalam novel.”Cakra sudah mengebiri dirinya sendiri. Tidak peduli secantik dan semuda apa perempuan di luar sana, Cakra juga tidak bisa menyentuh mereka lagi. Patricia telah menghancurkan satu-satunya kebanggaan Cakra.Namun, Cakra tidak mau bercerai. Sekalipun dia sangat membenci istrinya, dia juga tidak mau bercerai. Karena dia tahu, setelah cerai, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Kemungkinan besar, dia harus pergi dengan tangan kosong.Di Kota Cianter, Cakra tidak akan pernah bisa mengalahkan Patricia. Kecuali dia bisa hidup lebih lama dari Patricia. Dengan begitu, setelah Patricia meninggal,

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3366

    Ivan tidak memiliki perasaan apa pun terhadap istrinya lagi sekarang. Padahal dulu hubungan mereka sangat baik. Mereka punya putra dan putri. Ivan pun sangat sayang anak-anaknya. Dia paling sayang putrinya.Pada saat Ivan tahu kalau Fani bukan adik kandungnya, lalu adik kandungnya Felicia, terlihat seperti orang yang lemah dan tidak bisa apa-apa, Ivan merasa sangat senang. Dia berharap ibunya bisa mewariskan posisi sebagai kepala keluarga kepada putrinya.Meskipun sekarang putri Ivan tampak tidak memiliki kemampuan apa pun, itu karena putrinya masih kecil. Selama ibunya bersedia melatih cucunya sebagai penerus, Ivan yakin putrinya tidak terlalu buruk. Oleh karena itu, dia sangat menyayangi putrinya.Setelah mendengar pertanyaan Felicia, Ivan membuka mulutnya, ingin memberikan penjelasan. Namun, dia mendapati kalau dia sama sekali tidak bisa membantah. Dia hanya bisa diam.Felicia selesai membaca dokumen di tangannya dan merasa tidak ada masalah. Dia pun menelepon ibunya dan berkata kal

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3365

    Felicia bertemu dengan Ivan yang baru keluar dari lift di pintu lift. Kedua saudara itu berhenti sejenak. Ivan keluar lebih dulu dari lift, sementara Felicia tidak terburu-buru masuk. "Felicia, kamu mau pergi?" Ivan memegang sebuah map dokumen, mungkin ada dokumen yang perlu ditandatangani Felicia. Karena ibu mereka sedang tidak berada di perusahaan, semua cap penting diserahkan kepada Felicia.Banyak dokumen penting harus ditandatangani dan dicap olehnya agar berlaku. Biasanya, urusan tanda tangan dokumen seperti itu selalu diserahkan kepada sekretaris, dan jarang Ivan datang langsung. Felicia dengan tenang menjawab, "Ya, ada sedikit urusan yang harus aku urus, Kak. Ada apa?" Dia melirik map dokumen di tangan Ivan. Namun, lelaki itu tidak langsung menyerahkan map itu, melainkan berkata, "Ada dokumen yang butuh tanda tangan dan cap darimu." "Bisa ditunda sebentar? Kamu mau pergi urus apa? Apakah penting sekali?" Nada Ivan terdengar ramah, tetapi ada sedikit nada menyelidik. Ke ma

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3364

    Mereka sangat menyayangi Fani, dan itu tulus. Setelah pewaris yang sebenarnya kembali, mereka tetap tidak bisa menerimanya, selalu merasa Felicia adalah penyusup yang merebut semua yang seharusnya milik Fani.  Di hati mereka, ada rasa benci terhadap Felicia. Karena sejak kecil dia hidup di lingkungan yang keras tanpa kasih sayang, Felicia tidak pernah berharap bahwa orang tua kandung atau saudara laki-lakinya akan memperlakukannya dengan baik, sebagaimana dia sendiri juga tidak memiliki banyak rasa terhadap mereka. Hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak, saudara laki-laki dan perempuan, memang perlu dipupuk. Karena dia tidak tumbuh besar di sisi orang tua kandung atau saudara laki-lakinya, tidak ada hubungan emosional yang terbentuk. Meskipun sudah kembali ke sisi orang tua kandung selama dua tahun, tetapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Fani yang tumbuh besar bersama keluarga Gatara sejak kecil. Sekarang, setelah Fani tiada, ayah dan tiga saudara laki-lakinya hanya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status