“Bu Stella tidak sendirian melakukan aksinya. Ada orang lain yang turut membantunya,” ujar Stefan lagi. Kemudian Petrus berkali-kali berusaha untuk meyakinkan Stefan kalau dia akan mengurus masalah ini dengan baik. Stefan pun mengangguk dan menaruh kepercayaannya pada Petrus. Dia akan menggunakan Petrus untuk mengurus Stella dan perempuan yang membantunya, jadi Stefan maupun Olivia tidak perlu turun tangan secara langsung untuk menangani masalah ini. Petrus bergegas menghubungi Kenny setelah Stefan tidak lagi mengiriminya pesan apa pun. Paman dan keponakan itu saling mengobrol setiap hari melalui telepon. Mereka berdua mendiskusikan berbagai macam masalah dan keputusan perusahaan yang harus dikonsultasikan kepada Petrus. Bahkan, Kenny juga akan meminta instruksi dari pamannya ketika Stella membuat suatu keputusan. Sikap Kenny yang sangat hati-hati dan selalu memprioritaskan pamannya telah berhasil menarik hati Petrus. “Om Petrus,” jawab Kenny cepat setelah melihat panggilan telepon
Petrus hanya bisa terdiam setelah mendengar pertanyaan Kenny. Namun, Sikap itu secara tidak langsung menunjukkan kalau pemikiran Kenny benar adanya.Dia pun kembali berkata dengan nada terkejut, “Apa sih yang dipikirkan sama Stella? Bagaimana bisa dia jatuh cinta sama Pak Stefan? Pak Stefan kan sudah menikah cukup lama. Jadi, kenapa Stella masih saja ....”“Walaupun Stefan sangatlah luar biasa, tapi dia sudah menikah. Apa Stella mau menjadi orang ketiga yang menghancurkan mahligai pernikahan orang lain? Selain itu, apa dia pikir dirinya bisa menghancurkan pernikahan Pak Stefan semudah itu?”Sebenarnya, Kenny juga sudah bisa menebak kalau pastinya Stefan sudah menelepon pamannya dan memberitahu pamannya tentang semua kelakuan Stella. Putrinya itu sudah berusaha menghancurkan pernikahan Stefan dengan menggunakan pemeran pengganti yang memiliki perawakan tubuh mirip seperti Stefan. Namun, laki-laki itu tidak memiliki wajah yang mirip dengan Stefan. Jadi, pastinya Stefan tidak bisa melaku
“Calvin selalu saja menyuruh Rosalina membawakannya bunga. Aku mau buket mawar,” ujar Olivia sambil tersenyum. “Oke,” jawab si pegawai lalu bergegas merangkai buket mawar sesuai permintaan Olivia. Olivia menanyakan kepada si pegawai sambil menunggu buket bunganya siap. Si pegawai membalas pertanyaan Olivia dengan ramah dan penuh senyuman. “Bisnis toko ini sedang baik. Bu Rosalina juga menaikkan gaji kami. Tapi, Bu Rosalina sudah jarang berada di toko karena dia punya bisnis lainnya yang harus dia urus.”Rosalina selalu membawa Doni setiap kali mengadakan rapat perusahaan. Karena keterbatasan fisiknya yang masih belum bisa melihat sampai saat ini. Doni sudah menjadi tangan kanan sekaligus juru bicara Rosalina. Dia selalu mengerti apa pun yang dikatakan oleh Rosalina. Mereka berdua bekerja sama dengan sangat baik. Walaupun Siahaan Group sempat bergejolak ketika Rosalina masuk ke dalam perusahaan, sekarang perusahaan sudah berjalan dengan lebih baik. Bahkan, perkembangan ke jalur yang
Pegawai itu langsung memberikan rangkaian buket mawar kepada Olivia setelah dia selesai membungkusnya. Olivia mengambil buket itu lalu membayarnya dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pegawai itu. “Terima kasih, ya. Saya harus segera pergi untuk memberikan bunga ini kepada Pak Stefan. Dia sedang marah dan harus dibujuk,” ujar Olivia sambil tersenyum.“Kalau begitu, Bu Olivia harus bergegas menghampiri Pak Stefan,” balas petugas itu sambil tersenyum. Semua laki-laki keluarga Adhitama sepertinya memang sangat senang dibujuk dan dirayu oleh pasangannya. Begitu pun yang terjadi pada Rosalina. Dia sering sekali harus menghampiri Calvin dan membujuk laki-laki itu agar tidak marah padanya. Sampai akhirnya, Rosalina sempat mengeluh pada si pegawai kalau laki-laki dewasa sering sekali bertingkah layaknya seorang gadis kecil. Olivia bergegas pergi meninggalkan Spring Blossom menuju Adhitama Group. Dia melihat sosok Rosalina ketika dia hampir tiba di perusahaan. Rosalina terlihat sed
Siapa orang yang berani menyentuh tunangan seorang Calvin Adhitama? Apa orang itu tidak takut akan kematian atas apa yang telah dilakukannya?Calvin berlari keluar perusahaan secepat yang dia bisa. Dia melihat mobil Olivia yang terparkir di pinggir jalan ketika dia tiba di luar perusahaan. Selain itu, ada 4 orang pengawal yang berada di sekeliling Olivia. Dua orang pengawal adalah pengawal Olivia yang diatur oleh Stefan, sedangkan dua lainnya adalah pengawal yang diam-diam mengikuti Rosalina. Keempat pengawal itu datang terlambat ketika Rosalina diserang oleh orang-orang tidak dikenal itu. Olivia sudah berhasil menghajar orang jahat itu ketika mereka berempat hendak bertindak untuk melindungi Rosalina. “Kak Oliv!” seru Calvin sambil berlari dengan panik.“Bagaimana keadaan Rosalina?” tanya Calvin dengan napas yang terengah-engah karena habis berlari.Dia juga langsung berjongkok dan mengambil Rosalina yang tidak sadarkan diri dari tangan Olivia. Olivia menyerahkan Rosalina dengan rau
Stefan mengambil buket bunga yang disodorkan Olivia kepadanya lalu mencubit wajah Olivia seraya berkata, “Ternyata kamu sadar kalau aku marah padamu.”“Aku pasti tahu, dong,” balas Olivia sambil tersenyum malu-malu. Kemudian dia menoleh ke arah para pengawal lalu berkata, “Sekarang sudah aman. Kalian bisa kembali ke tempat kalian masing-masing.”Keempat pengawal itu langsung memandang ke arah Stefan dengan tatapan khawatir bosnya itu akan menghukum mereka. Sampai akhirnya, Olivia berkata, “Insiden itu terjadi sangat tiba-tiba. Rosalina juga tampak tersenyum seakan dia mengenal orang itu. Tidak ada yang bisa menebak perubahan plot peristiwa yang sangat tiba-tiba ini.” “Jadi, saya juga tidak bisa menyalahkan kalian dan mengatakan masalah ini terjadi karena kelalaian kalian. Sayang, kamu jangan salahkan mereka, ya,” ujar Olivia berusaha untuk membujuk suaminya. “Bu Olivia sudah menyuruh kalian untuk kembali ke tempat kalian masing-masing. Jadi, cepat kembali,” ujar Stefan dengan suaran
Calvin pasti akan menghabisi orang yang sudah berani menyentuh Rosalina dari bagian leher. Dia akan membuat orang itu merasakan betapa sakitnya ketika dipukul di bagian belakang leher seperti Rosalina. Rosalina mengulurkan tangannya berusaha untuk meraih Calvin. Calvin bergegas meraih tangan Rosalina lalu menariknya mendekat. Rosalina akhirnya mencium aroma familier dari tubuh Calvin yang membuat sarafnya terasa lebih rileks. Lalu Rosalina melepaskan tangannya dari genggaman Calvin. “Rosalina, kamu kenapa?” tanya Calvin bingung. “Kita kembali ke mobil dulu. Apa kita hampir sampai? Kita bicarakan masalah ini di rumah saja,” jawab Rosalina.“Kita hampir sampai, kok. Oke, kita bicarakan masalah ini di rumah saja. Lalu apa lehermu masih terasa sakit?” tanya Calvin lagi dengan wajah khawatir. “Masih terasa nyeri,” jawab Rosalina. “Nanti aku akan kasih minyak untuk meredakan rasa sakitnya sesampai kita di rumah,” balas Calvin penuh perhatian.Rosalina bergegas masuk kembali ke dalam mo
Karena Rosalina tidak bisa melihat, dia hanya bisa mengenali orang dari bau, suara, dan suara langkah kaki mereka. Namun, ciri-ciri ini mudah untuk ditiru, dan sedikit saja Rosalina lengah, dia bisa tertipu. Benar saja, kali ini Rosalina hampir saja tertipu. Dia mengikuti seseorang masuk ke dalam mobil. Rosalina kemudian mencium bau tembakau di dalam mobil, dan saat itu barulah dia sadar bahwa orang yang berbicara dengannya bukanlah Calvin. Calvin jarang sekali merokok, mobilnya tidak berbau tembakau."Dia menyamar sebagai kamu. Suaranya, langkah kakinya, bahkan baunya, semuanya mirip denganmu. Kurasa dia pasti sering mengamati kita dari jauh, kemudian sengaja meniru kamu. Kamu ‘kan kadang-kadang memakai parfum pria, cukup dengan mengetahui merek parfum yang kamu pakai saja, masalah aromamu pun mudah mereka atasi," kata Rosalina."Pasti ini ulah kedua bibimu itu. Mereka sering berkeliaran di dekat tokomu.” Calvin menanggapi. Setelah itu, Calvin berjalan mendekati Rosalina dari belaka