Share

Bab 187

Penulis: Anggur
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-30 19:00:01
  “Pak Stefan, aku ada di depan pintu masuk kantornu. Kamu masih belum istirahat? Aku mau jemput kamu untuk makan bersama di tokoku. Kaget nggak? Bahagia nggak?”

Stefan terdiam. Dia memang terkejut tetapi tidak bahagia!

“Pak Stefan?”  panggil Olivia lagi ketika tidak menerima jawaban dari seberang telepon.

Stefan menarik-narik dasinta dan berkata dengan suara rendah, “Aku sudah istirahat, tapi kliennya masih belum balik. Kami sedang membicarakan bisnis dengan klien. Kemungkinan sebentar lagi baru bisa keluar. Gimana kalau kamu balik dulu? Aku nanti ke toko kamu buat makan.”

“Butuh berapa lama lagi? Aku nggak bawa kendaraan ke sini, tadi aku naik taksi. Nggak apa-apa, aku tunggu kamu di depan kantor saja, setelah kamu selesai baru kita ke toko bersama-sama.”

Stefan melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya sambil berkata, “Di seberang kantor ada toko minuman, kamu tunggu aku di sana saja. Aku sebentar lagi jemput kamu di sana.”

Olivia menoleh ke belakang dan melihat ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Thania Thania
iklan nya terlalu banyak dan waktunya sedikit
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 188

    Oliva menunggu Stefan di toko minuman dan merasa tidak enak jika duduk saja. Perempuan itu memutuskan membeli dua gelas minuman mereka dan meminta pelayan toko untuk membungkusnya. Dia memilih tempat duduk yang dekat dengan pintu sehingga bisa langsung melihat mobil Stefan ketika datang.Perempuan itu membawa dua plastik minuman keluar dari toko dan menuju mobil milik Stefan. Dengan senyuman lebar dia melambaikan tangan pada mobil Stefan yang berhenti tepat di depannya.Olivia maju dan membuka pintu samping kemudi kemudian masuk mobil. Dia memasang sabuk pengaman dan mobil tersebut melaju membelah jalan raya.“Kenapa kamu pakai masker hitam?” tanya Olivia.Stefan tidak menjawab dan hanya melepaskan maskernya saja karena sudah menjauh dari kantor. Tidak ada orang yang bisa mengenalnya lagi. Meski ada banyak orang yang belum pernah melihat wujud aslinya, sebaiknya dia lebih berhati-hati.Stefan tidak menjelaskan, Olivia juga tidak lanjut bertanya lagi. Dia hanya bertanya, “Kamu mau minum

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 189

    “Oh iya, ada satu hal yang mau aku sampaikan,” ujar Oliva mengalihkan topik pembicaraan.Olivia berbicara dengan sangat santai dan membuat Stefan tidak bisa menangkap nada marah dari perempuan itu karena diamnya. Entah kenapa sikap Olivia yang tidak marah atau kesal justru membuat perasaan Stefan tidak nyaman.“Tentang apa?”“Nenek bilang dia mau nginap di tempat kita selama dua hari di akhir pekan ini. Jadi nenek minta aku bilang sama kamu karena takut kamu nggak setuju. Kamu kan cucu kandung nenek, kenapa bisa nggak setuju?”Neneknya hanya takut mengganggu mereka berdua saja. Akan tetapi itu hanya di pikiran sang nenek saja, dia dan Stefan tidak ada dunia mereka sendiri, hanya sebuah identitas saja sebagai pasangan suami istri.Siang harinya mereka akan sibuk dengan kesibukan masing-masing dan malamnya juga akan istirahat di kamar mereka sendiri. Kalau ada urusan atau kepentingan saja baru mereka berbicara, jarang sekali mereka ngobrol ngalor ngidul untuk hal yang tidak penting.Dulu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 190

    Obrolan ini tidak bisa dilanjutkan lagi. Olivia tidak berkata apa pun dan hanya duduk diam sambil menatap pemandangan jalan di luar sana. Mereka tiba di toko bersamaan dengan Odelina yang baru saja tiba.“Kak!” panggil Olivia sambil turun dari dalam mobil.Odelina menoleh dan melihat adik serta adik iparnya. Wajah tembamnya tersenyum dan bertanya, “Kamu dan Stefan habis dari mana?”“Aku ajak dia makan siang di sini. Tadi ke kantor Stefan dulu. Kak, gimana? Dapat nggak?”Stefan turun dari mobil dan ikut menyapa Odelina. Kakak iparnya itu tersenyum untuk merespons sapaan Stefan. Ekspresinya terlihat lesu dan sedikit murung.Odelina menggelengkan kepalanya dan berkata, “Masih belum dapat. Aku sudah sebarkan surat lamaran yang cukup banyak tapi belum dapat balasan apa pun. Ada yang langsung menolakku juga.”Dia terdiam sesaat kemudian berkata, “Setelah tahu aku ada anak yang berusia dua tahun, mereka bilang anakku masih sangat kecil dan pasti ada hal-hal yang tidak diketahui. Aku akan muda

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 191

    Setelah selesai makan siang, Odelina bilang dia hendak pulang untuk istirahat sejenak. Ternyata cukup melelahkan juga selama setengah hari sibuk mencari pekerjaan.Dia tidak mendapatkan pekerjaan apa pun, melainkan mendapatkan sebuah tekanan. Odelina ingin pulang dan memperbaiki surat lamarannya dengan memperluas lingkup kerja yang akan dia cari. Siapa tahu dengan begitu dia bisa mendapatkan pekerjaan.“Kak, aku anterin pulang.”Odelina melihat adik iparnya sekilas dan setelah itu Stefan langsung berkata, “Kak, aku balik kantor dulu.”“Iya, hati-hati di jalan,” ujar Odelina mengingatkan. Setelah adik iparnya telah pergi, dia baru menggendong putranya yang sudah terlelap itu untuk masuk dalam mobil Olivia.“Kalau waktu istirahat Stefan nggak panjang, kamu antar ke kantornya saja. Jadi dia nggak perlu bolak balik dan akhirnya nggak bisa istirahat sama sekali.”“Iya, Kak.”Olivia menghidupkan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya. Dia tidak akan pergi ke Adhitama Group lagi. Dia tidak men

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 192

    “Ilmu bela diri dia nggak begitu hebat, keluarganya di Kota Aldimo sama dengan keluarga Adhitama. Sama-sama merupakan keluarga terkaya nomor satu. Demi keamanan, dia hanya bisa membawa anak buah yang banyak. Kamu juga bukan baru tahu tentang ini kan? Kenapa harus terkejut? Atau kamu iri dengan dia? Kamu juga boleh bawa puluhan anak buah setiap hari.”Reiki tidak perlu anak buah sudah bisa melindungi dirinya sendiri dengan kemampuan yang dia miliki. Apalagi tidak banyak orang yang mengetahui identitas aslinya. Kalau dia membawa anak buah, maka akan terlalu menarik perhatian.Suara ketukan pintu menghentikan obrolan mereka.“Pak, kopi yang Bapak minta.”Sekretarisnya meletakkan kopi yang baru selesai diseduh di hadapan Stefan dengan hati-hati. Setelah sekretarisnya keluar, Reiki langsung menggoda Stefan, “Siang tadi pergi mesra-mesraan sama istri, siangnya sudah nggak ada semangat kerja makanya minum kopi?”Ekspresi Stefan menggelap. Mesra apanya? Dia merasa hubungannya dengan Olivia mun

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 193

    “Besok Daniel mengajak kita ketemuan di tempat biasa. Anak itu selalu ajak kita ke Restoran Berkah. Aku akui kalau makanan di sana lumayan. Kalau bukan karena sampingnya adalah Avana Coffeehouse dan aku bisa duduk santai di sana, kemungkinan aku malas untuk ke tempat itu.”“Itu tempat yang dulu sering kita kunjungi. Daniel orang yang gemar bernostalgia.”Dulu sebelum mereka memiliki jabatan yang mereka tempati sekarang, disaat Stefan masih tahap pembelajaran dan bukan seorang direktur dan tidak suka memamerkan kekayaan, tempat makan mereka bertiga biasanya adalah restoran menengah ke atas.Avana Coffeehouse merupakan kafe paling bagus di Kota Mambera. Toko-toko yang ada di sekitarnya baik itu toko baju, tempat makan, rata-rata merupakan tingkat menengah ke atas. Kalau terlalu rendah, maka mereka tidak bisa mendapatkan para klien dari Avana Coffeehouse.Orang-orang yang datang ke café tersebut biasanya merupakan orang-orang pengusaha muda. Mereka tidak akan membuat diri mereka sulit. Bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 194

    Setelah dipikir-pikir lagi, dia duduk kembali ke meja makan dan membuka penutup kotak makan itu lagi sambil menghabiskan sarapan tersebut dalam diam. Sejujurnya, hidup bersama dengan Olivia membuatnya merasakan hidup orang-orang normal lainnya. Stefan bisa merasakan makanan yang jarang dia makan atau bahkan tidak pernah dia cicipi sebelumnya.Setelah menghabiskan sarapannya, Stefan melangkah ke arah balkon dan duduk di atas kursi ayunan. Dia menikmati tanaman yang ditanam oleh Olivia hingga jarum jam menunjukkan pukul sebelas siang.Lelaki itu menerima panggilan telepon dari Reiki yang memintanya segera berangkat. Saat itu barulah Stefan masuk ke kamar untuk mengganti pakaian dan bergegas keluar.Stefan memutuskan untuk tidak mengendarai mobil biasa miliknya itu karena mengingat Olivia sedang pergi bersama dengan kakaknya. Kemungkinan untuk saling bertemu sepertinya sangat kecil sekali. Lelaki itu berangkat dengan menggunakan mobil Rolls-Royce miliknya dengan diiringi oleh beberapa mob

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 195

    Stefan kembali ke tempat duduknya dengan ekspresi tenang seperti tidak terjadi apa pun. Setelah makanan mereka datang, lelaki itu mulai makan dan tidak memedulikan perbincangan kedua temannya. Lelaki itu hanya duduk diam di tempat saja.Dalam kepalanya mulai berputar pemandangan Olivia yang mengambilkan makanan untuk Albert sambil tersenyum lebar.“Stefan, hari ini kamu terlihat aneh.”Daniel menyendokkan makanannya sambil menatap Stefan yang duduk di depannya sambil berkata, “Kenapa kamu makan doang tapi nggak bicara?”Reiki hanya menganggukkan kepalanya menanggapi Daniel. Dengan tenang Stefan berkata, “Aku lapar.”Sarapan tadi dia makan makanan yang tidak dia sukai. Porsinya juga sedikit saja, oleh karena itu dia merasa sangat lapar sekali. Tentu saja ditambah perasaannya yang sedang dalam keadaan tidak baik sehingga dia makan dengan lahap sekali.Olivia mengambil makanan untuk Albert, dia juga tidak mengharapkan perlakuan yang serupa! Memangnya dia ingin? Memangnya dia bisa cemburu?

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3261

    Rubah itu menatap Samuel dengan wajah gelap. Lelaki itu mengangkat tangannya dengan santai dan berkata, "Aku nggak bohong. Sekarang kau memintaku mengambilnya, aku benar-benar nggak ingat di mana menyimpannya. Bagaimana kalau kamu masuk saja, dan bongkar saja rumahku. Lihat kamu bisa menemukannya atau nggak?" "Atau, kamu bisa memeriksaku sampai telanjang untuk melihat apakah aku menyembunyikannya di tubuhku." Rubah itu melompat turun dari tembok. Samuel langsung menegang. Dia merentangkan kedua tangannya, bermaksud menangkapnya, tetapi ketika perempuan itu melompat turun, Rubah tersebut malah menendangnya dengan satu tendangan dan membuatnya mundur beberapa langkah. Akibatnya, Samuel tidak berhasil menangkap perempuan itu. Rubah itu mendarat dengan mantap di depannya. Samuel menghela napas lega. Meskipun dia terkena satu tendangan yang cukup menyakitkan, lelaki itu tampak santai. Dia hanya menepuk-nepuk tempat yang terkena tendangan, seolah ingin menghilangkan bekas jejak kaki. "T

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3260

    “Pak Stefan jauh lebih sibuk dari Pak Samuel. Beliau bahkan punya waktu untuk pacaran dengan Bu Olivia. Masa Pak Samuel nggak bisa luangkan waktu?”Kata-kata si sopir membuat Samuel terdiam. Sesaat kemudian, dia tersenyum dan berkata, “Aku benar-benar nggak tahu di mana dia berada. Aku nggak bisa temukan dia. Aku bisa apa? Aku hanya bisa menunggu. Menunggu kesempatan berikutnya untuk bertemu dengannya.”Si sopir sering mengantar Samuel ke mana-mana. Jadi dia pernah bertemu Rubah satu kali. Dia sangat ingat gadis berbaju merah itu. Saat mengantar Samuel, dia juga pernah mendengar Samuel meminta Reiki untuk bantu menyelidiki gadis berbaju merah itu.“Pak Samuel suka gadis baju merah itu, ya?” tanya si sopir.“Gadis baju merah? Oh, dia pernah pakai baju merah. Setiap kali bertemu dia, warna bajunya selalu berbeda.”“Saya hanya pernah bertemu satu kali, Pak. Karena waktu itu saya baru saja hentikan mobil, Pak Samuel sudah nggak sabar keluar dari mobil dan lari ke arahnya. Saya sempat lihat

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3259

    Setelah menunggu beberapa menit, sopir Samuel datang. Sopir menepi dan menghentikan mobil. Samuel menyuruhnya tidak perlu keluar dari mobil. Samuel membuka pintu mobil sendiri dan masuk ke dalam mobil.Sopir menoleh ke arah Samuel dan bertanya, “Bukannya Pak Samuel keluar bersama seorang perempuan muda?”Setelah duduk di dalam mobil, Samuel menjawab, “Nggak usah cari dia. Aku sudah panggilkan taksi untuk antar dia pulang ke hotel. Jalan saja, kita pulang. Pulang ke rumahku.”Samuel memiliki rumah kecil di kota. Dia ingin pulang ke rumahnya sendiri, bukan rumah neneknya. Tadi pagi dia sudah ke sana.“Saya kira itu pacarnya Pak Samuel,” celetuk si sopir sambil mengendarai mobil.“Bukan, itu temannya Kak Olivia. Aku juga kenal dia baru beberapa bulan. Pacarku masih nggak tahu ada di mana.”Samuel benar-benar tidak tahu di mana perempuan itu. Dia bahkan tidak tahu di mana Rubah tinggal. Rubah pernah datang ke Kota Mambera dan bahkan pergi ke Adhitama Group untuk mencarinya. Begitu dengar k

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3258

    “Kita sudah saling kenal selama tiga bulan lebih. Kamu juga tahu aku olahraga setiap hari,” kata Katarina. “Sangat jarang ada kesempatan seperti sekarang, bisa jalan-jalan santai, lihat pemandangan malam kota besar dan perhatikan orang yang lalu-lalang, berjalan ke arah kehidupan yang berbeda-beda. Demi datang ke Kota Mambera, aku lembur terus dan kerja keras selama setengah bulan. Setelah itu, aku baru bisa luangkan beberapa hari untuk datang ke sini.”Katarina tidak berkata apa-apa lagi. Samuel berkata dengan perasaan bersalah, “Nanti aku bawa kamu pergi makan camilan.”“Oke.”Keduanya berjalan selama beberapa menit, lalu tiba di taman yang dibilang Samuel. Setelah masuk, mereka berkeliling di taman sebentar. Sekitar satu jam kemudian, mereka meninggalkan taman.“Sekarang mau pergi makan?” tanya Samuel kepada Katarina.“Aku baru merasa perutku lebih lega, nggak kekenyangan seperti tadi lagi, sudah lebih nyaman. Kalau makan lagi, nanti nggak enak lagi. Nggak usah, tunda dulu. Tunggu k

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3257

    Samuel merutuk dalam hatinya. Mengapa neneknya dan Katarina sama-sama menyuruhnya untuk tidak menyesal di kemudian hari? Apa yang akan dia sesali? Memangnya dia tidak tahu siapa yang dia sukai dan apa yang dia inginkan? Lagi pula dia bukan anak berusia tiga tahun lagi. Usianya sudah hampir 30, sudah dewasa. Dia tidak akan melakukan apa pun yang akan dia sesali.Apa yang Katarina katakan mirip dengan apa yang dikatakan neneknya. Pantas saja neneknya menyukai Katarina.“Bu Katarina, aku nggak pernah lakukan hal yang buat aku menyesal. Sekalipun keputusan yang aku ambil nggak bagus, aku juga akan hadapi dengan tenang. Nggak akan menyesal.”Katarina tersenyum. “Oke, aku mengerti. Karena kamu benar-benar nggak bisa jatuh cinta padaku, aku juga nggak akan memaksa. Toh, aku bukan nggak ada yang mau. Untuk apa terus ganggu kamu dan jatuhkan harga diriku.”Katarina dibesarkan oleh orang tuanya dengan penuh kasih sayang. Dia adalah harta berharga di mata keluarganya. Bukannya tidak ada yang meng

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3256

    “Di sekitar sini ada taman, nggak? Bawa aku ke taman saja.”Samuel terdiam, lalu berkata, “Jalan sekitar sepuluh menit, nanti sampai di taman. Tamannya nggak terlalu besar, tapi bisa jalan-jalan di sana. Pemandangannya juga cukup bagus. Kalau kamu nggak takut capek, ayo jalan ke sana.”“Nggak takut. Kalau aku nggak sanggup jalan, kamu bisa gendong aku.”“Aku bisa panggil taksi. Gendong kamu pulang? Memangnya aku nggak capek?” tukas Samuel.“Kamu sama sekali nggak bisa perlakukan perempuan dengan baik. Bagaimanapun juga, aku calon istri pilihan nenekmu. Kalau bukan karena kamu mendua, aku sudah jadi calon menantu keempat keluarga Adhitama. Orang bilang pria keluarga Adhitama sangat sayang istri. Jangan-jangan kamu ingin rusak tradisi keluargamu dan jadi pria yang nggak sayang istri. Istri itu bijaksana. Pria yang sayang istri pasti banyak rezeki”Samuel tersenyum tipis, “Yang ada penuh pikiran macam-macam. Aku mau tegaskan satu hal, aku nggak mendua. Kamu memang pilihan nenekku, tapi ki

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3255

    “Aku sama Kak Oliv dan Kak Junia begitu kenal langsung akrab. Nggak perlu sampai harus menjilat.”Samuel terdiam sejenak, lalu berkata, “Karena kamu sudah kembali, kebetulan juga kita papasan, gimana kalau aku temani kamu jalan-jalan santai di luar? Sekalian kita bicarakan masalah kita. Besok aku nggak ke sini lagi. Aku juga sibuk kerja.”Setelah berpikir sejenak, lebih baik mereka bicarakan saja malam ini. Sebenarnya, mereka tidak perlu bicara pun dia sudah tahu jawaban Samuel. Tadi malam Samuel sudah menjelaskan padanya. Namun saat itu, Katarina tidak bilang dia akan menyerah. Mau tidak mau Samuel harus mengajaknya bicara.“Oke, kalau begitu maaf sudah merepotkan Pak Samuel temani aku jalan-jalan. Bagaimana kalau habis jalan-jalan, aku merasa lapar lagi? Habis olahraga, energi terpakai, perut pasti lapar lagi.”“Aku akhirnya mengerti kenapa kamu bisa akrab dengan kakak iparku dan Junia,” kata Samuel.Karena mereka sama-sama tukang makan. Samuel tidak tahu kalau Katarina sangat suka m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3254

    Bisnis suami Shella masih lumayan, bisa bertahan. Shella pasti tidak kekurangan uang. Tidak masalah Shella membawa keluarganya makan di luar tanpa mengajak orang tuanya. Selesai makan, dia malah minta ibunya mentransfer uang kepadanya. Justru aneh kalau Roni tidak marah.“Papa mengerti, Russel. Tunggu Papa sempat, Papa juga bawa Russel pergi makan hot pot, ya. Papa mau bawa mobil dulu. Nggak ngobrol dulu sama Russel. Russel harus dengarkan Tante Oliv, ya.”“Aku sangat patuh, Pa. Papa kerja saja.”Russel sudah selesai mengadu. Dia segera mengakhiri telepon dengan ayahnya. Olivia mendengarkan dari awal sampai akhir. Setelah Russel mengembalikan ponsel kepadanya, dia menyentil kening Russel dengan pelan.“Bocah kecil sudah belajar mengadu, ya,” kata Olivia.Akan tetapi, Shella benar-benar sudah keterlaluan. Hanya saja, itu tidak ada hubungannya dengan Olivia. Olivia tidak ingin ikut campur. Russel mau mengadu. Itu urusan keluarga Pamungkas sendiri.Jika Olivia yang memberitahu Roni, Roni

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3253

    “Papa sudah makan?” tanya Russel.“Papa belum makan. Masih belum lapar. Habis antar dua penumpang lagi, Papa baru pergi makan,” jawab Russel dengan lembut. “Russel sudah makan, kan?”“Sudah. Tante Oliv dan Tante Junia bawa aku pergi makan hot pot. Tadi di tempat makan hot pot, aku bertemu Tante Shella. Kak Aiden panggil aku, tapi Tante Shella tutup mulutnya. Nggak tahu kenapa. Ada kakek dan neneknya Kak Aiden. Mereka ramai sekali. Kalau aku hanya ada Tante Oliv dan Tante Junia, sama Kak Katarina. Kami berempat.”Pada awalnya, Roni tidak terlalu memperhatikan. Dia tersenyum dan berkata, “Russel juga bertemu Tante, ya. Ada salam dengan Tante, nggak?”“Nggak.”Russel menjawab dengan jujur, “Kak Aiden panggil aku, tapi Tante tutup mulut Kak Aiden. Pa, kenapa Tante tutup mulut Kak Aiden, ya?”“Tantemu ... nggak usah pedulikan dia.” Akhirnya Roni sadar. Saat Shella melihat Russel, Shella tidak membiarkan Aiden menyapa pasti karena takut Russel ikut makan. Mereka telah bersaudara selama puluh

DMCA.com Protection Status