Dulu saja, Yenny tidak suka jika keluarga suaminya terlalu memperhatikan Russel, apalagi sekarang dia sedang hamil, ketidaksukaannya itu semakin bertambah. Saat Roni mendengar tentang Yenny, dia tampak tidak bisa duduk dengan tenang dan segera berdiri untuk pergi. Setelah mengantar mantan suaminya, Odelina menutup dan mengunci pintu rumah, merasakan sedikit kepuasan di dalam hatinya. Melihat mantan suaminya kerepotan setelah menikah lagi, sementara hidupnya dan anaknya semakin membaik, adalah bentuk balas dendam terbaik bagi mantan suaminya itu.Semalaman berlalu tanpa kata-kata.Ketika matahari terbit, hari baru pun dimulai.Hari-hari berikutnya, baik Olivia maupun Odelina sama-sama sibuk. Daniel masih setiap hari pergi ke toko sarapan "Makan Sepuasnya", mengirimkan bunga dan berbagai hadiah untuk Odelina. Meskipun Odelina tidak pernah menerima, Daniel tetap bersikeras melakukannya setiap hari.Stefan membantu Russel mendaftar di TK Pusat Mambera. Mulai bulan September, Russel aka
"Tiga bulan pertama itu sangat penting. Kalau kamu mau jalan-jalan, kita bisa melakukannya setelah anak kita lahir. Aku janji akan temani kamu sampai kamu nggak ingin lagi jalan-jalan."Reiki berjanji pada istrinya. Sekarang, yang terpenting adalah bayi di dalam kandungan Junia. Meskipun kondisi fisik Junia sangat baik dan dia baru saja hamil, tapi bagi Reiki lebih baik berhati-hati agar tidak terjadi apa-apa. Reiki tidak berani mengambil risiko. Begitu mengetahui Junia hamil, dia langsung menghentikan perjalanan mereka dan bergegas membawa Junia pulang. Dia bahkan meminjam pesawat pribadi keluarganya.Ketika Bram mendengar tentang kehamilan tersebut, dia sangat memperhatikannya. Begitu Reiki menelepon, dia langsung mengatur pesawat pribadi untuk mengangkut pasangan muda itu pulang.Reiki adalah orang pertama di generasinya yang menikah, dan bayi dalam kandungan Junia adalah generasi pertama berikutnya dari keluarga Ardaba. Seluruh keluarga sangat bersemangat ketika mengetahui tent
Amelia tersenyum, "Kalian berdua bahagia banget, deh. Pas bulan madu sudah hamil saja. Junia, selamat ya, seandainya kami tahu kamu hamil, kami seharusnya bawa tonikum buat kamu.""Oliv dengar dari Stefan, kalian mengakhiri perjalanan bulan madu lebih awal dan pulang. Oliv khawatir, ngajak aku langsung ke sini untuk menjenguk kamu. Kami nggak sempat membeli apa-apa."Junia segera berkata, "Kalian nggak perlu bawa apa-apa kali. Sebelum aku sampai di rumah saja, kerabat Reiki sudah kirim banyak banget tonikum. Aku sampai kaget."Keluarga besar yang kompak itu, ketika sudah mengirim hadiah, bisa sampai membuat Junia terkejut. Sangking banyaknya."Aku padahal ‘kan baru hamil, nggak perlu suplemen berlebihan. Makan tiga kali sehari normal saja sudah cukup. Nggak usah kirimin apa pun, ya. Kasihani aku," kata Junia sambil membuat gerakan memohon, membuat semua orang tertawa.Pelayan membawa buah dan kue.Junia mempersilahkan dua sahabatnya untuk makan kue.Olivia dan Amelia juga tidak sungkan
"Hmm, kalian yang putuskan saja. Kalau ada yang bisa aku bantu, bilang saja." Junia merasa dia tidak banyak membantu, hanya menyumbang uang. Dia merasa agak bersalah.Olivia dan Amelia serempak tertawa dan berkata, "Sekarang kamu fokus urus kandunganmu saja."Junia berkata, "Bisa kok kerja pas hamil. Banyak gitu orang yang tetap bekerja saat hamil dan baru ambil cuti melahirkan saat sudah hampir melahirkan.""Tapi itu orang lain, kamu beda. Kamu sebaiknya hanya di rumah saja, jadi 'harta nasional'." Olivia tertawa, "Pak Reiki khawatir banget, tuh. Bahkan kalau kamu ingin kembali ke toko untuk melihat-lihat, aku rasa Pak Reiki nggak akan setuju."Ketiga wanita itu mengobrol sebentar, kemudian Reiki datang mengetuk pintu. Dia masuk dengan membawa sebuah nampan yang di atasnya ada semangkuk sup. Jelas itu adalah sup ramuan untuk Junia. "Non Oliv, Stefan sudah datang jemput, dia di lantai bawah," kata Reiki sambil berjalan ke arah Olivia.Dia meletakkan semangkuk sup di meja samping tem
"Belum, hehe," jawab Reiki."Aku tadi kasih tahu orang tuaku. Mereka juga sangat bahagia." Reiki baru ingat untuk memberitahu mertuanya saat Junia sedang ngobrol dengan teman-temannya tadi. Keluarga Santoso pasti juga merasa senang mendengarnya."Kasih tahu Papa Mama saja sudah cukup, untuk sementara jangan terlalu heboh sampai semua orang tahu. Tiga bulan pertama kehamilan rentan ada masalah, lebih baik nggak buru-buru pengumuman. Setelah tiga bulan dan kehamilannya sudah stabil, baru kasih tahu yang lain," saran Junia.Reiki mengangguk paham. Dia juga tahu bahwa pada tiga bulan pertama, banyak keluarga yang memilih untuk tidak mengumumkan kehamilan karena risiko keguguran. Jika terlalu cepat mengumumkannya dan terjadi apa-apa, tentu akan menyakitkan bagi semua pihak.Pasangan muda itu membicarakan tentang bayi di dalam kamar, sementara Olivia dan Amelia turun dari lantai atas dan melihat Stefan juga Jonas. Gloria sedang menyambut kedua eksekutif besar itu.Ketika melihat Olivia turu
"Gimana dengan rencana kalian membangun kantor di kampung halamanmu? Sudah dapat ruang kantor untuk disewa?"Stefan mengalihkan topik pembicaraan."Sudah disewa, staf manajemen juga sudah direkrut. Mereka akan mulai kerja Senin depan."Stefan memuji, "Kalian berdua, pemula di dunia bisnis, tapi sudah cukup efisien dalam menyelesaikan urusan."Olivia tertawa, "Itu berkat usaha Amelia. Dia bekerja dengan cepat dan tegas. Cuma saja setelah ada kemajuan, dia suka menyerahkan sisanya sama aku dan nggak urus lagi.""Aku sudah sering bilang Amelia kurang sabar. Sifatnya memang begitu. Dia beruntung bertemu dengan rekan bisnis yang baik hati seperti kamu dan Non Junia, kalau nggak, dia bisa saja tertipu sampai bangkrut."Neneknya memang pandai menilai orang.Bahkan saat Amelia sedang jatuh cinta padanya, nenek Stefan berkata kepadanya secara pribadi bahwa Amelia tidak cocok menjadi menantu keluarga Adhitama.Namun, bahkan tanpa kata-kata neneknya, Stefan juga tidak akan menyukai Amelia.Bagaim
Sebagai pasangan yang telah lama menikah, Olivia mengerti maksudnya.Dia cepat-cepat melirik ke arah sopir dan pengawal yang duduk di kursi penumpang depan, melihat mereka tidak memperhatikan, sopir fokus mengemudi, sementara pengawalnya asyik bermain ponsel.Itulah cara pengawal itu menjaga keselamatannya sendiri.Dia bermain ponsel, menonton video, atau membaca novel, yang bisa mengalihkan perhatiannya sehingga tidak memperhatikan apa yang dibicarakan oleh tuan muda dan nyonya mudanya.Olivia cepat memberikan ciuman mesra pada Stefan.Stefan baru melepaskannya, dengan nada rendah menekankan, "Besok sebelum aku pergi kerja, aku ingin menerima surat cinta yang kamu tulis.""Pasti, pasti," jawab Olivia sambil tersenyum."Jonas juga datang jemput Amelia. Hubungan mereka kayaknya bagus," kata Stefan.Stefan mengangguk, "Mungkin Jonas akan meninggalkan Mambera untuk sementara waktu.""Kenapa? Ada pertemuan bisnis?"Olivia tidak bisa menahan diri untuk bertanya lebih lanjut karena Jonas men
Dengan adanya pesaing cinta, Jonas semakin tidak ingin meninggalkan Mambera. Dia takut jika dia pergi sebentar, saat kembali Amelia sudah menjadi pacar Yogi. "Memang, sih. Sebaiknya kamu pulang untuk temani orang tuamu," kata Amelia dengan pengertian. "Amelia, kamu mau nggak temani aku pulang?" tanya Jonas.Jonas sangat ingin membawa Amelia pulang agar keluarga bisa melihat Amelia. Meskipun keluarganya sudah tahu dia menyukai seseorang di Mambera dan telah melihat foto Amelia, mereka belum pernah bertemu dengan Amelia secara langsung. Amelia, yang biasanya berani dan blak-blakan, merona karena pertanyaan Jonas. Dia berkata, "Kita belum resmi, terlalu cepat untuk ketemu orang tuamu.""Kamu harus melewati tantangan dari ibuku dulu ... setelah berhasil, kapan saja aku siap kamu bawa pulang untuk bertemu orang tuamu." Jonas tampak kecewa, tapi segera semangat lagi dan tersenyum hangat, "Aku berharap hari itu nggak terlalu lama. aku pasti bisa melewati tantangan dari tante."Pelayan ke
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela