Yanti berkata, "Entah gimana sih selera dia itu. Anakku hebat gitu dia nggak suka. Memangnya mau menikah dengan siapa lagi?" "Memangnya perempuan yang bercerai harus menikah lagi? Menurutku Odelina benar-benar kecewa, dia nggak akan mudah untuk menerima perasaan baru. Jika pun Daniel nggak menyerah, mungkin butuh bertahun-tahun untuk meluluhkan hati Odelina. Mungkin nanti bukan kamu yang menghalangi mereka, tapi malah kamu yang memohon Odelina untuk bersama anakmu." Yanti tampak kesal. "Aku nggak akan pernah memohon sama Odelina untuk jadi sama Daniel, kecuali jika hujan merah turun dari langit." Darius dalam hatinya berpikir, “Bicara terlalu pasti nanti malah kena batunya. Siapa tahu nanti Yanti malah yang harus menciptakan "hujan merah" untuk memohon pada Odelina agar menikah dengan anaknya.”Di mal, Daniel menjaga Russel dengan pikiran yang terganggu. Dia ingin menemui ibunya dan Odelina, ingin tahu apa yang mereka bicarakan. Apa Odelina jadi akan semakin tidak menerima perasaann
“Mama lagi ada urusan, sebentar lagi balik, kok.”Daniel berbohong. “Kita tunggu Mama di luar, yuk.”Russel setuju.Daniel menggendong Russel turun ke lantai satu, kemudian bertanya lagi, “Russel mau makan apa? Om Daniel beliin.”“Makasih, Om Daniel. Tapi aku punya banyak banget cemilan di rumah. Nggak perlu beli lagi.”Sekarang Russel kebanyakan bermalam di rumah tantenya. Pagi harim, baru kemudian Russel diantar ke sekolah oleh Dimas. Hanya saat keesokan harinya tidak perlu ke sekolah, barulah Russel tinggal bersama ibunya. Tante dan omnya sangat menyayangi Russel. Mereka membelikan Russel banyak sekali cemilan. “Yang ada di rumah tante, ya itu buat di rumah tante, Yang sekarang, Om Daniel yang beliin Russel. Russel kasih Om kesempatan buat show off, dong.”Russel memandangi Daniel. Dia tidak begitu mengerti dengan kalimat Daniel itu. Daniel tidak menjelaskan lebih lanjut. Dia malah bertanya, “Russel, kamu pernah nggak kepikiran jadiin Om Daniel sebagai papa kamu?”“Aku punya Pap
Daniel tak tahu harus berkata apa.Anak kecil ini, sungguh keras kepala."Russel."Odelina juga melihat kedua orang itu. Dia berjalan mendekat.Daniel, yang khawatir, mengingatkan Russel sekali lagi, dengan tegas meminta Russel untuk tidak mengatakan apa-apa. Namun, seolah tidak mendengar peringatannya, Russel melepaskan diri dari pelukan Daniel, dan berlari kecil menuju ibunya."Mama."Ketika Russel mendekat, Odelina menggenggam tangan kecilnya dan tersenyum bertanya, "Russel nggak mau main lagi?""Nggak mau, aku mau pulang.""Oke deh, kita pulang."Odelina melihat Daniel mendekat dan dengan sopan mengucapkan terima kasih, "Pak Daniel, terima kasih sudah bantu saya jagain Russel, ya.""Nggak perlu berterima kasih. Aku senang kok bantu jaga Russel."Daniel mengelus kepala Russel dan berkata, "Russel anak manis, gampang jagainnya."Odelina tersenyum, lalu berkata kepada Daniel, "Pak Daniel, Russel ingin pulang, jadi kami sekarang mau pulang dulu."Daniel segera berkata, "Aku antar kal
Daniel merasa canggung akibat ocehan Russel, begitu pula Odelina.Odelina menoleh ke arah Daniel. Daniel tersenyum canggung pada Odelina.Odelina kehabisan kata-kata, dia diam. Dia sedang memikirkan bagaimana sebaiknya menjawab pertanyaan Russel."Mama." Suara Russel terdengar lagi."Mama nggak setuju?""Russel."Odelina berbicara dengan lembut, "Russel sudah punya Papa. Om Daniel adalah Om Daniel, jadi akan selalu seperti itu.""Odelina," Daniel memanggilnya."Pak Daniel, Russel masih kecil. Dia masih belum ngerti, jangan bicarakan hal seperti ini sama dia. Kehidupan saya, juga bukan sesuatu yang bisa Russel putuskan."Odelina mengucapkan kalimatnya dengan sangat serius."Odelina, aku salah. Aku nggak seharusnya ngomong kayak gitu ke Russel sekarang. Tapi, Odelina, perasaanku sama kamu tulus, begitu juga dengan Russel, aku akan menyayanginya seperti anak kandungku sendiri,” ucap Daniel tulus. "Pak Daniel, saya sudah bilang, sekarang saya nggak mau mempertimbangkan soal cinta."Odeli
Russel sangat keras kepala.Sama seperti ketika saat Roni mengatakan hal buruk tentang Daniel di hadapannya. Russel bersikeras bahwa Om Daniel bukan orang jahat. Meskipun yang mengatakan itu adalah ayahnya, Russel tetap tidak mengubah pandangannya tentang Om Daniel.Orang baik adalah orang baik, orang jahat adalah orang jahat. Russel tidak bisa mengatakan orang jahat itu baik, dan tidak bisa mengatakan orang baik itu jahat."Mama bukan lagi nggak senang, kok, Sayang. Mama cuma lagi kepikiran sesuatu," kata Odelina sambil tersenyum. "Lihat, Mama senyum ‘kan sekarang."Russel pintar dan sensitif. Saat melihat ibunya tersenyum, dia pun percaya pada kata-kata ibunya. "Mama, apa benar Om Daniel ingin menikahi Mama? Jadiin Mama istri?"Setelah tenang, Russel bertanya kepada Odelina tentang topik ini lagi.Odelina terdiam lagi.Daniel ternyata benar-benar telah berbicara tentang segala hal itu dengan Russel.Russel masih sangat kecil, dia mengerti apa?Meskipun Russel bisa menerima Daniel se
Saat keluar dan melihat pipi Olivia dicium Russel, dia cemburu!Stefan menggendong Russel masuk ke dalam rumah sambil berbicara dengannya. “Om Stefan mau ngomong apa sama Russel?”Russel penasaran. Kemudian, Om Stefan berbicara panjang lebar kepadanya. Russel diam. Banyak hal yang tidak Russel pahami dari ucapan Stefan. Russel hanya mengerti satu hal. Om Stefan-nya bilang bahwa Russel adalah laki-laki. Dia tidak boleh sembarangan mencium pipi tantenya. Tapi, itu Tante Oliv-nya. Tante Oliv saja bisa mencium pipi kecilnya.Akhirnya, di pikiran Russel hanya ada satu kesimpulan: dunia orang dewasa itu sangat rumit dan sulit dipahami.Kata-kata Stefan kepada Russel membuat Olivia tidak bisa berkata-kata. Olicia hanya bisa berkata pada suaminya, "Sayang, kamu bawa Russel ke atas, ya. Mandi.""Sip. Oke."Stefan membawa Russel ke lantai atas, sambil berkata kepadanya, "Malam ini Om yang akan mandiin Russel.""Aku mau mandi mau bawa mainan.""Boleh, bawa pistol airmu.""Oke." Mereka berjal
"Oliv, memang kita ini sekandung, ya. Haha. Aku juga menentang Yanti dengan cara yang sama, loh. Kakak bilang, kenapa aku yang harus pergi? Kenapa aku yang harus berkorban?""Menurutku menghindar justru nggak akan menyelesaikan masalah, Kak. Kakak, jangan pindah dari sana. Toko Kakak sudah lama ada di sana. Susah payah Kakak mencari pelanggan tetap. Kalau Kakak pindah, berarti Kakak harus mulai dari awal lagi.""Selama Kakak jaga hati, nggak tergoda sama Daniel, apa pun yang dia lakukan nggak akan ada gunanya. Kalau Kakak ikuti permintaan Yanti dan membawa Russel pergi dari Mambera, mungkin Pak Daniel malah nggak akan bisa melupakanmu seumur hidupnya. Dia mungkin juga akan mencari kalian berdua selamanya.""Kalau dia mengejar kamu terus nggak dapat respons, ditambah dengan ibunya yang terus menghalangi, kurasa dengan berjalannya waktu, dia akan menyerah dan membiarkanmu hidup tenang."Odelina juga berpikir demikian.Kepergiannya tidak akan menyelesaikan masalah.Pendapat adiknya sama d
"Oke, entar aku kasih tahu Stefan."Olivia tidak memaksakan untuk membayar biaya sekolah Russel.Yang penting kakaknya mau Russel masuk ke TK Pusat Mambera dan kakaknya mampu membayar biaya sekolah itu sendiri.Seperti kata Odelina, Russel adalah anaknya. Biaya sekolah Russel ya memang seharusnya dibayar oleh dia sendiri.Jika Odelina tidak mampu membayar biaya sekolah, kakaknya juga tidak akan ingin Russel masuk ke TK Pusat Mambera.Olivia sangat memahami kakaknya.Meski sekarang dia adalah menantu dari keluarga Adhitama yang kaya raya, kakaknya tetap bersikeras mandiri dan tidak pernah meminta bantuan finansial darinya.Kakaknya selalu khawatir meminta uang akan mempengaruhi posisi Olivia di keluarga suaminya.Olivia bukan tipe orang yang selalu menggunakan uang untuk membantu keluarganya; dia lebih percaya pada prinsip memberikan kemampuan daripada hanya memberikan bantuan."Oliv, terima kasih, karena ada kalian berdua, garis start Russel jadi bisa unggul dari orang lain."Odelina s
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela