“Beli tanah dan bangun sendiri butuh waktu lebih lama. Kita sewa kantor dulu, kalau ada lokasi bagus, kita baru beli dan bangun sendiri,” kata Olivia.“Boleh juga. Kita harus beritahu Junia tentang hal ini. Kamu atau aku yang kirim pesan ke dia?”Amelia bertanya pada Olivia. Tanpa menunggu Olivia menjawab, dia tertawa dan berkata, “Kamu saja yang kirim. Kamu dan Junia sudah berteman lebih dari sepuluh tahun. Sekalipun kamu ganggu bulan madu dia dan Reiki, Reiki nggak akan berani marah sama kamu.”Olivia juga tertawa, “Oke, nanti malam aku telepon dia.”“Lihat Junia posting story setiap hari, aku benar-benar jadi iri padanya,” kata Amelia.“Aku juga iri. Stefan bilang setelah kami adakan resepsi pernikahan kami, dia juga akan bawa aku pergi bulan madu.”“Aku sudah bosan bilang iri. Sejak bergaul dengan kalian, setiap hari aku dibuat jengkel karena hanya bisa lihat kemesraan kalian.”Olivia tertawa, “Kebahagiaanmu juga nggak jauh lagi, kok. Pak Jonas kasih kamu bunga dan surat cinta seti
Amelia tertawa dan berkata, “Hari ini dia sangat sibuk. Selain kasih aku bunga dan surat cinta seperti biasa, dia hanya kirim beberapa pesan. Kakak iparnya sebentar lagi akan melahirkan. Dia bilang dia mau urus semuanya secepat mungkin, lalu pulang ke Kota Aldimo.”Olivia bergumam, lalu berkata, “Mulan hamil anak kembar, anak kembar sering kali lahir lebih awal. Dia pernah bilang ke aku hari perkiraan lahirannya di sekitar bulan Juni. Sekarang sudah pertengahan Mei, sebentar lagi, sih.”Begitu membicarakan soal anak, Amelia ingin bertanya apakah Olivia sudah hamil. Namun, dia segera mengurungkan niatnya itu. Sekarang Olivia terlalu sibuk dengan pekerjaannya, perhatiannya jadi teralihkan. Makanya Olivia tidak memikirkan soal kehamilan lagi. Kalau Amelia mengungkit hal itu, Olivia akan kembali merasa sedih.“Nanti aku mau jemput Stefan pulang kerja, nggak bisa temani kamu makan.”Amelia yang pengertian berkata, “Baiklah kalau begitu. Bagaimana kalau aku juga pergi ke perusahaan Jonas jem
Mereka tidak bisa melihat Rosalina hidup enak. Rosalina telah mengambil alih Siahaan Group. Odelina tahu karena Stefan yang memberitahunya.Rosalina juga tahu kalau siasatnya tidak bisa disembunyikan dari keluarga Adhitama. Oleh karena itu, dia tidak menyembunyikannya saat bicara dengan Olivia.“Nggak akan ada yang bisa ambil barang milik aku dan adikku,” kata Rosalina.Rosalina tidak akan mengambil semua yang ada di keluarga Siahaan. Setelah adiknya dewasa dan bisa mengurus dirinya sendiri, Rosalina akan memberikan bagian milik adiknya. Kalau soal Giselle, Rosalina sama sekali tidak pernah mempertimbangkannya.“Kalau kamu butuh bantuan, bilang saja. Kami pasti akan bantu sebisa mungkin,” kata Olivia.“Terima kasih. Untuk saat ini, aku bisa atasi sendiri. Ada Kak Doni yang bantu aku.” Selain itu, ada Calvin.Rosalina berusaha semaksimal mungkin untuk melepaskan diri dari Calvin. Dia tidak ingin berutang budi pada pria itu. Namun, dia harus mengakui kalau tanpa Calvin, akan ada lebih ba
“Rosalina.”Sorot mata Calvin yang menatap bibir merah Rosalina menjadi kian membara. Rosalina tidak bisa melihatnya, tapi dia bisa merasakan perubahan pada pria itu.Suara Calvin menjadi lebih pelan dan serak saat memanggil namanya. Pria itu ingin mengambil keuntungan darinya lagi. Begitu menyadari hal tersebut, Rosalina segera mundur.Tangannya masih memegang buket bunga uang besar yang diberikan secara paksa oleh pria berandal itu. Karena mundur dengan tergesa-gesa, Rosalina tidak sengaja menabrak sebuah pot bunga.Tepat ketika Rosalina akan jatuh, sepasang tangan yang kuat datang menyelamatkannya. Calvin cepat-cepat melingkarkan tangannya di pinggang Rosalina dan menariknya kembali lalu memeluknya dengan erat.Pelukan yang kosong kini terisi sosok perempuan yang lembut, hangat dan harum. Rasanya sangat nyaman.Begitu sadar, Rosalina segera meronta dan berkata dengan suara pelan, “Calvin, lepaskan aku.”Masih ada karyawan di toko bunga. Dua karyawan toko dan dua pengawal sedang meli
Calvin menarik Rosalina kembali ke kasir dan menyuruhnya duduk, lalu berkata, “Aku pergi masak dulu.”Rosalina tercengang, “Kamu benar-benar masak sendiri?”Rosalina sengaja berkata seperti itu barusan karena ingin Calvin mengerti. Rosalina buta, banyak hal yang menyulitkannya dalam hidup. Rosalina hanya akan menjadi beban bagi Calvin jika mereka bersama. Oleh karena itu, Rosalina ingin membuat Calvin mundur.“Biar kamu coba masakanku.”Calvin membungkuk dan berbisik di telinga Rosalina, “Orang bilang cinta itu berawal dari perut naik ke hati. Kenapa aku nggak kepikiran dengan cara ini?”“Calvin, apakah aku benar-benar pantas?”“Pantas.”Rosalina tidak mengatakan apa-apa lagi.“Kamu boleh pegang buket bunga ini dan pamer ke orang lain. Kamu mau bongkar buketnya juga boleh. Tapi jangan kembalikan uang itu padaku. Kalau nggak, aku bakal marah banget. Kamu sudah rasakan akibatnya kalau aku marah.”Rosalina lagi-lagi diam membisu. Semakin lama dia semakin tidak berdaya menghadapi berandal
Kakak sepupu tertua Rosalina memberi perintah. Adik serta saudara sepupu lainnya segera beraksi. Mereka menjatuhkan pot bunga kecil di rak Rosalina.“Apa yang kalian lakukan?” Rosalina berdiri dan bertanya dengan tegas.Baim, kakak sepupunya datang sambil marah-marah, “Apa yang kami lakukan? Orang buta, kamu jahat, jangan salahkan kami nggak berbaik hati padamu. Kalian semua terus hancurkan toko ini!”“Cih, kamu masih sibuk hitung uang. Setelah putuskan sumber penghasilan kami, kamu masih saja hitung uang,” ujar Baim sambil tertawa sinis.Pada saat dia melihat buket bunga dari uang kertas, dia langsung mengulurkan tangan dan mengambil buket itu tanpa pikir panjang.Namun hanya dalam sekejap, buket bunga uang itu dirampas kembali dari tangan Baim. Bukan Rosalina yang mengambilnya kembali, melainkan Calvin.Baik keluarga Ciugito maupun keluarga Gunawan tahu kalau Calvin naksir Rosalina dan sedang mengejar Rosalina. Jika bukan karena Calvin, gabungan keluarga Ciugito dan keluarga Gunawan
Kemudian, Calvin meletakkan kembali buket uang yang direbutnya dari Baim ke tangan Rosalina lagi sambil berkata dengan suara lembut, “Rosalina, kamu lanjutkan saja hitung uang. Sebentar lagi makanan siap. Kamu nggak usah pedulikan orang-orang itu. Ada aku di sini, sekalipun langit runtuh, aku juga akan menopangnya untukmu.”Usai berkata pada Rosalina, Calvin memelototi Baim lagi, “Kamu nggak tahu kalau Rosalina tunanganku? Berani-beraninya kalian ganggu tunanganku. Nyali keluarga Ciugito besar juga, ya!”Kata-kata yang Calvin ucapkan bercampur dengan ancaman dan intimidasi.Ekspresi Baim seketika berubah drastis, dia pun segera berkata, “Pak Calvin, salah paham. Semua ini hanya salah paham. Ka-kami sudah tahu kami salah. Kami kakak sepupu Rosalina, mamaku tantenya Rosalina. Kami semua satu keluarga.”Calvin mendengus sinis, “Rosalina nggak butuh saudara seperti kalian.”Rosalina memiliki hubungan yang baik dengan tante bungsunya. Tante itu juga yang telah menyelamatkan nyawa Rosalina.
“Pak Calvin, kami mungkin nggak bawa uang tunai sebanyak itu.” Baim bertanya, “Boleh nggak pakai transfer saja?”“Di seberang ada bank. Kalian pasti bawa ATM, kan? Kalian ke sana ambil uang tunai saja. Rosalina sudah bilang, dia mau uang tunai. Kalau begitu, kalian harus bayar pakai uang tunai.”Di bawah intimidasi Calvin, Baim tidak punya pilihan selain meminta sepupunya dari keluarga Gunawan pergi ke bank di seberang untuk menarik uang tunai sebanyak 40 juta.Setelah itu, beberapa dari mereka mengeluarkan semua uang tunai di dompet mereka hingga terkumpul 45.600.000.“Rosalina, ini ganti rugi dari kami.”Baim menyerahkan setumpuk uang tunai ke depan Rosalina. Rosalina mengambil uang itu dan segera menghitungnya.Sesaat kemudian, Rosalina berkata, “Uangnya pas, kalian masih ada urusan lain? Kalau nggak ada, kalian boleh pergi.”Beberapa orang itu saling melihat satu sama lain. Pada akhirnya, semua mata tertuju pada Baim. Karena Baim yang tertua di antara mereka. Baim yang memimpin mer
Yuna menangis sejadi-jadinya di depan nisan adiknya. Namun, tidak peduli seberapa keras tangisnya, dia tidak dapat menghidupkan kembali adiknya. Satu hal yang bisa dia lakukan hanyalah menjadi sosok ibu bagi kedua keponakannya dan memberikan mereka lebih banyak kasih sayang.Yuna dan adiknya mengalami masa kecil yang tragis. Kemudian, keduanya dipisahkan oleh dua alam yang berbeda. Setelah mengetahui penyebab kematian orang tuanya, Yuna sangat membenci Patricia.“Kalau nggak ingin orang tahu apa yang kamu lakukan, lebih baik nggak usah lakukan. Dia akan membayar harga atas semua perbuatannya,” ujar Setya dengan penuh kebencian.“Benar, Om. Dia akan bayar harga atas semua yang telah dia lakukan.”“Aku yang nggak berguna. Aku nggak punya banyak bukti. Hanya ada sedikit. Karena orang-orang yang tahu masalah ini sudah mati semua, jadi sulit untuk memberatkannya dengan bukti yang sedikit ini.” Usai berkata, Setya kembali menyalahkan dirinya sendiri dan menangis.“Aku nggak peduli ada bukti
Tahun lalu, Setya baru saja kembali dari gerbang kematian. Setelah mendengar perkataan Panca, Setya pun berusaha menenangkan dirinya. Dia menganggukkan kepala kepada teman-temannya, lalu berkata kepada yuna, “Non Yuna, aku akan berusaha tetap hidup. Sampai kalian membalaskan dendam orang tuamu, agar Bu Patricia terima hukuman atas perbuatannya. Kalau nggak, aku nggak bisa mati dengan tenang.”“Ini juga salahku. Selama bertahun-tahun, aku nggak bisa membalaskan dendam orang tuamu. Aku juga nggak bisa temukan keberadaan kamu dan adikmu.”Kalau saja Setya menemukan Yuna dan Reni lebih awal, Reni tidak akan meninggal secepat ini. Setya gagal melindungi kepala keluarga Gatara sebelumnya, juga gagal melindungi kedua putri kepala keluarga Gatara sebelumnya. Setya merasa sangat bersalah.Setya yang telah menjalani pelatihan khusus menjadi asisten terpercaya kepala keluarga Gatara. Dia telah melakukan banyak hal untuk kepala keluarga Gatara. Namun pada akhirnya, dia gagal melaksanakan dua hal t
Yuna memanggil pria itu Setya, adik Yuna juga ikut memanggilnya dengan nama itu. Setiap kali Yuna dan adiknya memanggil Setya, pria itu selalu menjawab sambil tersenyum.Dalam ingatan Yuna yang samar-samar, orang tuanya dan Setya sangat sibuk. Namun, kesehatan ibunya kurang baik, jadi ibunya sering meminta bibinya yang tidak lain adalah Patricia untuk melakukan sesuatu.Sekarang kalau dipikir-pikir, justru karena ibunya Yuna sakit. Jadi ibunya Yuna mau tidak mau sering minta Patricia mengurus perusahaan dan urusan keluarga, sehingga timbul keinginan di dalam hati Patricia untuk merebut kekuasaan.Patricia pasti merasa dia telah berbuat banyak, tapi semua orang tetap berpihak pada ibu Yuna. Oleh karena itu, Patricia ingin mengambil alih. Karena dia mengira hanya dengan menjadi kepala keluarga, semua orang akan sepenuhnya berpihak padanya.“Huh ....”Syuna memanggil Sety, Setya menghela napas sambil menahan air matanya. Keduanya sama-sama tidak memiliki kesan mendalam terhadap satu sama
Stefan tertawa pelan. “Oke, asal kamu nggak berebut dengan tantemu untuk dapat perhatian, sebenarnya kamu akan merasa sangat bahagia. Ada begitu banyak orang yang sayang sama kamu. Cepat gosok gigi dan cuci muka. Habis itu ambil tasmu dan turun untuk sarapan dulu. Nanti om sopir yang antar kamu ke sekolah. Om dan tantemu ada urusan, nggak bisa antar kamu.”Russel memanyunkan bibir lagi. Namun pada akhirnya, dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia pun pergi mencuci muka dan menggosok gigi dengan tenang. Sedangkan Stefan kembali ke kamarnya untuk membangunkan Olivia. Dia memberitahu Olivia kalau Dokter Panca membawa asisten nenek Olivia ke rumah keluarga Sanjaya.Olivia langsung bangun dan mandi secepatnya. Selesai ganti baju, dia bergegas turun bersama suaminya. Di sisi lain, Aksa juga telah membangunkan orang tuanya. Begitu mengetahui kedatangan para pria tua dan salah satu di antaranya adalah guru Kellin, Yuna langsung keluar dari kamar. Namun, suaminya segera menghentikannya.“Yuna, k
Mereka berdua sedang bertelepon, tapi Stefan malah bilang kalau dia tidak bicara dengan Aksa. Karena Aksa tahu Stefan pasti sedang mengurus Russel, Aksa pun tidak marah.“Oke, kamu bisa bicara sekarang.” Stefan akhirnya bicara dengan Aksa.Kalau bukan karena tahu Olivia masih tidur saat ini, Aksa sungguh tidak ingin menelepon Stefan. Dengar saja nada bicara Stefan, sangat menjengkelkan, bukan? Seolah-olah Aksa akan melapor ke Stefan saja.Aksa pun berkata sambil menahan amarahnya, “Dokter Panca bawa asisten nenekku datang ke sini. Selain mereka berdua, ada beberapa pak tua lainnya. Mereka mungkin para master yang menguasai dunia beberapa puluh tahun yang lalu. Kamu bilang sama Olivia. Kalau kamu bisa datang, kamu temani Olivia datang ke sini sebentar.”“Dokter Panca?” Stefan spontan mengerutkan kening. “Kamu yakin orang itu Dokter Panca?”“Aku nggak yakin. Makanya aku suruh Jonas datang. Jonas pernah bertemu dengannya. Tapi aku rasa mereka nggak akan berbohong. Nggak akan ada yang bera
Panca mewakili Setya menjelaskan alasan sebenarnya mengapa Setya tidak mampu membalaskan dendam kepala keluarga Gatara sebelumnya selama puluhan tahun. Setya terbawa emosi. Air mata mengalir di wajahnya yang penuh kerutan. Dia merasa sangat bersalah kepada kepala keluarga Gatara.Begitu mengalami pergolakan emosi, Setya terbatuk-batuk lagi. Panca bergegas mengeluarkan obat yang selalu dibawanya. Dia mengeluarkan dua butir pil dan menyuruh Setya menelan pil itu.“Kamu yang tenang. Kamu masih belum bertemu dengan Yuna,” kata Panca.Yang lain juga terus menenangkan Setya, memintanya untuk tetap tenang. Setelah minum obat dan air, Setya terlihat sedikit lebih tenang.Aksa juga terlihat sangat tegang, khawatir dengan kondisi pria tua itu. Aksa tidak pernah bertemu Panca, tapi dia tahu kemampuan dokter tua itu. Kellin adalah murid terbaik Panca. Kellin menyembuhkan mata Rosalina. Panca sendiri sudah seperti besan dengan keluarga Junaidi.Sedangkan keluarga Sanjaya juga menjadi besan keluarga
Wajah pria tua itu penuh kerutan. Berdasarkan gambaran berdasarkan ingatan Yuna, hanya mirip sekitar 30 persen. Tidak heran Bram tidak bisa menemukannya.Yuna tidak mengingat orang itu dengan jelas. Meskipun orang yang di gambar tampak nyata, jika sejak awal gambarnya sudah salah, tetap saja tidak ada gunanya. Tidak peduli seberapa bagus keterampilan orang yang menggambarnya. Lantas, apakah pria itu adalah asisten serba bisa neneknya Aksa?“Maaf, Bapak-Bapak sekalian namanya siapa, ya?” tanya Aksa.“Siapa nama kami nggak penting. Sudah puluhan tahun nggak ada yang tanya nama kami. Kami juga hampir nggak ingat lagi nama lengkap kami sendiri.” Orang yang berbicara adalah Dokter Panca.“Pak Aksa, aku adalah seorang dokter tua, sudah praktik sebagai dokter selama puluhan tahun. Orang-orang panggil aku Dokter Panca. Kellin adalah muridku. Pak Aksa mungkin pernah dengar nama muridku.”Dokter Panca yang pertama memperkenalkan diri. Di usia Aksa, dia pasti tidak mengenal Dokter Panca. Dia mung
“Tentu saja,” kata Tiara sambil tersenyum. “Kalau bisa jadi teman dekat istri Bram, itu sama saja dengan jadi teman dekat Bram.”Sebagai menantu keluarga Sanjaya, Tiara tidak perlu mencari muka di depan orang lain, apalagi menjilat. Akan tetapi, dia harus berteman dengan istri Bram. Karena akan ada saatnya mereka membutuhkan keluarga Ardaba.Misalnya sekarang, jika mereka membutuhkan keluarga Ardaba, mereka harus melalui Stefan baru bisa mendapatkan bantuan keluarga Ardaba. Dalam lingkaran pertemanan nyonya-nyonya keluarga kaya, paling hanya satu dua yang benar-benar jadi teman sejati. Kebanyakan dari mereka berteman karena ada tujuan lain. Saling memanfaatkan satu sama lain.“Kamu cepat turun dan lihat mereka penipu atau bukan,” kata Tiara sambil menidurkan anaknya. “Ini anak sebentar lagi juga tidur. Aku juga tidur sebentar lagi. Nggak usah bangunkan aku untuk sarapan. Kamu sarapan dulu baru pergi kerja.”“Oke.”Aksa mendekat, lalu mencium wajah istrinya. Kemudian, dia menyentuh waj
Bayi cepat lapar tapi juga cepat kenyang. Setelah perut kenyang, dia pun berhenti menangis. Aksa menyerahkan si bayi kepada Tiara dengan hati-hati. Kemudian, dia menelepon Bram dan menanyakan apakah Bram mendapat informasi tentang asisten itu.“Kami sudah cari sekian lama, tapi masih belum dapat informasi apa pun. Pak Aksa, aku rasa orang yang kalian cari sudah meninggal,” kata Bram dengan tidak enak hati.Banyak orang tua yang berusia 70 atau 80 tahun. Namun, jarang orang yang bisa hidup sampai usia 90 tahun. Orang tua yang dicari Yuna usianya hampir seratus tahun. Bram menduga orang itu sudah tidak hidup lagi. Selain itu, kejadian itu terjadi puluhan tahun yang lalu. Bram hanya mendapat sedikit informasi.Itu juga menjadi masalah besar bagi mereka untuk mencari orang. Yuna bahkan sudah tidak mengingat siapa nama orang itu. Dia hanya ingat saat dia masih kecil, dia selalu memanggil orang itu paman. Namun, Yuna tidak tahu namanya. Bagaimana Bram bisa mencari orang itu?Keluarga Ardaba