Share

Bab 1557

Author: Anggur
Rosalina merupakan calon istri pilihan Sarah untuk Calvin. Oleh karena itu, Milla menjadi jauh lebih memperhatikan keadaan keluarga Siahaan. Dia sedikit penasaran kenapa kedua tantenya Rosalina bisa tiba-tiba datang.

Saat kedua tantenya Rosalina masuk ke rumah, Milla sudah selesai sarapan dan tengah duduk di sofa sambil membaca majalah. Pak Bahri yang langsung membawa mereka berdua menemui Milla.

“Bu, Bu Cahaya dan Bu Intan datang.”

Milla mengangguk sambil menutup majalah yang dia baca. Setelah itu dia bangkit berdiri dan tersenyum pada kedua orang tersebut.

“Bu Milla,” sapa kedua perempuan itu. Mereka berdua berjanjian untuk datang, tetapi justru berakhir harus menunggu di luar selama beberapa jam. Salah mereka juga karena datang terlalu awal. Mereka pikir Milla sama seperti mereka yang harus bangun pagi untuk menyiapkan sarapan.

Ternyata Milla justru baru bangun!

“Silakan duduk,” ujar Milla mempersilakan mereka.

Cahaya menarik adiknya mendekat dan memperkenalkan dirinya, “Bu, saya ta
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1558

    Intan ikut menimpali, “Benar, dia nggak pantas dan sepertinya keluarga Adhitama juga nggak akan menerima orang buta, kan? Dia bahkan sudah melakukan hal kurang ajar dengan menggugat ibu kandungnya sendiri. Sikapnya itu semakin membuatnya nggak pantas untuk Calvin.”Ternyata kedatangan mereka untuk hal ini. Milla akhirnya mengerti dengan tujuan kedatangan mereka. Kedua perempuan ini tidak bisa melihat hubungan Calvin dan Rosalina yang harmonis dan ingin merusaknya.Apakah mereka berdua sungguh tante kandungnya Rosalina?“Itu pandangan kalian terhadap hubungan keponakan kalian, Rosalina dengan Calvin?” tanya Milla dengan senyuman yang mulai lenyap.“Kalian beranggapan Rosalina nggak pantas dengan anak saya? Kalian menganggap sikapnya buruk? saya sudah mendengar cerita tentang gugatannya terhadap ibu kandungnya. Saya dengar kalau ayah kandungnya mati di tangan ibunya. Dia membunuh keluarga sendiri demi keadilan, seharusnya lukanya lebih parah.”“Saya merasa kalian yang menjadi tantenya se

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1559

    Setelah Milla selesai berbicara, dia menatap kedua perempuan di hadapannya yang terdiam. Mereka menangkap maksud Milla yang mengatakan bahwa dia tidak keberatan dengan Rosalina yang tidak bisa melihat.Mereka pernah mendengar tentang para orang tua keluarga Adhitama yang berpikiran terbuka. Namun mereka tidak menyangka akan sampai pada tahap seperti ini.Calvin begitu luar biasa, lelaki itu suka dengan orang buta tetapi ibunya tidak keberatan. Apakah mertua dari kalangan konglomerat begitu berhati besar?“Ada yang ingin disampaikan oleh Bu Cahaya dan Bu Intan?” tanya Milla dengan santun.“Kalau nggak ada lagi, saya juga nggak menahan kalian lagi karena saya harus keluar,” lanjut Milla sambil mengusir secara halus.Dengan cepat Cahaya berkata, “Kami nggak ada apa-apa lagi, karena Bu Milla nggak keberatan dengan perempuan yang nggak bisa melihat, maka kami juga nggak akan ikut campur. Maaf sudah merepotkan Ibu.”Setelah mengatakan itu dia bangkit berdiri bersamaan dengan Intan. Keduanya

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1560

    “Aku tebak saja. Kemarin malam dua tantenya datang ribut-ribut ke rumahnya. Akhirnya Rosalina memerintah sekuriti untuk mengusir mereka. Aku yang menemani Rosalina dan mereka menasihatiku untuk berpisah dengan Rosalina. Katanya Rosalina itu buta.”“Aku nggak heran kalau mereka akan cari Mama. Apa yang mereka katakan sama Mama?”“Intinya dia bilang Rosalina nggak pantas bersanding denganmu karena buta. Selain itu Rosalina menggugat ibu kandungnya sendiri dan mencelakai ayah sambungnya. Dia berharap Mama akan melarang kalian bersama.”Meski lelaki itu bisa menebak bahwa tantenya Rosalina datang ke Vila Permai, wajahnya tetap berubah menggelap ketika mendengar ucapan ibunya. Bahkan dia saja tidak tega memarahi Rosalina, mereka justru mengatakan Rosalina buta.Kalau ketemu mereka lagi, Calvin pasti akan meminta anak buahnya untuk mengusir mereka berdua.“Ma, bagaimana cara Mama balas mereka?” tanya Calvin.“Mama bilang saja kalau sebagai orang tua, pandangan Mama cukup terbuka. Asal kamu s

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1561

    “Kamu harus semangat, siapa tahu tahun ini bisa menikahi Rosalina.”“Tahun ini aku pasti bisa jadiin Mama mertua,” sahut Calvin dengan penuh percaya diri.“Ya sudah, kamu lanjutkan dulu kesibukanmu. Mama mau ke tempat Om kamu dulu.”Calvin berdeham dan menunggu ibunya memutuskan sambungan telepon terlebih dahulu. Setelah percakapan di telepon sudah usai, Milla bangkit dan beranjak menuju kediaman kakak iparnya. Ketiga ipar keluarga Adhitama sangat akrab dan dekat. Saat tahu Stefan dan istrinya pulang, menantu Sarah yang kedua dan ketiga bersama-sama menghampiri mereka.Bagian rumah utama mendadak menjadi sangat ramai. Yang paling diminati tentu saja Russel yang lucu. Sandy ingin membawa bocah itu untuk bermain layangan karena angin yang cukup kencang.“Tugas liburanmu sudah selesai?” tanya Stefan.Dengan bangga Sandy menjawab, “Kemarin malam sudah aku selesaikan. Kalau belum selesai, aku nggak akan berani ke sini.”“Sepertinya tugasmu terlalu sedikit. Satu malam saja bisa selesai semua

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1562

    Memikirkannya saja sudah membuat Sandy ketakutan.“Aku main sehari saja,” ujar Sandy dengan pasrah. Dia tidak berani meminta libur lebih lama lagi.Wanda hanya diam dan menulikan telinganya ketika melihat anaknya yang paling bungsu dipaksa oleh para kakaknya. Sandy merupakan anak paling kecil di antara para kakaknya. Dia paling disayang dan dimanja serta memiliki delapan orang kakak yang mengurusnya. Dengan begitu, Wanda yang merupakan ibu kandungnya tidak perlu repot-repot mengurus putranya itu.“Russel, Ayo! Kita keluar untuk main layangan!”Sandy yang mendapatkan libur sebanyak sehari langsung membawa Russel bermain dengan puas. Daniel yang merasa tidak tenang dengan Sandy memutuskan untuk ikut juga. Dia harus tetap terus menaklukkan Russel agar bocah itu menyukainya. Dengan begitu maka tidak sulit jika dia ingin menggantikan posisi Roni sebagai ayah dari anak itu.“Milla, katanya kedua tantenya Rosalina datang mencarimu. Ada apa?” tanya Sarah pada menantunya.“Dua orang yang nggak

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1563

    Dewi berkata, "Nasib anak itu sangat malang, dia nggak akan mendapatkan cobaan yang sangat kejam.”Meski menantunya tidak memiliki latar belakang keluarga yang ternama, setidaknya Olivia sehat. Perempuan itu juga terus mengalami kemajuan. Sebelumnya Dewi memang sedikit tidak puas dengan Olivia. Akan tetapi jika dibandingkan dengan Rosalina, dia juga sudah tidak keberatan lagi.Selain itu, mereka sudah bersama dalam waktu yang cukup lama. Kedua menantu dan mertua itu sudah memiliki hubungan yang erat." Dia sedang menyusun rencana besar. Kalian anak-anak muda pergi bermain saja, nggak perlu menemani kami yang sudah tua ini," kata Nenek sambil mengusir cucu-cucunya untuk bermain.Stefan membawa Olivia keluar untuk mencari Russel. Sedangkan Odelina yang tidak ingin bertemu dengan Daniel memutuskan untuk tinggal di rumah bersama dengan para orang tua dan mendengarkan percakapan mereka. Meski dia tidak bisa ikut dalam perbincangan tersebut, dia tidak merasa minder.Odelina tahu bahwa dia be

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1564

    Sarah tersenyum dan berkata, “Nenek sudah tahu dari dulu, awalnya Daniel nggak mau mengakui bahwa dia menyukaimu. Dia beranggapan bahwa dia menyukai Russel, dan bersikap baik padamu karena kamu adalah ibunya Russel. Mungkin awalnya dia memang menyukai anak ini, tetapi secara perlahan-lahan dia mulai menyukaimu.”Wajah Odelina memerah dan dia berkata, “Nenek, aku nggak ada perasaan apa pun pada Pak Daniel. Dia mengungkapkan perasaannya padaku, tapi aku menolaknya dengan halus.”“Alasannya karena ibunya? Sebenarnya dia bukan orang yang jahat, tetapi penganut pasangan yang harus dari latar belakang yang sama. Sejujurnya, pernikahan dengan latar belakang yang sama merupakan pilihan terbaik. Kita juga nggak boleh menyalahkan dia karena mempertahankan prinsip tersebut,” ujar Sarah.“Aku juga beranggapan bahwa pernikahan yang sederajat adalah pilihan yang baik. Aku dan Pak Daniel sangat berbeda dan aku nggak pernah memikirkan akan ada hubungan apa pun dengan dia. Aku hanya seorang penyewa bia

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1565

    Sarah menghela napas dan tidak membicarakan hal baik tentang Daniel lagi. Dia juga tidak bisa menjamin apakah lelaki itu akan baik pada Odelina selama-lamanya.“Roni dan keluarganya masih mengganggumu?” tanya Sarah mencoba mengalihkan topik pembicaraan.“Olivia meminta kakek dan nenek kami untung datang dan menyewakan tempat tinggal di lantai yang sama dengan tempat tinggal keluarganya Roni. Setiap mereka keluar, pasti akan melewati rumah kakek dan nenek kami. Dengan adanya mereka, sekarang mantan mertuaku juga jarang sekali muncul di hadapanku.”Sarah terkekeh dan berkata, “Ini salah satu cara yang bagus juga. Meski hubunganmu dengan kakek dan nenekmu nggak baik, setidaknya kamu tetap cucu kandung mereka. Perselisihan mereka dengan keluarga Roni tentu saja merupakan sebuah bantuan bagimu.”“Olivia menyerahkan uang sewa rumah yang diberikan oleh Om kami pada Kakek dan Nenek. Bahkan dia memberikan tempat tinggal dan uang bulanan. Tentu saja mereka akan membantuku,” kata Odelina.Dia pri

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3515

    “Kami nggak pilih kasih. Russel satu-satunya cucu keluarga Pamungkas. Kami juga sangat sayang Russel. Dulu, dulu ... karena kami yang asuh Aiden, jadi lebih dekat dengan Aiden. Otomatis juga jadi pilih kasih, lebih sayang Aiden. Sekarang nggak akan seperti itu lagi,” janji Rita.Rita tahu kalau Roni kesal terhadap mereka. Dia juga menyadari kalau ini salah mereka, karena mereka selalu lebih mengutamakan Shella.Terutama karena terakhir kali, ketika Shella mengajak mertuanya makan di restoran. Shella ingin menipu Olivia dan membuatnya bayar tagihan, tapi tentu saja dia gagal. Tidak disangka, Shella malah menelepon Rita dan minta Rita yang bayar. Rita tidak tahu Shella sedang menipunya, dia pun mentransfer uang ke rekening Shella.Russel yang mengungkapkan hal itu. Saat Roni tahu, dia marah besar kepada mereka, bilang kalau mereka lebih sayang Shella. Kalau begitu, mereka pindah saja ke rumah Shella. Roni tidak akan memberikan biaya hidup kepada mereka lagi.Sekarang Roni menjadi sopir t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3514

    Seumur hidupnya, Roni hanya memiliki satu anak, yaitu Russel. Baginya, yang penting Russel masih mau mengakuinya sebagai ayah. Meskipun tidak dekat, setidaknya anaknya tidak menjauh. Itu sudah termasuk penghiburan bagi Roni.Setelah mengakhiri panggilan telepon, Russel mengembalikan ponsel ke Olivia dan berkata, “Papa mau jemput aku dan suruh aku menginap di rumahnya selama beberapa hari. Aku bilang nggak mau. Besok kita mau pergi cari Liam. Aku nggak mau ke sana dan main sama Kak Aiden. Kak Aiden selalu ganggu aku. Tapi sekarang aku sudah nggak takut dengan Kak Aiden lagi. Aku sudah belajar ilmu bela diri.”Meskipun Russel tidak memiliki banyak bakat dalam seni bela diri, setelah menjalani latihan dalam waktu lama, tubuhnya menjadi lebih kuat dan bertenaga. Pelatih bilang kalau dia terus berlatih, Russel akan memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Russel tidak serakah. Dia hanya ingin memiliki kemampuan seperti Olivia.“Iya, kalau kamu nggak mau pulang ke sana ya nggak u

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3513

    “Angkat saja.”Pada akhirnya Russel mengangkat telepon dari ayahnya. Olivia menyerahkan ponselnya kepada Russel dan menyuruhnya mengangkat telepon. Selama bisa tidak bicara dengan Roni, Olivia tidak akan bicara dengan pria itu.“Papa,” panggil Russel.Roni menjawab dan bertanya sambil tertawa pelan, “Russel belum tidur?”“Ini sudah mau tidur. Tiba-tiba Papa telepon. Papa sudah pulang kerja? Ribut sekali di sana.”“Papa belum pulang kerja. Tapi kalau Papa mau pulang kerja juga nggak apa-apa. Tantemu ada di sana, nggak?” tanya Roni.“Ada. Papa cari Tante?”“Russel, kamu mau ke sini selama beberapa hari, nggak? Kamu lagi libur, kan. Bagaimana kalau kamu ke sini? Kakek dan nenekmu kangen sama kamu.”Roni menelepon untuk berdiskusi dengan Olivia. Dia ingin menjemput Russel ke rumahnya dan tinggal di sana selama beberapa hari. Toh, anak sekolah sedang libur. Apalagi orang tuanya juga rindu dengan cucu mereka.Shella mengantar Aiden ke sana. Kalau hanya ada Aiden, rasanya terlalu bosan. Jadi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3512

    Ingatan anak sebelum usia tiga tahun biasanya akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, kejadian itu meninggalkan luka yang terlalu dalam bagi Russel, sehingga dia tidak dapat melupakannya.Setelah kejadian itu, Russel mengalami mimpi buruk untuk waktu yang lama. Dia juga selalu ingat adegan di mana ibunya terluka dan berlumuran darah ketika menyelamatkannya.“Aku hanya percaya Mama, Tante, Om Stefan, Om Daniel dan yang lainnya.” Russel berkata dengan serius, “Aku nggak berani percaya papaku dan yang lainnya.”Russel mengerti segalanya. Olivia mengelus wajah mungil keponakannya dan menatapnya dengan lembut.“Kamu segalanya bagi mamamu. Apa pun yang terjadi, Tante nggak akan biarkan kalian terpisah. Russel, mamamu sudah melewati banyak masa-masa sulit. Setelah dewasa, kamu harus berbakti pada mamamu.”“Pasti, Tante. Kalau aku sudah besar, aku akan cari banyak uang untuk beli rumah besar dan mobil baru untuk Mama. Biar Mama nggak perlu capek-capek kerja lagi. Aku juga akan belikan ru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3511

    Pukul sembilan malam, Kota Mambera.Setelah melakukan panggilan video dengan kakaknya, Olivia berkata kepada Russel, “Kamu sudah selesai kemas barangmu, belum? Jangan lupa bawa hadiah untuk Liam.”“Sudah. Aku hanya bawa beberapa mainan dan hadiah untuk Liam,” jawab Russel. “Biar aku yang ketinggalan, hadiah untuk Liam juga nggak akan ketinggalan.”Olivia tertawa pelan. “Kalau kamu ketinggalan, siapa yang kasihkan hadiah untuk Liam?”Russel tersipu malu. Olivia menggendongnya, lalu mendudukkannya di tempat tidur. “Om Stefan lagi ke luar kota. Malam ini kamu tidur sama Tante. Besok pagi habis sarapan, kita langsung pergi ke rumah Om Yose. Suruh kamu pergi bareng kakek-kakek itu, kamu nggak mau. Padahal mereka suka banget sama kamu. Mereka akan jaga kamu dengan baik.”Russel baring di tempat tidur, tapi dia menyandarkan kepalanya di paha Olivia dan berkata, “Mereka sangat suka sama aku. Tapi aku nggak terlalu kenal mereka. Tante dan Mama sering bilang jangan mau pergi dengan orang lain se

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3510

    Kepala pelayan hanya bisa menghela napas dalam hati. Bahkan Cakra saja tidak memiliki kebebasan seperti ini, padahal dia adalah suami dari Patricia. Namun, perempuan itu lebih memercayai Dikta. Dia adalah asisten setia yang telah menemani Patricia sepanjang hidupnya. Sementara itu, sejak skandal perselingkuhannya, Cakra sudah tidak memiliki posisi apa pun di hati Patricia. Jika bukan karena mereka memiliki anak, demi mempertimbangkan masa depan anak dan cucunya, mungkin mereka sudah lama bercerai. Setelah naik ke lantai atas, Dikta langsung menuju ruang kerja. Dia mengetuk pintu beberapa kali. Setelah mendapatkan izin dari Patricia, barulah lelaki itu masuk. Di dalam, Patricia sedang berlatih kaligrafi. Dikta berjalan mendekat dan mengamati tulisan yang dibuatnya. "Bagaimana menurutmu?" Patricia bertanya. "Tulisan tanganku ini." "Hati Bu Patricia sedang gelisah. Tulisan tangan pun ikut gelisah. Lebih baik berhenti saja, jangan buang-buang tinta dan kertas." Dikta adalah satu-sa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status