Dia hanya bicara dengan manusia saja dan tidak akan memedulikan sesuatu diluar manusia.Johan membawa Sinta turun ke ruang utama. Mobil mereka berdua sudah disiapkan, ditambah dengan sebuah mobil anak buahnya.“Sayang, kalau Stefan bawa istrinya datang, kamu harus tahan emosi. Kamu harus jalin hubungan baik dengan istrinya. Rendahkan ego kamu dan lihat apakah Olivia bisa melupakan kejadian yang lalu. Kalau memang nggak bisa, baru kita gunakan Rosalina.”“Memangnya kita kurang merendahkan diri kita? Dari awal kita juga sudah mencoba merendahkan diri kita dan mengucapkan permintaan maaf, tapi hasilnya apa? Stefan tetap menutup mata karena dia memang orang yang seperti itu. Olivia yang paling keterlaluan!”“Langsung main lapor polisi dan gugat orang lain. Nggak ada hati nurani sama sekali! Giselle masih kecil, untuk apa dia perhitungan dengan anak kecil? Memangnya dia nggak mau berteman baik dengan ibu-ibu sosialita seperti kami? Nggak menghargai aku sama sekali!”“Orang seperti itu nggak
Johan bukannya tidak ingin besanan dengan keluarga Adhitama, dia hanya tidak ada keberuntungan itu. Olivia bisa dengan mudahnya masuk dan menduduki posisi paling tinggi, tetapi bagi orang lain yang sudah berusaha keras justru berakhir sia-sia.“Kalau begitu, bagaimana dengan Aldi?”Johan melirik istrinya dan berkata, “Kamu itu hanya memikirkan mau menikahkan putrimu dengan orang kaya saja, tapi kamu lupa kalau Olivia itu keponakannya Yuna? Kamu mau putri kita jadi menantunya Yuna, apa kamu yakin Giselle nggak akan menderita?”Sinta terdiam seketika. Dia melupakan hal itu.“Giselle masih kecil dan nggak buru-buru, dia bisa pilih-pilih dulu. Yang paling penting adalah mengeluarkan dia dan cari orang dari keluarga Adhitama yang bisa bantu. Minta sama Olivia untuk cabut gugatannya.”Johan merasa selama posisi Olivia di keluarga Adhitama tidak bisa digoyahkan, putri kesayangannya tidak akan bisa menikah dengan orang kaya di Mambera. Lelaki itu mulai mencari sasaran pada pemuda kaya dari kot
Meski banyak sekali jenis gaun pesta yang sejenis, tetapi yang namanya lelaki tidak akan suka. Wanitanya ingin mereka jaga untuk mereka seorang saja dan tidak boleh dibagi meski hanya bahu saja.“Malam ini Bu Rosalina sangat cantik,” puji Calvin. Dia menarik kembali tatapannya dan berkata pada Johan dan Sinta, “Pak Johan, Bu Sinta, saya pamit karena ada orang yang dikenal. Kalian masuk saja, di dalam sudah ada banyak tamu.”“Silakan,” ujar Johan dengan santun.Tatapan Calvin ketika melihat Rosalina tadi tidak luput dari pandangan Johan. Ada sorot kagum di mata lelaki itu, sayangnya Calvin hanya melirik sekilas. Terlihat sekali dia tidak terpesona pada Rosalina.Awalnya Johan berpikir Rosalina bisa berhasil menaklukkan Calvin. Dengan begitu dia akan menyerahkan perempuan itu pada Calvin. Otomatis lelaki itu akan membantu Giselle dengan membujuk Olivia sehingga kakak iparnya itu bisa melepaskan Giselle.Sayangnya sosok Rosalina yang begitu cantik tidak mampu menaklukkan hati Calvin. Mere
Mambera Hotel merupakan salah satu anak perusahaan dari Adhitama Group. Reiki yang merupakan asisten dari CEO tentu saja datang ke hotel ini setiap hari. Tidak perlu Junia yang membawanya masuk.“Kamu jangan buru-buru, teman kamu masih belum datang. Aku nggak ada lihat mobil dia di depan sana,” ujar Reiki.“Jangankan Stefan, bahkan mobil keluarga Sanjaya juga nggak kelihatan. Mereka nggak tepat waktu seperti aku,” lanjut lelaki itu.”Dengan sedikit tidak percaya dia bertanya, “Mungkin mobil mereka parkir di basement?”“Kalau kamu nggak percaya, kamu tanya sama manajer hotel saja.”Junia berpikir sejenak kemudian melepaskan gandengannya dan menggandeng lengan lelaki itu sambil berkata, “Ayo, kita masuk.”Calvin yang datang menghampiri mereka justru ditinggalkan begitu saja di depan pintu masuk. Semua orang yang dia kenal datang dengan berpasang-pasangan sehingga tidak ada yang peduli dengannya.Tadi Calvin bukannya tidak terpesona pada sosok Rosalina. Dia hanya tidak ingin Johan dan Sin
Dia juga benar-benar meremehkan asal-usul Olivia. Olivia orang kampung. Hanya karena dia pernah menyelamatkan nenek keluarga Adhitama, Olivia jadi bisa “memanjat” ke level sosial yang begitu tinggi. Para keluarga Adhitama pun tidak ada yang menolak. Mereka membiarkan saja seorang kampungan seperti Olivia menjadi menantu tertua mereka. Padahal, nanti dia akan menjadi nyonya besar keluarga. Memangnya keluarga Adhitama tidak takut jika Olivia menjadi nyonya besar, Olivia tidak bisa memposisikan diri sehingga membuat seluruh keluarga Adhitama kehilangan muka dan menjadi bahan tertawaan orang lain? Jika saja Olivia menikah dengan putra bungsu keluarga Adhitama yang lain, mungkin tidak akan menimbulkan banyak iri hati seperti saat ini. “Benar banget. Aku juga merasa Si Olivia itu kurang berwawasan. Dia sering bertindak sembrono. Olivia seringkali mengandalkan status dan posisi menantu pertama keluarga Adhitama untuk merendahkan orang lain. Dia juga suka sembarangan ikut campur urusan ora
Stefan memiliki sekelompok pengawal yang handal. Mereka dengan cekatan membuka jalan bagi pasangan muda tersebut, memastikan tidak ada yang mendekat.Pasangan muda itu mengikuti orang tua mereka, mendekati keluarga Kusuma yang datang menyambut. Semua bertukar sapa dan saling memberi salam.Mata keluarga Kusuma kemudian tertuju pada Olivia. Olivia tampak begitu mempesona dengan aura yang menawan. Sosoknya begitu anggun. Tidak ada sedikit pun kesan perempuan desa di tubuhnya.Meski hubungan Stefan dan Olivia sudah bukan rahasia, tapi ini adalah kali pertama mereka berdua menghadiri acara sosial bersama. Sebelumnya, Olivia biasanya menghadiri acara serupa bersama Yuna. Oleh karena itu, banyak anggota keluarga Kusuma yang baru pertama kali bertemu dengan menantu keluarga Adhitama yang satu ini.Menantu keluarga Adhitama, yang belakangan menjadi pembicaraan hangat, ternyata berbeda dengan gosip yang beredar. Olivia dan Stefan tampak serasi, bagaikan pasangan yang diciptakan oleh surga.Oran
Novita menyukai suara Olivia yang terdengar merdu saat berbicara. Ia menggandeng tangan Olivia sambil memberi pujian. Meskipun menerima banyak pujian, Olivia tetap menjawab dengan sopan dan elegan. Hal ini membuat orang-orang yang mengharapkan Olivia bersikap bodoh hari itu menjadi merasa kecewa. Beberapa orang merasa tindak tanduk Olivia pasti karena Yuna yang ahli dalam mendidik. Setelah beberapa kali menghadiri pesta bersama Yuna, Olivia yang semula tampak seperti perempuan desa kini telah bertransformasi menjadi sosialita yang anggun dan percaya diri.Stefan dan Olivia serta ayah dan ibunya kemudian bertemu dengan Pak Chandra. Setelah mengamati Olivia beberapa saat, Pak Chandra tidak memberikan pujian khusus. Namun, ia memberikan sebuah hadiah khusus kepada Olivia di depan semua orang. Pak Chandra kemudian berkata kepada Stefan, “Kalian berdua harus hidup bahagia. Pilihan nenekmu pasti tepat.”Stefan menjawab dengan sopan, “Terima kasih, Kakek Chandra. Aku akan selalu menyayangi
Setelah memberi salam kepada tuan rumah, semua orang mulai mencari teman mereka untuk bercengkerama atau membahas urusan bisnis. Olivia awalnya tetap berada di samping Stefan. Stefan tak perlu berinisiatif mencari orang untuk berbicara soal kerjasama, banyak CEO yang ingin bekerja sama dengannya.Kemana pun Stefan pergi, dia selalu menjadi pusat perhatian, bak sang bulan dikelilingi bintang-bintang. Olivia berbisik kepada suaminya, "Dulu aku bilang ingin berada di posisi yang sama denganmu, tampaknya itu terlalu ambisius." Sekarang Olivia bahkan berpikir, bisa mengikuti langkah Stefan saja sudah cukup. Stefan, dengan senyuman hangat, merapatkan tangan Olivia yang tergenggam erat olehnya, "Lihat, kita sekarang berjalan bersama, tangan dalam tangan, bahu dengan bahu." Dia melanjutkan, "Bagiku, kita setara. Satu-satunya perbedaan antara kita adalah bahwa aku adalah pria, dan kamu adalah wanita."Olivia tersenyum. Setelah belajar tata cara berkomunikasi dari tantenya, dia menjadi lebih pa
“Nenek yang pilih dia sebagai calon istriku. Lagi pula aku nggak seperti Kak Samuel, ada perempuan lain yang dia sukai. Yohanna pasti akan jadi istriku. Tentu saja aku akan lindungi dia. Nenek pilihkan istri yang pandai makan untukku karena aku suka masak. Istriku suka makan, jadi sangat cocok, kan? Kalau nggak ada yang bisa bantu cari kekurangan dari masakanku, gimana aku bisa maju?” kata Ronny.Stefan tertawa pelan. “Masuk akal juga. Nenek mungkin juga berpikir seperti itu. Makanya dia carikan perempuan yang sangat pilih-pilih makanan untukmu. Dia dinas ke luar kota tapi bawa kamu. Itu artinya dia cukup percaya padamu. Jaga dia baik-baik. Biar dia lihat kebaikanmu. Nanti kamu bisa dekati dia dengan lebih mulus.”“Aku hanya urus makanannya tiga kali sehari. Yang lain nggak perlu aku urus. Nggak perlu buru-buru. Baru kenal beberapa hari. Aku bahkan belum merasakan apa-apa.”Ronny tidak jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Yohanna. Dia hanya tahu kalau neneknya telah memilih Yohann
Ronny kembali ke kamar yang dia tempati, dua pengawal pria sedang satu mandi, satu lagi sedang menonton TV. Ronny hanya menyapa mereka, kemudian masuk ke kamarnya sendiri. Setibanya di Doha, dia tidak perlu lagi berada di sisi Yohanna, jadi kamarnya sudah selesai dibereskan. Lelaki itu hanya perlu menunggu untuk mandi. Melihat waktu sudah tengah malam, Ronny mengirim pesan di grup keluarga, "Saudara-saudara, ada yang belum tidur? Temani aku mengobrol sebentar." Tidak lama kemudian, kakaknya, Stefan, merespon di grup, "Kalau mau ngobrol, personal saja, jangan di grup, nanti mengganggu istirahat para orang tua dan kakak iparmu." Olivia biasanya tidur sekitar jam 10 malam. Ronny pun mengirim pesan pribadi kepada kakaknya. Dia mengirim pesan suara, karena tahu kakaknya tidak suka mengetik, dia merasa mengetik terlalu lama. "Kakak, masih belum tidur? Masih ada pertemuan sampai semalam ini?" Ronny bertanya dengan perhatian. "Kamu juga belum tidur? Menunggu untuk masak buat majikanm
Meskipun hanya makanan ringan yang sederhana, tampilannya saja sudah cukup menggugah selera. Yohanna belum makan malam, hanya memakan beberapa camilan sebagai pengganjal perut, jadi saat ini dia sudah merasa lapar."Apakah kamu sudah makan?" Yohanna bertanya kepada Ronny sambil makan.Meskipun Ronny adalah kokinya, karena dia tahu lelaki itu ada usaha sendiri juga, sehingga Yohanna sedikit menghargai Ronny. Dia merasa lelaki itu sudah cukup sukses dalam kariernya, dan masih terus belajar. Demi masakan, dia bahkan rela menurunkan jabatannya sebagai bos dan datang jauh-jauh untuk menjadi kokinya. Selain itu, dia juga bisa cepat beradaptasi dengan peran koki, dan selalu sopan terhadap dirinya. Yohanna bisa mengatakan bahwa Ronny pasti akan lebih sukses di masa depan. Potensi pria ini tidak terduga. Itulah sebabnya dia sering menggoda adiknya, bahwa jika adiknya benar-benar menyukai Ronny, dia akan senang untuk menjodohkan mereka. Ronny benar-benar sangat luar biasa dan tampan. Bersam
Orang-orang Rosalina belum tentu orang suruhannya keluarga Adhitama, tetapi jika mereka benar-benar menyentuh anak buah Rosalina, maka dugaan perempuan itu akan terbukti. Karena saat ini, Giselle tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi orang-orang yang diatur oleh Rosalina.Giselle berkata, "Baiklah, kalau begitu setelah kalian mengalihkan perhatian mereka, datanglah menjemputku."Dengan sangat terpaksa, perempuan itu berpura-pura lupa membawa dompet, lalu berbalik masuk ke dalam. Dia menunggu pemberitahuan dari pengawal bahwa dia bisa pergi, baru kemudian dia akan pergi.Dua mobil melaju memasuki tempat parkir Hotel Doha di malam hari. Tidak lama kemudian, sekelompok orang naik lift langsung ke lantai atas. Sampai di lantai atas, pintu lift terbuka, Yohanna keluar dari lift dikelilingi oleh para pengawal. Dua pengawal wanita mengikuti di belakangnya.Saat hampir sampai di depan pintu kamar, dua pengawal pria berhenti, sementara dua pengawal wanita menemani Yohanna hingga ke depan pi
Menurut Jordan, orang tua mereka sebenarnya paling menyayangi Giselle. Namun, mereka memindahkan semua harta keluarga atas namanya setelah dia menceritakan kebiasaan boros perempuan itu dan bagaimana kedua bibi mereka mengincar Giselle untuk dimanfaatkan. Orang tua mereka hanya ingin melindungi harta keluarga agar tidak habis sia-sia. “Kak Giselle sekarang hanya masih mau berhubungan denganmu sebagai adik. Kalau kamu terus menyebut-nyebut mereka di depanku, terus-menerus menguliahi aku, atau selalu bertengkar denganku, aku mungkin bahkan nggak akan mau berhubungan lagi denganmu. Aku sudah berada di posisi terburuk saat ini,” kata Giselle. Dia sekarang sudah menjalin hubungan dengan Lota dan punya banyak uang untuk dihabiskan. Selama dia melakukan pekerjaannya dengan baik untuk lelaki tua itu, meski suatu saat nanti Lota tidak lagi mendukungnya, dia sudah menyimpan cukup banyak uang. Keluarga seperti ini, kalau pun tidak ada hubungan lagi, dia tidak peduli. Jordan merasa Kakak
"Aku sudah kirim uang ke kamu, Kakak harus gunakan uang itu untuk beli makanan bergizi dan memulihkan tubuh," ujar Jordan, yang masih merasa kasihan pada Kakak Keduanya. Namun, dia tidak bisa memberikan terlalu banyak uang. Kakaknya ini terlalu boros, dan kurang bijak serta mudah dipengaruhi oleh kedua bibinya. Dia hanya bisa mengontrol pengeluaran kakaknya dengan tidak memberikan uang terlalu banyak, meskipun kakaknya memarahinya, dia tetap tidak akan memberikan lebih. Orang tua mereka juga sudah berpesan agar tidak memberikan terlalu banyak uang pada Kakak Kedua. Mereka lebih memahami sifat Kakak Kedua dibandingkan dirinya. "Aku tahu, aku ini juga sayang pada tubuhku sendiri," jawab Giselle dengan nada tidak sabar. "Kalau begitu, traktir aku makan enak." "Kakak mau makan di mana?" tanya Jordan. "Kamu ini adik ipar dari keluarga Adhitama. Ajak aku makan di Mambera Hotel, apa mereka akan membebaskan biaya untukmu?" Jordan menjawab, "Aku nggaj nay minta sama Kak Calvin. Ka
Mengatakan bahwa dia bukan orang baik, apakah mereka adalah orang baik? Kalau Rosalina orang baik, dia seharusnya berbesar hati, tidak mempermasalahkan masa lalu, dan memberikan semua warisan orang tua kepada dia. Barulah itu disebut orang baik. "Kak Giselle, aku nggak bermaksud seperti itu, aku nggak pernah berpikir begitu. Dalam hatiku, Kakak dan Kak Rosalina sama-sama saudaraku. Aku hanya merasa Kak Giselle sekarang harus belajar mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri, memahami situasi dan bertindak sesuai kondisi." "Kita nggak bisa terus hidup di bawah perlindungan orang tua. Sekarang Papa dan Mama nggak bisa membantu kita lagi, kita harus bergantung pada diri sendiri." "Kak Rosalina juga nggak seburuk yang Kakak pikirkan. Kalau dia benar-benar kejam, Kakak nggak akan bisa duduk di sini memakinya." "Kak Rosalina juga nggak merebut harta kita. Dia hanya mengambil kembali warisan yang ditinggalkan oleh Paman untuknya. Menurut hukum, harta yang atas nama Ibu juga harus dib
Giselle menepuk-nepuk wajahnya dan berkata, "Aku bahkan nggak pakai riasan, oh, sekarang aku bahkan nggak punya uang untuk beli kosmetik." Dia masih dalam masa pemulihan setelah melahirkan dan meskipun pengasuh bulanan membuatkan makanan bergizi setiap hari, tubuhnya belum sepenuhnya pulih dalam waktu beberapa hari ini. Jordan memandangi kakaknya beberapa saat, lalu berkata, "Kak Giselle masih muda, baru berusia dua puluhan. Meski tanpa kosmetik, Kakak sudah cantik alami." Adiknya ini sepertinya memang tipikal laki-laki polos. Sebagus apa pun dia masih muda, dia tetap butuh kosmetik dan produk perawatan kulit. Dulu, saat orang tua mereka masih ada, semua produk perawatan kulit yang dia gunakan adalah merek paling mahal. Jika sehari saja tidak memakainya, dia merasa tidak nyaman. "Kak Giselle, sudah makan belum?" tanya Jordan. "Belum. Aku mana punya uang untuk makan? Lebih baik aku mati kelaparan saja, aku sudah nggak lagi dimanjakan oleh Papa dan Mama, dan adikku juga lebih m
Ketika liburan musim panas tahun depan tiba, Jordan berencana mengikuti ujian SIM. Saat ini, setiap kali dia keluar rumah, dia hanya bisa naik taksi atau meminta sopir keluarga untuk mengantarnya. Rosalina mengatur agar sopir keluarga mengantar adiknya menemui Giselle. Setelah sopir membawa Jordan pergi, Rosalina juga diam-diam mengirim orang untuk mengikuti adiknya. Tujuannya adalah untuk mencari tahu di mana sebenarnya Giselle tinggal sekarang.Dia tidak percaya begitu saja saat Giselle mengatakan bahwa dia tidak memiliki tempat tinggal tetap. Jika keadaannya benar-benar separah itu, Giselle pasti sudah datang untuk membuat keributan. Bahkan jika Giselle tidak berada di Mambera, dengan temperamennya, dia pasti sudah datang ke Vila Permai untuk membuat masalah. Tidak mungkin dia diam saja seperti sekarang. Sekitar setengah jam kemudian, Jordan sudah tiba di kafe tempat Jordan dan Giselle berjanjian. Saat turun dari mobil, Jordan berkata kepada sopir, "Nanti aku akan pulang send