Ponsel Olivia berdering, panggilan tersebut berasal dari Stefan.Perempuan itu melihat layar ponselnya dan tersenyum, “Panjang umur sekali, baru saja dibilang sudah menelepon.”Junia berkata, “Kamu sungguh beruntung sekali, pekerjaan Stefan begitu banyak masih bisa menyempatkan waktu untuk menelepon kamu, ini tandanya dia benar-benar mengutamakan kamu di hatinya. Tentu saja Reiki juga memperlakukanku dengan sangat baik, kalau bukan karena keluargaku, dia pasti sudah melamarku.”Olivia mengangkat telepon Stefan.“Istriku, aku sudah dijalan, sekitar sepuluh menit lagi aku sampai.”“Kamu mau datang ke sini?”Olivia awalnya terkejut dengan maksud kedatangan Stefan yang tiba-tiba ini. Namun otak perempuan itu langsung teringat kembali, bahwa hari ini mereka akan mengambil hasil tes DNA tersebut. Stefan sudah berjanji untuk menemaninya mengambil hasil tes.Perempuan itu melihat jam, jam setengah tiga sore adalah jam kerja Stefan.Pria itu mengesampingkan semua urusannya untuk menemani istrin
Sepuluh menit kemudian, Olivia mendengar suara klakson mobil. Perempuan itu langsung berpamitan kepada sahabatnya, lalu mengambil ponsel yang di atas meja, mengitari meja kasir, lalu beranjak pergi.Setelah berjalan beberapa Langkah, perempuan itu buru-buru kembali lagi dan mengambil tasnya. “Lupa harus menggunakan tas yang diberikan oleh Stefan, kalau nggak menggunakan tas yang dia berikan ketika keluar, dia bisa cemberut seharian sama aku.”Junia tertawa dan berkata, “Kamu beruntung sekali sampai menjadi masalah.”Olivia berjalan keluar dari toko buku dengan tas yang diberikan oleh Stefan. Ketika dua orang pengawal melihat Stefan datang menjemput Olivia dengan membawa pengawalnya sendiri, mereka pun mengerti dan tidak ikut naik ke mobil.Stefan turun dari mobil dengan memegang sebuah bunga ditangannya, sementara tangan yang lain membukakan pintu mobil untuk Olivia. Ketika Olivia sudah mendekat, barulah pria itu memberikan bunga itu.“Istriku, ini untukmu.”“Terima kasih suamiku.”Ol
“Bagaimana?”Stefan belum membaca hasilnya. Melihat sikap Olivia, dan tidak ada senyum di wajah istrinya itu, Stefan jadi mengira ayah mertuanya benar-benar bukan keturunan kandung dari keluarga Hermanus.“Hasilnya menunjukkan bahwa aku dan kakekku memiliki hubungan darah, dan ayahku memang anak kandung mereka.”“ …. Ternyata benar-benar anak kandung. Perlakuan mereka pada kalian benar-benar jahat. Aku selalu mengira bukan anak kandung.”Olivia menatap suaminya, tidak tahu harus menangis atau tertawa. “Kamu sepertinya berharap papamu bukan anak kandung mereka.”Stefan tersenyum dan berkata, “Mereka yang terlalu nggak berperasaan, sampai membuat orang berpikir papamu bukan anak kandung mereka. Kalau papamu ternyata anak kandung, dan mereka memperlakukannya dengan seperti itu, itu benar-benar membuat orang sedih melihatnya.”“Aku dan kakakku kan memang sudah sampai dibuat mati rasa sama mereka. Kami mungkin nggak akan bisa berdamai lagi dengan mereka seumur hidup.”Olivia menyimpan hasil
Olivia berkata, “Aku yang menyuruhnya untuk mencabut rambut Kakek.”“Kamu yang menyuruhnya? Kamu gila, ya? Untuk apa cabut rambutku? Anak itu juga, disuruh kamu ngapain langsung melakukannya. Olivia, apa kamu memberi banyak keuntungan untuk Hendra?”Olivia memberi cucu bungsunya uang, tapi tidak memberi kakaknya ini uang. Untuk apa punya cucu seperti ini? Sudah kaya, tapi tidak tahu cara berbakti pada kakeknya.“Kudengar Kakek bilang ke orang-orang di desa bahwa papaku bukan anak kandung Kakek. Papaku sudah meninggal selama puluhan tahun, jadi dia nggak bisa membantah kebohongan yang dibuat ayahnya sendiri. Jadi, sebagai putrinya, aku terpaksa membantunya membantah hal tersebut.”“Menurut hukum tentang harta warisan, Kakek dan Nenek seharusnya bisa mendapatkan sebagian dari peninggalan ayahku. Baik dibawa ke pengadilan, maupun bernegosiasi, hasilnya akan sama. Kalau Kakek dan Nenek nggak rakus, masalahnya nggak mungkin akan jadi seperti ini.”Olivia mengeluarkan hasil tes DNA dan berka
Yoga membujuk Kakek untuk bernegosiasi dengan Olivia dan kakaknya, untuk menyelesaikan masalah rumah yang ditinggalkan oleh paman ketiganya.“Oke.” Olivia setuju.Kalau bisa dinegosiasikan, dinegosiasikan saja. Dia tidak ingin membuang waktu untuk menggugat mereka di pengadilan.Satu jam kemudian.Stefan menyiapkan satu kamar di Mambera Hotel untuk tempat Olivia dan kakeknya bernegosiasi.Odelina datang membawa Russel.Adi juga menyuruh Bobby datang. Dia berusaha sekuat tenaga untuk memperjuangkan rumah itu, karena dia ingin memberikannya pada Bobby. Dia paling mementingkan cucu keduanya itu. Dia selalu mendiskusikan segalanya dengan Bobby.Ketika mengetahui Olivia memperalat Hendra untuk mengambil rambut kakeknya, lalu melakukan tes darah DNA, Bobby juga tahu mereka hanya akan terlihat seperti badut kalau mereka terus berdebat seperti ini.Operasi Samatha juga gagal. Jelas-jelas mintanya agar Samantha dioperasi agar menjadi mirip dengan Olivia, tetapi hasilnya malah mirip kakak sepupu
Semua anggota keluarga Hermanus terdiam.Setelah mereka saling memandang satu sama lain, Yoga bertanya, “Olivia, kamu dan Odelina diskusi saja dulu, sebut harganya dan jual rumah dan tanah itu pada kami.”“Kalau kami buka harga, yang bayar kalian atau Kakek dan Nenek?”Yoga berkata, “Belinya untuk ditinggali Kakek dan Nenek, jadi tentu saja pakai uang mereka. Tapi, setelah Nenek sakit, tabungan mereka sudah nggak banyak sekarang. Kami semua bersama-sama membayar biaya pengobatan di akhir, jadi mereka semua mungkin nggak bisa mengeluarkan uang untuk membayar uang rumah.“Kamu bisa meminta Kakek dan Nenek untuk membuat surat utang, lalu memberikan berapa banyak uang yang mereka punya dulu. Kalau nggak cukup, utang dulu ….”“Utangnya kalian yang bayar?” Odelina tidak bisa menahan diri dan bertanya, “Mereka sudah tua dan nggak punya penghasilan. Mereka mau beli rumahnya pakai uang apa?”Yoga terdiam.Mendengar kata-kata cucunya, Adi berkata pada kedua putranya dengan marah, “Kalian semua m
“Sepertinya 10-12 juta per meter persegi.”Olivia memandangi kedua paman dan dua sepupunya itu, lalu bertanya kepada mereka, “Apa kalian keberatan? Kalau kalian nggak keberatan, lakukan saja apa yang dikatakan Kakek. Aku akan meminta seseorang untuk membuatkan kontrak, mengajak notaris datang untuk bertemu dengan Kakek dan Nenek, kemudian melakukan negosiasi ulang. Mulai sekarang, Kakek dan Nenek nggak akan memiliki bagian dari rumah yang ditinggalkan oleh orang tuaku lagi.”“Kalau mereka nggak keluar dari rumah itu, kalian yang akan membayar uang sewa, listrik dan air setiap bulannya. Uang yang seharusnya keluarga kami berikan pada mereka sudah lama diberikan dulu. Kami nggak akan memanfaatkan kalian, jadi kalian juga jangan berpikir bisa memanfaatkan kami.”Stefan mencondongkan tubuh mendekati telinga Olivia dan berbisik, “Pindahkan nama mereka dari kartu keluarga dulu. Meskipun sertifikat rumahnya masih pakai nama papaku, tapi Kakek dan Nenek masih hidup. Mereka harus menandatangani
Orang yang mengemudi adalah Cherly.Mobil yang dikendarainya adalah milik Yanti, yang dipinjamkan untuk Cherly untuk digunakan selama berada di Mambera.Yanti sangat menyukai Cherly dan berusaha sekeras mungkin untuk menjodohkan Cherly dan Daniel. Cherly sih tidak ingin terburu-buru untuk mengejar Daniel, malahan menghabiskan waktu bersama Yanti saat dia ada waktu luang. Hal ini membuat Yanti semakin menyukainya.Dia memilih untuk menaklukkan mertua terlebih dahulu.Setelah mendengar perkataan Cherly, Yanti menoleh dan melihat ke luar jendela. Mobil masih melaju, dan ada banyak kendaraan di sekitar, sehingga dia tidak bisa mengerem atau melambat secara tiba-tiba.Namun, seorang ibu tentu bisa dengan mudah mengenali anak laki-lakinya.“Memang Daniel,” ujar Yanti dengan yakin.“Siapa wanita yang berbicara dengan Kak Daniel itu?”Yanti tidak melihat Odelina dengan jelas. Dia berkata, “Cherly, di depan sana ada persimpangan lampu lalu lintas. Kamu bisa putar di sana. Kita balik lagi saja k
Di mata ibu mertuanya, Kellin mungkin terkenal suka menggigit orang dan yang paling sering digigitnya adalah anak kecil. Siapa suruh kulit bayi begitu halus dan lembut? Melihatnya saja sudah membuat orang ingin menggigit, dan kalau sudah tidak bisa menahan diri, ya benar-benar menggigit. Kellin pun mengikuti ibu mertuanya masuk ke dalam rumah. "Ma, kapan guruku dan yang lainnya sampai?" "Mereka sudah datang. Yose dan adiknya keluar untuk menjemput mereka," jawab Wanita itu. Kellin mengangguk, lalu merasa lega saat melihat anaknya sudah berhenti menangis. Dia takut anaknya masih menangis saat gurunya masuk ke dalam rumah nanti. "Lain kali jangan sering-sering menggigit Tiano," ujar mertuanya."Kalau memang nggak bisa menahan diri, setidaknya jangan gigit terlalu keras. Kulit bayi masih lembut, meskipun hanya digigit pelan, tetap akan memerah cukup lama. Lagi pula, dia anakmu sendiri, apa kamu nggak kasihan sama dia? Sering menggigit seperti ini, seperti harimau saja." "Waktu hamil
Kellin tertawa kecil sambil mencubit lembut pipi anaknya, "Maunya selalu digendong. Siapa yang punya waktu untuk terus menggendongmu? Semua gara-gara papamu yang terlalu memanjakanmu, waktu di masa nifas selalu menggendongmu." Saat pertama kali menjadi ayah, setiap kali anaknya menangis, Jhon langsung menggendongnya. Akibatnya, Tiano jadi terbiasa digendong, sehingga begitu lepas dari pelukan orang dewasa, ia mudah terkejut dan menangis. "Belum lagi kakekmu juga sangat memanjakanmu. Dia yang paling menyayangimu." Tiano tersenyum pada ibunya. Melihat senyum anaknya, hati Kellin menjadi luluh. Dia pun mencium pipi anaknya yang halus. Merasa kulit anaknya begitu lembut, dia tidak tahan untuk menggigitnya sedikit. Menurutnya, dia menggigit dengan sangat pelan. Namun, sesaat kemudian, anaknya cemberut lalu menangis keras. "Dasar bocah, Mama cuma menggigitmu sedikit saja. Siapa suruh kulitmu begitu halus dan lembut? Mama jadi nggak bisa menahan diri. Lagipula Mama nggak menggigitmu denga
Kellin mengambil putranya yang terus menangis dari pelukan pengasuh dan bertanya, "Apa dia buang air?" "Nggak, baru saja diganti popoknya." "Dia juga baru saja makan, lalu kenapa menangis lagi? Ribut sekali, siang menangis, malam pun menangis. Nggak bisakah dia sedikit tenang?" Kellin menggendong putranya sambil menenangkannya, lalu bertanya kepada pengasuh, "Papanya di mana?" "Pak Jhon mungkin ada di tempat Pak Yose."Karena Dokter Panca dan beberapa tamu termasuk Olivia hari ini datang, maka Yose dan saudaranya tidak pergi ke kantor dan tetap di vila untuk menunggu para tetua. Kellin pun berkata kepada pengasuh, "Baiklah, aku akan membawanya bermain dengan kakak-kakaknya." Meskipun kakak-kakak Tiano juga masih anak-anak, mereka sering berkumpul dan saling menatap. Terkadang juga menangis bersama, tetapi lebih sering bermain bersama.Namun, karena Tiano lebih kecil beberapa bulan dari mereka, dia belum bisa duduk dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Bocah itu tidak bisa
"Benar, Kakek Setya, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak masalah. Bagaimana kalau kami menemani Kakek jalan-jalan?" Aldi ikut menimpali perkataan ibunya. Bahkan Elang juga berkata, "Kakek, Tante Yuna benar. Sudah menunggu selama puluhan tahun, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak ada bedanya. Yang terpenting adalah kesehatanmu. Kellin mungkin akan tiba malam ini." "Sejak melahirkan, dia selalu ingin pergi ke luar. Katanya anaknya suka menangis dan rewel." Elang tertawa, "Tiano mirip sekali dengan Kellin saat kecil, suka menangis dan rewel." "Tapi kenapa aku ingat waktu Kellin kecil sangat mudah diurus?" Kenangan Setya tentang Kellin saat kecil berhenti pada usia dua atau tiga tahun. Pada usia itu, Kellin tidak banyak menangis dan sangat penurut. Ingatannya juga luar biasa, dia bisa mengingat segala sesuatu yang diajarkan kepadanya meskipun belum bisa menguasainya sepenuhnya. Setelah mengingatnya, dia akan mencerna dan memahaminya sendiri perlahan-lahan. Elang yang
Olivia merupakan menantu paling tua di keluarga Adhitama. Ibu kandung Olivia, Reni, adalah putri kedua dari kepala keluarga Gatara yang sebelumnya. Kelak, Odelina akan menjadi menantu keempat keluarga Lumanto. Perempuan itu memiliki status dan kedudukan yang sama dengan Olivia. Keluarga Sanjaya juga memiliki hubungan dengan keluarga Gatara karena Yuna, adalah putri sulung dari kepala keluarga Gatara sebelumnya. Oleh karena itu, keluarga Adhitama, keluarga Sanjaya, dan keluarga Lumanto adalah tiga keluarga yang bersedia dijaga hubungannya oleh Organisasi Lima Kaisar dalam jangka panjang. Semua ini berkat pengaruh Setya. Elang sebelumnya tidak memiliki hubungan dengan ketiga keluarga ini. Namun, setelah gurunya datang ke Mambera, dia telah menyelidiki semua keluarga besar di sana dan mengetahui bahwa empat keluarga tersebut menguasai Mambera. Umumnya, tidak ada yang berani menyinggung mereka. Para pemimpin dari empat keluarga besar itu juga mampu mengendalikan anggota keluarganya, me
“Dokter Panca bilang, dia akan mengatur agar Dokter Dharma datang dan menemani kita pergi ke Cianter,” kata Yuna. “Dengan adanya Dokter Dharma bersama kita, setidaknya kita bisa lebih tenang,” lanjutnya. Setya sudah sangat tua. Perjalanan jauh membuat semua orang khawatir dan takut jika sewaktu-waktu napasnya tersendat, dia akan langsung pergi begitu saja. Dengan kehadiran Dokter Dharma atau Dokter Panca, mereka bisa merasa lebih lega. “Dokter Dharma sering bepergian untuk mengobati orang. Kalau dia pergi selama beberapa hari, Olivia juga nggak akan curiga,” lanjut Yuna. “Kalau saja Olivia nggak sedang hamil, kami juga nggak perlu menyembunyikan ini darinya.” “Bayinya lebih penting, lebih baik kita merahasiakannya,” kata Setya, yang juga setuju untuk menyembunyikan ini dari Olivia. Apalagi setelah mengetahui bahwa Olivia baru bisa hamil setelah satu tahun menikah. Kehamilan ini tidak mudah baginya, ditambah lagi dengan tekanan besar yang dia hadapi. Jika perempuan itu tahu bahwa s
Yang menemani Aldi pulang bersama adalah salah satu murid terkuat Rubah Perak yang dijuluki Elang. Usianya masih cukup muda, kira-kira tak jauh berbeda dengan Daniel. Dia adalah orang yang sangat serius, tatapannya tajam, dan siapa pun yang ditatap olehnya akan langsung bergidik ketakutan.“Ma, ini bukti-bukti yang dikumpulkan sama Pak Setya. Aku temui ini di tempatnya.”Aldi lantas memberikan bukti-bukti yang dia temukan kepada ibunya. Yuna tidak langsung melihatnya ketika dia mengambil itu dari Aldi, tetapi menyerahkannya kepada Setya.Bukti-bukti yang Setya kumpulkan itu dijaga dengan sangat baik. Meski sudah lewat belasan tahun sekalipun, tulisannya masih bisa dilihat dengan jelas.“Setya, coba lihat apa ini,” kata Yuna dengan lembut.Setya pun mengeluarkan kacamatanya dan mengambilnya dari tangan Yuna. Dia membuka kotaknya dan melihat satu per satu, lalu berkata, “Ya, ini bukti yang aku kumpulkan. Nggak banyak, tapi semuanya mengarah ke Patricia.”Setya kemudian menyerahkan kembal
“Kalau cara kamu ngejar dia cuma begini saja, apa bisa terkejar? Kalau kamu nggak berhasil, mending kejar si Katarina lagi saja sesuai yang Nenek sudah atur. Nenek pilihin kamu Katarina berarti memang dia yang paling cocok sama kamu. Kamu ngejar Katarina juga baru dua tiga bulan saja. Perasaannya masih belum terjalin. Aku dan Kak Stefan juga nggak langsung suka pada pandangan pertama. Tetap harus dijalani dulu sampai lama baru muncul rasa tertarik. Kayak waktu aku ngejar Rosalina, memangnya aku langsung jatuh cinta sama dia pada pandangan pertama? Nggak. Tapi aku penasaran kenapa Nenek jodohin aku sama Rosalina, jadi aku coba dekati dia untuk melihat apa yang bikin Nenek tertarik sama dia. Aku mau tahu sisi apa dari dia yang cocok denganku. Terdorong rasa penasaran itu, aku terus mengamati dia dan perlahan menyadari sisi positifnya, sejak itu tanpa sadar aku jatuh hati sama dia. Ricky juga sama sepertiku, cuma Kak Stefan saja yang pelan-pelan baru tertarik sama Olivia setelah menikah d
Samuel hanya melihat tumpukan berkas itu sekilas. Dia tidak segera memberikan cap, tetapi malah dengan santai menutupnya. Sekarang dia punya masalah lain yang mau dia katakan. Dia tidak mau fokusnya terpecah agar tidak lengah dan berakhir diceramahi oleh Calvin.“Kak, jadi begini. Aku nggak sengaja menemukan kalau Nana dan Rubah-ku ini gerak-geriknya agak mirip,” kata Samuel langsung ke inti masalah. Dia datang tidak lain adalah untuk membahas si Rubah. Hanya si Rubah seorang yang bisa membuat Samuel memberanikan diri untuk datang menemui kakaknya meski sudah dipandang sebelah mata.Rubah juga sudah menghilang entah bersembunyi di mana. Samuel sudah mencari satu Mambera, tetapi dia tidak berhasil mendapatkan petunjuk sekecil apa pun tentang keberadaan Rubah. Selama hampir 30 tahun hidup, Samuel tidak pernah merasa sefrustrasi ini.“Terus? Kamu curiga kalau Nana itu sebenarnya Rubah kamu? Ngomong-ngomong, si Rubah ini cewek yang waktu itu datang ke kantor, bukan?”Calvin masih ingat sep