Odelina menyajikan Brisket Daging Sapi yang sudah selesai dimasak kepada Amelia sambil memahami para satpam tersebut mengapa ada di dekat restorannya.Olivia mungkin tidak menyadarinya, tapi Odelina yang menyewa tempat itu dari Daniel sudah menyadarinya dari awal. Ada beberapa satpam yang hanya berkeliling di sekitar Restoran Odelina dan tidak berpindah dan juga ada beberapa satpam yang berkeliling ke seluruh area tempat itu. Seluruh keamanan di tempat itu telah ditingkatkan menjadi lebih ketat.Sepasang mata Olivia yang cantik berkedip. Perempuan itu merasa semua tindakan Daniel dilakukan demi kakaknya tapi Kakaknya tidak pernah menganggap lebih terhadap hubungannya dengan Daniel. Olivia mau tidak mau mencoba berpikir, siapa tahu bawa yang dilakukan oleh Daniel bukan hanya untuk Kakaknya, tapi juga benar-benar untuk keamanan para pelanggan yang telah menyewa tokonya?Tempat restoran yang disewa oleh Kakaknya memang milik Daniel.Setiap berangkat dan pulang kerja, Daniel pasti akan me
“Majikan kami juga sama seperti Ibu, nggak suka melihat kedua kakak beradik Hermanus itu bisa terbang tinggi dengan kesuksesannya.”Yenny mengedipkan kedua matanya, apakah majikan yang dimaksud oleh kedua orang ini adalah orang yang pernah disinggung oleh Olivia dan Odelina.Namun, kenapa harus mencari dirinya?Dirinya jelas-jelas tidak punya kemampuan untuk membalas dendam dan menekan Olivia dan kakaknya itu.“Ibu Yenny silakan ikut kami sebentar, nanti Ibu Yenny akan mengetahui sendiri semuanya.”Yenny berkata, “Aku nggak tahu kalian siapa, siapa yang tahu apa yang akan kalian berbuat kalau aku mengikuti kalian? Apalagi kalian juga menggunakan masker, aku nggak bisa melihat wajah asli kalian berdua. Kecuali kalau kalian melepaskan masker dan aku memfoto kalian berdua dan mengirimkannya ke suamiku, lalu memberitahunya kalau aku sedang pergi bersama kalian.”“Dengan begitu, suamiku juga bisa langsung tahu kalau ada sesuatu yang terjadi denganku, aku pergi dengan siapa dan ke mana.”“Ib
Salah seorang pria di antar mereka menyodorkan sebuah masker setelah Yenny selesai muntah.Yenny buru-buru menggunakan masker tersebut tapi dia masih dapat mencium aroma menusuk di sekitarnya. Lalu perempuan itu menahan hidungnya dengan tangan dan buru-buru mengikuti kedua pria itu masuk ke dalam bangunan terbengkalai itu.Setelah masuk ke dalam bangunan tersebut dan jauh dari sampah-sampah itu, barulah Yenny berani melepas tangannya dari hidung. Kemudian perempuan itu mengedarkan pandangan ke sekeliling dan melihat lingkungan di sekitarnya. Tidak ada orang yang tinggal di area bangunan tersebut, kalau dirinya mati di sini dan mayatnya membusuk, tidak akan ada orang yang bisa menemukannya.Bulu kuduk Yenny berdiri memikirkan hal ini.Entah siapa sebenarnya mereka ini, kalau memang Odelina dan adiknya sudah menyinggung mereka, kenapa bukan mereka saja yang langsung mencari Odelina dan Olivia sendiri, untuk apa mencari mereka?Dirinya dan kedua kakak beradik itu saat ini juga sudah seper
“Russel …, dia hanya seorang anak kecil …. Apalagi hak asuhnya jatuh di tangan Odelina, Roni hanya perlu mengirimkan uang sebanyak enam juta per bulan sampai anak itu berusia delapan belas tahun. Kedepannya kalau Russel mau beli rumah atau mobil, nggak perlu Roni mengeluarkan uang untuk membantunya, dia hidup juga nggak akan bisa merebut harta warisan.”“Hati manusia berubah setiap saat, hanya dengan kematian anak itu, baru bisa memastikan nggak akan ada yang merebut harta warisan dengan anak kamu.”Yenny, “Tapi …, jangankan anak laki-laki, anak perempuan saja sampai sekarang belum ada.”“Apa kamu nggak bisa melahirkan seorang anak?”Yenny tertegun mendengarnya.Perempuan yang berada di dalam ruangan itu langsung tertawa terbahak-bahak, “Sepertinya Ibu Yenny hanya bisa jahat di luar saja, tapi hatinya masih nggak bisa berbuat kejam. Aku juga hanya menceritakan rencanaku saja, nggak ada mengatakan akan membunuh Russel.”“Aku hanya menggunakan Russel untuk menarik Olivia datang, hubungan
Namun kesibukkan sementara waktu ini untuk kedamaian seumur hidup mereka, sehingga yang dilakukan Olivia bisa dikatakan sangat berharga.“Terima kasih Olivia, kamu sudah berusaha semaksimal mungkin.”Stefan mencium kening perempuan itu, dia sangat mencintai dan menghargai semua hal yang dilakukan oleh perempuan itu untuk dirinya.“Hal ini sama saja untukku, setelah aku mempelajarinya maka aku bisa menggunakannya untuk seumur hidup.”Olivia kembali menguap. Hari ini perempuan itu bangun terlalu pagi, sehingga sekarang merasa sangat mengantuk.“Sore ini kamu juga harus kembali ke kantor, waktu kamu jauh lebih berharga dari pada aku.”Demi kakaknya, Stefan telah mengorbankan setengah hari di jam kantornya, kerugiannya tentu lebih jauh.Kalau pria itu tidak benar-benar mencintai Olivia, bagaimana mungkin mau berkorban sebanyak ini?Olivia menatap ke arah Stefan, kedua tangannya meraba wajah tampan pria itu, sorot matanya memancarkan luapan kasih sayang, “Suamiku, kebaikan apa yang sudah ak
Tepat pukul 14.30 Olivia kembali ke toko buku diantar oleh Stefan.“Nanti malam aku ada acara,” ujar Stefan sebelum Olivia turun dari mobil.“Nanti sore jam berapa kamu pulang dari kantor? Acara malam nanti jangan minum terlalu banyak, dan jangan minum pas perut kosong, nanti cepat mabuk.”“Aku sudah makan obat tiga hari, seharusnya nggak akan sakit lagi.”“Nggak sakit pun tetap harus jaga kesehatan. Nanti aku bawain makanan sebelum kamu pulang kantor. Makan dulu sedikit baru pergi. Tapi kamu tetap nggak boleh minum banyak-banyak, malah kalau bisa nggak usah minum sama sekali.”“Iya, aku tahu. Kalau begitu aku tunggu makanannya.”Olivia mencium dan mencubit pipinya Stefan, dan ketika Stefan ingin membalasnya, Olivia langsung turun dari mobil dengan gesit seperti ikan yang melarikan diri dari penangkapnya. Yang penting, Olivia sudah berjanji dua hari lagi, dia akan membiarkan Stefan melakukan apa pun yang dia mau.Amelia dan Junia juga sedang berada di toko buku. Yang satu sedang sibuk
“Planning-nya sudah jadi. Tadi aku baru saja diskusi sama Junia. Coba dilihat dulu.”Amelia mengeluarkan rancangan yang sudah dia buat semalaman dari tas dan menyerahkannya kepada Olivia. “Aku juga pemula, tapi kita kan kita bertiga. Ayo kita sama-sama berjuang cariduit.”“Oliv, kamu berhenti dulu kerjainnya. Jangan sambil kerja sambil baca, nanti tangan kamu terluka.”Terakhir kali Amelia membawa Olivia ke rumah sakit karena terluka, kedua kakinya terasa lemas karena melihat banyak darah.“Yang waktu itu kan kecelakaan.”Amelia tidak mau mengaku dia terluka gara-gara Stefan. Namun, dia tetap berhenti mengerjakan dan membaca perencanaan yang Amelia buat dengan serius, sembari sesekali bertanya.“Planning ini belum aku kasih lihat ke Kakak. Aku rasa kita harus coba jalanin dulu sendiri, jangan terus-terusan mengandalkan orang lain.”“Aku rasa planning ini sudah bagus banget,” puji Junia.“Yang namanya pengalaman memang harus dicari sedikit demi sedikit. Aku juga pernah ngobrol sama Stef
Olivia mengingat kembali jalan yang dia tempuh bersama dengan Stefan selama ini. Sejauh yang bisa dia ingat, dia jarang sekali memanjakan Stefan.Melihat Junia yang begitu mudahnya merayu Reiki, Olivia jadi berpikir untuk membelikan Stefan hadiah ketika dia membawakan makanan untuknya nanti.“Jun, nanti malam kita makan apa?” tanya Olivia.“Tadi siang Kak Odelina ngajak makan, jadi aku nggak beli apa-apa. Kamu mau makan apa? Aku beli saja sekarang.”“Aku harus bawain makanan buat Stefan biar lambungnya nggak sakit lagi. Mana malam ini dia harus menjamu tamu pula, takutnya lambungnya bakal sakit kalau dia minum-minum dengan perut kosong. Aku mau pergi beli makanan dulu, nanti aku balik lagi,” kata Olivia.Setelah Olivia pergi, Amelia berkata, “Aku jadi iri sama Olivia. Nggak gampang dia bisa menjalani kehidupan rumah tangga biasa sama Stefan. Stefan orangnya dingin banget. Cuma Olivia saja yang bisa bikin dia luluh.”“Waktu Stefan datang, dia kelihatan kayak patung es. Murid-murid saja
Yang menemani Aldi pulang bersama adalah salah satu murid terkuat Rubah Perak yang dijuluki Elang. Usianya masih cukup muda, kira-kira tak jauh berbeda dengan Daniel. Dia adalah orang yang sangat serius, tatapannya tajam, dan siapa pun yang ditatap olehnya akan langsung bergidik ketakutan.“Ma, ini bukti-bukti yang dikumpulkan sama Pak Setya. Aku temui ini di tempatnya.”Aldi lantas memberikan bukti-bukti yang dia temukan kepada ibunya. Yuna tidak langsung melihatnya ketika dia mengambil itu dari Aldi, tetapi menyerahkannya kepada Setya.Bukti-bukti yang Setya kumpulkan itu dijaga dengan sangat baik. Meski sudah lewat belasan tahun sekalipun, tulisannya masih bisa dilihat dengan jelas.“Setya, coba lihat apa ini,” kata Yuna dengan lembut.Setya pun mengeluarkan kacamatanya dan mengambilnya dari tangan Yuna. Dia membuka kotaknya dan melihat satu per satu, lalu berkata, “Ya, ini bukti yang aku kumpulkan. Nggak banyak, tapi semuanya mengarah ke Patricia.”Setya kemudian menyerahkan kembal
“Kalau cara kamu ngejar dia cuma begini saja, apa bisa terkejar? Kalau kamu nggak berhasil, mending kejar si Katarina lagi saja sesuai yang Nenek sudah atur. Nenek pilihin kamu Katarina berarti memang dia yang paling cocok sama kamu. Kamu ngejar Katarina juga baru dua tiga bulan saja. Perasaannya masih belum terjalin. Aku dan Kak Stefan juga nggak langsung suka pada pandangan pertama. Tetap harus dijalani dulu sampai lama baru muncul rasa tertarik. Kayak waktu aku ngejar Rosalina, memangnya aku langsung jatuh cinta sama dia pada pandangan pertama? Nggak. Tapi aku penasaran kenapa Nenek jodohin aku sama Rosalina, jadi aku coba dekati dia untuk melihat apa yang bikin Nenek tertarik sama dia. Aku mau tahu sisi apa dari dia yang cocok denganku. Terdorong rasa penasaran itu, aku terus mengamati dia dan perlahan menyadari sisi positifnya, sejak itu tanpa sadar aku jatuh hati sama dia. Ricky juga sama sepertiku, cuma Kak Stefan saja yang pelan-pelan baru tertarik sama Olivia setelah menikah d
Samuel hanya melihat tumpukan berkas itu sekilas. Dia tidak segera memberikan cap, tetapi malah dengan santai menutupnya. Sekarang dia punya masalah lain yang mau dia katakan. Dia tidak mau fokusnya terpecah agar tidak lengah dan berakhir diceramahi oleh Calvin.“Kak, jadi begini. Aku nggak sengaja menemukan kalau Nana dan Rubah-ku ini gerak-geriknya agak mirip,” kata Samuel langsung ke inti masalah. Dia datang tidak lain adalah untuk membahas si Rubah. Hanya si Rubah seorang yang bisa membuat Samuel memberanikan diri untuk datang menemui kakaknya meski sudah dipandang sebelah mata.Rubah juga sudah menghilang entah bersembunyi di mana. Samuel sudah mencari satu Mambera, tetapi dia tidak berhasil mendapatkan petunjuk sekecil apa pun tentang keberadaan Rubah. Selama hampir 30 tahun hidup, Samuel tidak pernah merasa sefrustrasi ini.“Terus? Kamu curiga kalau Nana itu sebenarnya Rubah kamu? Ngomong-ngomong, si Rubah ini cewek yang waktu itu datang ke kantor, bukan?”Calvin masih ingat sep
“… kan bisa saja apa yang aku minta kalian nggak bisa bantu, makanya aku minta bantuannya ke kakak iparku. Kak Olivia sudah pergi ke Vila Ferda, Kak Rika masih belum resmi masuk keluarga Adhitama dan aku juga nggak begitu dekat sama dia. Cuma Kak Rosalina saja yang bisa kuminta bantuan. Memang nggak boleh aku minta tolong sama dia?”Rosalina adalah kakak iparnya yang paling tua, tetapi keluarga Adhitama ini terdiri dari beberapa anak lelaki dari ayah yang berbeda sehingga Olivia secara tidak langsung hanya ipar tiri statusnya. Hanya Rosalina saja yang bisa dianggap sebagai ipar dari saudara kandung.“Rosalina bahkan nggak kenal dan nggak pernah ketemu sama cewek yang kamu suka. Dia nggak bakal bisa bantu banyak juga, jadi mending kamu nggak usah ganggu dia. Kalau ada apa-apa, bilang ke aku saja. Kalau aku rasa Rosalina bisa bantu, nanti biar aku yang ngomong ke dia.”“Ini bukan soal si Rubah, tapi soal Nana. Kak Rosalina kan kenal sama Nana dan seharusnya mereka juga pernah berinteraks
“Ini mah banyak banget!” keluh Samuel.“Kamu pikir kami semua sesantai kamu? Kamu saja yang bisa santai, aku dan Kak Stefan setiap hari sibuknya bukan main.”“Kata siapa aku santai? Aku juga punya kesibukan sendiri, kok.”“Masa? Aku nggak pernah lihat kamu sibuk.”“.…”Samuel tidak ditempatkan di kantor pusat Adhitama Group, jelas saja para kakak yang lebih tua tidak pernah melihat Samuel sibuk. Ini salah Samuel sendiri yang tadi mengatakan kalau dia sedang senggang. Bukankah akan lebih baik jika dia terus terang saja apa tujuan dari kedatangannya ke sini?“Kak Stefan jauh lebih capek dari aku,” ucap Calvin.Stefan adalah kunci dari Adhitama Group. Meskipun urusan sepele tidak perlu melalui persetujuan Stefan lagi, tetap saja masih ada banyak urusan lain yang harus dia tangani secara langsung. Adhitama Group sangat besar. Setiap ari ada saja pekerjaan yang harus Stefan urus, belum lagi rapat yang tidak pernah ada habisnya dan sesekali harus pergi menjamu klien.Saat masih bertunangan,
Masih berbicara dengan suaminya di telepon, Rosalina berkata, “Kamu kan sibuk, beresin saja dulu sana. Aku mau menemani Nenek jalan-jalan lagi sebentar. Dia tadi habis marah-marah sama Dewi sampai mukanya merah semua.”Sarah, “….”Di telepon Calvin tertawa sangat keras, tetapi dia cukup sadar diri untuk tidak menanyakan apa yang Dewi katakan kepada neneknya, supaya neneknya tidak melampiaskan kekesalannya dengan cara mengumbar aib Calvin yang lain. Setelah pembicaraan di telepon berakhir, Calvin meletakan ponselnya dan menyeruput kopinya. Sebelum dia meletakkan kembali gelasnya di atas meja, dia mendengar suara ketukan pintu.“Masuk,” ujarnya.Lantas pintu ruang kantornya terbuka dimasuki oleh Samuel. Melihat kedatangan adik kecilnya itu, Calvin pun dengan rapi meletakkan gelasnya kembali ke tatakan gelas dan berkata dengan senyum tipis di wajah, “Tuben, ada angin apa kamu datang ke sini?”“Aku merasa sedikit tersinggung Kak Calvin ngomong begitu. Aku ini adik kandungmu, lho.”Samuel d
Terlalu banyak cucu juga bukan hal yang baik.“Nggak, kok. Nenek nggak bilang apa-apa tentang kamu. Jangan selalu berpikiran buruk tentang Nenek, ya,” ujar Rosalina dengan maksud bercanda.Mendengar itu, Nene Sarah dengan sengaja meninggikan suaranya, “Rosalina, aku kasih tahu, nih. Calvin waktu kecil suka ngompol. Waktu umur dia lima tahun saja kadang-kadang masih suka ngompol. Dia selalu ngaku cari kamar mandi di mimpinya. Pas lagi nyari, begitu ketemu langsung pipis.”“Nenek!” sahut Calvin di telepon.Ya, baiklah. Di antara kakak beradik itu, memang Calvin yang paling sering mengompol. Yang lain pada umumnya sudah tidak mengompol lagi di usia mereka sudah bisa berbicara. Begitu mereka ke kamar mandi sebelum tidur, mereka akan tertidur lelap sampai hari mulai terang. Berbeda dengan Calvin,dia justru banyak minum menjelang tidur dan tidak ke kamar mandi. Makanya, dia sering terbangun di tengah malam untuk pipis. Namun bagaimanapun juga, Calvin baru berusia 5-6 tahun dan masih dianggap
Nenek Sarah tersenyum, lalu dia berkata, “Aku nggak peduli apa kata mereka. Toh cucuku ya milikku. Aku yang membesarkan mereka dari kecil, aku dan suamiku yang bersusah payah mendidik mereka dengan sepenuh hati. Aku yang paling tahu seperti apa sifat mereka, dan wanita seperti apa yang cocok dengan mereka. Aku cuma mau cucuku bahagia dan memberikan mereka istri yang pantas. Apa itu salah? Orang-orang bilang Olivia nggak pantas untuk Stefan. Mereka sering kali bertanya memangnya sudah berapa lama Olivia masuk ke keluarga Adhitama? Atau bertanya dengan kemampuan yang Olivia miliki, apa dia pantas untuk Stefan?”Sarah dari dulu memang lebih menyayangi Olivia. Dia melanjutkan, “Aku justru sangat berterima kasih sama Olivia karena dia mau menikah sama Stefan. Dengan sifat Stefan yang temperamental itu, bisa jadi dia nggak akan dapat pasangan seumur hidup. Bahkan para ahli juga pada bilang kalau Stefan dan Olivia itu memang ditakdirkan untuk jadi suami istri seumur hidup. Mereka mendapatkan
Tante Rida pernah berpesan kepada Rosalina. Andaikan Rosalina sungguh mencintai Calvin, maka terimalah cintanya. Jangan sampai Rosalina melewatkan kesempatan ini atau dialah yang akan menyesal nantinya.Setiap anak lelaki yang terlahir di keluarga Adhitama, entah di urutan yang keberapa pun, mereka sama-sama mendapatkan pendidikan yang setara. Cara mereka menyikapi hubungan asmara juga sama, yaitu fokus dengan pasangan masing-masing bahkan sampai ke tahap buta asmara. Mereka tidak akan jatuh cinta dengan mudah, tetapi sekali jatuh cinta, maka itu akan menjadi komitmen seumur hidup.“Aku bisa mengerti. Memang ini sudah risiko menjadi bagian dari keluarga yang dikenal banyak orang,” ujar Sarah, seraya menepuk punggung tangan Rosalina dengan kasih sayang.Rosalina tersenyum dan berkata, “Nek, yang aku bilang itu dulu. Sekarang aku sudah nggak merasa tertekan atau merasa minder lagi. Dulu aku merasa beruntung karena Calvin sudah memilih aku. Sekarang aku merasa aku pasti punya suatu kelebi