Apakah permasalahan inia akan dibiarkan begitu saja? Keluarga Dendanious yang mendengar berita ini, langsung naik pitam. Nyonya Dendanious yang merasa ini sudah sangat berlebihan segera menghubungi Eden untuk menyiapkan berkas tertentu untuk menjebloslan orang yang menjebak Irene dan Marcus dalam suatu scandal berita, dan memerintahkan kepada Leeㅡkerena bodyguard itulah yang selama ini 'menjaga' Ireneㅡuntuk segera menyelidiki siapa orang berani menyebarkan rumor tersebut. Nyonya Dendanious yang sudah selesai menghubung Lee, segera duduk di salah satu sofa dengan ekspresi lelah. "Siapa pula orang yang bermain dengan keluarga Dendanious?" Tuan Dendanious mengangkat bahu acuh, "Tidak tahu, let's see how is it going and take an action." Menyesap teh panas yang mengepul, "Tuan Levebvè juga barusan menanyakan tentang rumor tersebut, dan akan ikut melakukan tindakan.""Seperti apa?" "Berupa blacklist dari seluruh properti, aku rasa walau dia kecil, tapi pengaruh untuk mempengaruhi proper
Kesibukan seorang aktris biasanya selalu berhubungan dengan perekaman drama atau film yang akan datang. Dua hari yang lalu, dia seharusnya pergi ke tempat syuting, tapi entah mengapa pihak director film mengkensel kontrak dengannya dan tiba-tiba membuka audisi ulang untuk peran yang akan ia mainkan. Tentu saja Blair sangat kesal. Perempuan bermata hijau ini sudah dua hari pula berada di ruangannyaㅡmasing-masing aktris di Music Blanc memang memiliki ruangan tersendiri. Biasanya satu agen dapat memuat untuk 5 ruangan, yang berarti setiap 5 aktris yang ada di agen tersebut, memiliki ruangan masing-masing. Agen Blair bernama Jiya, dia sebenarnya adalah agen yang memumpuni, akan tetapi anehnya, dari semua 'anak' yang dibawa, hanya ada satu yang mampu meraih kesuksesan. Blair bisa menjadi salah satunya tapi karena sikap gadis ini kurang baik, banyak sekali orang yang tersinggung dengannya. Blair sebagai orang problematik pun sering dikenal oleh banyak orang. "Blair, kau dipanggil ke ruan
Blaor menatap sosok pria yang berdiri di hadapannya dengan pandangan yang tak bisa terlukiskan; amarah, sedih, semua emosi negatif tampak menjadi satu. "Kauㅡ""Apa?" Marcus menghela napas. Pria itu kemudian menatap ke arah kakak iparnya. "Kak, aku rasa sekarang saatnya kau pergi. Bukankah kak Mino akan mengajakmu pergi ke suatu tempat?" Irene memberikan tatapan penuh perhatian kepada Blair. Wanita itu menatap sejenak sebelum berkata kepada adik iparnya, "Don't be to harsh, okay? She's seem to like you." Marcus tidak mengalihkan padangannya sedikitpun. "It's okay, itu urusan ku. Kau cepatlah pergi.""Alright, see you at home." Marcus menganggukan kepala. Sedikit senang kala mengetahui bahwa Irene dan Mino akan berkunjung ke mansion keluarga Dendnaious di Manhattan. Irene membenahi dress kuning pastelnya sejenak. Meraih tasnya, dan segera pergi dari ruangan, dengan maksud untuk membuat atmosfir tidak terlalu menegangkan. Setelah memastikan Irene pergi dari tempatnya, Marcus berjala
Marcus Dendanious? Blair menatap pria di depannya dan juga ke arah sang kakak dengan tatapan tidak menyangka. Perempuan itu mendadak lemas dan tidak tahu harus berbuat apa. Apakah produser Marcus adalah Marcus Dendanious yang itu; putra bungsu keluarga konglomerat Dendanious yang terkenal? Sungguh?! Astaga, betapa bodohnya dia. Bagaimana bisa dia kecolongan besar seperti ini. Tidak hanya dia melewatkan sesuatu yang bagusㅡseperti menjadikan Marcus kekasihnyaㅡtapi dia juga menyinggung Marcus, tidak tunggu, apakah itu berarti dia telah menyinggung seluruh keluarga Dendanious? Tanpa Blair ketahui, tidak hanya keluarga Dendanious, keluarga Levebvè sudah memasukan nama keluarga Song ke dalam blacklist kerjasama dimasa yang akan datang. Di sisi lain, Siyu menangkap sinyal bahwa Marcus akan tetap melaksanakan kerjasama dengan perusahaan entergainment keluarga asalkan mereka meminta maaf kepada perempuan bernama Irene itu, bukan? Apakah Siyu akan menyerah?Jawabannya tentu saja tidak. P
"Direktur," ujar si resepsionis dengan penuh hormat, "Anda sudah datang, mohon maaf atas keributan yang ada." Setelah menyapa, tak lupa resepsionis itu juga sedikit menundukan kepala sebagai ungkapan rasa bersalahnya. Perempuan yang baru saja datang adalah Irene, dia sudah berganti pakaian dari dress kuning pastel ke rok cokelat tua semata kaki, dipadukan dengan baju cokelat muda dengan pita merah dibagian kerah, sepatu hitam, tas jinjing, dan juga topi baretㅡauranya sangat berkelas dan tidak terlihat seperti yang berada di foto, soft. Kali ini aura Irene sangat menonjol (bold) tapi disaat yang bersamaan sangat elegan. Mengikuti sikap bawahannya, Irene juga mengatakan, "Mohon maaf atas ketidaknyamanan kalian." "Tidak apa-apa, dokter, kami mengerti." "Ya, beberapa karen memang seperti mereka." Karen merupakan nama atau sebuah istilah bagi orang yang sangat annoying apabila diberitahu. Irene hanya menggelengkan kepala. Dia menggerakan jari telunjuknya dan Lee, pria yang senan tiasa
Mino telah mempersiapkan ini jauh-jauh hari sebenarnya. Dia tidak mengatakan apapun kepada Irene selain pergi kencan bersamaㅡlagipula mereka berdua kencan pun bisa dihitung jari karena kesibukannya yang luar biasa menguras tenaga. Sejak pagi, dia mengatakan bahwa dia akam berada di kantor, sementara sebenarnya dia tidak berada di kantor sama sekali. Selepas Irene keluar dari ruangannya menuju ruangan adiknya dilantai 19 gedung Next In Company, dia dan Son bergegas menuju salah satu destinasi yang telah ia pikirkan sebelumnya untuk melakukan hal gila seperti ini. Terdengar ektrim, 'kan? Sebab memang itu yang terjadiㅡini adalah pertama kalinya Mino melakukan hal gila seperti ini seumur hidup, dan dia tidak keberatan. Ia ditemani oleh Son dan Lee, bahkan Albert dan Eden ikut campur di dalamnya; merumuskan di mana, daerah apa, dan nuansa seperti apa yang cocok dengan konsep lamaran yang ingin ia lakukan. Jika boleh berharap, Mino ingin mengulang waktu dan m
Melamar dengan posisi kandungan Irene sudah 6 bulan, serta mereka sudah menikah hampir setahun lamanya? Apa yang bisa Irene jawab selain iya? Kenyataannya, untuk menjawab saja bibirnya luar biasa kelu. Dia tidak tahu ekspresi seperti apa yang saat ini sedang dia perlihatkan dihadapan Mino dan semua orang yang hadir. Hanya tetesan air mata yang berhasil lolos dari pelupuk kata, membasahi pipi, dan terjun bebas dari dagu bak air terjun. Mino masih menunggu, dia tidak masalah harus berlutut selama apapun. Pria itu membiarkan Irene memproses apa yang sedang terjadi. Dia tahu lamaran ini terlambat, sangat terlambat daripada pasangan pada umumnya. Ditambah, saat ini keduanya sedang dalam proses sebagai calon orang tua. Walau Mino sudah tahu jawaban diakhir, pria itu tidak mau kemudian memaksakan wanita di depannya untuk buru-buru menjawab. Irene menarik napas panjang, menghapus air matanya, dan ikut menyetarakan tinggi tubuhnya dengan tubuh Mino yang sedang berlutut. "Mino, I'm already y
Keesokan harinya berita tentang perusahaan entertainment di China batal bekerjasama dengan perusahaan Music Blanc menjadi perbinjangan di seluruh dunia. Fans agensi China dan fans dari agensi Music Blanc saling serang satu sama lainㅡmenyalahkan dan berusaha membenarkan. Berita semakin memanas ketika salah satu lawan media yang kenal dengan Blair merilis sebuah press perihal Blair yang mencoba menggoda Produser Mㅡnama panggung dari Marcus di dunia entertainment. Belakangan menjadi perbincangan. Banyak orang-orang yang merundung dan pergi ke sosial media resmi milik Blair untuk melontarkan berbagai macam komentar; mulai dari komentar biasa, hingga ujaran kebencian. Siapa yang tidak kenal produser M? Memang benar nama ini cenderung low profile karena jarang banyak orang mengetahui, tapi di dunia entertainment, nama produser M bukanlah sebuah nama yang bisa dipandang sebelah mana. Produser M dikenal sebagai monster box office, orang yang mampu memprediksi mana film yang bagus hingga me
Berita pernikahan putra sulung keluarga Dendanious, Lousi Mino Dendanious menyebar luas; berbagai awak media berbondong-bondong menjadikan berita ini sebagai headline majalah dan koran, sementara ada juga sebagian jurnalistik yang berdiam diri di depan mansion keluarga Dendanious demi mencari secuil beritaㅡterutama menyangkut hal berupa scandal akan lebih baik. Atau setidaknya mereka pikir seperti itu. Sebab, hingga tiga hari belakangan ini, Mansion keluarga Dendanious cenderung sepi dan hanya ada pelayan atau tukang kebun yang membersihkan halaman dibalik pagar yang menjulang tinggi. Para wartawan dan paparazzi ini sudah berkemah di sini. Dan tepat di saat mereka sudah putus asa, sebuah mobil Misserati terlihat mendekati pagar mansion keluarga Dendanious. Para wartawan ini segera menarik kamera dan mencoba melihat siapa yang datang. Ternyata itu adalah salah satu kerabat Mino, yang datang untuk melihat anggota keluarga baru Dendanious yang dinanti-nanti. "Tuan Dealton, bagaimana pe
Seperti dadu yang dilempar, hari terus bergulir, menggantikan hari-hari sebelumnya yang telah dilewati oleh manusia. Bedanya, jika dadu dilempar oleh manusia, maka hari tidak ditentukan oleh siapapun.Roda berputar, seperti putaran takdir yang tidak bisa diprediksi; kadang di atas, terkadang pula manusia merasakan rasa pedihnya berada di bawah. Semua itu, sungguh Tuhan-lah yang telah mengaturnya. Agar seluruh manusia mengetahui seberapa hebatnya Tuhan menciptakan takdir dan alam semestaㅡagar tidak melupakan bahwa setiap perbuatan selalu ada konsekuensi yang harus dijalani. Mulai dari pertemuan tak terduga, hingga sebuah perpisahan yang telah direncanakan. Mulai dari rasa cinta, hingga rasa benci yang teramat sangat menyesakan hati. Seperti sungai yang mengalir, adem, menghanyutkan, dan membawa berbagai macam emosi di dalamnya; kepedihan, kesenangan, dan kemarahanㅡair sungai terlihat tenang tapi begitu menghanyutkan. Hal ini sama dengan yang tua meninggalkan dunia, dan yang muda terla
Clarissa keluar dari rumah sakit dengan pandangan kosong. Perempuan itu menatap langit biru di atasnya, lalu mengembuskan napas lelah. Tidak heran beberapa minggu terakhir ini dia menjadi lebih cepat lelah, bawaannya ingin pulang ke rumah dan tidur dengan nyaman, belum lagi rasa mual yang cukup mengganggu. Siapa sangka dia akan mengalaminya secepat ini? Takdir terlalu kejam untuknya. Bagaimana dia harus berkata kepada kakaknya, Irene? Belum lagi kakak iparnya yang juga berteman dekat dengan sosok yang belakangan ini terus mengusik kehidupan tenang Clarissa? Terutama, bagaimana dia menjelaskan ini kepada ayahnya? Berbagai sekelumit pemikiran terus bermekaran dalam kepala. Seolah otaknya menolak berhenti untuk tidak berpikir belebihan. Belakangan ini, ayahnya, tuan Levebvè sangat membanggakan dirinya yang sudah berani mengambil langkah kecil untuk melihat sisi lain kehidupan sebagai pekerja kantoran di perusahaan en
Beberapa hari belakangan ini Clarissa merasa dia dilihat oleh banyak orang. Dalam artian pandangan yang menatapnya dengan pandangan menilai, menghakimi, hingga merendahkan. Sebenarnya ini bisa saja hanya sebuah perasaan semata, tapi hal ini semakin membuatnya yakin ketika ia hendak ke kamar mandi untuk memuntahkan rasa mual. "Kau dengar, tidak aku sangka ternyata dia masuk ke Music Blanc menggunakan jalur nepotisme," ujar salah seorang staff. Clarissa menahan rasa mualnya habis-habisan dan berdiri terdiam di depan kamar mandi seraya membekap mulutnya. "Ya, aku yakin dia tidak memiliki prestasi sedikitpun. Apa yang kau harapkan dari seorang anak konglomerat yang manja? Tidakah belakangan keluarga Levebvè juga terkena kasus penculikan?" Menggelengkan kepala, "Sungguh keluarga yang brutal.""Sshh," staff itu melirik ke kanan dan ke kiri, "Jaga ucapan mu, aku dengar bahwa putri keluarga Levebvè yang tersembunyi adalah istri dari CEO Mino, bahaya jika kau ketahuan." Mengangkat bahu acuh
Irene sedang menikmati afternoon tea nya ketika ia mendapatkan kabar dari Marcus tentang alasan sikap murung Clarissa belakangan ini. Sejenak, Irene terdiam. Dia pandangi sosok tampan sang suami yang juga sedang menatapnya dengan pandangan kebingungan. "Aku tidak tahu apapun, sungguh!" "Aku tidak mengatakan apapun." Irene bergumam lembut. Mengembuskan napas, "Albert memang seperti itu sejak dulu. Awalnya dia tidak terlalu into sex, tapi sejak masuk ke persusahaan, ada satu dua hal yang tampaknya membuat dia sering seperti itu." Mata Irene memincing, "Did you do the same?""I do the same," Mino segera melanjutkan, "Aku bersumpah hanya melakukannya beberapa kali untuk stress relief." Irene hanya terdiam. Dia sudah pernah memikirkan ini sebelumnya, tapi mendengar pengakuan ini secara langsung, rasanya sedikit ada yang mencubit dihati. Namun, mengingat kini Mino sudah menjadi miliknya, tampaknya dia mengkhawatirkan hal yang tidak perlu."Yeah, kita tidak perlu meributkan hal yang su
Mentari sudah terbit, sinarnya memasuki cela-cela ventilasi dan menembus tirai. Sayang sekali, mungkin karena mabuk dan terlalu sibuk dengan urusan ranjang, kedua orang yang masih berbaring di atas kasur tersebut lupa untuk menutup tirai jendela. Sehingga kini matahari langsung menyinari dan membangunkan salah satu di antara mereka. Clarissa adalah sosok yang pertama kali terbangun. Perempuan itu langsung menatap wajah tertidur Albert. Dengan tergasa, dia segera bangun dari tidurnya dengan wajah panik. "Akh." Sial, sial, sial! Clarissa ingin mencakar habis pria kurang ajar satu ini. Dalam hati berkata bagaimana bisa Mino berteman baik dengan sosok bejat seperti Albert? Mendengar pekikkan kecil dan suara tergesa, Albert juga bangun dari tidurnya. Pemandangan seperti ini sudah biasa dilihat. Namun, kali ini berbeda. Perempuan yang bersamannya sepanjang malam tampak sangat panik, dan terlihat mencari-cari sesuatu. "Mencari apa?" Suara serak khas bangun tidur membuat Clarissa membek
Clarissa tidak lagi mempedulikan. Perempuan itu segera memesan menu makanan yang ingin ia makan pada malam hari ini kepada bartender. "Do you think I can get closer to him?" Clarissa mengengkat bahu, "Tidak tahu, tergantung metode seperti apa yang ingin kau gunakan? Langsung menggoda, atau mau memasukan aphrodisiac?" Mata Viona melotot, tanpa sadar memukul pelan lengan rekannya, "Pikiran mu sungguh kotor."Wajah Clarissa mencerminkan tanda tanya besar. Di bagian mana dia kotor? Bukankah menggoda secara langsung dan memasukan aphrodisiac ke dalam minuman adalah metode yang biasa sering digunakan oleh banyak orang? Menganati wajah Viona yang memerah parah, Clarissa memutar bola matanya jengah. Jangan katakan ladanya bahwa Viona adalah gadis polos yang denial atas hal-hal kotor? Menghela napas, "Lalu, kau ingin dia menotis mu seperti apa?" Menundukan kepala, "Tidakkah aku cantik?" Clarissa seketika itu juga ingin sekali bernajak pulang. Siapa yang menyangka bahwa Viona merupakan g
Albert Ventagio, orang-orang selalu mengenalnya sebagai sosok ramah dan sopan. Ditambah dia adalab sekretaris sekaligus asisten pribadi seorang Louis Mino Dendanious, yang menjadikan lria itu lebih cekatan dari pada yang lainnya. Mungkin karena terinfeksi siklus kerja sahabatnya, Mino, terkadang Albert juga bisa lebih workholic daripada Mino sendiri. Sebagai sekretaris yang ditugaskan langsung dibawah Mino, dia terkadang juga menggantikan Mino dalam memimpin rapatㅡbaik secara lokal maupun rapat internasional, seperti yang sudah-sudah. Terkadang dia berada di luar negri karena utusan Mino yang kebetulan jadwalnya bertabrakan dengan jadwal meeting di luar. Sehingga mengutus Albert sebagai pengganti. Albert juga bukan berasal dari kalangan keluarga berada atau menengah ke bawah. Mendiang ayahnya adalah seorang dosen di salah satu universitas di Boston, sementara ibunya merupakan ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan harian sebagai penjual bungaㅡsekarang sudah memiliki toko dan membu
Clarissa hari ini sudah mulai masuk menjadi pekerja tetap di perusahaan Music Blanc sebagai public relation. Pekerjaan ini cenderung paling sibuk; setiap harinya harus memberikan press realise di website resmi perusahaan, promosi di akun media sosial yang telah tersedia. Hingga harus memberikan ide kreatif agar lebih menarik banyak peerhatian fans. Jumlah fans aktris, aktor, dan penyanyi di perusahaan ini banyak, hingga tidak heran apabila fans mereka juga menjadi fans perusahaan. Music Blanc digadang-gadang menjadi perusahaan entertainment dengan followers terbanyak diberbagai sosial media. Clarissa dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Perempuan itu tidak malu untuk memperkenalkan diria dan dari jurusan mana dia berasal. Namun, dia tidak membicarakan soal Marcus sebagai temannya, Mino sebagai kakak iparnya, dan merupakan anak bungsu keluarga Levebvè. Setidaknya, bagi Clarissa cukup tahu diri bahwa tidak semua orang bisa menikmati privilage seperti yang ia punya. Jadi