Nampak Almira menatap suaminya. Dia bisa merasakan keberatan Bastian. "Kau salah paham, Bast.""Jelaskan.""Maksudku, nggak mungkin aku pergi meninggalkanmu Bast, kau satu-satunya pria dalam hatiku!""Yah, gitu dong jawabnya, Ra! Kenapa harus jawab 'bukan aku yang pergi' segala.""Kita tidak bisa melihat masa depan kan, Bast? Tapi aku tahu aku akan bertahan di sisimu kecuali ada yang membuatku harus pergi."Bastian merasa dadanya berdegub kencang, dia tidak senang mendengar kalimat Almira."Hidup ini pilihan Ra, selalu ada yang bisa kita pilih! Ambil atau tinggalkan.."Almira menggeleng samar."Nggak selalu..."Bastian mengangkat keningnya."Aku sudah mengalaminya, Bast. Hidup bisa begitu kejam, tanpa ada pilihan kita harus mau menghadapi apa yang kehidupan suguhkan bagi kita, kita harus menerima apa adanya.""Kita akan selalu bersama, tatap mataku! Kita akan bersama SELAMANYA, ok?" Perlahan Almira mengangguk.Bastian mencium Almira dengan ganas seakan ingin memeteraikan janji
Sebenarnya Ryan berusaha mempertahankan popularitasnya bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk banyak orang yang bergantung pada dirinya dan ketenarannya.Ada tim-nya yang berjumlah puluhan , belasan anggota pengawalannya, tim promosi, asisten rumah tangga yang dia sendiri tidak tahu pasti jumlah mereka berapa, dan masih banyak tim support yang harus memastikan tugas mereka masing-masing berjalan dengan baik saat Ryan harus rekaman atau tampil di stage!"Okelah kalau begitu, tapi kau pun harus datang, dan berjanjilah padaku, kau akan menahannya jika dia mulai tak terkendali, kau harus bertanggung jawab penuh!"Ryan White memutuskan dia akan menghadiri pembukaan klub malam mewah milik top model yang sudah satu tahun ini mengejarnya dengan tak kenal malu.Dia bukan pria yang hidup seperti pertapa tapi dia juga tidak mengumbar hasratnya seperti teman-teman sesama artis yang saking terkenalnya bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan seketika tanpa melibatkan sedikit pun
Hari masih sangat pagi saat Bastian bangun dan melihat istrinya yang tertidur nyenyak dalam pelukannya. Inilah yang selalu diimpikannya terbangun sambil memeluk tubuh hangat satu-satunya wanita yang dicintainya."Good morning, Mrs Navarell." Bastian bergumam di leher Almira sambil memeluk Almira semakin erat, seakan ingin meleburkan tubuh mereka berdua menjadi satu. Almira yang kemudian terbangun, tidak segera berbalik dia berusaha mengenali keadaan sekitarnya."Bast, kok nggak dibangunin dengan cara terfavorit saat pria membangunkan wanita? Eh salah! Cara terfavorit suami membangunkan istrinya?" gumam Almira dengan suara bangun tidurnya yang seksi."Mau?" tanya Bastian yang kini membalikkan tubuh Almira hingga separo tubuh Almira berada dibawahnya."Udah terlanjur bangun, Bast!" Kata Almira."Pura-pura aja lagi tidur, ayo.. Sayang."Almira tertawa pelan, kemudian mendorong dada suaminya perlahan."Bast, mau pipis dulu."Bastian menarik badannya kemudian telentang dan membiarka
"Mir, jangan lupa kabari Mom begitu dapat tanggal pastinya ya, Mom pasti merindukan kalian semua."Hari ini memang ayah dan ibu Bastian akan pulang, dan mereka memilih hari minggu, agar efeknya tidak terlalu terasa bagi Binta dan Saras yang sudah terbiasa bersama keluarga selain Ning dan Pak Suryo.Jika mereka pulang pada hari minggu, maka ada Bastian dan Almira yang akan bersama anak-anaknya.Mrs Philip memeluk mereka satu persatu, memeluk Almira cukup lama, kemudian berbisik di telinga menantunya."Jangan lupa pesan Mama ya, Sayang.""Iya, Mom," jawab Almira.Kemudian Mrs Philip berpelukkan dengan putranya, sangat erat!Bastian mencium dahi ibunya, dan berpesan dengan suara yang tercekat, "Hati-hati ya Mom, jaga diri baik-baik di sana, kapan pun Mom mau ke Indonesia, Mom tinggal bilang, Bastian jemput Mom." Terlihat ibunda Bastian menahan tangis, itu adalah percakapan dari hati ke hati terpanjang yang pernah Bastian ucapkan padanya sejak hubungan mereka memburuk. Kemudian me
"Kemarin terjadi gempa Bos, minggu lalu terjadi banjir, dan mungkin besok lahar panas, tapi aku sudah berjanji akan mengatasinya sendiri jadi laporannya adalah kantor dalam keadaan aman terkendali, Bos!" Samuel menjelaskan sambil menahan ketawa."Sepertinya kamu udah meninggalkan kantorku dan sekarang ikut badan meteorologi dan geofisika, right?""Masih di Green Earth, masih super sibuk menggantikan bos-nya yang lagi melayang, masih kerja banting tulang dari pagi sampai sore." Samuel membeberkan pekerjaannya seolah-olah beban berat padahal dia sangat mencintai pekerjaannya.Bastian tertawa keras."Dari dulu yang namanya banting tulang itu kerja dari pagi sampai pagi, kalau cuma dari pagi sampai sore ya normal, bro!""Gampang kalau cuma nanggapi, tolong dibayangkan dulu, Bos! Kalau gantiin teman lagi kesusahan, atau lagi punya kesibukkan yang enggak bisa ditunda, masih mendingan rasanya, sibuk sibuk demi menolong teman." Kemudian Samuel terdiam."Ayo lanjut," kata Bastian menahan
Setelah mereka menghilang dari pandangan, Almira pun segera masuk untuk bersiap-siap berangkat kerja.Bastian menepati janjinya untuk menghantar anak-anaknya ke sekolah, karena dia ingin seperti ayah-ayah yang lain, dia tidak ingin memakai sopir dan mobilnya yang biasa, jadi dia meminjam salah satu mobil kantor untuk dipakai selama satu minggu, SUV yang biasa dipakai untuk operasional, mereka mengirim mobil yang terbaru tapi tetap saja hanya sebuah SUV dengan harga rata-rata.Namanya anak-anak, mereka sangat senang diantar sekolah dengan mobil kecil dan hanya bertiga dengan daddy-nya."Adik duduk di depan, kakak Binta di belakang ya, semua pakai seat belt-nya."Perintah Bastian yang langsung dipatuhi oleh Binta dan Saras.Dalam perjalanan Bastian mulai menginterogasi anak-anak nya."Kakak, jelasin sama Daddy kenapa tadi berantem sama adek?" Kata Bastian sambil melihat Binta lewat kaca spion."Binta nggak belantem Daddy, adek Salas bilang Mommy ku, kakak bilang Mommy ku, telus adek m
Sesampai di rumah, Bastian melihat mobil kantor istrinya sudah datang menjemput dan parkir di pinggir jalan, si sopir kantor sedang bercakap-cakap dengan Pak Suryo.Bastian pun melajukan mobilnya masuk sampai ke dalam garasi, setelah pintu garasi tertutup barulah Bastian keluar dan masuk ke dalam rumah melalui pintu samping.Bastian mencari istri kesayangan, hanya mengingat akan melihat Almira aja sudah menghangatkan hati Bastian."Sayang..." Bastian masuk kamar dan dari tempatnya berdiri dia melihat kesayangannya keluar dari ruang ganti, sangat jelita dalam penampilan Vice President-nya, Bastian merasa seperti kembali ke saat awal pertemuan pertama mereka. Almira menghampiri Bastian yang diam ditempatnya, melingkarkan kedua tangannya melingkari pinggang sang suami, matanya menatap mata Bastian dan bertanya,"tell me, apa yang mereka ributkan tadi pagi!"Bastian membuat wajahnya seolah sedang berpikir berat."Sebenarnya aku terikat kode etik tidak boleh membocorkan rahasia klien, tapi
Sepeninggal supirnya , Bastian melihat ponselnya..ada banyak pesan masuk, dan seperti biasa dia akan memeriksa pesan dari orang yang paling dekat dengan dia. Selalu dimulai dari Almira, kemudian Samuel, lalu Mom and Dad, kemudian baru orang-orang kantor dan kolega lainnya.Ada satu pesan dari Samuel.'bos kalau sudah ada waktu buat rakyat jelata tolong telepon segera'Bastian tersenyum dan segera menelepon Samuel."Wah, hamba mengira baginda akan terlalu sibuk untuk dapat menelpon hamba!""Sibuk apaan, orang nggak ada siapa-siapa disini!""Tega nian sang permaisuri meninggalkan Sang Raja sendirian.""Kopler lu, Sam! Apa yang kamu mau diskusikan?""Aku mau menunjukkan rumah baru yang kamu suruh aku cepat-cepat merenovasinya, Bos! Tetapi ternyata sampai saat ini, tak sekalipun kamu ingat untuk melihatnya, atau mau kita jual lagi?"Astaga, Bastian lupa belum melihat rumah belakang yang sudah dibelinya. Bastian berencana memberikan rumah itu sebagai hadiah kejutan ulang tahun Almira