"Mir, jangan lupa kabari Mom begitu dapat tanggal pastinya ya, Mom pasti merindukan kalian semua."Hari ini memang ayah dan ibu Bastian akan pulang, dan mereka memilih hari minggu, agar efeknya tidak terlalu terasa bagi Binta dan Saras yang sudah terbiasa bersama keluarga selain Ning dan Pak Suryo.Jika mereka pulang pada hari minggu, maka ada Bastian dan Almira yang akan bersama anak-anaknya.Mrs Philip memeluk mereka satu persatu, memeluk Almira cukup lama, kemudian berbisik di telinga menantunya."Jangan lupa pesan Mama ya, Sayang.""Iya, Mom," jawab Almira.Kemudian Mrs Philip berpelukkan dengan putranya, sangat erat!Bastian mencium dahi ibunya, dan berpesan dengan suara yang tercekat, "Hati-hati ya Mom, jaga diri baik-baik di sana, kapan pun Mom mau ke Indonesia, Mom tinggal bilang, Bastian jemput Mom." Terlihat ibunda Bastian menahan tangis, itu adalah percakapan dari hati ke hati terpanjang yang pernah Bastian ucapkan padanya sejak hubungan mereka memburuk. Kemudian me
"Kemarin terjadi gempa Bos, minggu lalu terjadi banjir, dan mungkin besok lahar panas, tapi aku sudah berjanji akan mengatasinya sendiri jadi laporannya adalah kantor dalam keadaan aman terkendali, Bos!" Samuel menjelaskan sambil menahan ketawa."Sepertinya kamu udah meninggalkan kantorku dan sekarang ikut badan meteorologi dan geofisika, right?""Masih di Green Earth, masih super sibuk menggantikan bos-nya yang lagi melayang, masih kerja banting tulang dari pagi sampai sore." Samuel membeberkan pekerjaannya seolah-olah beban berat padahal dia sangat mencintai pekerjaannya.Bastian tertawa keras."Dari dulu yang namanya banting tulang itu kerja dari pagi sampai pagi, kalau cuma dari pagi sampai sore ya normal, bro!""Gampang kalau cuma nanggapi, tolong dibayangkan dulu, Bos! Kalau gantiin teman lagi kesusahan, atau lagi punya kesibukkan yang enggak bisa ditunda, masih mendingan rasanya, sibuk sibuk demi menolong teman." Kemudian Samuel terdiam."Ayo lanjut," kata Bastian menahan
Setelah mereka menghilang dari pandangan, Almira pun segera masuk untuk bersiap-siap berangkat kerja.Bastian menepati janjinya untuk menghantar anak-anaknya ke sekolah, karena dia ingin seperti ayah-ayah yang lain, dia tidak ingin memakai sopir dan mobilnya yang biasa, jadi dia meminjam salah satu mobil kantor untuk dipakai selama satu minggu, SUV yang biasa dipakai untuk operasional, mereka mengirim mobil yang terbaru tapi tetap saja hanya sebuah SUV dengan harga rata-rata.Namanya anak-anak, mereka sangat senang diantar sekolah dengan mobil kecil dan hanya bertiga dengan daddy-nya."Adik duduk di depan, kakak Binta di belakang ya, semua pakai seat belt-nya."Perintah Bastian yang langsung dipatuhi oleh Binta dan Saras.Dalam perjalanan Bastian mulai menginterogasi anak-anak nya."Kakak, jelasin sama Daddy kenapa tadi berantem sama adek?" Kata Bastian sambil melihat Binta lewat kaca spion."Binta nggak belantem Daddy, adek Salas bilang Mommy ku, kakak bilang Mommy ku, telus adek m
Sesampai di rumah, Bastian melihat mobil kantor istrinya sudah datang menjemput dan parkir di pinggir jalan, si sopir kantor sedang bercakap-cakap dengan Pak Suryo.Bastian pun melajukan mobilnya masuk sampai ke dalam garasi, setelah pintu garasi tertutup barulah Bastian keluar dan masuk ke dalam rumah melalui pintu samping.Bastian mencari istri kesayangan, hanya mengingat akan melihat Almira aja sudah menghangatkan hati Bastian."Sayang..." Bastian masuk kamar dan dari tempatnya berdiri dia melihat kesayangannya keluar dari ruang ganti, sangat jelita dalam penampilan Vice President-nya, Bastian merasa seperti kembali ke saat awal pertemuan pertama mereka. Almira menghampiri Bastian yang diam ditempatnya, melingkarkan kedua tangannya melingkari pinggang sang suami, matanya menatap mata Bastian dan bertanya,"tell me, apa yang mereka ributkan tadi pagi!"Bastian membuat wajahnya seolah sedang berpikir berat."Sebenarnya aku terikat kode etik tidak boleh membocorkan rahasia klien, tapi
Sepeninggal supirnya , Bastian melihat ponselnya..ada banyak pesan masuk, dan seperti biasa dia akan memeriksa pesan dari orang yang paling dekat dengan dia. Selalu dimulai dari Almira, kemudian Samuel, lalu Mom and Dad, kemudian baru orang-orang kantor dan kolega lainnya.Ada satu pesan dari Samuel.'bos kalau sudah ada waktu buat rakyat jelata tolong telepon segera'Bastian tersenyum dan segera menelepon Samuel."Wah, hamba mengira baginda akan terlalu sibuk untuk dapat menelpon hamba!""Sibuk apaan, orang nggak ada siapa-siapa disini!""Tega nian sang permaisuri meninggalkan Sang Raja sendirian.""Kopler lu, Sam! Apa yang kamu mau diskusikan?""Aku mau menunjukkan rumah baru yang kamu suruh aku cepat-cepat merenovasinya, Bos! Tetapi ternyata sampai saat ini, tak sekalipun kamu ingat untuk melihatnya, atau mau kita jual lagi?"Astaga, Bastian lupa belum melihat rumah belakang yang sudah dibelinya. Bastian berencana memberikan rumah itu sebagai hadiah kejutan ulang tahun Almira
Samuel tidak tega melanjutkan percakapan itu, tapi sepertinya masih ada yang mengganjal di hati Bastian."Apa lagi yang ingin kamu sampaikan Bos?""Ada sesuatu Sam, aku menyadari hal ini saat hari terakhir, saat kami sudah akan meninggalkan Perancis Selatan.""Apa yang kamu sadari?" Samuel tahu ini serius menilik wajah Bastian."Orang yang menarik Almira untuk menari sama dengan orang yang memandu kami di lautan!" "Dari mana kamu tahu?""Dari tatoo di lehernya!""Apa gambar tatoo-nya? Kau bisa menggambarkan ulang?""Sangat bisa, tatoo nya gambar seorang wanita yang sedang melayang.. seorang bidadari, angel!" Nada Bastian terdengar gusar."Apa Almira tahu tentang hal ini? Almira-mu?""Aku berjanji akan menceritakannya, tapi belum ada waktu yang tepat!""Tahan, sebaiknya kamu jangan menceritakannya dulu, biarkan dulu mengendap, sambil anak buahku akan mencari tahu!""Ok." Jawab Bastian."Nah sekarang, kita akan ke rumah rahasiamu, mau lewat sini atau lewat depan?"Bastian melihat waja
Setelah menjemput anak-anaknya, Bastian membawa mereka pulang, setelah beristirahat dan berganti pakaian anak-anak makan siang ditemani oleh daddy-nya.Saat guru les mereka datang, Bastian menarik dirinya masuk ke kamar hingga satu jam mereka selesai les dan ibu guru pulang.Kembali Bastian bercengkrama dengan anaknya yang sudah selesai belajar, sekarang waktunya mereka bermain.Almira bilang biasa jam 14.00 wib, mereka akan mulai mengantuk dan itu tandanya mereka harus tidur siang.Saat jam sudah menunjukkan pukul dua siang dan anak-anaknya belum menunjukkan tanda-tanda akan mengantuk maka Bastian menginstruksikan mereka untuk naik ke tempat tidur ditemani daddy tersayang.Bastian bersandar di kepala tempat tidur di antara kedua anaknya kemudian dia membacakan sebuah cerita, tak berapa lama terlihat mereka berdua sudah mulai mengantuk dan akhirnya tertidur nyenyak.Ternyata Bastian pun tak kuasa menahan kantuk sehingga dia meninggalkan kamar anaknya dan kemudian tidur di kamarny
Bastian melihat bahasa tubuh istrinya dan merasa ada sesuatu yang salah.Setelah bermain sebentar dengan anak-anak, Bastian menyuruh Ning menjaga mereka."Ning, nanti kalau anak-anak ngantuk, temani sampai mereka tidur ya.""Ya Tuan Daddy."Kemudian Bastian mencium Binta dan Saras satu persatu sambil menerangkan bahwa daddy dan mommy tidak bisa menemani, sepertinya mommy butuh istirahat."Oke anak-anak, Sayang?" kata Bastian sambil bangkit berdiri dan mereka ber-toast ria.Kemudian Bastian berjalan menuju ke kamar.Sampai kamar Bastian melihat istrinya sudah bergelung dalam selimut dan membelakanginya.Fix! Pasti ada yang salah, tidak biasanya Almira tidur duluan.Bastian masuk ke kamar mandi, gosok gigi, melepas bajunya dan masuk ke dalam selimut.Bastian menunggu Almira membalikkan tubuhnya tapi setelah sekian lama Almira tetap dengan posisinya.Perlahan Bastian meraba bahu, leher, punggung istrinya tapi tetap tidak ada reaksi."Sayang, jangan gitu dong."Bastian melihat punggu