Setelah mereka menghilang dari pandangan, Almira pun segera masuk untuk bersiap-siap berangkat kerja.Bastian menepati janjinya untuk menghantar anak-anaknya ke sekolah, karena dia ingin seperti ayah-ayah yang lain, dia tidak ingin memakai sopir dan mobilnya yang biasa, jadi dia meminjam salah satu mobil kantor untuk dipakai selama satu minggu, SUV yang biasa dipakai untuk operasional, mereka mengirim mobil yang terbaru tapi tetap saja hanya sebuah SUV dengan harga rata-rata.Namanya anak-anak, mereka sangat senang diantar sekolah dengan mobil kecil dan hanya bertiga dengan daddy-nya."Adik duduk di depan, kakak Binta di belakang ya, semua pakai seat belt-nya."Perintah Bastian yang langsung dipatuhi oleh Binta dan Saras.Dalam perjalanan Bastian mulai menginterogasi anak-anak nya."Kakak, jelasin sama Daddy kenapa tadi berantem sama adek?" Kata Bastian sambil melihat Binta lewat kaca spion."Binta nggak belantem Daddy, adek Salas bilang Mommy ku, kakak bilang Mommy ku, telus adek m
Sesampai di rumah, Bastian melihat mobil kantor istrinya sudah datang menjemput dan parkir di pinggir jalan, si sopir kantor sedang bercakap-cakap dengan Pak Suryo.Bastian pun melajukan mobilnya masuk sampai ke dalam garasi, setelah pintu garasi tertutup barulah Bastian keluar dan masuk ke dalam rumah melalui pintu samping.Bastian mencari istri kesayangan, hanya mengingat akan melihat Almira aja sudah menghangatkan hati Bastian."Sayang..." Bastian masuk kamar dan dari tempatnya berdiri dia melihat kesayangannya keluar dari ruang ganti, sangat jelita dalam penampilan Vice President-nya, Bastian merasa seperti kembali ke saat awal pertemuan pertama mereka. Almira menghampiri Bastian yang diam ditempatnya, melingkarkan kedua tangannya melingkari pinggang sang suami, matanya menatap mata Bastian dan bertanya,"tell me, apa yang mereka ributkan tadi pagi!"Bastian membuat wajahnya seolah sedang berpikir berat."Sebenarnya aku terikat kode etik tidak boleh membocorkan rahasia klien, tapi
Sepeninggal supirnya , Bastian melihat ponselnya..ada banyak pesan masuk, dan seperti biasa dia akan memeriksa pesan dari orang yang paling dekat dengan dia. Selalu dimulai dari Almira, kemudian Samuel, lalu Mom and Dad, kemudian baru orang-orang kantor dan kolega lainnya.Ada satu pesan dari Samuel.'bos kalau sudah ada waktu buat rakyat jelata tolong telepon segera'Bastian tersenyum dan segera menelepon Samuel."Wah, hamba mengira baginda akan terlalu sibuk untuk dapat menelpon hamba!""Sibuk apaan, orang nggak ada siapa-siapa disini!""Tega nian sang permaisuri meninggalkan Sang Raja sendirian.""Kopler lu, Sam! Apa yang kamu mau diskusikan?""Aku mau menunjukkan rumah baru yang kamu suruh aku cepat-cepat merenovasinya, Bos! Tetapi ternyata sampai saat ini, tak sekalipun kamu ingat untuk melihatnya, atau mau kita jual lagi?"Astaga, Bastian lupa belum melihat rumah belakang yang sudah dibelinya. Bastian berencana memberikan rumah itu sebagai hadiah kejutan ulang tahun Almira
Samuel tidak tega melanjutkan percakapan itu, tapi sepertinya masih ada yang mengganjal di hati Bastian."Apa lagi yang ingin kamu sampaikan Bos?""Ada sesuatu Sam, aku menyadari hal ini saat hari terakhir, saat kami sudah akan meninggalkan Perancis Selatan.""Apa yang kamu sadari?" Samuel tahu ini serius menilik wajah Bastian."Orang yang menarik Almira untuk menari sama dengan orang yang memandu kami di lautan!" "Dari mana kamu tahu?""Dari tatoo di lehernya!""Apa gambar tatoo-nya? Kau bisa menggambarkan ulang?""Sangat bisa, tatoo nya gambar seorang wanita yang sedang melayang.. seorang bidadari, angel!" Nada Bastian terdengar gusar."Apa Almira tahu tentang hal ini? Almira-mu?""Aku berjanji akan menceritakannya, tapi belum ada waktu yang tepat!""Tahan, sebaiknya kamu jangan menceritakannya dulu, biarkan dulu mengendap, sambil anak buahku akan mencari tahu!""Ok." Jawab Bastian."Nah sekarang, kita akan ke rumah rahasiamu, mau lewat sini atau lewat depan?"Bastian melihat waja
Setelah menjemput anak-anaknya, Bastian membawa mereka pulang, setelah beristirahat dan berganti pakaian anak-anak makan siang ditemani oleh daddy-nya.Saat guru les mereka datang, Bastian menarik dirinya masuk ke kamar hingga satu jam mereka selesai les dan ibu guru pulang.Kembali Bastian bercengkrama dengan anaknya yang sudah selesai belajar, sekarang waktunya mereka bermain.Almira bilang biasa jam 14.00 wib, mereka akan mulai mengantuk dan itu tandanya mereka harus tidur siang.Saat jam sudah menunjukkan pukul dua siang dan anak-anaknya belum menunjukkan tanda-tanda akan mengantuk maka Bastian menginstruksikan mereka untuk naik ke tempat tidur ditemani daddy tersayang.Bastian bersandar di kepala tempat tidur di antara kedua anaknya kemudian dia membacakan sebuah cerita, tak berapa lama terlihat mereka berdua sudah mulai mengantuk dan akhirnya tertidur nyenyak.Ternyata Bastian pun tak kuasa menahan kantuk sehingga dia meninggalkan kamar anaknya dan kemudian tidur di kamarny
Bastian melihat bahasa tubuh istrinya dan merasa ada sesuatu yang salah.Setelah bermain sebentar dengan anak-anak, Bastian menyuruh Ning menjaga mereka."Ning, nanti kalau anak-anak ngantuk, temani sampai mereka tidur ya.""Ya Tuan Daddy."Kemudian Bastian mencium Binta dan Saras satu persatu sambil menerangkan bahwa daddy dan mommy tidak bisa menemani, sepertinya mommy butuh istirahat."Oke anak-anak, Sayang?" kata Bastian sambil bangkit berdiri dan mereka ber-toast ria.Kemudian Bastian berjalan menuju ke kamar.Sampai kamar Bastian melihat istrinya sudah bergelung dalam selimut dan membelakanginya.Fix! Pasti ada yang salah, tidak biasanya Almira tidur duluan.Bastian masuk ke kamar mandi, gosok gigi, melepas bajunya dan masuk ke dalam selimut.Bastian menunggu Almira membalikkan tubuhnya tapi setelah sekian lama Almira tetap dengan posisinya.Perlahan Bastian meraba bahu, leher, punggung istrinya tapi tetap tidak ada reaksi."Sayang, jangan gitu dong."Bastian melihat punggu
Hari ini kembali Bastian mengantar anak-anak seperti biasa, tetapi kali ini mereka tidak bertengkar, mulai berangkat sudah rukun dan ceria.Setelah makan, mandi dan bersiap, mereka mencium mommy-nya lalu menggandeng tangan Daddy-nya kemudian mengajak berangkat."Ayokk Daddy belangkat!" Terdengar suara si bungsu yang luar biasa hebat kalau memerintah. "Iya Daddy, kata bu gulu halus belangkat pagi bial nggak telambat." Giliran Binta yang menerangkan.Karena mereka berdua sudah menggandeng tangannya, akhirnya Bastian sudah tidak bisa lagi mencium istrinya, Bastian hanya membuat gerakan mencium dari jauh dengan bibirnya, kemudian mereka berdua tersenyum.Almira mengantar sampai mereka naik mobil, Almira membelai satu persatu kepala anak-anaknya sebelum dia menutup pintu. "Dah sayang, belajar yang pinter ya, bikin Daddy bangga!""Bye bye see you Mommy," keduanya melambaikan tangan."Bye bye see you, Sayang," balas Almira.Mobilpun meluncur meninggalkan rumah.Sepanjang perjalanan Basti
Bastian melajukan mobilnya sambil berpikir bagaimana menjelaskan hal ini dengan cara yang paling sederhana kepada istrinya.Seharusnya Bastian mengantar mereka dan tetap berada di mobil, tidak turun...TIDAK TERLIHAT! Itu kesepakatan mereka, dia hanya mengawasi hingga mereka masuk ke area sekolah, tapi karena feeling, karena merasa sesuatu akan terjadi sehingga dia melanggar kesepakatan mereka, masalahnya makin bertambah pelik karena dia menghantam wajah si gendut! Almira yang sangat lemah lembut pasti tidak menyetujui kekerasan, apapun alasannya.Tapi tidak mungkin Bastian tinggal diam melihat putri yang begitu dicintainya diganggu oleh si gendut gila itu.Sampai di rumah, baru masuk ke garasi ponsel Bastian berbunyi, Aydan!Bastian mengangkat dan segera berkata tanpa pendahuluan apapun."Nanti kita bahas setelah istriku berangkat ke kantor, aku akan selesaikan urusanku dulu!"Bastian menutup ponsel dan mengembalikan ke saku celananya.Keluar dari mobil Bastian segera bergegas m