Hari ini adalah hari pertemuan Miranda dengan Ray.Miranda akan menerima laporan dari Ray sejauh mana usaha investigasi yang telah dilakukannya.Miranda ingin laporan yang serinci-rincinya tentang apa saja yang sudah dilakukan oleh Ray dan apa hasil yang sudah didapatkannya sejauh ini.Miranda memang banyak menuntut karena menurut Miranda 250 juta itu uang yang besar sehingga dia mengharapkan hasil yang sepadan dengan setiap sen yang dia keluarkan.Kembali mereka berjanji untuk bertemu di hotel yang sama dan waktu yang sama.Kali ini Miranda datang tepat waktu dan saat dia sudah duduk di salah satu meja di kafe hotel itu Ray pun segera menghampiri."Aku ingin laporan terperinci dan sebaiknya sudah ada hasil yang menggembirakan, bagaimanapun down payment yang aku bayarkan itu tidak sedikit jumlahnya, uang sebesar 75 juta seharusnya dapat menjadi pendorong yang luar biasa," tagih Miranda."Jangan kuatirkan hasilnya, pasti memuaskan!"Kemudian Ray mengeluarkan sebuah foto rumah indah t
"Aydan, cari tahu segera siapa pengirim bunga mawar itu!""Ok, Sir. Sudah mulai bergerak." "Koordinasi dengan Samuel, kabari segera begitu ada petunjuk." Bastian yang menerima laporan dari Aydan sedang gusar, bisa-bisanya ada orang kirim bunga mawar ke rumah Almira? Kalau melihat foto yang didapat Aydan dari orang keamanannya, buket bunga itu semuanya mawar merah dan bertuliskan UNTUKMU!Damn! Bastian mengumpati pemilihan waktu yang sangat pas dari si pengirim.Apa mungkin dari Jack? Atau penggemar Almira yang lain? Bastian sangat yakin Almira tidak memiliki kekasih lain, pasti ini pengagum gelapnya, atau kemungkinan besar Jack! Si mantan pacar psikopat yang gagal memperkosa Almira. Bastian belum mengadakan perhitungan dengan dia karena Bastian ingin pernikahan mereka berjalan tanpa ada kendala, setelah statusnya sah sebagai suami Almira, setelah tidak ada lagi yang bisa memisahkan mereka, maka Bastian akan membuat perhitungan dengan si mantan pacar sialan itu!Tetapi kok bisa
Sepanjang perjalanan Bastian sangat gamang, dia seperti melayang-layang, dia harus segera bertemu dan memeluk Almira, cuma Almira-nya yang bisa menenangkannya.Di perempatan sambil menunggu lampu berubah warna, Bastian menghubungi Binta dan Saras."Halo ini lumah kakak Binta dan Salas, ini sapa yang teleopon?" Si kecil Saras menerima telepon dengan lidah cadelnya."Hallo, Sayang.""Yeah Daddy! Daddy ayo main dong," rengek Saras yang sangat manja sama Bastian."Iya...tunggu ya, nanti Daddy pulang sama mommy.""Yeeee mommy pulang sama Daddy? Jangan lama-lama ya." Bastian bisa membayangkan Saras melompat-lompat sambil bersorak."Kakak mana?" Bastian menanyakan Binta, karena kalau tidak bisa ngambek si kakak! "Kakak Binta bobok, ngantuk." "Ya udah, Saras bobok juga ya." "Bobok kaya kakak?" "Iya, bobok dulu terus kalau sudah bangun mandi, biar kalau Daddy datang udah cantik!" "Cantik sama halumm," seru Saras gembira. "Pinter! Daggg Sayang." "Dah Daddy Salas sayangg."BRAKKK!
"Kakak juga pakai baju balu? Iya?" "Iya, sama kan, baju kita bagus kembal (kembar) sama mommy," Celoteh si kecil. Aktivitas di rumah Almira berjalan tidak seperti biasa, karena kali ini mereka semua mandi dan memakai pakaian baru, gaun putih yang indah, yang paling gembira adalah Binta dan Saras.Mereka senang sekali karena tahu sebentar lagi mereka akan pergi bersama-sama, melaksanakan tugas rahasia dari Om Samuel."Yeah, Binta sama adek sama mbak Ning sama pak Sulyo sama Mommy sama Daddy? Iya? Pelgi? Yeahhhh." Anak-anak bertepuk tangan sambil melompat-lompat.Keceriaan mereka membuat Bastian tersenyum.Setelah mendekati jam pernikahannya, Bastian semakin tenang, kegelisahannya mulai berkurang, apalagi dia berada di antara orang-orang yang dicintainya."Sayang, mandi duluan deh, bajunya udah diambil?""Udah, tadi Samuel yang ambil terus suruh Donny antar," jawab Bastian sambil mengulum senyum.Bastian segera mandi dan mengenakan jas pengantin three pieces yang sudah disesuaikan
"Kapan mereka latihan?" Almira bertanya-tanya dalam hati.Seperti di komando saat mereka melihat mommy mereka sudah berada di belakang mereka, maka mereka mulai menaiki anak tangga menuju pintu masuk gereja yang perlahan terbuka.Terdengar alunan lagu pernikahan.Almira tercengang karena di dalam gereja begitu penuh bunga kesayangannya, mawar peach! Begitu lembut dan segar, bukan hanya tujuh orang yang hadir, ada sepasang suami istri yang tidak dikenalnya tapi langsung bisa ditebaknya sebagai orang tua Bastian! Karena si pria adalah versi Bastian di masa tuanya, berarti itu ayah dan ibu Bastian?Ada sekelompok choir dengan jubah keemasan, lengkap dengan pianisnya tapi mereka semuanya berwajah asing, bukan orang Indonesia!Siapa yang mendatangkan mereka semua?Kemudian mengalunlah instrumentalia lagu pernikahan 'Beautiful in White' mengiringi langkah kaki-kaki mungil Binta dan Saras yang menaburkan mawar peach buat mommy mereka.Almira tidak dapat menahan rasa harunya saat memandan
Kemudian Bastian kembali mendekati Samuel."Sam, berapa orang yang berjaga di luar?""Tidak ada petugas, Bast." "Maksudku yang menyamar, itu semua orang kita kan?" "Instruksinya kan, harus super rahasia sampai tidak ada orang yang bisa mendekat dan membocorkan perkawinan ini? Jadi, ya...kami pasang orang-orang berjaga dalam penyamaran... radius 500 meter!" "Gila! Banyak sekali?""Itu bukan hanya orang kita, Bast! Ada orangnya Opa Philip juga.""Orangnya Dad? Buat apa Daddy bawa pengawal?""Ceritanya panjang, kalau mau gue ceritain, malam pengantinnya ditunda, mau?"Samuel melihat mulut Bastian memakinya tanpa suara, Samuel tersenyum lebar.'bucin bener nih sahabat gue.'"Darimana kamu bisa menemukan mereka?" Kali ini Bastian bertanya merujuk ke kedua orang tuanya, karena bukan dia yang mengundang berarti kemungkinan besar Samuel atau Aydan. Hanya dua orang kepercayaannya ini saja yang berani mengambil langkah besar tanpa konfirmasi di depan. "Mereka yang menemukan aku, bukan
Setelah mengatur nafasnya, mengurangi debaran jantungnya, Bastian menangkup kepala Almira dan melahap bibir Almira dengan lapar, karena sekarang mereka sudah menikah Bastian tidak lagi banyak menimbang-nimbang seperti sebelumnya, kali ini tangannya pergi ke tempat yang diinginkannya.Mereka berdua terengah-engah menahan diri, karena bagaimanapun mereka masih berada di jalan.Bastian memerintahkan tubuhnya untuk berhenti, susah payah menarik dirinya menjauh dari istrinya, kemudian kembali mengemudi dengan kecepatan lumayan tinggi."Bast." Almira mengulurkan tangannya ke leher Bastian."Sayang, demi Tuhan tarik tanganmu, jangan menyentuhku di manapun kalau ingin kita sampai di rumah dengan selamat."Almira menarik tangannya, dia tidak tahu dari mana datangnya dorongan yang membuatnya menjadi liar dan tidak bisa menahan keinginan untuk menyentuh suami tampannya.Begitu mobil memasuki halaman, Bastian segera keluar untuk membuka kunci pagar secara manual dan garasi yang dikendalikan ol
Hari masih gelap saat Bastian terbangun, dalam keadaan setengah melayang Bastian berusaha mengingat kenapa hatinya merasa bahagia sekali?Bastian membuka matanya dan menemukan penyebabnya sedang tidur nyenyak di atasnya, seakan ingin membelitnya.Senangnya hati Bastian...Segera dia memeluk lembut tubuh polos Istrinya dan mencium lehernya yang hangat dengan aroma yang sangat menggoda.Perlahan Almira terbangun, dan menggeliat tanpa berpindah tempat.Bastian tertawa lepas saat Almira terkikik geli karena Bastian menggelitik pinggangnya sambil menciumi lehernya."Sayang, kita harus renovasi kamar segera." Bastian menghentikan gelitikannya, sekarang ganti hanya memeluk dan membelai punggung Almira.Almira melihat sekeliling kamarnya dengan mata yang masih berat, wajahnya nampak heran."Wallpapernya masih baru Bast, karpetnya juga, ngapain di renov? Mau dibesarin?" Tanya Almira."Apanya yang dibesarin, Ra?" Bastian berbisik di telinga Istrinya.Almira mencubit pinggang Bastian."Udah