"Salas dak mau sekolah!" Kata Saras dengan berurai air mata.Sudah begini keadaannya sejak Saras bangun pagi, bawaannya nangis dan rewel yang tidak biasa.Bastian tidak pernah mengeluh harus menemani dan memperhatikan kebutuhan anak-anak nya, berperan sebagai daddy sekaligus mommy bagi mereka, tapi kalau sudah rumit begini, rindu Bastian akan Almira semakin menjadi-jadi.Dia sangat merindukan kelembutan istrinya dalam menangani Binta dan Saras yang bahkan bukan anak kandungnya. Wanita berhati malaikat.Di mana Almira? Sejak melihat foto dirinya di surat kabar, Bastian yakin istrinya masih hidup, tapi di mana? Bagaimana kabar kandungan Almira? Siapa yang merawat saat Almira mengalami morning sickness? Siapa yang pergi saat Almira ngidam? Apa ada dokter yang memantau perkembangan kesehatan istri dan babynya?"Bastian mengacak-acak rambutnya, betapa dia ingin berada di sisi Almira dan melihat saat anaknya tumbuh di perut istrinya.Kalau sudah begini Bastian ingin menghantam sesuatu,
Bastian termenung.. BALI?Kenapa Bastian merasa ada bagian yang hilang dalam alurnya? Bali...Bali... Semakin keras Bastian berpikir semakin dia merasa sudah dekat tapi masih kabur.Bastian berusaha menarik nafas panjang.'santai Bastian, come on, pikirkan lagi.... Bali...Bali..'Yes!! Bali x Pasport ..nggak nyambung kan?!Kalau cuma ke Bali, ngapain suruh Almira bawa pasport? Kalau hanya transit sementara juga gak mungkin, ini sudah memasuki bulan ke 5, berarti memang sepertinya inipun sudah dipersiapkan oleh si bajingan itu dengan cermat.Tapi tidak ada salahnya mengirim orang ke sana.Apapun akan dilakukannya, mungkin orang gila ini meninggalkan tanda."Sam, sekarang juga langsung kirim tim mu ke sana segera, aku nyusul saat mom sudah tiba di Indonesia, hati-hati, waspada super trap, keep contacts ya, ponselku open 24 jam, bilang tim mu langsung lapor ke aku!""Aku yang akan lapor langsung ke kamu Bast!" jawab Samuel."Kamu sendiri yang pergi dengan mereka?""Yap, aku tidak ingi
"Masih ada yang akan kita bahas?""Ngusir?" Jack bertanya dengan nada ngeledek."Nggak juga .. kalau mau tetap di sini juga nggak apa-apa.""Ok, Almira lagi dimana?""Ngapain lu nanya Almira?" Ryan bertanya sambil mengernyitkan dahinya."Yah, mana enak bengong sendirian Ry.""Suruh sopirmu masuk, ngobrol berdua dengan dia kan sama aja!""Oh my God, masa iya aku ngobrol sama sopirku sendiri, harus lihat mukanya tiap jam aja udah hampir muak aku, Ryan.""Ya udah terserah kamulah, tapi di sini aja jangan ke mana-mana.""Terus kamu sendiri mau ke mana?""Ya terserah akulah Jack, rumah-rumahku sendiri.""Ya udah, aku mau pulang aja.""Terserah.""Jangan lupa aku sudah terlanjur mengkonfirmasi bahwa kamu akan datang di pesta kemenangan dewan kota yang cantik jelita!"Ryan White terdiam."Jangan bilang kau lupa Ry, nama baikku sebagai agent akan dipertanyakan kalau sampai kamu nggak datang!""Deborah Smith?" Kembali Ryan bertanya."Yap, ada lagi yang mau ditanyakan?""Kenapa undangan
Pesan yang disisipkan Almira terbaca: STILL ANGRY??Marah??? Almira mengira dia marah??Bastian ingin meraung!!Penyesalan membuat dadanya sesak...'Ra... Ra...aku tidak marah, tidak pernah marah padamu!! Aku hanya ingin kau menerima perlindunganku, aku hanya ingin menjagamu dan anak-anak kita, aku hanya ingin mencintaimu! Kenapa kau mengira aku marah padamu? I love you, aku mencintaimu so much Ra. Hanya kamu sampai nafas terakhirku!'Bastian ingin mengetikkan semua isi hatinya, tapi dia tahu tidak mungkin, jadi dia hanya menggumamkannya sambil memegang dadanya, sungguh rasa nyeri ini nyata.'tenang Bastian, saat kalian kembali bersama kau bisa memperbaiki segalanya!' Bastian berusaha menenangkan diri sendiri. Setelah tenang Bastian kembali mengetikkan jawaban balasan yang tidak mencurigakan dan menyisipkan pesan dengan cerdik :NEVER EVERLama tidak ada jawaban, Bastian tahu mereka harus berhenti sejenak, agar tidak menimbulkan kecurigaan atau menghindari sistem pelacak. Kelegaa
"Sam?""Bast? Ada kabar apa?""Bukannya kamu yang harus kasih aku kabar, Sam?""Tapi suaramu semangat sekali seperti akan mengabarkan jodohku telah datang dalam paket lengkap, ada apa, Bast? Ada berita tentang Almira?"'Kenapa Samuel bisa langsung tahu ada hubungannya dengan Almira?' batin Bastian."Kok kamu langsung bisa nebak ada hubungannya dengan istriku, Sam?""Yaelah Bast, sudah lima bulan ini kamu kayak zombie tampan yang melaksanakan tugas dengan baik, tanpa emosi, tanpa perasaan!""Kasar sekali, Sam.""Itu sudah lebih lembut dari yang sebenarnya Bast, kau parah beneran!!""Memang ini ada hubungannya dengan istriku.""Lanjutkan Bast, jangan ada yang di skipp.""Kalau nggak di skipp panjang Sam, cerita lengkapnya nanti aja kalau kita ketemu, emmm...aku tadi siang menerima email, ceritanya panjang, singkatnya itu istriku, Sam.""Are you sure, Bast? SUMPAH? Benar-benar Almira?" Samuel setengah berteriak."Iya Sam, one hundred percent, yang dia kirim adalah penggalan lelucon kam
Hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Biasa pagi hari Almira akan bersantai dan berjalan-jalan di sekitar mansion. Akan tetapi hari ini sudah sedari pagi Almira dilayani oleh dua orang wanita cantik, tenaga expert sebuah salon kecantikan terkenal di Los Angeles.Mereka didatangkan untuk merawat Almira dengan kesepakatan mereka tidak akan menjual cerita ini kemanapun.Menurut atasan mereka, Michelle, yang adalah teman dekat Ryan, mereka adalah dua orang tenaga ahlinya yang mulutnya tertutup rapat dan sudah biasa melayani para pejabat, artis dan orang -orang terkenal beserta dengan 'bunga-bunga' mereka.Awalnya Almira menolak semuanya itu tapi saat Ryan membujuknya bahwa ada sesi pijat yang baik buat ketenangan ibu dan anak, maka Almira tertarik."Masa iya pijat bisa bagus buat kandungan, Ryan?""Iya lah.""Gimana korelasinya?""Gini, misal ada anak yang rewel , terus mamanya gendong tapi diem aja, pasti dia masih akan tetap merengek-rengek, tapi coba lihat kalau mamanya
"Apa-apaan? Kenapa kau berubah pikiran? Bukannya kau ingin mereka berpisah 1 tahun lamanya?" Kata seorang pria bersuara serak."Itu sebelum aku tahu dia hamil!" Bentak pria kedua."Sebenarnya apa tujuanmu?""Bukan urusanmu!"" Aku selalu melakukan perintahmu tanpa bertanya, karena kau membayarku dan anak buahku sangat tinggi, walaupun dalam hati aku heran, kau melakukan pengintaian bertahun-tahun, hanya untuk eksekusi yang akan kau batalkan di tengah jalan??""Yang penting pembayaran ku beres kan? kalian nggak usah pikir yang lain.""Jadi sekarang apa tugas kami?""Sementara berdiam dirilah, sampai ada pemberitahuan dariku!""Baiklah,"Kemudian si pria pertama keluar meninggalkan pria kedua sendirian, termenung...Dia tahu apa yang dikatakan pria pertama itu benar, segala usahanya akan sia-sia jika dia berhenti di tengah jalan, sudah terlanjur terjadi, kerusakan sudah dibuat, tapi itu sebelum dia tahu Almira Mayangsari hamil!***Pesta berlangsung dengan sangat meriah walaupun tert
Bastian tidak pernah menyangka satu kata bisa mewakili begitu banyak hal, bisa menjawab banyak keraguan dan menenangkan hati yang gelisah.Almira : how?Bastian : miss uAlmira : luv uBastian : me tooHari-hari bergulir dengan cepat, setiap hari Bastian melakukan tugasnya dengan semangat baru yang bertambah setiap hari, sedikit demi sedikit.Dia melakukan rutinitasnya, mengecek tugas-tugas sekolah anak-anak, mengantar mereka ke sekolah, bermain dengan mereka, kemudian berangkat ke kantor.Membesarkan perusahaannya yang memang sudah besar, merupakan satu-satunya aktifitas yang menghiburnya, aktifitas yang dikenalnya, sangat dikuasainya.Saat ini yang paling mendebarkan hatinya adalah saat dia duduk diam di depan komputer, menunggu email dari Almira yang dikirim dengan bahasa Prancis, pernah bahasa Belanda, seringnya berbahasa Inggris.Dengan pandainya Almira menyisipkan huruf diantara email yang isinya mengirimkan penawaran, juga permohonan kerjasama, yang terakhir email komplai