Share

Bab 155. MULAI TERURAI

"Ry..." Pelan suara Almira memanggil.

"Al..gimana kepalamu?'

"Udah mendingan... Ry ada yang ingin ku katakan." Almira nampak ragu-ragu.

"Say it!" Kata Ryan.

"Ingatanku sudah kembali."

Dan mengalirlah air mata di pipi Almira.

Ryan termenung bagai patung untuk beberapa saat lamanya, dia tahu saat ini akan tiba, tapi menghadapi kenyataan ternyata begitu menyakitkan.

'bisa sesakit ini!'

Ryan bangkit berdiri dan menghampiri Almira yang masih berdiri di depan pintu kamar, kemudian memeluknya erat-erat.

Mungkin ini terakhir kalinya dia masih bisa memeluk Almira, satu-satunya wanita yang mengisi hatinya, penuh! Hingga tak kan mungkin ada tempat kosong bagi yang lain.

"Syukurlah Al...tapi kenapa kamu malah menangis?" tanya Ryan.

'harusnya aku yang menangis,' kata Ryan dalam hati.

Almira semakin memeluk Ryan dan menangis lebih keras.

Ryan berpikir tangis Almira bukan tangisan haru jadi tangisan apa ini? Kenapa begitu menyayat hati?

"Sayang, please kasihan baby-nya." Kembali panggilan sayan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status