Share

Bab 134. BAWAAN BABY(?)

Penulis: Ema Ryosa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-10 21:02:55

Almira membawa kopi buatannya, kini mereka duduk berempat.

Almira sendiri hanya minum segelas juice jeruk, kemudian bersiap untuk ke kantor.

Almira memakai blazer hitam melengkapi gaun kuning pucatnya, setelah mengambil tas kantor, Almira menghampiri meja makan, pamit sama Mr Philip dan Samuel.

Bastian berdiri untuk mengantar istrinya ke mobil.

Di ruang tengah yang sepi, Bastian menghentikan istrinya, memeluk pinggangnya dan mengecup pelipis istrinya.

"Pasti hari ini kamu bakal sibuk sekali, jadi jangan sampai sampai lupa habis makan siang minum suplemennya."

Bastian mengingatkan sambil menyisipkan rambut Almira ke belakang telinganya.

Almira tersenyum lebar dan menekan hidung Bastian dengan telunjuknya.

"Siapa yang habis opname coba? Kebalik pesannya, harusnya aku yang ngingetin kamu, Dad."

Bastian melepaskan tangan kanannya dari pinggang Almira dan menyisipkannya di antara tubuh mereka yang berhimpitan untuk mengelus perut istrinya.

"Aku hanya ingin berjaga-jaga, siapa tahu anak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 135. KECUPAN KILAT

    Sepeninggal Iwan, Samuel masih berdiri di tempatnya ketika dia merasa ada seseorang di sebelahnya. "Dia belum tahu siapa yang diajaknya berperang, dia kira bos gue jadi miliader hasil undian? Sembarangan!" Gumam cewek di samping Samuel.Samuel membalikkan badannya dan melihat si cewek yang sedang geram."Biasa aja Van, kenapa sampai sewot gitu?" tanya Samuel."Habis, ngomong kayak klien dia aja yang bener, kalau ada yang berantem sama bos gue ya, pasti orang itu yang salah, bukan bos gue!" Masih menggebu-gebu Vanya, sekretaris Bastian membela bos-nya.Samuel tersenyum melihat sekretaris yang biasa kalem dan tenang ini, sampai kapan hari saat tengah malam disuruh jaga Almira, waktu Almira belum sadar pun Vanya masih sangat tenang."Karyawan dia pasti juga pendapatnya gitu Van, belain bos-nya sendiri kan?""Nggak semua gitu, Pak Sam! Banyak yang ngejelekkin bos-nya sendiri, kalau memang bos-nya nggak bener!" Kali ini suara Vanya sudah mulai turun nadanya.Samuel ingin memperpanjan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 136. OVER PROTECTIVE

    Almira keluar saat Vanya sedang mengetik sesuatu di ponselnya."Hai Vanya.""Eh Ibu ..hm Bu Almira," Vanya gelagapan karena tidak mengira Bu Almira datang saat dia sedang mengotak-atik handphonenya."Lagi ngapain Vanya?""Lagi mau pesan makanan dari online Bu Almira.""Nah kebetulan Van, ayo temani aku, kita makan di kantin yuk!"Vanya terdiam dan melihat ibu Almira yang sedang menjulang dengan cantiknya di hadapannya."Maksud ibu mau makan di kantinnya kita?""Iya di kantinnya kita, di sini katanya makanannya lumayan lengkap.""Iya sih, dan ada yang enakkk banget juga, tapi .. atau begini aja Bu, Vanya ke kantin Vanya fotoin semua.. terus Vanya kirim ke wa-nya Ibu.""Kok sama dengan usulnya Bapak, pasti kamu udah dapat pesan dari Bapak ya?""Pak Samuel, Bu?" tanya Vanya.Setelah melihat ekspresi Almira, Vanya sadar dia salah sebut memang sejak tadi yang ada di pikirannya hanya Samuel."Upss .. emmm maksud saya Pak Bastian, Bu?" Vanya berusaha tidak terlihat gugup.Almira tersenyum

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 137. GENTLE CONFLIK

    "Emang ada apa dengan Samuel, Al?""Lha, kan aku yang nanya Van, kamu yang cerita tentang kamu dan Samuel."Jangan-jangan selain pinter, cantik dan baik hati, kekasih bos ini punya kemampuan membaca pikiran, batin Vanya.Belum sempat Vanya menjawab, terdengar suara Almira."Van, kok minumnya belum datang? kepedasan Van!"Mendengar perkataan Almira, sendok Vanya yang sedang dalam perjalanan masuk mulut terhenti di udara.Ya ampun!"Al, kita belum pesen minum kan?" Kemudian mereka berdua tertawa bersama, Vanya berdiri dan cepat cepat mengambil sendiri minuman dari lemari pendingin yang ada di samping kasir.Tapi semua minuman tidak ada yang dingin."Mbak Sri, ini masih lemari pendingin kan, kok minumannya hangat?" Teriak Vanya pada Sri, pelayan kantin yang paling lucu.Sri yang tahu sedang kedatangan orang penting, tergopoh-gopoh mencari minuman dingin tapi tetap semua yang dipegangnya hangat.Sri yang memang gampang gopoh, kali ini panik! "Mbak Vanya iku ibu'e bos kan, piye iki.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 138. CONGRATULATION!

    Tiba-tiba telepon berdering.Bastian tidak menyalakan speaker, dia langsung mengangkatnya."Hallo.""Pak, maaf ini ada telepon dari Mr Roberto," kata Vanya."Iya sambungkan, Van." Untunglah ada urusan mendadak ini, semoga bisa mengalihkan perhatiannya."Baik Pak," jawab Vanya.Kemudian Bastian membahas perusahaannya yang baru berjalan di Singapura, sehubungan dengan limbah yang dihasilkan, pemerintah ingin perusahaannya menjadi salah satu perusahaan percontohan yang ramah lingkungan.Setelah panjang lebar tanpa terasa mereka membahas berbagai hal hingga hampir 1 jam lamanya, kemudian Bastian menutup teleponnya.Setelah itu Bastian memandang istrinya, dan mendapati istrinya tidur di sofa berbantalkan blazernya yang di gulung.Dari tarikan nafasnya sepertinya Almira tertidur pulas, kalau ini sepertinya bukan karena hormon, dari dulu istrinya orang yang paling gampang tertidur pulas, mungkin karena tidak menyimpan hati jahat, sehingga bisa tidur lelap tanpa beban.Pelan Bastian

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 139. NYERINYA RASA RINDU

    Terlanjur basah, sudah separuh jalan, sekalian aja dia selesaikan, tiga malam dia akan tinggal di rumahnya sendiri, setelah itu mereka akan duduk bersama.Saat itu Almira pasti sudah dapat memahami betapa rasa cinta yang mendorongnya melakukan semua ini. Kekuatan cinta akan memampukan kita untuk berjuang buat orang-orang yang kita cintai, walau harus melewati kesedihan yang dalam. Pertama, yang harus di beri pengertian adalah anak-anaknya terlebih dahulu.Hari ini anak-anak pun tidak seramai biasanya, mungkin karena sehabis pulang sekolah mereka sempat mampir ke mall bersama grandpa dan grandma-nya terlebih dahulu, sehingga mereka sudah pada kecapekkan.Bastian beranjak ke kamar anak-anak.Mereka masih bermain di karpet, kemudian Bastian duduk di karpet dan memeluk kedua putrinya."Binta dan Saras, inget waktu Daddy pergi ke Singapura?" tanya Bastian.Dua bidadari kecil itu mengangguk."Nah, sekarang Daddy mau pergi lagi, Daddy minta Binta dan Saras jangan bikin Mommy sedih ya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 140. MISS YOU, RA...MISS YOU!

    Dari kemaren pesan yang masuk memang aneh, tapi Almira mengira itu adalah ancaman terhadap dirinya, bukan terhadap Bastian dan anak-anak.Pesan pertama ....21.00 wib,[Pertama, jangan blokir nomorku kalau tidak ingin menanggung akibatnya]Selanjutnya setiap 3 jam ada pesan yang masuk, selalu hanya 1 pesan saja tapi berkaitan.. seakan si pengirim bisa membaca pikirannya. 23.00 wib,[Jangan bilang siapapun tentang ini]01.00 wib,[Jangan gegabah, pikirkan]03.00 wib,[Aku tidak akan menyakitimu]05.00 wib,[Bukan KAU sasaranku]Sampai di sini Almira mulai berpikir apa mungkin ini berkaitan dengan bank tempatnya bekerja? Mereka ingin tahu kombinasi brankas besar valuta asing? Kombinasi lemari besi obligasi? Atau apa lagi yang mungkin? 07.00 wib,[Biarkan mereka pergi, jangan libatkan orang tuamu]Almira mulai gemetar, mereka tahu ada orang tua di rumahnya, hanya mereka tidak tahu kalau itu mertuanya.Walaupun begitu mereka sudah sangat dekat hingga bisa mengawasinya sedemikian rupa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 141. TIDAK ADA WAKTU..DAD!

    Almira meletakkan telepon dengan airmata meleleh di pipinya.Dia begitu rindu mendengar suara Bastian, terlebih saat ini, dia ingin memberitahu Bastian tentang pesan-pesan yang diterimanya.Akhirnya Almira mengirim semua pesan ke ponsel Bastian, biar nanti kalau ponselnya sudah di charge Bastian bisa membaca semua pesannya.Kemudian Almira terdiam menjelang pukul 3, menunggu dengan berdebar pesan selanjutnya.15.00 wib,[Keluar sekarang ke Basemen 1]Almira bingung harus bagaimana ini, mobilnya biasa parkir di Basemen 2 jadi Almira tidak beranjak ke manapun.Kembali Almira meneruskan pesan itu ke Bastian disertai kalimat yang diketik dengan gugup "Dad, tolong beritahu apa yang harus aku lakukan..."15.10 wib,[Ingat saat Bastian celaka? Aku akan membuat kondisinya lebih parah jika kau membangkang]Keringat dingin membasahi seluruh tubuh Almira 15.20 wib,Kali ini yang dikirim video anak-anaknya sedang bermain di halaman sekolah.[Rela mengorbankan mereka?]15.25 wib,Berikutnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 142. MENUNGGU...

    Hanya satu kalimat membuatnya melompat ke mobil, sesuatu terjadi!"Bast, titip Binta dan Saras, i love you till last breath, .... please forgive me, Bast." Pesan Almira berulang-ulang terbayang di otak Bastian.Bastian melarikan mobil seperti kesetanan, pandangannya kabur, dia menerobos lampu merah, melanggar batas kecepatan, dia tidak memperdulikan keselamatan, whatever asal dia segera sampai di rumah Graha.Sampai di halaman, Bastian mengerem dan melompat bersamaan, kemudian berlari menuju pintu yang masih terbuka. Rumah terang benderang!Apa yang ditakutkannya terjadi...Sampai di pintu Bastian mematung, dia melihat Samuel, Aydan, Suryo, anak-anak dan Ning yang tertidur di sofa, dan dua pengawal yang dia tidak kenal."Nyonya tidak bersama, Tuan?" tanya Aydan datar.Bastian menggeleng pun tidak mampu! Maatanya nanar...Bastian berjalan melewati mereka semua, masuk ke kamar tidurnya, dia berharap ini hanya mimpi buruk dan saat dia terbangun ternyata semua baik-baik saja, semoga

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17

Bab terbaru

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 210. HAPPY ENDING 2

    "Ceritanya panjang, yang pasti sejak kalian meninggalkan pantai, aku menemukan orang tua yang termenung dengan laptop terbuka yang berhiaskan wajahmu.""Aku menyewa agent untuk mengikuti orang itu, dan setelah mendapat alamat yang pasti aku datang, aku tidak bertemu tapi ternyata orang tua itu adalah Mr Philip."Saat itu telepon seluler Almira berbunyi.Almira menyalakan speakernya."Bagaimana keadaan di sana, Al?" tanya Samuel."Sudah beres Sam," jawab Almira."Syukurlah, aku akan kabari Aydan." "Tidak usah, aku sudah menghubunginya." Sela Bastian."Kok kamu nggak hubungi aku, Bast?" "Kamu tahan jarimu lima detik saja, pasti aku yang lebih dulu meneleponmu, lagian kenapa juga kamu telepon istriku dulu bukan aku?" Terdengar tawa Samuel membahana."Al, kamu dengan siapa sekarang?""Dengan_""Dengan suaminya yang sah! Kamu nggak usah mencemaskan istri orang Sam, cari istrimu sendiri!"Sambil tersenyum Almira menyuruh Samuel berbicara dalam bahasa Inggris."Buset galak banget, untun

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 209. HAPPY ENDING 1

    Sepeninggal anak-anaknya, mereka berdua termenung, Mrs Philip hanya ingin mengatakan kebenaran setelah itu dia akan melanjutkan hidupnya, selagi dia masih mampu meninggalkan pria yang sudah menemaninya selama 39 tahun kehidupan perkawinan mereka."Aku tidak mengatakan siapa ayah Bastian, bukan karena aku mencintai pria itu kalau aku melindunginya darimu, juga bukan karena aku ingin menyembunyikan identitasnya, tapi karena aku tidak tahu siapa dia!" Mrs Philip memulai pengakuan yang sudah lama ingin diungkapkannya tapi tidak pernah dia menemukan keberanian untuk itu.Nampak Mr Philip terkejut luar biA mendengar penuturan istrinya."Bagaimana mungkin kau tidak tahu siapa pria yang bersamamu? Kalian harus _""Dengarkan aku!" Mrs Philip memotong kalimat suaminya, dia ngeri jika harus mendengar tuduhan tambahan yang makin menambah nyeri di hatinya. "Saat kita bertengkar hebat dan kita berpisah, aku berusaha bertahan, tapi aku semakin gila berhari-hari di rumah, akhirnya aku keluar,

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 208 FINALLY....8

    Setelah Perjalanan udara yang cukup melelahkan selama hampir 22 jam, ditambah 1 jam perjalanan darat akhirnya Almira dan Bastian sampai di hotel.Mereka chek in hampir jam 22.00 waktu Indonesia, di Prancis baru jam 4 sore.Setelah selesai beristirahat yang bener-bener beristirahat, Almira segera bangun dan bersiap untuk pergi ke rumah orang tua Bastian.Bastian sengaja memilih hotel yang paling dekat dengan rumah orang tuanya agar Almira gampang pulang pergi dari hotel."Dad, aku pergi sekarang aja, biar nggak terlalu lama.""Kalau Mom minta kamu menginap gimana, Ra?"Almira berpikir kayaknya nggak mungkin dia menginap."Ternyata curhat aja bisa sampai sejauh hampir 13.000 kilometer, Ra!"Almira tersenyum tipis, kemudian mencium Bastian mesra, ingin Almira menjawab ini bukan curhat biasa, tapi tidak ada satupun kalimat yang keluar dari bibirnya."Ra, kalau Mom nggak ada langsung kamu telepon aku ya!""Iya Dad, udah bobok lagi!""Malas sendirian, Ra.""Daddy mau ke mana?""Di bar and

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 207 CLOSER..CLOSER

    Hari sudah terang, anak-anak sudah berangkat ke sekolah, saat Bastian terbangun, Bastian merasa heran kenapa dia bangun dengan perasaan yang tidak enak.Setelah terdiam dan mengingat beberapa lama Bastian tahu apa yang membuat hatinya susah, nanti siang istrinya akan terbang ke Prancis, meninggalkannya dan anak-anak di Indonesia.Bastian bergegas bangun, masuk ke kamar mandi.Sepuluh menit kemudian Bastian sudah siap turun dan mencari istrinya.Mencari kemana-mana, Bastian belum juga menemukan istrinya, akhirnya Bastian ke dapur, nggak ada juga."Ning, ibu dimana?"Ning melihat majikannya, kemudian seperti berpikir."Ibu nggak bilang mau kemana Tuan, tadi sih di ruang adik baby, habis itu ke mana saya kurang tahu Tuan, saya cari dulu Tuan." Ning bergegas akan mencuci tangannya.Bastian langsung sadar, dia belum mencari ke ruang baby."Nggak usah Ning, kamu lanjutin aja kerjaanmu," kata Bastian sambil berjalan meninggalkan Ning di dapur.Kemudian Bastian menuju ruang baby, dan menemuk

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 206 PARADISE 2

    "Oke, aku akan mencarikan tiket pesawat secepatnya."Kemudian Bastian menelepon Vanya, untuk memesankan pesawat untuk Almira secepatnya berangkat ke Prancis."Pakai maskapai biasanya, Sir?" tanya Vanya."Sewa pesawat saja, yang paling cepat, satu dari tiga yang biasa kita pakai, yang sudah terbukti bagus, jangan yang lain!" Perintah Bastian.'Tiap kali ada masalah mendesak baru aku terpikir untuk membeli pesawat, coba sudah direalisasikan, nggak bingung kayak sekarang,' batin Bastian.Tidak berapa lama, kembali Vanya menelepon,"Mr Navarell, mereka semua full untuk hari ini, kalau besok siang ada satu yang kosong!""Oke, langsung deal ya, urus semua, thank you!""Yes, Sir!" jawab Vanya dengan semangat.Bastian meletakkan telepon lalau menghadap istrinya."Ra, yang paling cepat bisa kita dapatkan, besok siang, ok?"Almira menganggukkan kepalanya, ada binar samar di matanya, juga ada sorot lain yang Bastian tidak bisa menterjemahkannya. "Ra, ini terakhir kamu pergi tanpa aku, paham? H

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 205. MAKIN DEKAT...

    Bastian kembali dari menjenguk anaknya, wajahnya berbunga-bunga seakan ada beban yang terangkat dari hatinya.Dia ingin putranya cepat besar, agar dia bisa mengajarkan segala yang dulu dia impikan, dia ingin membimbing anaknya, bersorak dan menangis bersama, dia tahu waktu itu akan tiba, tidak sabar rasanya membuat itu segera jadi kenyataan.Saat itulah, Bastian melihat Samuel sedang menunduk, termenung di ruang tunggu, dia kira Samuel sudah pulang."Aku kira tadi kau sudah pulang, Sam!"Samuel kaget mendengar suara Bastian."Aku tadi makan siang, ini aku bawakan untukmu, kebetulan mereka menjual masakan kesenanganmu.""Mau nyogok?""Apa nyogok?" tanya Samuel."Suap, praktek suap ada undang-undang nya lho." "Nggak, aku inget aja kamu suka, nggak mau ya aku kasih Almira, siapa tahu dia mau... bahkan kalaupun dia nggak mau, untuk menjaga perasaan orang lain dia akan bilang mau." Panjang lebar Samuel membahasnya."Almira itu istriku, Sam!"Seketika Samuel tertawa keras-keras.Setelah t

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 204. AMAZING

    Almira melihat Bastian masih belum mengiyakan, akhirnya Almira bangun dan duduk tegak, kemudian mengalungkan kedua tangannya di leher Bastian."Look into my eyes, i love you 'till my last breath Mr Navarell!" Lalu Almira mencium mesra bibir suaminya, Almira dapat merasakan tangan Bastian yang mulai memeluk pinggangnya. Almira semakin mendesakkan tubuhnya, kemudian menyusupkan kepalanya di leher Bastian dan mulailah aktivitas favorite dimulai."Dad, tiap hari pakai kaos aja, gampang," ujar Almira di sela-sela gigitannya."Hmm, Sayang...ini curang. Kalau masih discuss, belum deal...harus dibahas dulu sampai selesai, nggak boleh langsung serang gini, gimana aku bisa menang, Ra? Yang ada nyerah terus jadinya!"Almira menarik kepalanya, kemudiam memandang Bastian, hanya sejenak, kembali Almira menyasar leher suami tampannya yang semakin menggemaskan jika sedang serius berpikir. "Almira Navarell, ayolah."Kembali Almira menarik kepalanya untuk yang kedua kalinya, menengadah, menatap s

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 203. APA YANG KALIAN BAHAS(?)

    Di penghujung malam, Mom and Dad menelepon dari Prancis, Bastian tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya mendengar suara Mom and Dad, minimal orangtuanya bisa bertahan bersama di bawah satu atap, itu sudah kemajuan bukan? Dibanding kemarin-kemarin tiap kali Bastian menelepon, mereka tinggal di tempat yang berbeda."Sayang, mana anak perempuan Mom."Mendengar pertanyaan Mom, Bastian segera memindahkan telepon ke pangkuan Almira, Almira memberi isyarat agar speakernya di on-kan."Hai Momm!" Almira sangat bahagia mendengar suara mertuanya, yang begitu baik, dia tahu darimana suaminya mendapatkan kebaikan hatinya."Sayang, maafkan ya Mom belum bisa datang, rencana Mom dalam 2 minggu ke depan kalau semua urusan sudah beres baru Mom bisa ke Indo, Sayang!""Nggak apa-apa Mom, selesikan dulu aja urusan Mom, mumpung si kecil kerjaannya masih tidur mulu, pagi siang sore malam tetap tidur terus." "Iya, nanti Mom usahakan 2 minggu semua beres, biar Mom bisa bantu kamu dan Bastian di Indo."

  • Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan    Bab 202. YOU ARE AMAZING

    Hari yang melelahkan tapi membahagiakan karena banyak saudara, sahabat, kolega dan teman yang datang memberi selamat atas kelahiran putra mereka."Selamat ya Bu Almira, Pak Bastian." Kalimat itu terdengar berulang-ulang sepanjang pagi hingga siang ini. "Selamat..selamat.., ini baru anak pertama ya Almira?" Salah seorang pejabat tinggi Bank Asia pun datang menjenguk di rumah sakit.Almira mengangguk, tapi Bastian segera menukas," Anak laki-laki pertama tapi anak ketiga kami.""Wow, sorry.. cepet juga Ra, kejar tayang ya." Dan mereka yang ada di ruangan pun tertawa mendengarnya.Almira ikut tersenyum, dalam hati Almira sedang bermonolog, "lihatlah betapa spesialnya suamiku, dia selalu menganggap Binta dan Saras anak kandungnya, bahkan sepertinya dia sudah lupa mereka sebenarnya keponakanku. Pria yang murah hati, dijuluki miliarder murung padahal memiliki cinta yang melimpah ruah yang diberikan dengan murah hati buat istri dan anak-anaknya.Almira memandang suaminya dan berjanji dala

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status