Home / Romansa / Perjanjian Terlarang / Ternyata Bohong

Share

Ternyata Bohong

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-10-24 12:39:50

Moreau tidak mengerti tujuan seperti apa yang Abihirt miliki ketika pria itu mengatakan sebuah pernyataan bohong. Barbara sama sekali tidak mencarinya. Malahan, bersikap tidak adil saat memberi tuduhan secara asal.

Barbara menyebut bahwa dia hanya mencari perhatian dengan sengaja datang mendekat selagi wanita itu sedang membicarakan sesuatu bersama Gloriya, yang ditambahkan Roger di antara mereka.

Namun, bagaimanapun ... itu kejadian beberapa jam lalu. Perayaan ulang tahun Gloriya bahkan telah diselesaikan dengan sebagian dari keluarga ayah sambungnya telah meninggalkan pedesaan. Hanya tinggal beberapa, yang sejak awal memang telah terlibat dalam melakukan persiapan. Seperti ibunya yang secara tidak langsung menjadi bagian keluarga.

“Kau mau ke mana sore – sore begini?”

Ada padang rumput yang indah, tetapi Moreau rasa tak perlu menjawab pertanyaan Barbara dengan gamblang. Dia hanya menatap wanita itu sebentar sebelum akhirnya menyimpulkan pernyataan singkat di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Cerewet

    “Kembalilah ke ayah-mu. Dia akan marah kalau kau di sini terus – terusan merayuku.” Moreau bicara bisik – bisik di samping Chicao. Tidak tahu apakah anjing itu akan mengerti, tetapi biarkan peliharaan Abihirt memberi petunjuk tentang hal yang mungkin ... telah sedikit dipahami. Chicao tidak lagi berusaha mencari perhatian. Malahan dengan antusias berlari ke satu titik di mana Abihirt memberi gestur menyambut. Mereka mungkin akan melakukan interaksi sebagai pemilik satu sama lain. Moreau tidak ingin ikut terlibat, sehingga memilih mencari tempat lainnya sekadar berhenti dan menikmati pemandangan asri dari langit yang telah menjingga. Celakalah, siapa yang akan tahu jika Chicao pada akhirnya selalu berusaha lebih dekat dengannya. Abihirt seperti tidak memiliki upaya tambahan agar bisa mencegah anjing itu berlarian, kembali datang, maupun mengajukan sikap ingin bermain. Moreau tidak keberatan, andai ... dia dan Chicao hanya berdua, tetapi bahkan sesuatu dalam dirinya harus mewaspadai

    Last Updated : 2024-10-24
  • Perjanjian Terlarang   Pertanyaan Mendadak

    “Di mana gelang yang Abi berikan kepadamu?” Pertanyaan Barbara menjadi bagian paling mengejutkan saat Moreau masih menghadapi kebutuhan mencuci piring. Sama sekali tidak pernah sadar bahwa wanita itu akan mengamati pelbagai detil dari tubuhnya, hingga mengajukan pertanyaan, yang dia sendiri tidak tahu kapan gelang rantai pemberian Abihirt hilang dari peradaban. Mungkin terjadi saat – saat di mana Moreau melakukan pekerjaan berat, yang selalu melibatkan gerakan tangan, atau barangkali dia terlalu ceroboh sekadar mempertahankan sesuatu di pergelangannya. Tidak tahu apakah pria itu akan marah jika menceritakan hal ini, karena sejak tadi Abihirt terlihat tak memiliki minat serius untuk bicara, melakukan kontak, dan lainnya kepada siapa pun yang ditemui, bahkan selama makan malam berlangsung. Sambil mengerjap. Moreau berusaha mengingat kapan terakhir kali dia menyadari gelang pemberian pria itu masih terasa di tangan. Namun, sejauh mana dia mencoba. Rasanya terlalu mustah

    Last Updated : 2024-10-25
  • Perjanjian Terlarang   Pilihan Sulit

    Bagaimana caranya untuk menolak? Moreau menatap wanita itu ragu, tetapi tidak memiliki keberanian penuh demi menjabarkan hal yang dia yakin bukan bagian terbaik bertemu Froy pada waktu – waktu seperti ini. Masih serupa, ini bukan kejutan. Froy berenang di atas jam sembilan malam adalah sebuah kebiasaan yang selalu Moreau kenali. “Kenapa harus aku, Bibi?” Mula – mula, dia dengan hati – hati mengajukan pertanyaan. Gloriya memiliki kesimpulan sendiri, seharusnya tidak akan sulit jika akhirnya wanita itu menjabarkan jawaban. Senyum tipis telah menegaskan situasi di antara mereka, sesuatu yang membuat Moreau menunggu dengan perasaan tegang, tetapi itu tidak akan menguasai waktu terlalu panjang ketika Gloriya menggerakkan bibir samar. “Aku harus menerima sambungan telepon dari temanku. Kalau meminta bantuan ibumu ... aku rasa tidak terlalu sopan. Ada Abi yang juga harus dia urus. Karena usia kau dan Froy kurang lebih, jadi menurutku mungkin tidak masalah, apa kau

    Last Updated : 2024-10-25
  • Perjanjian Terlarang   Ulah Froy

    “Kau buru – buru sekali.” Mendadak, Froy mengatakan hal tersebut. Seharusnya tidak akan menghentikan Moreau jika pria itu tidak sengaja menciptakan suara lain. Percikan air. Dia berpaling dan benar ... tiba – tiba sebuah siraman langsung mendarat pada kain yang membalut di tubuhnya. Froy tertawa puas, sementara itu membuat Moreau diam beberapa saat. Dia menunduk mengamati setiap hal yang tidak pernah diinginkan, tetapi tidak akan berdiam diri begitu saja setelah pria itu telah berhasil mengambil kesempatan. Harus ada yang membalas sebagai sikap pembelaan diri—meski mungkin tujuan Froy tidak dapat dispesifikasikan demikian. Moreau mendekatkan sebelah kaki di pinggir kolam untuk menendang air ke wajah pria itu. Posisi yang begitu dekat adalah peluang terbaik. Froy kebetulan hanya bisa sedikit menghindar, tetapi tidak juga mengatakan sesuatu dengan marah. “Aku tidak ada urusan lagi denganmu. Jangan coba – coba menggangguku.” Hanya Moreau yang berusaha ti

    Last Updated : 2024-10-25
  • Perjanjian Terlarang   Abihirt Mengawasi

    “Jadi, Froy ... berhentilah menggangguku. Kita tidak bisa berteman dan tidak akan menjadi teman.” Ada jeda cukup lama, membuat Moreau mengira bahwa situasi mungkin telah mendukungnya. Dia akan menjadikan setiap apa pun reaksi Froy sebagai dasar sekadar mempelajari ironi di antara mereka. Sayangnya, masih tersisa ironi lain, yang meninggalkan hal tidak tentu seperti saat Froy berdecak malas, seakan – akan ingin melampiaskan suatu pilihan yang telah Moreau ambil dan pria itu tak setuju untuk menghadapinya. “Kau tak ingin kita menjadi teman karena takut tidak bisa melupakanku.” Froy selalu menggemakan kata – kata serupa sebagai pendapat paling berpengaruh, padahal tidak. Ada sebuah keabsahan yang telah begitu jelas sekadar dijadikan sumber pengetahuan. Namun, Moreau tak mungkin menjabarkan secara gamblang. Percuma. Itu tidak akan mengubah pola pikir Froy. Dia menarik napas kasar merasa kesempatan mereka bicara sudah habis, tanpa pernah tahu bahwa Froy ak

    Last Updated : 2024-10-25
  • Perjanjian Terlarang   Mengingatkan

    “Apa yang kau dan Froy lakukan di kolam renang?" Napas Moreau tercekat seakan perlu mencegahnya tetap terjebak di tengah tenggorokan, sementara desakan untuk terlonjak dan benar – benar menjadi diam, terpaku, menghadap sumber suara dengan perasaan tegang, adalah pilihan paling mengerikan. Dia baru saja melangkah masuk ke dalam kamar dalam keadaan kuyup. Seketika kebutuhan ingin sekadar melucuti kain membasah di tubuhnya mendadak urung. Abihirt tidak sama sekali memberi petunjuk tentang kemunculan, tetapi pria itu telah berada begitu dekat—diliputi tebakan yang tepat supaya membuat mereka terjebak di satu kamar berdua. Tidak ada yang bisa Moreau temukan di balik mata kelabu ayah sambungnya, meski Abihirt seperti telah menyimpan pelbagai hal di benak pria itu. Sorot mata yang menyerupai sinis seolah – olah sedang menegakkan keadilan. Namun, Moreau tidak mengerti apa yang perlu mereka tegaskan. Tentang perilaku tidak menyenangkan Froy, sungguh, semua berada di luar k

    Last Updated : 2024-10-26
  • Perjanjian Terlarang   Pria itu Marah

    “Apa mau-mu, Abi?” Moreau melipat kedua tangan di depan dada. Akan memastikan sendiri satu tujuan serius ayah sambungnya dengan mengajukan pertanyaan walau sedikit memahami tentang sebuah larangan yang baru saja pria itu deklarasikan. “Kau tak akan pernah benar – benar tahu apa mauku.” Namun, adalah hal percuma jika akhirnya Abihirt akan membentuk teka – teki lain dan tidak berusaha memberitahukan lebih runut. Moreau mengangkat sebelah alis tinggi. Sengaja meninggalkan itu sebagai reaksi pertama. Biarkan berikutnya mengambil alih, karena bagian tersebut telah satu jarak untuk mengacaukan yang paling tertata; mari membicarakan hal relavan. Moreau segera menarik napas. Mencoba lebih gamblang dan bertanya, “Kau sungguh tidak ingin membiarkan pria lain menyentuh tubuhku?” Anggukan samar bukan satu – satunya respons ketika Abihirt terlihat sedang menyimpan keinginan bicara. “Ya, dan kau baru saja membiarkan Froy melakukannya.” Suara serak dan da

    Last Updated : 2024-10-26
  • Perjanjian Terlarang   Memancing

    Moreau sedang tertarik untuk menantang amarah seorang pria dewasa, atau barangkali—atas pengakuan khusus—bahwa dia menaruh minat pada gairah ayah sambungnya. Tahu jika Abihirt sedang berjuang keras menahan diri. Itu nyaris tak terungkap, seakan sebuah disiplin singkat telah diisyaratkan terhadap usaha menempelkan tinta hitam di antara keputusan mereka. Mendadak, semua terasa tegang saat Moreau menyadari betapa tidak ada selera humor di balik bahu ayah sambungnya. Tidak sekarang ataupun nanti. Pria itu benar – benar menatap tajam. Mendetilkan sebuah gambaran tentang seorang yang sadis. “Kau berada di bawah pengaruh aturan dan seharusnya mematuhi apa pun yang telah dibatasi.” Bagian tersebut kembali diingatkan. Rasanya tidak adil jika semua tidak jelaskan secara gamblang, tetapi dia harus memahaminya. Moreau sendiri tidak tahu apakah dia diberi kesempatan sekadar menyatakan suatu batasan. Segala bentuk tersurat hanya akan membuatnya terus berharap, karena bagaimana

    Last Updated : 2024-10-26

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Setengah Kebenaran

    “Nyonya, Tuan sedang tidak di rumah. Dan atas perintah spesifik dari beliau, Anda tidak diizinkan menginjakkan kaki di tempat ini.” Barbara segera menoleh saat Emma mulai bicara. Ada ketakutan di balik suara wanita paruh baya itu. Sesuatu jelas telah dipahami bahwa dia akan melakukan hal di luar kendali. “Siapa kau melarangku?” tanya Barbara sembari menatap wanita di hadapannya penuh penghinaan besar. “Saya hanya menjalankan tugas, Nyonya.” Emma segera menunduk. Betapa Barbara muak menghadapi saat – saat seperti ini. Dia sedang ingin melampiaskan banyak hal. Barangkali bukan gagasan buruk jika melakukan satu hal memuaskan di sini. Dengan sudut bibir berkedut sinis, Barbara kemudian berkata, “Tugasmu hanya membersihkan apa pun yang terlihat kotor. Oh—atau kau merasa sudah melakukan pekerjaan-mu, maka kau bisa menggoyang kaki dengan tenang? Mari kutunjukkan kepadamu apa yang perlu kau lakukan. Sekarang, ambil kunci gudang!” Pernyataan Barbara diakh

  • Perjanjian Terlarang   Surat Perceraian

    Terbangun dengan kondisi sekujur tubuh mengalami pemberatan murni, membuat Barbara meringis setiap kali dia berusaha melakukan gerakan lain; kelopak matanya mengerjap, sedikit diliputi usaha mengingat kali terakhir hal yang dihadapi, tetapi kemudian menyadari bahwa dia tidak berada di mana pun di kediaman Abihirt. Siapa yang membawanya pulang? Benak Barbara bertanya – tanya tak mengerti. Jelas waktu telah berlalu jauh dan dia banyak melewatkan kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka. Tidak apa – apa jika Abihirt ingin melampiaskan segala bentuk kemarahan kepadanya, asal pria itu tidak mengajukan satu hal yang benar – benar tidak Barbara inginkan. Napasnya memburu berat hanya dengan memikirkan hal tersebut. Jari – jari yang terasa gemetar berusaha menyisir helai rambut—terurai berserak di sekitar wajah. Berharap dia bisa segera bersiap. Sial. Sesuatu menghentikan Barbara ketika sorot matanya membidik satu titik di atas nakas. Semacam sebuah berkas yang

  • Perjanjian Terlarang   Merah Membakar

    Sekarang ... ntah cambukan kali ke berapa. Barbara tidak bisa menghitung. Semua bentuk pemikiran di benaknya hancur berantakan. Krisis ketidakpercayaan terhadap sikap Abihirt sungguh memberi pengaruh besar. Dia merasa benar – benar telah memborong kebodohan, hingga yang tersisa adalah hasrat supaya tidak terjebak pada kondisi seperti ini. “Sakit, Abi,” Barbara mengeluh sarat nada begitu getir. Sebatas harapan agar Abihirt bersedia memberi ampun. Jika pria itu berpikir ini merupakan hukuman setimpal, hal tersebut sama sekali bukan keadilan. Dia berharap Moreau yang ada di sini. Menggantikan posisinya. Namun, apakah hal tersebut terdengar masuk akal? Abihirt terlihat mabuk kepayang kepada gadis itu. Dia tidak yakin. Barangkali telah melewatkan banyak hal. Bertanya – tanya ... mungkinkah? “Daripada menyiksaku di sini, mengapa kau tidak seret saja Moreau dan biarkan dia merasakan yang sama seperti yang kualami hari ini?” Tidak ingin diliputi pelbagai hal menggan

  • Perjanjian Terlarang   Ruang Merah II

    “Kau yakin ini akan berjalan baik – baik saja?” Masih sedikit usaha untuk meyakinkan diri. Barbara akhirnya hanya menghela napas ketika Abihirt mengangguk samar. Pria itu tidak akan mengatakan lebih banyak. Semua pilihan ada di tangannya; apakah dia masih ingin melakukan seks atau membiarkan hubungan mereka kembali regang. “Baiklah.” Barbara memutuskan untuk membuka blazer yang dia kenakan. Satu persatu pakaian telah dilucuti. Bukan masalah besar bertelanjang penuh di hadapan suaminya. Dia kemudian memberi Abihirt tatapan penuh bertanya. Menunggu apa yang akan pria itu lakukan. Tidak ada kata terucap. Sebaliknya, Abihirt merenggut dasi yang mengikat kerah kemeja pria itu. Langkah lebar suaminya tidak pernah luput dari perhatian Barbara. Dia menelan ludah kasar persis ketika Abihirt sudah menjulang tinggi di belakang. Semua menjadi gelap kali pertama Abihirt merekatkan bagian dasi untuk menutup di matanya. “Haruskah dengan pandangan tertutup, Ab

  • Perjanjian Terlarang   Ketakutan Barbara

    Kali pertama mendengar pernyataan Abihirt, kelopak mata Barbara mengerjap cepat. Hampir tidak menyangka tentang hal yang telah mereka lewatkan. Dia tahu suaminya jauh lebih sering menghabiskan waktu bersama Moreau—dan itu sungguh meninggalkan banyak kecemburuan tidak tertahankan. Cukup puas bahwa dia bisa melewati saat – saat di mana mengendalikan diri dari kebutuhan melampiaskan amarah. Sungguh, sampai mati pun, Barbara tidak akan menyerahkan Abihirt kepada Moreau. Dia tidak akan pernah mengalah. Kemenangan harus selalu berada di tangan. Persetan dengan mengorbankan yang lainnya. “Baiklah. Ke mana kau akan membawaku?” tanya Barbara sembari mengikuti langkah Abihirt menuju mobil. Mereka datang terpisah. Miliknya sendiri sedang terparkir di sisi halaman lain, tetapi mereka bisa mengatur situasi. Bukan masalah besar meminta Gabriel menyelesaikan tugas tertunda. Abihirt tidak mengatakan apa – apa sepanjang perjalanan, tetapi Barbara mengenali setiap detil tempat yang

  • Perjanjian Terlarang   Melupakannya

    “Pelacur kecil itu sudah tidak mau denganmu. Apa yang kau harapkan lagi darinya?” Sejak awal, tujuan Barbara adalah menghancurkan kehidupan Moreau dan membuat hubungan gadis itu bersama suaminya retak. Dia mengambil langkah yang tepat setelah meyakinkan Moreau bahwa Abihirt terlibat dalam keputusan ini. Tadi, betapa tatapan itu penuh luka. Moreau telah meninggalkan mereka. Sekarang konflik terhadap hubungan yang seharusnya baik – baik saja terus beterbangan. Paling tidak, Barbara cukup puas, walau segala sesuatu yang dia rencanakan tidak sepenuhnya lancar. Ada hasrat untuk membuat Moreau benar – benar mendapat pelajaran berharga. Dia ingin orang – orang melempari gadis itu dengan apa pun sebagai kemungkinan terburuk—anggap saja suatu penghinaan hebat. Sungguh, kemunculan Abihirt sangat tidak tepat. Mereka sedang dihadapkan badai tensi yang meningkat. Barbara tahu cepat atau lambat Abihirt akan menjadikannya target utama. Sial. Dia sama sekali tidak tahu kal

  • Perjanjian Terlarang   Menggantung

    Barbara bertanggung jawab atas situasi yang sedang mereka hadapi, tetapi yang tidak Moreau mengerti; mengapa? Bukankah Abihirt juga terlibat? Apa lagi yang diinginkan sehingga pria itu bersikap seakan sedang didesak kebutuhan menuntut Barbara. Mungkin ibunya berusaha menjebak suami sendiri karena seharusnya mutahil bagi Abihirt bersedia membuka aib perselingkuhan ini? Yang juga akan mempengaruhi reputasi di masa mendatang. “Aku tahu kau datang untuk menghadiri program ulang tahun mendiang ibumu. Tapi, nanti. Setelah aku menyelesaikan pelacur kecil ini. Bukankah kau sendiri juga sudah setuju?” Sesuatu yang keras seperti berusaha mencecoki tenggorokan Moreau. Dia mengira masih ada sedikit harapan, tetapi reaksi Abihirt yang tampak tidak akan langsung menyangkal, seakan memberinya banyak petunjuk. Pria itu hanya ... melirik ke arah Gabriel, kemudian berkata, “Bubarkan tamu undangan.” Sudah cukup. Moreau merasa muak jika harus mempertahankan kepercayaan dalam dirinya k

  • Perjanjian Terlarang   Runyam

    “Jika ayahmu masih di sini, Moreau. Kurasa, dia akan mendapat serangan jantung mendadak karena menerima informasi seperti ini, bahwa putri kesayangannya, putri kecil yang selalu dimanjakan olehnya, sanggup menjual diri demi seorang pria beristri. Kurasa, arwahnya pun tidak akan tenang selama menyaksikan apa yang kau lakukan di muka bumi ini.” Sial. Belum ada satu pun hal sanggup Moreau katakan, tetapi kesalahan Barbara sangat tidak bisa dimengerti kali ketika wanita itu melibatkan ayahnya. “Jika ayahku masih ada di sini. Kau tidak akan mungkin menikahi lagi, Mom. Atau kau mungkin ingin bermain api di belakangnya, sama seperti yang kau lakukan di belakang Abi?” “Tutup mulut sialanmu!” Tamparan keras lainnya, membuat wajah Moreau benar – benar berpaling dengan kasar. Saraf – saraf di sekitar pipi terasa kebas. Dia membeku di tempat. Namun, semua yang dia katakan memang benar. Perselingkuhan ini tidak akan terjadi, andai wanita itu juga bisa menjaga diri dari h

  • Perjanjian Terlarang   Bukti

    Barbara tidak akan berhenti. Itu masalahnya. Betapa wanita itu tampak dilingkupi pelbagai antusiasme meluap – luap, seolah masih begitu banyak hal tidak terungkapkan, sementara Moreau merasa dia tidak akan bisa menerima peristiwa seperti ini lebih lama. Semua akan berakhir jauh lebih kacau, tetapi bagaimana dia bisa menghentikan ibunya terhadap kebutuhan untuk mengungkapkan kebenaran di hadapan banyak orang? Sikap konfrontasi dalam dirinya seketika menjadi tumpul. Tidak ada suara penyangkalan yang bisa digunakan sekadar tidak menjebak kondisi sendiri menjadi lebih rumit. Tidak dimungkiri, Moreau cukup takut menyaksikan begitu banyak tatapan kemarahan nyaris di seluruh penjuru gedung. “Kalian semua mungkin tidak percaya terhadap apa yang kukatakan di sini.” Lagi. Suara Barbara kembali mencuak ke permukaan. Senyum wanita itu tampak begitu puas; seperti telah memastikan kalau – kalau kemenangan sudah berada di tangan. “Aku punya bukti.” Kembali meneruskan. Waj

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status