Share

Pengakuan

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2025-01-20 12:37:55

Moreau mengerjap cepat. “Satu cara? Apa?” tanyanya diliputi pelbagai kecurigaan tentang apa yang sedang Barbara rencanakan. Wanita itu cukup berbahaya. Dia takut ibunya akan melakukan cara terburuk demi mendapat satu kebenaran yang mati – matian dia dan Abihirt tutupi.

“Kau akan tahu nanti. Sekarang pergilah. Bukankah kau bilang sudah terlambat? Aku juga harus berangkat ke kantor.”

Jika ibunya juga akan meninggalkan rumah. Lalu bagaimana dengan Abihirt? Benak Moreau bertanya – tanya tak mengerti, tetapi dia tak punya sedikit keberanian untuk mengatakan sesuatu yang merekat di bahunya. Atau justru perhatiannya kepada Abihirt menimbulkan pelbagai pemikiran di dalam diri Barbara. Tidak lagi. Moreau tidak ingin ibunya mengambil tindakan berlebihan, sementara wanita itu sudah lebih daripada cukup membuatnya didesak rasa ingin tahu yang besar.

Cara seperti apa yang akan Barbara gunakan supaya mengetahui kebenaran di antara mereka?

Iris biru terang Moreau terus memp
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Jalan Pintas

    Lagi—secara tak terduga Barbara mengembuskan napas kasar. Abihirt tidak mengatakan apa pun dan itu membuatnya sedikit diliputi rasa bersalah. “Aku tahu belakangan ini hubungan kita sedikit tidak baik. Hanya berharap kalau kau mau bersedia memberiku kesempatan. Aku tidak ingin bercerai denganmu. Kita bisa memperbaiki semua ini secara pelan – pelan," ucap Barbara beberapa saat, tatapannya seperti menerawang, lalu kembali melanjutkan, "Jangan tidur di sofa lagi, apalagi sampai mabuk seperti ini.” Setelah telah mengatakan pelbagai ketakutan tak bernama di benaknya dan sedikit menunggu kapan Abihirt akan mengatakan sesuatu. Barbara berharap sangat banyak, tidak peduli jika pria itu belum mencoba memikirkan cara terbaik atau sekadar melompat keluar dari lubang yang terasa terjal. Ntahlah, sesaat Barbara memperhatikan satu gerakan singkat, di mana bibir Abihirt hampir bergerak terlalu samar. Pria itu seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi segera menahan diri, seolah butuh pemahaman l

    Last Updated : 2025-01-20
  • Perjanjian Terlarang   Gagasan Baru

    “Kau sejak tadi termenung. Aku tidak yakin kau bisa berlatih dengan baik, Amiga. Mrs. Voudly memang terlihat sibuk, tapi bukan berarti kau akan terus seperti ini. Bagaimana jika kau jatuh, karena tidak fokus? Katakan, apa masalahmu?” Pertanyaan Juan ketika mereka berhenti untuk beberapa saat, secara naluriah menarik Moreau kembali ke permukaan. Dia harus mengerjap beberapa kali sekadar menyadari bahwa benar ... seharusnya tidak membawa masalah dari rumah sampai ke gedung latihan. Semua sudah cukup rumit dan dia tidak ingin menambah masalah menyakitkan lainnya. Telah banyak kegagalan. Moreau tidak bisa berpikir lebih keras ketika Anitta—mungkin menyadari setiap detil kecerobohan yang dia lakukan. Kebetulan wanita itu tampak masih membutuhkan beberapa hal untuk diselesaikan. Lagi—Moreau mengerjap sembari menghela napas kasar. “Maafkan aku, Juan. Aku tidak bermaksud,” ucapnya, berjuang keras supaya menyerahkan senyum kepada Juan. Bagaimanapun, pria itu selalu menger

    Last Updated : 2025-01-21
  • Perjanjian Terlarang   Keputusan

    “Bagaimana pertengkaran kalian? Sudah baik – baik saja? Jadi, kita bisa bertemu kembali secara bebas?” Andai saja bisa seperti itu, Barbara tidak akan disergap kekhawatiran berlebihan. Ntahlah—rasanya dia harus menunggu saat – saat yang tepat, menunggu saat dia merasa cukup yakin untuk mendeklarasikan segala bentuk keputusan tak terduga di hidupnya. Ini pilihan sulit. Memutuskan hubungan bersama Samuel sama seperti melempar dirinya ke dalam kolam beku yang Abihirt buat. Barbara akan tergelincir, jatuh, tidak berdaya, seolah hanya akan terperangkap oleh sikap dingin pria itu. Tidak ada jalan keluar. Semengerikan apa pun bayangan dalam benaknya, dia tidak akan pernah tahan terus menghadapi sikap tenang Abihirt atau ketika suaminya benar – benar serius mengabaikan apa pun yang tampak begitu jelas. Menyedihkan. Barbara menghela napas kasar. Sesaat menatap Samuel sambil memikirkan apa yang akan pria itu katakan nanti. Ada satu bagian tidak tepat dari pern

    Last Updated : 2025-01-21
  • Perjanjian Terlarang   Tidak Setuju

    Nada protes di balik suara Samuel persis dugaan Barbara. Dia sangat mengerti bagaimana rasanya berada pada situasi seperti ini. Tidak ada yang berharap bahwa mereka akan mengakhiri semua ini, tetapi Abihirt adalah satu – satunya pelaku terduga. Barbara tak ingin terjebak di antara keputusan yang tidak akan pernah selesai. Apa pun itu, dia harus memberi Samuel pengertian, supaya pria itu bisa lebih sabar sampai waktunya tiba. “Abi tidak akan membiarkan kita terus menjalani hubungan gelap ini, aku mengenalnya.” Mula – mula, demikian yang Barbara katakan. Cukup yakin jika sebenarnya Samuel sedang memikirkan beberapa hal. Sikap penolakan dan pelbagai usaha untuk menyangkal adalah sesuatu yang tidak sepadan. Pria itu berusaha menahan diri, tetapi memang terlalu sulit. Hanya kebetulan Barbara mendeteksi perubahan signifikan dari reaksi Samuel, dia mungkin akan terjebak pada pemikiran yang mungkir dipahami dengan baik. Pria itu tampak berbeda, semacam telah diingatkan ol

    Last Updated : 2025-01-22
  • Perjanjian Terlarang   Menguping

    “Kau bisa datang ke rumahku pukul enam sore. Tapi pastikan jangan sampai membuat suamiku curiga. Dia tidak boleh tahu kalau aku mengundangmu untuk melakukan uji kebohongan kepada putriku. Anggaplah kau datang sekadar berkunjung.” “Tapi bagaimana dengan alat yang perlu kubawa?” “Serahkan kepadaku nanti. Jika suamiku bertanya, kau hanya perlu memperkenalkan diri sebagai rekan kerja. Katakan juga kepadanya kalau ini akan menjadi kunjungan kerja sama. Kurasa, semua akan baik – baik saja. Asal jangan terlihat mencurigakan. Jangan sampai dia tahu kalau kau seorang ahli poligraf.” “Baiklah, akan kucoba.” Semua percakapan di sana ... secara tak terduga memberi Moreau petunjuk. Dia segera menarik diri mundur—mengenyakkan punggung di dinding kafetaria, supaya sisi dari jendela terbuka itu tidak meninggalkan jejak tertentu, atau setidaknya sampai ibunya mencurigai sesuatu. Moreau menatap wajah Juan dengan isyarat tertahan. Sejak awal, ketika Barbara baru saja menginja

    Last Updated : 2025-01-22
  • Perjanjian Terlarang   Ide Baru

    “Aku tidak tahu.” Moreau hampir bisa mendengar sendiri betapa suara yang terungkap dari ujung tenggorokan begitu getir. Rasa takut tidak bisa dihindari begitu saja. Dia tidak punya pengalaman untuk menyembunyikan lonjakan dalam dirinya terhadap sebuah alat detektor. Akan terlalu buruk jika poligraf merekam respons tubuh yang tidak dapat dikendalikan; respons yang dipengaruhi oleh situasi tertentu. Dia yakin; ketika berada di meja sidang Barbara, semua akan menjadi sangat – sangat berbeda. “Kita memikirkan masalah ini nanti. Aku hanya penasaran dari mana ibumu memiliki kenalan seperti wanita yang duduk di hadapannya tadi?” Tidak ada yang tahu. Moreau tidak pernah mendapat informasi seperti itu. Koneksi Barbara luas. Masuk akal mengapa Barbara sanggup melakukan beberapa hal yang tidak pernah mereka pikirkan. “Hanya ibuku yang tahu Juan,” ucap Moreau singkat ketika Juan telah menyalakan mesin mobil. Dia menatap keluar jendela. Masih memperhatikan gedung kantor ibuny

    Last Updated : 2025-01-23
  • Perjanjian Terlarang   Terjadi

    “Pikirkan kembali apa yang akan kau lakukan, Amiga. Aku sangat tidak menyarankannya. Jangan terlalu nekat. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kepadamu nanti. Kau bisa saja celaka.” Moreau tahu. Seandainya ada pilihan lebih baik, dia tidak akan melakukan sesuatu yang mengancam seperti ini. Semua sudah menjadi kebutuhan. Tidak satu pun hal dapat dikendalikan lagi. Berada di dalam mobil sendiri dengan pegangan nyaris mengetat erat pada setir kemudi, mungkin memang terdengar terlalu buruk. Dia berusaha fokus, meski beberapa prospek masih mencoba mengingatkannya. Juan benar bahwa mereka tidak pernah tahu apa yang akan terjadi jika keputusan penuh tekad ini terus berlanjut. Mereka tidak punya banyak pilihan. Atau barangkali, ketakutan terhadap Barbara telah menyerupai suatu ledakan serius di dalam nadinya. Moreau dapat merasakan beberapa hal berusaha mengetat, seakan ingin menjerat aliran darah dan menyumbat sampai di pembuluh darah. Beberapa meter di depan s

    Last Updated : 2025-01-23
  • Perjanjian Terlarang   Risiko Riskan

    “Amiga, kau baik – baik saja?!” Juan. Tampaknya pria itu berlari sarat kewaspadaan tingkat tinggi, karena desakan situasi yang sungguh sangat kacau. Sialan. Moreau ingin tertawa, tetapi merasa benar – benar sangat buruk. Tubuhnya seperti mengalami trauma tak terduga, sementara dia berusaha terlihat baik – baik saja. “Bantu aku, Juan,” ucapnya, sedikit sulit membuka sabuk pengaman, hingga Juan mengambil tindakan cepat untuk menawarkan bantuan. Pria itu juga memberi arahan bagaimana dia bisa bergerak hati – hati saat sekujur saraf tubuh seakan menjadi kaku oleh situasi tertentu. “Aku sudah bilang untuk tidak melakukan ini. Kau keras kepala.” Suara Juan terdengar seperti ocehan panjang. Sesekali Moreau akan menoleh ke belakang; menatap mobilnya yang tidak berdaya di sana. Tabrakan itu terduga cukup parah. Sekarang dia memikirkan bagaimana reaksi Barbara nanti. Atau sebaiknya tidak. Moreau tidak memiliki petunjuk kapan akan tetap sadar saat di

    Last Updated : 2025-01-24

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Cara yang Berbeda

    “Kau tidak mencintaiku.” Hanya itu yang Moreau katakan sebagai bentuk antisipasi. Dia tidak ingin terlalu jatuh dan akhirnya terjerembab pada jurang tak bertepi. “Aku mencintamu.” Lagi. Ungkapan Abihirt merupakan bagian dari sikap ingin membantah. Moreau tidak percaya. Dia tak akan pernah bisa percaya setelah semua yang mereka hadapi. Semua terlalu mendadak membayangkan jika ternyata tiba – tiba pria itu akan mengatakan semuanya. “Tidak. Kau mencintai ibuku, Abi. Kau tidak bisa membohongi perasaanmu.” Supaya mereka tetap waras. Moreau mengingatkan ayah sambungnya. Melihat sejauh mana pria itu akan bereaksi. Hampir tidak ada apa pun, sesuatu yang mungkin dapat memberi pengaruh. Ketenangan Abihirt semacam luas samudra—tidak dapat dibelah, sebaliknya dia akan tenggelam tanpa pernah bisa mencapai dasar. “Aku justru membohongi perasaanku sendiri, jika tidak pernah mengatakan ini kepadamu. Kau sangat berarti, Moreau. Maaf, kalau apa pun yang telah kulakukan,

  • Perjanjian Terlarang   Pengakuan

    “Abi, keluarlah.” Moreu tidak ingin menunggu lebih lama. Sudah cukup rasa muak mengadili ketakutan di dalam dirinya. Seseorang berusaha tidak mendengar apa pun, sementara dia sendirian—mati – matian, mendambakan akan ada hasil dari sesuatu yang telah membentuk sebongkah reaksi lelah. Persetan! Moreau tidak peduli. Tindakan yang dia lakukan tidak lagi menyentuh pergelangan tangan Abihirt, tetapi beralih mendorong tubuh pria itu dari belakang. Perlu usaha sangat keras hingga ... setidaknya, ada prospek bagus di mana dia merasakan satu kaki ayah sambungnya mulai terangkat dan sulur – sulur pria tersebut menggeram tidak setuju. Itu bagus. Moreau kembali melakukan pelbagai usaha agar jarak mereka terduga lebih dekat dengan ambang pintu balkon. Dia terlalu memaksa. Barangkali menjadi alasan utama, mengapa sisi berbeda dari diri Abihirt segera mengambil andil. Tidak tahu kemarahan lainnya—yang berasal dari mana, yang akhirnya memenangkan pertempuran. Tubuh Moreau n

  • Perjanjian Terlarang   Tak Pernah Percaya

    “Kau sudah tahu?” Suara serak dan dalam pria itu terdengar lambat, seakan – akan ingin memastikan. “Kenapa? Kau berharap aku tidak pernah tahu. Jadi, kau bisa melakukan segala sesuatu tanpa perlu berpikir bahwa aku akan menolak? Aku bukan mainan-mu, kau tahu itu. Apa yang kau pikirkan, huh? Kau pikir aku masih bersedia menjadi submisif-mu setelah ini? Kau jahat, Abi ....” Nada bicara Moreau diakhiri proses yang mencekat. Dia mengembuskan napas, kemudian mengusap wajah dengan kasar. Abihirt tidak terlihat terpengaruh oleh apa pun. Apakah sungguh tidak terdapat sedikipun penyesalan setelah apa yang telah pria itu lakukan? Moreau merasa sangat bodoh kali ketika dia berharap ayah sambungnya, paling tidak, akan berusaha menawarkan kehangatan. “Aku lepas kendali.” Demikian yang pria itu katakan. Semacam menyiratkan kenyataan bahwa ‘lepas kendali' adalah sesuatu yang perlu dimaklumi. Saat dia masih begitu buta melihat kebenaran. Moreau mungkin akan menc

  • Perjanjian Terlarang   Pantang Menyerah

    “Aku tidak peduli ibuku sudah tidur atau tidak. Sekarang pergilah,” Moreau melanjutkan tanpa mencoba menatap wajah ayah sambungnya. Biarkan Abihirt mengerti. Pria itu akan segera mengerti saat merasakan sesuatu yang ganjil. Mereka telah diadili kenyataan menyakitkan. Sudah cukup membiarkan efek samping melewati ruang bercelah dan hampir menjadikannya tiada. “Suster mengatakan kau baik – baik saja. Bagaimana dengan sekarang?” Suara serak dan dalam Abihirt terdengar tak yakin. Tidak biasanya. Secara naluriah Moreau mendengkus. Dia tidak akan pernah mengerti terhadap apa pun yang berkaitan dengan pria itu. Terlalu membingungkan dan sejak kapan Abihirt akan bersikap ragu – ragu terhadap dirinya? Apa yang sebenarnya sedang pria itu takutkan? Seharusnya tidak ada. Semua tidak mudah dipahami. Bahkan gagasan paling sungkar dimengerti sekalipun, tidak akan memiliki peran terburuk untuk membuat seseorang terus terjebak pada situasi tidak memungkinkan. “Apanya yang bagaimana d

  • Perjanjian Terlarang   Tidak Menyerah

    Tidak ada perangkat apa pun yang dapat digunakan sebagai bahan penunjang. Barangkali karena lantai dua dan jalur dinding berlikuk dari desain dinding luar rumah menjadi petunjuk utuh? Itu cukup masuk akal. Tubuh tinggi Abihirt tidak akan sulit meraih celah kecil yang seharusnya membantu pria tersebut memanjat. Celakalah. Ini jelas sesuatu yang berbahaya. Moreau segera menyalakan lampu ruangan, tidak ingin kesan temaram membuat situasi terasa lebih mengerikan. Dia harus benar – benar waspada. Abihirt terlalu serius saat pria itu berharap dapat mengendalikan situasi; seperti saat mereka dituntut bicara, maka seharusnya mereka harus segera bicara. “Moreau, buka pintunya. Aku ingin tahu bagaimana kondisimu.” Dorongan dalam diri Moreau spontan membayangkan ungkapan tersebut sebagai kebohongan besar. Abihirt tidak pernah peduli kepadanya. Tidak pernah. Andai pria itu memiliki sedikit simpatisan, mungkin tidak akan pernah adegan penyiksaan yang bersembunyi di balik k

  • Perjanjian Terlarang   Mengedor

    “Buka pintunya, Moreau. Aku tahu kau ada di dalam.” Moreau merasakan sayatan begitu dahsyat di dadanya saat sulur – sulur bisikan Abihirt menyelinap dari luar kamar. Sudah larut malam. Dia tahu pria itu mencari waktu yang tepat untuk memulai aksi. Tidak. Moreau tidak akan membiarkan kesalahan kembali terulang ketika mereka bertemu. Rasa sakit telah bertumpuk dan menjadikan begitu banyak hal menyimpang di antara mereka. Dia akan lebih bersuka cita jika terdapat pengalihan serius dari sebuah cinta, lalu berakhir sebagai episode kebencian yang panjang. Barangkali itu akan terjadi saat mereka bertatap muka, membuat dia mengingat kembali setiap detil peristiwa paling buruk yang sengaja ayah sambungnya mulai. Moreau secara naluriah memejam, mencoba untuk melupakan perlakuan jahat tersebut. Dia sangat ingin meluapkan segala bentuk amarah kepada Abihirt. Ya, sangat. Hanya merasa belum cukup siap digulung oleh situasi mencekam di antara mereka. Sesuatu dalam dirinya bah

  • Perjanjian Terlarang   Informasi Mengejutkan—Rasa Sakit

    Senyum puas menjadi selimut tebal kali pertama Barbara mendapati kebingungan di wajahnya. Moreau mengerti, dia mungkin akan menerima sebuah ledakan dahsyat. Berharap sanggup menyiapkan kejutan di dalam dirinya, tetapi tidak pernah menyangka bahwa ternyata itu benar – benar begitu menyakitkan. “Kau akan menjadi seorang kakak.” Moreau mengerjap berulang kali. Tahu betapa konyol sikapnya di sini. Dia akan menjadi seorang kakak .... Salahkah jika sesuatu dalam dirinya berharap itu adalah gagasan sungkar dimengerti? Dia harap tidak pernah mengerti maksud dari menjadi seorang kakak. Ironi, kenyataan berkata sangat jahat. Moreau jelas sangat memahami maksud yang begitu terselubung di balik pernyataan ibunya. Wanita itu sedang mengandung, dan celaka ... dia juga dihinggapi bentuk kebenaran terburuk. Mereka mengandung bayi dari pria yang sama. Apa yang bisa dikatakan? Moreau berusaha menelan kenyataan pahit dengan tenang. Sekarang suasana menyedihkan semakin mantap membuj

  • Perjanjian Terlarang   Butuh Pelukan

    “Besok aku akan memberi tahu Mrs. Voudly kalau kau tidak bisa ikut latihan. Sekarang jangan pikirkan apa pun. Istirahatlah sampai kau merasa lebih baik.” Ada keharusan menatap wajah Juan. Moreau tersenyum tipis sebagai tanggapan pertama dan berkata, “Terima kasih, Juan Baker. Kau yang terbaik. Aku mencintaimu.” Dia ingin memeluk pria itu, tetapi mengurungkan niat saat menyadari sabuk pengaman masih merekat di tubuhnya. Mungkin memang tidak seharusnya. Suasana hati Moreau terlalu buruk sekadar menyingkirkan sisa rasa sakit yang seperti diseludupkan secara paksa. “Kau tidak mau singgah?” dia bertanya sesaat, setelah menyiapkan diri membuka pintu mobil. Juan mengedikkan bahu tak acuh. Jelas tidak ada keinginan melangkahkan kaki masuk. Terlalu buruk. Mengingat situasi di antara mereka juga tidak pernah mendukung. Juan cukup mengenal Barbara dan pria itu jauh terpuaskan saat memutuskan untuk menghindari konflik apa pun bersama ibunya. Tiba – tiba ponsel Moreau b

  • Perjanjian Terlarang   Penipu Ulang

    Pintu kamar dibuka secara paksa. Akhirnya .... Barbara tersenyum puas saat mendapati bagaimana napas Abihirt terlihat menggebu, kemudian ekspresi pria itu berkerut heran setelah menemukan situasi baik – baik saja di antara mereka. Tidak ada apa pun. Seharusnya memang seperti demikian. Jika Abihirt akan marah, hal tersebut adalah bagian dari dampak yang dia putuskan. Barbara tidak berusaha peduli. Dia hanya memikirkan kemungkinan terburuk dari kehendak suaminya; bahwa tidak akan ada keinginan menginjakkan kaki di rumah setelah perdebatan panjang mereka. Ini seperti membiarkan pria itu membayar sesuatu yang tidak dibeli dengan uang. Barbara siap menghadapi pelbagai siklus kemarahan, asal keputusan yang diambil telah memberinya petunjuk ... paling tidak, sedikit mengetahui bagaimana Abihirt masih peduli dan mereka dapat memutuskan untuk tetap mempertahankan keberadaan seorang anak di tengah badai pernikahan. Tidak akan terlalu buruk membicarakannya lagi. Situasi mer

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status