Share

Menguping

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-22 12:59:21

“Kau bisa datang ke rumahku pukul enam sore. Tapi pastikan jangan sampai membuat suamiku curiga. Dia tidak boleh tahu kalau aku mengundangmu untuk melakukan uji kebohongan kepada putriku. Anggaplah kau datang sekadar berkunjung.”

“Tapi bagaimana dengan alat yang perlu kubawa?”

“Serahkan kepadaku nanti. Jika suamiku bertanya, kau hanya perlu memperkenalkan diri sebagai rekan kerja. Katakan juga kepadanya kalau ini akan menjadi kunjungan kerja sama. Kurasa, semua akan baik – baik saja. Asal jangan terlihat mencurigakan. Jangan sampai dia tahu kalau kau seorang ahli poligraf.”

“Baiklah, akan kucoba.”

Semua percakapan di sana ... secara tak terduga memberi Moreau petunjuk. Dia segera menarik diri mundur—mengenyakkan punggung di dinding kafetaria, supaya sisi dari jendela terbuka itu tidak meninggalkan jejak tertentu, atau setidaknya sampai ibunya mencurigai sesuatu.

Moreau menatap wajah Juan dengan isyarat tertahan. Sejak awal, ketika Barbara baru saja menginja
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Ide Baru

    “Aku tidak tahu.” Moreau hampir bisa mendengar sendiri betapa suara yang terungkap dari ujung tenggorokan begitu getir. Rasa takut tidak bisa dihindari begitu saja. Dia tidak punya pengalaman untuk menyembunyikan lonjakan dalam dirinya terhadap sebuah alat detektor. Akan terlalu buruk jika poligraf merekam respons tubuh yang tidak dapat dikendalikan; respons yang dipengaruhi oleh situasi tertentu. Dia yakin; ketika berada di meja sidang Barbara, semua akan menjadi sangat – sangat berbeda. “Kita memikirkan masalah ini nanti. Aku hanya penasaran dari mana ibumu memiliki kenalan seperti wanita yang duduk di hadapannya tadi?” Tidak ada yang tahu. Moreau tidak pernah mendapat informasi seperti itu. Koneksi Barbara luas. Masuk akal mengapa Barbara sanggup melakukan beberapa hal yang tidak pernah mereka pikirkan. “Hanya ibuku yang tahu Juan,” ucap Moreau singkat ketika Juan telah menyalakan mesin mobil. Dia menatap keluar jendela. Masih memperhatikan gedung kantor ibuny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Perjanjian Terlarang   Terjadi

    “Pikirkan kembali apa yang akan kau lakukan, Amiga. Aku sangat tidak menyarankannya. Jangan terlalu nekat. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kepadamu nanti. Kau bisa saja celaka.” Moreau tahu. Seandainya ada pilihan lebih baik, dia tidak akan melakukan sesuatu yang mengancam seperti ini. Semua sudah menjadi kebutuhan. Tidak satu pun hal dapat dikendalikan lagi. Berada di dalam mobil sendiri dengan pegangan nyaris mengetat erat pada setir kemudi, mungkin memang terdengar terlalu buruk. Dia berusaha fokus, meski beberapa prospek masih mencoba mengingatkannya. Juan benar bahwa mereka tidak pernah tahu apa yang akan terjadi jika keputusan penuh tekad ini terus berlanjut. Mereka tidak punya banyak pilihan. Atau barangkali, ketakutan terhadap Barbara telah menyerupai suatu ledakan serius di dalam nadinya. Moreau dapat merasakan beberapa hal berusaha mengetat, seakan ingin menjerat aliran darah dan menyumbat sampai di pembuluh darah. Beberapa meter di depan s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Perjanjian Terlarang   Risiko Riskan

    “Amiga, kau baik – baik saja?!” Juan. Tampaknya pria itu berlari sarat kewaspadaan tingkat tinggi, karena desakan situasi yang sungguh sangat kacau. Sialan. Moreau ingin tertawa, tetapi merasa benar – benar sangat buruk. Tubuhnya seperti mengalami trauma tak terduga, sementara dia berusaha terlihat baik – baik saja. “Bantu aku, Juan,” ucapnya, sedikit sulit membuka sabuk pengaman, hingga Juan mengambil tindakan cepat untuk menawarkan bantuan. Pria itu juga memberi arahan bagaimana dia bisa bergerak hati – hati saat sekujur saraf tubuh seakan menjadi kaku oleh situasi tertentu. “Aku sudah bilang untuk tidak melakukan ini. Kau keras kepala.” Suara Juan terdengar seperti ocehan panjang. Sesekali Moreau akan menoleh ke belakang; menatap mobilnya yang tidak berdaya di sana. Tabrakan itu terduga cukup parah. Sekarang dia memikirkan bagaimana reaksi Barbara nanti. Atau sebaiknya tidak. Moreau tidak memiliki petunjuk kapan akan tetap sadar saat di

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Perjanjian Terlarang   Belum Sampai

    Barbara berdecak samar mendeteksi sesuatu; bahwa Abihirt sama sekali tidak meninggalkan ruang tamu. Tidak walau hanya sekadar mengambil pakaian ganti, karena di tubuh pria itu masih terbalut dengan kain yang sama sejak pagi. Lupakan hal tersebut untuk beberapa saat—Barbara mencoba sekadar mengingatkan dirinya sendiri. Dia segera bersimpuh; persis begitu dekat di wajah suaminya. Memperhatikan jika Abihirt akan selalu memiliki bibir yang sempurna. Garis tegas di sana memberitahukan bagaimana dia selalu punya firasat yang tepat tentang cara berciuman Abihirt memang penuh gairah panas dan menuntut tanpa ampun. “Kau sejak tadi di sini, Darling?” tanya Barbara setengah berbisik. Berharap tidak membangunkan Abihirt. Akan lebih adil jika situasi nanti masih seperti ini saat Laurel datang—ahli poligraf, yang merupakan kenalannnya selama beberapa tahun belakangan; Barbara tak akan pernah lupa jika mereka selalu memiliki prospek kerja sama yang bagus. Namun, dia tidak pernah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Perjanjian Terlarang   Memaksanya

    Tarikan napas kasar merupakan setengah dari kemarahannya yang belum terlepas. “Apa Abi juga tidak makan?” dia bertanya lagi. Sesaat mengatur tubuh duduk di pinggir sofa. Menunggu Caroline mengatakan sesuatu. Biarkan wanita paruh baya itu menatap ragu – ragu. “Saya beberapa kali membawakan makanan, Nyonya. Tuan hanya menyentuh sedikit.” Barbara memutar mata secara naluriah. Enggan mengomentari apa pu, yang dapat memberi dampak tidak menyenangkan dalam dirinya. Keberadaan Caroline hanya akan membuat dia semakin kesal, dan sisa perkejaan tertunda tidak akan selesai. “Kau pergilah.” Ketakutan maupun rasa bersalah tergambar liar di wajah Caroline. Ntah kali ke berapa, Barbara mengembuskan napas kasar setelah wanita paruh baya itu benar – benar meninggalkannya tertinggal bersama Abihirt. “Minum obatmu dulu, Darling.” Sekarang dia harus menghadapi situasi di mana ... Abihirt tidak bersikap setuju. Masih dengan posisi telentang. Memejam tenang, seolah beb

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Perjanjian Terlarang   Reaksi Berlebihan

    “Sekarang minumlah obatmu dan segera ke kamar untuk beristirahat.” Butuh beberapa saat ketika Barbara menunggu tanggapan Abihirt berikutnya. Barangkali pria itu tidak menganggap serius tentang ancaman yang dia katakan. Sangat menyebalkan. Barbara menipiskan bibir setengah kesal. “Kau mengujiku. Baiklah. Akan kubuang anjing kesayanganmu sekarang juga,” ucapnya sembari beranjak bangun. Tiba – tiba, sentuhan tangan yang terasa menyengat segera menahan di pergelangan tangan. Barbara dengan reaksi murni langsung menunduk. Memperhatikan bagaimana cengkeraman Abihirt cukup erat, kemudian mengamati bagaimana pria itu sedikit kesulitan mengatur posisi duduk. Sisa ruang sofa terasa sempit dan tidak dimungkiri bahwa dia juga meletakkan bokong di sana. “Di mana obatnya?” Suara serak dan dalam Abihirt terdengar sarat nada enggan, tetapi itulah yang membuat senyum Barbara melebar antusias. Dia mengulurkan lengan, lalu menyerahkan beberapa pil yang terperangkap pada

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Perjanjian Terlarang   Berharap

    Rasanya masa – masa sulit membuat Barbara tidak dapat membedakan beberapa hal. Dia mendengkus kasar, kemudian mengatur penampilan supaya terlihat lebih baik. “Ya. Aku akan pergi ke rumah sakit sekarang.” Satu bagian sengaja tidak dia katakan, karena Barbara tidak ingin Abihirt terlibat—atau saat – saat seperti ini, dia lebih senang bisa mengulang permintaan yang sempat dikatakan barusan; supaya pria itu kembali ke kamar. Ini waktu yang tepat untuk mengetahui apakah Abihirt peduli kepada Moreau atau tidak. Seharusnya suaminya akan menawarkan diri, jika memang benar. Namun, waktu masih berjalan dan Abihirt kembali mengenyakkan bahu di permukaan sofa. Demi apa pun, suaminya terlihat hanya ingin tidur. “Kau tidak apa – apa kutinggal sendiri, Darling?” “Pergilah.” Barbara sedikit meringis setelah pernyataan singkat Abihirt. Dia berprasangka terlalu buruk dan sekarang cukup merasa bersalah. Pada akhirnya segera tahu bahwa Abihirt tidak menunjukkan minat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Perjanjian Terlarang   Kedatangan Barbara

    “Ngomong – ngomong, sejak tadi kuperhatikan, ponselmu sepertinya baru. Brand perusahaan Mr. Lincoln.” Tidak ada yang salah dari ungkapan Juan. Ntahlah. Moreau menafirkan suara pria itu nyaris terdengar seperti bergumam. Mungkin sesuatu sedang Juan pikirkan; barangkali suatu hal yang luar biasa membuat pria itu merasa tidak asing. Ya, seharusnya begitu. Moreau tersenyum secara naluriah membayangkan bagaimana reaksi Juan saat teman terbaiknya itu mengetahui satu bagian tentang ponsel pemberian Abihirt. “Ini akan menjadi ponsel keluaran terbaru. Tapi kau harus tahu kalau aku orang pertama yang memilikinya.” Menakjubkan. Moreau tak bisa menahan diri untuk tidak melepas tawa samar, setelah mendapati rahang Juan benar – benar hampir jatuh ke bawah. Kelopak mata pria itu melebar penuh dan sorot perhatian yang tidak pernah lepas sungguh menjadi bagian paling mengesankan. “Tidak adil. Mengapa kau harus memamerkannya kepadaku!” Semacam ungkapan tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Jawaban

    Sudah Froy duga. Ini sama sekali tak meleset. Ketegangan Barbara luar biasa memberitahukan sesuatu yang tampak bergembala liar. Dia mati – matian mengatakan kebenaran, tetapi tak satu pun berusaha percaya hari itu. Mungkin ada sesuatu yang terjadi belakangan dan sekarang sebuah kesempatan sedang merangkak dengan sendirinya. Froy berpikir beberapa saat. Keyakinannya terhadap hubungan Moreau dan sang paman tidak pernah berubah. Segala kesimpulan telah begitu mantap. Hanya tak bisa memastikan bahwa Barbara akan menjanjikan satu hal, yang dia yakin tidak mudah membujuk pamannya. Mereka semua tahu bahwa Abihirt memiliki prinsip. Jelas tidak mudah terjebak terhadap ancaman. Bohong besar jika Barbara mengatakan akan membujuk pria itu. Froy sudah bisa membaca pola paling dekat. Dan lagi pula, terdapat suatu prospek di mana dia harus mengakui bahwa Abihirt ternyata peduli. Pamannya peduli, walau Froy sering kali berbuat ulah. Hari itu ... ketika dia merasa keram di kaki; h

  • Perjanjian Terlarang   Mencari Tahu

    “Bibi, apa yang membawamu sampai di sini, pagi – pagi begini?” Barbara tahu bahwa Froy jelas tidak memiliki kesiapan menerima tamu di waktu – waktu mendadak. Dia hanya tidak bisa membiarkan pemikirannya beranjak terlalu jauh. Semua masih bekecamuk liar. Masih menjadi problematika yang tak selesai. Ya. Mungkin jika pengakuan Abi tidak dapat dipatahkan begitu saja, dan Moreau tak dimungkiri juga mengungkapkan keyakinan selaras. Dia akan memulai dengan cara yang lebih pasti. Froy satu – satunya orang diliputi pendapat paling bertentangan terhadap kebenaran tersembunyi. Barbara harap akan mendapat petunjuk lebih murni; tentang bagaimana ini adalah prospek terakhir dan dia menginginkan Froy berada di pihak yang tepat. “Sebenarnya ada sesuatu yang ingin kubicarakan. Tapi jika kau tidak keberatan, mungkin kita bisa membahas semua di ruang yang lebih tertutup?” Tidak baik menanyakan sesuatu bersifat krusial di depan perkarangan rumah. Barbara tetap ingin ini bersifat p

  • Perjanjian Terlarang   Memaksa Juan

    Seperti permintaan Barbara, Moreau menuruti apa pun itu; ya, terlalu pagi untuk kembali ke rumah dan tentu ... masih dengan Juan menemaninya. Kali pertama menginjakkan kaki masuk, rasanya situasi terasa berbeda. Dia tidak tahu apa yang terasa salah, tetapi sepertinya Barbara sudah melakukan perjalanan menuju tempat di mana wanita itu terbiasa menyibukkan diri, alih – alih menunggunya pulang atau sekadar menunjukkan sikap tertentu untuk menanyakan sesuatu yang mungkin—pada akhirnya selalu tidak pernah dipikirkan. Barbara tidak akan benar – benar peduli. Moreau mengerti sedikit hal seperti demikian. Tidak akan memaksa sesuatu yang cukup mustahil. Lagi pula, itu akan terasa lebih menenangkan daripada harus mendapati Barbara menunggu di ruang tamu sambil melipat tangan di depan dada. Satu hal yang tidak akan pernah berubah dari ibunya adalah menuntut segala macam ekspektasi supaya dia menuruti apa yang wanita tersebut inginkan. Itu akan sedikit sulit. Moreau mendengkus s

  • Perjanjian Terlarang   Kesal

    Ini menyenangkan. Roki diam – diam menyeringai merasakan atmosfer berbeda di antara mereka. Dia sangat siap untuk menjadi ledakan kompor sekadar menyebarkan semburan api di sekitar. “Ibunya mungkin cerewet. Suka marah – marah, kau tahu sendiri ... wanita tua. Tapi aku rasa, putrinya ... yang waktu itu kutemui di kantormu, tidak punya mulut seruncing Barbara. Dia pasti tidak suka mengoceh. Bisakah kau menjodohkanku dengannya, supaya kau juga bisa menjadi ayah mertuaku—sialan, aku akan terus memeras ayah mertuaku kalau begitu.” Roki hampir terbahak. Hanya tidak menyadari bahwa kilatan mata Abihirt akan meninggalkan satu bagian tak terduga dan nyaris membuatnya benar – benar menahan suara di ujung tenggorokan.“Apa maksudmu memujinya?” “Kenapa memangnya? Ada yang salah? Gadis cantik itu memang pantas dipuji.” Roki terbata, sedikit memberanikan diri mengungkapkan sesuatu yang tersemat dangkal di dalam benaknya. Aneh mengetahui reaksi Abihirt seperti meninggalkan

  • Perjanjian Terlarang   Melampiaskan

    “Berhenti minum, Abi. Kau sudah hampir mabuk.” Andai saja Roki tahu bahwa Abihirt akan menemintanya menemui pria itu di sini untuk minum – minum begitu banyak. Mungkin, dia akan sangat menolak. Tadi pagi, lewat panggilan telepon, rasanya sudah cukup menerima ocehan Roger yang panjang. Si dokter profesional menduga jika ada keterlibatan antara dirinya dan penyebab Abihirt mabuk, padahal tidak. Roki bahkan tidak tahu kalau ternyata makhluk pendiam seperti ini akan kewalahan menghadapi masalah rumah tangga. Abihirt memang tidak bercerita, tetapi sebagai seseorang yang mengenal pria itu cukup lama. Dia bisa menebak ... tidak akan ada yang lebih buruk dari masalah internal pernikahan, karena bagaimanapun ... Abihirt memang terlihat jauh lebih kacau setelah benar - benar terikat bersama wanita. Pertengkaran merupakan sesuatu yang wajar, dan dia pikir itu memang sesuatu yang diperlukan sebagai pelengkap hubungan—supaya tidak terasa hambar. Setidaknya, hal – hal menantang se

  • Perjanjian Terlarang   Pertengkaran Lagi

    “Kau mau ke mana?” tanya Barbara sarat nada sanksi ketika satu langkah lebar itu akan kembali dilanjutkan menuju pintu keluar kamar. “Ke mana saja, asal tidak di sini.” Jawaban Abihirt singkat, tetapi mendesak Barbara untuk melakukan tindakan serupa. Dia mengambil langkah cepat menyusul suaminya yang pergi begitu saja. “Tapi kau sedang sakit,” Barbara bicara nyaris diliputi nada lantang—malam terlalu sunyi untuk membiarkan suara apa pun terdengar benar – benar keras. Dia menipiskan bibir—geram—mengetahui bagaimana Abihirt terus menjejalkan kaki menuruni undakan tangga. “Abi!” Barbara sudah tidak peduli bagaimana jika ternyata telah begitu berlebihan menanggapi sikap suaminya. “Sekali saja kau berani melangkahkan kaki keluar dari rumah ini. Aku tidak akan segan – segan membuang anjingmu!” dia meneruskan sambil menatap bahu pria itu lamat. Abihirt berhenti sesaat. Ketika suaminya berbalik badan. Sungguh—mata kelabu itu menatap luar biasa tajam. Abihi

  • Perjanjian Terlarang   Berulah

    Semua plastik kertas belanjaan masih tersusun utuh di bagasi mobil. Barbara sedikit berdecak ketika harus membawa apa saja yang telah Abihirt sediakan untuknya. Pria itu sungguh tidak menyentuh, terutama karena dia masih sangat ingat jika suaminya sempat membawa mobil pria itu pergi setelah perdebatan mereka tergantung begitu saja. Mungkin Abihirt lupa, atau barangkali suaminya terlalu mabuk. Sungguh, kali ini Barbara tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Satu langkah tersisa dan dia segera membuka pintu kamar; kemudian menutup dengan hati – hati supaya tidak meninggalkan suara sekecil apa pun. Dia setengah menghela napas saat meletakkan semua kantong belanjaan di atas ranjang. Kamar kembali menderang dan sesaat Barbara menoleh ke wajah Abihirt sekadar memastikan suaminya tidak terpengaruh oleh siraman lampu yang mendadak menyebar ke seluruh ruangan. Abihirt memang masih tidur. Seperti itu lebih bagus. Perlahan, Barbara mengambil satu bagian untuk melihat isi bagian

  • Perjanjian Terlarang   Mencari Tahu

    “Kau sudah tidur, Darling?” Barbara memiringkan separuh tubuh dengan salah satu lengan menekuk di permukaan ranjang. Lampu tidur yang redup hanya sedikit memberinya prospek bagus mengenai apa yang sedang Abihirt lakukan. Namun, mungkin perlu Barbara katakan bahwa wajah pria itu benar – benar sedang terpejam. Tidak mustahil untuk mengetahui Abihirt mudah terlelap setelah efek samping obat. Dia telah menyelesaikan sisa hal yang dibutuhkan dan sekarang ... satu bagian tertunda sedang menunggu sekadar dilanjutkan. Barbara tak pernah lupa bahwa dia sangat menargetkan ponsel Abihirt. Beberapa perdebatan dan jarak bersama pria itu membuatnya harus sedikit lebih sabar. Paling tidak, untuk saat ini Abihirt tampak tidak benar – benar peduli pada benda pipih di atas nakas. Tidak sulit meraih apa pun itu. Barbara hanya perlu sedikit bergeser. Membiarkan ranjang berderak samar, kemudian mengulur lengan panjang – panjang melewati tubuh suaminya. Dia merasakan jak

  • Perjanjian Terlarang   Foto Itu ....

    Keheningan kembali pecah ke permukaan. Kali ini bukan serentetan pertanyaan Juan lagi. Namun, getar ponsel dan pesan dari satu orang yang sama, menarik perhatian Moreau dengan lekat. Foto – foto di padang pasir. Dia hampir tak ingat jika sempat meminta hal demikian dari ayah sambungnya. Abihirt mungkin tak memiliki banyak waktu. Atau memang tidak pernah memikirkan sesuatu yang dirasa tidak penting. Hanya kebetulan merasa ini adalah saat yang tepat. Mungkin pria itu menyadari kalau – kalau dia tidak akan—sama sekali—membalas pesan apa pun, termasuk tentang semua foto ini. Semua foto di mana segala prospek tampak begitu indah. Tanpa sadar, lekuk bibir Moreau membentuk senyum tipis saat dia mengulir layar ponsel. Sorban di kepalanya, yang terlihat rapi dan cantik, terutama ketika itu merupakan bagian dari sentuhan tangan Abihirt, begitu cocok—memberi kesan berbeda di wajahnya. Moreau tidak lupa sisa hal yang masih melekat dari perjalanan hari itu; ingat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status