Share

Mencoba Sabar

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2025-04-02 13:19:06

“Jangan lupa mengabariku kalau kau sudah sampai.”

Moreau tidak berniat menghentikan Abihirt, hanya ingin pria itu setidaknya nanti ... memberi kabar, tetapi sekarang ayah sambungnya malah berbalik badan. Mereka berhadapan. Porsi tubuh yang berbeda—selalu mendesak dia menengadah supaya mereka bisa melakukan kontak mata.

“Rasanya aku ingin menginap di sini.”

Suara serak dan dalam Abihirt terdengar sarat nada putus asa. Mereka dibatasi oleh kenyataan. Hubungan terlarang. Sulit memiliki kebebasan sekadar membiarkan pria itu tinggal lebih lama di sini. Moreau cukup waras untuk tidak melakukan sesuatu yang salah.

“Ibuku akan mencarimu,” ucapnya, secara tidak langsung membuat Abihirt menghela napas kasar.

“Aku tahu,” pria itu berkata setengah enggan. “Berikan satu ciuman lagi dan aku akan segera pergi,” lalu melanjutkan sembari menyingkirkan sisa jarak di antara mereka.

Benak Moreau mengingatkan supaya tidak menyetujui apa pun yang Abihirt inginkan. Dia mengge
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Keinginan Barbara

    “Kurasa anakmu tiba – tiba ingin makan sesuatu, Darling.” Barbara dengan punggung bersandar nyaman di kepala ranjang mengamati setiap detil tindakan yang Abihirt lakukan. Dia memang tiba di rumah lebih dulu, baru kemudian ... tak berapa lama suaminya menyusul belakangan. Bersikap seolah tidak mengetahui apa pun adalah jalan pintas. Barbara ingin menguji sejauh mana penolakan yang mungkin akan Abihirt lakukan kepadanya. Dia juga berpura – pura memegangi perut yang seharusnya masih diperkirakan cukup rata untuk menarik perhatian dari mata kelabu itu. “Anakmu ingin makan Patatas Bravas.” Sudut bibir Barbara berkedut samar saat sekelebat bayangan dari reaksi Abihirt menunjukkan sesuatu yang tidak biasa. Pria itu mungkin merasa familiar, tetapi segera mengerjap dan menatap ke arahnya skeptis. “Kau bisa minta bantuan Caroline buatkan makanan itu untukmu.” Singkat—begitu penuh dengan rasa tidak peduli. Barbara mendengkus sinis. Mungkin situasi akan sanga

    Last Updated : 2025-04-03
  • Perjanjian Terlarang   Memaksanya

    “Sekarang bagaimana? Kau mau membuatkan Patatas Bravas untukku?” tanya Barbara setelah mendeteksi bahwa Abihirt tidak akan mengatakan apa pun lagi. “Sudah kubilang, aku tidak bisa masak. Kau bisa katakan kepada Caroline untuk menyiapkan semua yang kau mau.” Begitu banyak alasan. Barbara bertanya – tanya apa yang membuat Abihirt begitu enggan melangkahkan kaki ke dapur dan paling tidak memasak untuknya. Mengapa Moreau bisa mendapat semua dengan mudah? Apakah permainan api ini telah melibatkan perasaan? Tanpa sadar jari – jari tangan Barbara membentuk kepalan mantap. Rasanya dia ingin memberi gadis itu pelajaran setimpal. Perebut suami orang. Barbara tak pernah membayangkan betapa karma berjalan jauh lebih buruk untuknya. Dia tidak akan pernah mau terlibat hubungan bersama pria berstatus sebagai suami wanita lain—dulu, andai tahu bahwa anak yang dibesarkan sendiri ternyata akan memperlakukannya dengan cara yang sama di kemudian hari, yang harus diakui jauh lebih

    Last Updated : 2025-04-03
  • Perjanjian Terlarang   Keasinan

    “Makan malam-mu sudah siap.” Barbara termenung terlalu lama dan ... rasanya masih begitu tiba – tiba ketika harus mendapati aroma masakan Abihirt telah menguar dengan menggiurkan ke permukaan. Barbara menatap potongan kentang dan saus merah yang benar – benar menjanjikan. Dia mengerjap kemudian menatap Abihirt antusias. “Aku boleh mencobanya?” Sekadar basa – basi. Barbara jauh lebih tidak sabar ketika Abihirt sudah mengambil posisi duduk—persis saling berhadapan dengannya. “Itu memang untukkmu.” Suara serak dan dalam pria itu mengutarakan satu pernyataan. Sebaiknya memang tidak mengulur waktu terlalu lama. Mula – mula Barbara menusuk kentang dengan gerakan cukup mantap. Tahu bahwa tindakan tersebut ... paling tidak, dapat memancing Abihirt untuk terus memperhatikan. Benar. Pria itu tidak sekalipun meninggalkan detil yang terjadi di hadapannya. Barbara tersenyum tipis ketika dia menatap langsung ke dalam mata kelabu Abihirt. Satu suapan pertama t

    Last Updated : 2025-04-05
  • Perjanjian Terlarang   Kentang Garam

    Sialan. Barbara mengerti bagaimana Abihirt terkadang berusaha menghindari perdebatan di antara mereka, dan dia malah memutuskan lebih sering melibatkan pria itu ke dalam pertengkaran kecil, hingga yang terasa mengerikan sekalipun. Sekarang, hal demikian dapat dijadikan alasan signifikan mengapa pria itu akhirnya memilih gadis lebih patuh, karena dia rasa Moreau pandai berpura – pura demi mengincar sesuatu yang seharusnya adalah miliknya. Ya, miliknya. “Lalu sekarang, menurutmu ... siapa yang akan selesaikan kentang garam ini?” tanya Barbara. Betapa peringatan dalam dirinya begitu deras mengingatkan agar tidak membuat ulah lebih tak terduga. “Aku tidak tahu. Kau bisa putuskan sendiri untuk terus menikmatinya atau tidak.” Suara kursi berdecit menjadi peringatan dalam benak Barbara kalau – kalau pria itu akan segera melangkah pergi. Dia masih belum bersedia jika Abihirt akan terus membuat kekacauan di antara mereka tetap gantung tanpa alasan jelas. Lelah. Sebaiknya

    Last Updated : 2025-04-06
  • Perjanjian Terlarang   Percakapan Singkat

    “Bagaimana latihanmu?” Abihirt berbisik sangat dekat dan bagaimana sapuan ringan pria itu di lengannya meninggalkan sensasi yang begitu menyenangkan. Moreau menyukai saat – saat mereka meluangkan waktu bersama—nyaris di tengah malam, menyaksikan siaran di televisi, saling mendekap. Bahkan, terkadang dia akan mencuri kesempatan menghirup aroma tubuh Abihirt dalam – dalam. “Latihanku sangat baik,” ucap Moreau nyaris menyerupai gumaman samar. Dia mengetatkan pelukan di tubuh Abihirt, lalu meletakkan wajah di dada pria itu sambil memejam sebentar. “Semua akan segera selesai. Persiapan kami sudah 80 persen. Aku hanya perlu tahan dengan cara Mrs. Voudly mengomentariku,” dan meneruskan saat gerakan tangan Abihirt berpindah di puncak kepalanya. “Apa yang dia katakan?” Lagi. Suara serak dan dalam pria itu kali ini terdengar sarat nada penasaran. Sebenarnya, Moreau merasa enggan membicarakan sesuatu lebih spesifik, tetapi ... dia yang memulai. Abihirt hanya melanjutkan ap

    Last Updated : 2025-04-08
  • Perjanjian Terlarang   Dia Ingin

    Moreau harap ... dia tidak meninggalkan sesuatu secara spesifik. Pada awalnya Abihirt hanya menanyakan bagaimana prospek latihan yang dia hadapi. Bukan lainnya. Bukan sampai membicarakan suatu bentuk tidak tepat di antara mereka. “Kau tetap menjadi dirimu.” Tiba – tiba Abihirt berkomentar. Itu sungguh tanpa petunjuk dan cukup membuat jantung Moreau seperti menghadapi serangan panik secara brutal. Dia jelas tidak bisa mengendalikan situasi saat dadanya telah bertalu – talu hebat. Dia tetap menjadi dirinya .... Apakah ada maksud tertentu dari pengakuan Abihirt? Moreau bertanya – tanya. Mungkin perlu mencari jawaban terbaik; mengapa sorot mata Abihirt mendadak menatapnya begitu teduh. “Bisa kau bicara lebih jelas?” tanya Moreau setelah mati – matian memberanikan diri untuk mengajukan permintaan penuh tekad. “Kau tetap menjadi dirimu ... cantik.” Hampir tidak ada ruang bagi Moreau untuk memulai percakapan. Pipinya terasa memanas. Abihirt baru saj

    Last Updated : 2025-04-08
  • Perjanjian Terlarang   Hati-Hati

    Tidak ada protes keluar ... berupaya membuat situasi terasa tenang. Moreau hampir tanpa sadar mengambil tindakan untuk menyingkirkan kain di tubuh Abihirt. Merasa lebih adil jika mereka saling menatap satu sama lain tanpa sehelai kain. Bagus jika Abihirt turut menawarkan bantuan. Pria itu mungkin sudah tidak lagi bisa menahan waktu lebih lama. Segera memindahkan sapuan tangan menuju beberapa bagian tubuh Moreau yang lain. Tulang rusuknya terasa hangat. Dia berusaha menahan diri dari erangan lebih panjang. Lidah Abihirt berpindah di puncak payudaranya; meliuk liar seperti belut licin, kemudian pria itu terburu – buru mengatur agar tubuh mereka segera menyatu. “Lakukan dengan hati - hati.” Meski Moreau selalu diliputi tuntuntan sekadar mengingatkan Abihirt. Dia cukup lega bahwa pria itu tidak pernah mengikari janji. Tidak dimungkiri kalau – kalau ... secara perlahan Abihirt mulai belajar cara menjadi lembut. Permainan di atas ranjang butuh kesepakatan bersama. Itu poin

    Last Updated : 2025-04-09
  • Perjanjian Terlarang   Pertemuan Penting

    “Mengapa kau tiba – tiba mengajakku bertemu di tempat ini, Mom?” Moreau tidak mengerti, tetapi dia tidak berhenti mengedarkan pandangan ke pelbagai arah. Barbara tidak biasanya mengirim pesan; meminta mereka bertemu di restoran saat wanita itu sendiri tahu kalau—mobil yang rengsek, masih membutuhkan waktu lebih lama dalam proses perbaikan. Anehnya, Moreau tidak menolak kali ketika dia membaca serentetan pesan di layar ponselnya. Sedikit kekhawatiran bahwa Barbara mungkin ingin membicarakan sesuatu yang penting, dan tampak ... bahwa itu sedikit benar. Moreau sedikit gugup menghadapi sikap Barbara yang tampak serius. Wanita itu telah melipat lengan di depan dada, sementara mereka duduk saling berhadapan. “Aku ingin membicarakan soal Abi.” Kali pertama Barbara bersuara. Jantung Moreau seperti menghadapi lonjakan signifikan. Sebelah alisnya terangkat tinggi. Namun, berusaha terlihat tenang ketika apa pun yang dia perlihatkan di hadapan wanita itu adalah bahaya

    Last Updated : 2025-04-10

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Merah Membakar

    Sekarang ... ntah cambukan kali ke berapa. Barbara tidak bisa menghitung. Semua bentuk pemikiran di benaknya hancur berantakan. Krisis ketidakpercayaan terhadap sikap Abihirt sungguh memberi pengaruh besar. Dia merasa benar – benar telah memborong kebodohan, hingga yang tersisa adalah hasrat supaya tidak terjebak pada kondisi seperti ini. “Sakit, Abi,” Barbara mengeluh sarat nada begitu getir. Sebatas harapan agar Abihirt bersedia memberi ampun. Jika pria itu berpikir ini merupakan hukuman setimpal, hal tersebut sama sekali bukan keadilan. Dia berharap Moreau yang ada di sini. Menggantikan posisinya. Namun, apakah hal tersebut terdengar masuk akal? Abihirt terlihat mabuk kepayang kepada gadis itu. Dia tidak yakin. Barangkali telah melewatkan banyak hal. Bertanya – tanya ... mungkinkah? “Daripada menyiksaku di sini, mengapa kau tidak seret saja Moreau dan biarkan dia merasakan yang sama seperti yang kualami hari ini?” Tidak ingin diliputi pelbagai hal menggan

  • Perjanjian Terlarang   Ruang Merah II

    “Kau yakin ini akan berjalan baik – baik saja?” Masih sedikit usaha untuk meyakinkan diri. Barbara akhirnya hanya menghela napas ketika Abihirt mengangguk samar. Pria itu tidak akan mengatakan lebih banyak. Semua pilihan ada di tangannya; apakah dia masih ingin melakukan seks atau membiarkan hubungan mereka kembali regang. “Baiklah.” Barbara memutuskan untuk membuka blazer yang dia kenakan. Satu persatu pakaian telah dilucuti. Bukan masalah besar bertelanjang penuh di hadapan suaminya. Dia kemudian memberi Abihirt tatapan penuh bertanya. Menunggu apa yang akan pria itu lakukan. Tidak ada kata terucap. Sebaliknya, Abihirt merenggut dasi yang mengikat kerah kemeja pria itu. Langkah lebar suaminya tidak pernah luput dari perhatian Barbara. Dia menelan ludah kasar persis ketika Abihirt sudah menjulang tinggi di belakang. Semua menjadi gelap kali pertama Abihirt merekatkan bagian dasi untuk menutup di matanya. “Haruskah dengan pandangan tertutup, Ab

  • Perjanjian Terlarang   Ketakutan Barbara

    Kali pertama mendengar pernyataan Abihirt, kelopak mata Barbara mengerjap cepat. Hampir tidak menyangka tentang hal yang telah mereka lewatkan. Dia tahu suaminya jauh lebih sering menghabiskan waktu bersama Moreau—dan itu sungguh meninggalkan banyak kecemburuan tidak tertahankan. Cukup puas bahwa dia bisa melewati saat – saat di mana mengendalikan diri dari kebutuhan melampiaskan amarah. Sungguh, sampai mati pun, Barbara tidak akan menyerahkan Abihirt kepada Moreau. Dia tidak akan pernah mengalah. Kemenangan harus selalu berada di tangan. Persetan dengan mengorbankan yang lainnya. “Baiklah. Ke mana kau akan membawaku?” tanya Barbara sembari mengikuti langkah Abihirt menuju mobil. Mereka datang terpisah. Miliknya sendiri sedang terparkir di sisi halaman lain, tetapi mereka bisa mengatur situasi. Bukan masalah besar meminta Gabriel menyelesaikan tugas tertunda. Abihirt tidak mengatakan apa – apa sepanjang perjalanan, tetapi Barbara mengenali setiap detil tempat yang

  • Perjanjian Terlarang   Melupakannya

    “Pelacur kecil itu sudah tidak mau denganmu. Apa yang kau harapkan lagi darinya?” Sejak awal, tujuan Barbara adalah menghancurkan kehidupan Moreau dan membuat hubungan gadis itu bersama suaminya retak. Dia mengambil langkah yang tepat setelah meyakinkan Moreau bahwa Abihirt terlibat dalam keputusan ini. Tadi, betapa tatapan itu penuh luka. Moreau telah meninggalkan mereka. Sekarang konflik terhadap hubungan yang seharusnya baik – baik saja terus beterbangan. Paling tidak, Barbara cukup puas, walau segala sesuatu yang dia rencanakan tidak sepenuhnya lancar. Ada hasrat untuk membuat Moreau benar – benar mendapat pelajaran berharga. Dia ingin orang – orang melempari gadis itu dengan apa pun sebagai kemungkinan terburuk—anggap saja suatu penghinaan hebat. Sungguh, kemunculan Abihirt sangat tidak tepat. Mereka sedang dihadapkan badai tensi yang meningkat. Barbara tahu cepat atau lambat Abihirt akan menjadikannya target utama. Sial. Dia sama sekali tidak tahu kal

  • Perjanjian Terlarang   Menggantung

    Barbara bertanggung jawab atas situasi yang sedang mereka hadapi, tetapi yang tidak Moreau mengerti; mengapa? Bukankah Abihirt juga terlibat? Apa lagi yang diinginkan sehingga pria itu bersikap seakan sedang didesak kebutuhan menuntut Barbara. Mungkin ibunya berusaha menjebak suami sendiri karena seharusnya mutahil bagi Abihirt bersedia membuka aib perselingkuhan ini? Yang juga akan mempengaruhi reputasi di masa mendatang. “Aku tahu kau datang untuk menghadiri program ulang tahun mendiang ibumu. Tapi, nanti. Setelah aku menyelesaikan pelacur kecil ini. Bukankah kau sendiri juga sudah setuju?” Sesuatu yang keras seperti berusaha mencecoki tenggorokan Moreau. Dia mengira masih ada sedikit harapan, tetapi reaksi Abihirt yang tampak tidak akan langsung menyangkal, seakan memberinya banyak petunjuk. Pria itu hanya ... melirik ke arah Gabriel, kemudian berkata, “Bubarkan tamu undangan.” Sudah cukup. Moreau merasa muak jika harus mempertahankan kepercayaan dalam dirinya k

  • Perjanjian Terlarang   Runyam

    “Jika ayahmu masih di sini, Moreau. Kurasa, dia akan mendapat serangan jantung mendadak karena menerima informasi seperti ini, bahwa putri kesayangannya, putri kecil yang selalu dimanjakan olehnya, sanggup menjual diri demi seorang pria beristri. Kurasa, arwahnya pun tidak akan tenang selama menyaksikan apa yang kau lakukan di muka bumi ini.” Sial. Belum ada satu pun hal sanggup Moreau katakan, tetapi kesalahan Barbara sangat tidak bisa dimengerti kali ketika wanita itu melibatkan ayahnya. “Jika ayahku masih ada di sini. Kau tidak akan mungkin menikahi lagi, Mom. Atau kau mungkin ingin bermain api di belakangnya, sama seperti yang kau lakukan di belakang Abi?” “Tutup mulut sialanmu!” Tamparan keras lainnya, membuat wajah Moreau benar – benar berpaling dengan kasar. Saraf – saraf di sekitar pipi terasa kebas. Dia membeku di tempat. Namun, semua yang dia katakan memang benar. Perselingkuhan ini tidak akan terjadi, andai wanita itu juga bisa menjaga diri dari h

  • Perjanjian Terlarang   Bukti

    Barbara tidak akan berhenti. Itu masalahnya. Betapa wanita itu tampak dilingkupi pelbagai antusiasme meluap – luap, seolah masih begitu banyak hal tidak terungkapkan, sementara Moreau merasa dia tidak akan bisa menerima peristiwa seperti ini lebih lama. Semua akan berakhir jauh lebih kacau, tetapi bagaimana dia bisa menghentikan ibunya terhadap kebutuhan untuk mengungkapkan kebenaran di hadapan banyak orang? Sikap konfrontasi dalam dirinya seketika menjadi tumpul. Tidak ada suara penyangkalan yang bisa digunakan sekadar tidak menjebak kondisi sendiri menjadi lebih rumit. Tidak dimungkiri, Moreau cukup takut menyaksikan begitu banyak tatapan kemarahan nyaris di seluruh penjuru gedung. “Kalian semua mungkin tidak percaya terhadap apa yang kukatakan di sini.” Lagi. Suara Barbara kembali mencuak ke permukaan. Senyum wanita itu tampak begitu puas; seperti telah memastikan kalau – kalau kemenangan sudah berada di tangan. “Aku punya bukti.” Kembali meneruskan. Waj

  • Perjanjian Terlarang   Dimulai Dari Sini

    Moreau dapat merasakan bagaimana Juan memegangi kakinya dengan erat, sementara dia berada pada posisi cukup tinggi di udara. Kedua lengan lentik Moreau bergerak diikuti irama musik. Semua berjalan seperti yang mereka rencanakan. Seharusnya .... Seharusnya tidak lama lagi menuju tari penutupan, tetapi tiba – tiba bayangan tubuh Barbara naik ke atas panggung membingungkan siapa pun yang menyadarinya. Wanita itu membersihkan tenggorokan di depan mic, seperti memang sengaja, kemudian lagu berhenti berputar. Demikian pula, gerakan Moreau dan Juan kompak berhenti di tempat. Sedikit yang dia tahu, proses acara Abihirt tidak berjalan seperti ini. Tidak ada riwayat agenda di mana Barbara tampil di atas panggung diliputi kebutuhan bicara di sana, seolah ada hal yang telah wanita itu rencanakan dan mereka sama sekali tidak mendapat petunjuk tentang apa pun itu. “Aku tahu kalian semua pasti bingung dengan keberadaanku di sini, terutama karena aku baru saja menghentikan para atli

  • Perjanjian Terlarang   Program Acara

    Ini waktu – waktu yang ditunggu. Moreau berulang kali mengendalikan ketegangan dalam dirinya. Sedikit tidak menyangka jika Abihirt akan membuat program acara yang terlihat luar biasa penuh persiapan. Mungkin—memang, keberadaan dia dan Juan di sini tergolong bukan kali pertama. Di saat – saat terakhir latihan, mereka lebih sering menghabiskan waktu di lapangan secara langsung; melakukan gladi bersih dan kotor. Semua selalu dalam pengawasan Anitta. Pun ... terkadang Abihirt melibatkan diri ketika pria itu memiliki waktu luang. Ya, tidak dimungkiri mereka jarang terlibat dalam pertemuan langsung. Sepertinya Abihirt terlalu sibuk, sehingga mereka cenderung melakukan kontak lewat sambungan telepon. Moreau juga tidak terlalu memikirkan karena dia benar – benar serius dengan beberapa urusan penting; ujian masuk perguruan tinggi masih menjadi desakan krusial yang dilakukan Barbara. Namun, juga tak menyangkal ada keganjilan spesifik dari sikap ibunya. Ntahlah. Barangkali dia m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status