Share

Izin

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Moreau jatuh dan tergelincir di atas es, Mr. Lincoln. Aku tidak tahu harus menyebutnya putri sambungmu atau pacarmu, tapi dia tidak pernah hati – hati belakangan ini. Pelatih kami baru saja memarahinya. Itulah yang terjadi.”

Sialan Juan. Sepertinya pria itu ingin membuat mulutnya jatuh berhamburan. Terlalu gamblang menyatakan kebingungan mereka di gedung latihan. Moreau mendelik tajam. Rasanya dia ingin memberi Juan peringatan, supaya pria itu mengerti, dan tidak lagi mencampuri urusan yang diminati.

Bagaimanapun, tindakan paling mencolok di antara mereka adalah Abihirt yang mengulurkan tangan. Sesaat memberi Moreau keraguan sekadar menyambut. Dia diam untuk waktu yang lama. walau pada akhirnya tersaruk saat melangkah lebih dekat.

Satu tindakan murni sedikit meninggalkan kesan gugup. Moreau tidak mengatakan apa – apa merasakan sentuhan lembut Abihirt di pinggulnya. Dia menatap Juan singka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Violetta
udahh si Moreau pepet aja Abi biar emakmu tambah kejang2... benci banget dahh ahh sama emaknya Moreau
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Studio

    Sejak menginjakkan kaki di sebuah studio. Moreau tidak pernah meninggalkan perhatian dari beberapa pakaian tergantung di tiang dan pelbagai perangkat yang tersudut di mana pun ketika seorang pria menuntunnya bersama Abihirt untuk melewati beberapa ruang. Mereka akan diperkenalkan langsung kepada pemilik studio, atau sebenarnya bukan: Abihirt tentu tidak terlibat. Hanya Moreau, karena pria itu jelas sudah mengetahui siapa yang akan ditemuinya. Secuil informasi yang menyiram di puncak kepala, sedikit memberi Moreau penegasan bahwa 'mungkin' Abihirt terlalu berani melakukan tindakan menentang. Dia tidak tahu apa yang sedang pria itu pikirkan, tetapi seharusnya tidak membiarkan mereka terhubung bersama satu orang terlarang. “Jadi kau tahu Mrs. Smift adalah saingan ibuku di dunia kerja. Mengapa masih membawaku ke tempat ini?” Moreau memutuskan untuk bertanya saat m

  • Perjanjian Terlarang   Memulai

    “Bisa kau ceritakan lebih spesifik bantuan seperti apa yang kau butuhkan?” Bahu Moreau mendadak tegang mendapati mata kelabu itu menatap ke arahnya. Tindakan tiba – tiba yang hampir melumpuhkan separuh ingatan. Dia mengerjap, kemudian mengulurkan jaket dalam genggaman tangan. Mereka sudah mempersiapkan untuk masalah ini, seharusnya tidak akan menjadi masalah ketika Mrs. Smift seolah baru saja menyadari kehadiran yang lainnya. “Kau bukankah putri Barbara?” Satu pertanyaan gamblang yang hampir membuat Moreau tergugu. Dia menatap ayah sambungnya dan Mrs. Smift bergantian, berusaha keras mempertahankan ekspresi tenang di wajah. “Ya, Mrs. Smift. Senang bertemu denganmu.” Itu diucapkan nyaris diliputi nada gugup. Moreau masih belum mengerti apa yang sedang Mrs. S

  • Perjanjian Terlarang   Pilihan Mendadak

    Beberapa orang sedang melakukan persiapan di ruang penuh tirai menjuntai. Sayup – sayup yang Moreau tahu; akan ada pemotretan hari ini. Model sedang dalam perjalanan, kemudian nanti, setelah proses selesai, mereka akan memulai. Tidak dimungkiri bahwa dia sedikit tertarik untuk mengamati lebih banyak. Terkadang akan diam – diam mengintip di kejauhan. Bertanya, bagaimana rupa, dan sudahkah sang model sampai di tempat tujuan? Moreau sedikit tidak sabar. Cukup penasaran. Mungkinkah akan menyenangkan menjadi seorang model pakaian? Barangkali seperti itu. Akan ada pelbagai ragam jahitan kain, apa pun, yang dia mau coba – coba kenakan, lalu berdiri di depan kamera untuk diabadikan di gambar digital, atau jika dicetak pada sampul majalah ... juga tidak terdengar terlalu buruk. Moreau mendengkus samar. Dia menciptakan pemikiran yang terlalu melampaui, sementara naluri-nya mungkin akan berkata tidak. Sesuatu yang tak dimulai den

  • Perjanjian Terlarang   Pemotretan

    Di luar perkiraan Moreau, semua yang mereka butuhkan telah dipersiapkan begitu matang. Beberapa perangkat kamera diposisikan ke pelbagai arah. Dia seharusnya tidak merasa terkejut, terutama saat menemukan siraman cahaya yang menjorok ke area pemotretan akan dilakukan. Sia perlahan menuntun Moreau berdiri di satu titik sambil sesekali memperbaiki rambut yang terurai ke depan supaya terlihat lebih natural. Dengan tampilan make-up tipis, dia sedikit merasa lega bahwa tidak disulap secara berlebihan. Tentang luka di bagian lutut. Sebenarnya Moreau sudah berkonsultasi kalau – kalau itu akan sedikit merusak hasil. Akan tetapi, Mrs Smift memberi solusi cermelang. Perkembangan teknologi dan editor siap mengurus sisanya. Walau demikian masih ada satu hal. Sampai sesi pertama akan dimulai; berpakaian dengan kain semi—cukup terbuka di beberapa bagian. Moreau tidak diberitahu kapan model pria itu akan tiba ke lokasi. Bagian ini mungkin memang bukan pot

  • Perjanjian Terlarang   Bujukan

    “Moreau, kemarilah.” Wajah Moreau berpaling. Mrs. Smift sedang menunggunya. Dia memutuskan mengambil langkah, hati – hati, setelah Sia menyerahkan jubah panjang untuk menutup beberapa bagian tubuh yang terbuka. “Apa kau lihat ke mana Abi pergi?” Pertanyaan itu terlalu tiba – tiba. Moreau belum seutuhnya siap, hampir tergagap, kemudian menggeleng mantap. “Aku tidak melihatnya sejak tadi.” Dia bicara sambil melirik ke sekitar. Pria itu seperti hilang ditelan bumi. “Aku tadi melihatnya masuk ke area base camp. Mungkin dia masih di sana.” Mereka mendapat kemungkinan besar setelah salah satu fotografer menambahkan. Moreau nyaris tak bisa menoleh, karena justru dia terkejut menghadapi tindakan Mrs. Smift yang tiba – tiba menuntunnya pergi.

  • Perjanjian Terlarang   Terpaksa

    “Bantuan apa yang kau butuhkan?” Suara serak dan dalam Abihirt seperti saung yang terobrak – abrik berlebih setelah jeda untuk beberapa saat. Moreau tidak mengira pria itu ternyata akan mengajukan pertanyaan terhadap ucapan Mrs. Smift. Bantuan seperti apa yang secara spesifik? Dia juga cukup masih abu – abu menanggapi. Berharap Mrs. Smift tidak benar – benar setuju atas saran dari salah seorang fotografer. “Aku ingin kau melepas arloji-mu, lalu pakai yang kami miliki sementara waktu, karena kau juga akan menjadi model pengganti seperti Moreau.” Mereka terkejut, tetapi Moreau lebih yakin bahwa ayah sambungnya harus menghadapi krisis dari pengetahuan yang murni ketika tiba – tiba menengadah menatap Mrs. Smift dengan kewaspadaan mening

  • Perjanjian Terlarang   Pemotretan

    “Posisi tanganmu lebih dekat lagi, Abi. Kau tidak mungkin merasa canggung bersama putri sambungmu, bukan?” Mrs. Smift sudah berulang kali mengatakan hal serupa, tetapi Moreau tetap merasa ketegangan ayah sambungnya tidak akan berjarak di antara mereka. Ini memang batas toleransi yang telah pria itu selesaikan. Bukan sesuatu yang bagus berada di posisi intim di hadapan beberapa orang, meski permintaan Abihirt telah disetujui. Untuk pengambilan gambar tunggal, pria itu hanya memperlihatkan seperempat tubuh. Sementara, dalam pose berdua ... hubungan mereka dibuat sebegitu dekat, terutama Mrs. Smift harus memikirkan cara bagaimana agar meminimalisir kemungkinan wajah Abihirt tertangkap di layar. Sulit bernegosiasi bersama keputusan yang sudah begitu mutlak. Setidaknya ini berjalan hampir tanpa hambatan. Mrs. Smift seperti sengaja menambahkan permintaan baru. Lengan Abihirt dituntut me

  • Perjanjian Terlarang   Cara Berterima Kasih

    “Jadi bagaimana posisi kami?” Kali ini Moreau tidak bisa menahan diri bertanya. Rasanya cukup ganjil mengetahui pola keinginan Mrs. Smift, yang kemudian sepakat menyampaikan sesuatu dengan hasrat terpendam. “Kau berbaring di bawah. Telentang.” Kendati perasaan Moreau tertombak kemungkinan kecil. Berniat tak setuju pun bukanlah prospek terbaik. Malah itu akan menjadi tindakan nekat yang mendapat serangkaian ceramah panjang. Biarkan Mrs. Smift perlahan bersimpuh dengan kaki menekuk. Satu tangan wanita itu menahan beban tubuh, sedangkan sisanya mengatur rambut panjang Moreau yang terurai bersentuhan langsung terhadap kain licin. “Sekarang giliranmu, Sayangku ... Abi.” Moreau diam – diam meringis saat menyaksikan Mrs. Smift seperti mengatakan sesuatu dengan tempo suara lebih kecil, ny

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Bicara Serius

    “Aku penasaran. Bagaimana cara menjadi sangat kaya? Hingga kau tak peduli berapa kerugianmu, karena itu tidak akan memberi dampak,” ungkap Moreau saat dia mengambil langkah mundur ke belakang sambil mengulurkan tangan. Memberi Abihirt isyarat supaya pria itu menggenggam jari – jari tangannya erat, maka mereka akan bergerak seperti yang sering dia dan Juan lakukan. Abihirt mungkin bersikap terlalu kaku, tetapi Moreau yakin sesuatu dalam diri pria tersebut masih memiliki sedikit minat untuk menjadi bagian yang tak tergambarkan dari daftar keinginan Barbara—mengingat ibunya tak pernah menyukai hal – hal yang bercabang pada kegiatan olahraga, tetapi memaksanya masuk dan menjadi salah satu bagian. “Bekerja keras.” Suara serak dan dalam Abihirt meliputi persis ketika mereka melakukan dansa di atas lapisan es. Semua tidak harus terburu – buru. Moreau tidak sedang bersama Juan yang akan dengan mudah mengangkat tubuhnya ke atas. “Bagaimana kau bekerja keras? Dari no

  • Perjanjian Terlarang   Ingin Bertemu?

    “Bukankah bagus jika ibumu mantan figure skating. Kau bisa mempertemukanku dengannya dan aku bisa belajar lebih banyak—“ “Kau ingin bertemu dengannya di alam kubur?” Begitu saja. Mendesak Moreau diam beberapa saat. Dia sungguh tidak pernah bermaksud atau setidaknya sampai membuat Abihirt tersinggung. Pria itu tak mengatakan dari awal dan menjadikan informasi tersebut seperti suatu hal yang mengejutkan. Masih ada krisis setelah hampir terlalu sulit bersikap tenang. Moreau menelan ludah kasar kemudian berkata, “Maaf. Aku tidak tahu.” Secara naluriah dia menggigit bibir bawah. Tidak tahu ternyata itu memberi ayah sambungnya efek tertentu, sehingga Abihirt memalingkan wajah sambil merenggut sepatu skate; memakai nyaris terlalu cepat dan hampir tidak ada batasan ketika mereka saling berhadapan. Moreau butuh menengadahkan wajah, maka paling tidak mereka akan melakukan kontak mata, meski hal ganjil meliputi ketika mata kelabu Abihirt hanya tertuju pada bibirny

  • Perjanjian Terlarang   Skate

    “Sepatu skate Anda, Tuan ....” Seorang pengawai datang menyerahkan sesuatu yang Abihirt minta, tetapi perhatiannya terpaku lurus – lurus mengamati sebentuk tubuh indah Moreau masih bergerak di atas lapisan es. Gadis itu berputar. Menggerakkan kaki. Seperti berselancar, tetapi semua terlihat persis pola mengagumkan. Dia ingat bagaimana selalu memutar video tentang ibunya ketika sedang melakukan hal serupa. Hampir ada kemiripan. Yang membedakan hanya Moreau tahu bagaimana cara memberontak, sementara ada ragam keputusasaan dari wanita yang memutuskan untuk mengakhiri hidup setelah menghadapi sikap seorang suami pengecut—bahkan sebagai ayah pun ... bajingan tua itu tidak betanggung jawab. Abihirt tidak ingin mengingat semua peristiwa yang terdaftar sebagai bagian dari hal terburuk dari hidupnya. Sesaat untuk mengalihkan perhatian kepada pria yang masih menunggu jawaban. “Taruh saja di bawah.” Hanya sebuah perintah singkat; langsung dikerjakan, kemudian pri

  • Perjanjian Terlarang   Membujuk

    Suara serak dan dalam Abihirt tiba – tiba terdengar begitu dekat. Sesaat Moreau tersentak setelah hampir tidak ada petunjuk mengenai apa yang pria itu lakukan. Jarak di antara mereka sungguh melewati batas prediksi dan ketika mencoba untuk memahami situasi yang terasa begitu gamblang, dia baru menyadari bahwa pemutaran film selesai. Derap kaki beberapa orang terduga melangkah pada satu titik meninggalkan ruang teater. Akan lebih baik jika melakukan hal serupa. Bukankah mereka tidak datang bersama, maka pergi pun akan seperti itu? Moreau siap mengambil langkah bangun. Namun, pada akhirnya dia harus tertahan dengan Abihirt melakukan pencegahan. Pria itu juga mendesak supaya dia kembali duduk bersandar di tempat semula—persis kemudian beranjak bangun dan membuatnya terkurung di antara lengan yang berpegangan pada masing – masing pembatas kursi. “Ada urusan di kantor dan aku benar – benar tidak bisa meninggalkan pekerjaanku.” Apakah Abihirt berusaha menjelaskan sesuatu da

  • Perjanjian Terlarang   Janjian

    Ini sudah lebih dari satu jam sejak pemutaran film dimulai. Moreau tidak tahu ke mana Abihirt pergi, tetapi pria itu tidak pernah sampai di tempat yang mereka janjikan. Dia bahkan sudah mengirimkan beberapa pesan, termasuk barcode tiket menonton dan tak satu pun dapat menyiratkan prospek bahwa Abihirt akan membacanya. Mungkin pria itu tak pernah benar – benar berniat, kemudian sengaja membiarkan Moreau menunggu dan akhirnya duduk nyaris sendirian di sini. Memang perlu digaris bawahi tentang keberadaan yang lain—penonton yang sedang menikmati alur cerita. Namun, itu tak sama seperti seseorang telah mengatakan akan hadir, walau pada kenyataannya tidak. Abihirt punya keinginan untuk tidak memberi Juan kesempatan. Dengan ironi, membuat perasaan Moreau setengah kesal. Dia sudah mati – matian menahan diri dengan tidak menyetujui permintaan Juan—saat tawaran nonton bersama kembali diberikan, sementara mereka tahu Abihirt membuat harapannya berhamburan tidak jelas. Tujuan pria it

  • Perjanjian Terlarang   Pulang

    Bukan sesuatu yang dapat dicampuri. Moreau tak ingin terjerumus terhadap pelbagai pemikiran, di mana seharusnya dia tahu bahwa terdapat risiko menjadi seorang simpanan. “Semua sudah selesai, Nona.” Tiba – tiba Caroline bicara di tengah gemuruh cukup hening. Itu menarik Moreau kembali ke permukaan hingga mengerjap untuk beberapa saat. Perlu disadari bahwa Caroline menyiapkan semua kebutuhannya dengan komplit. Memindahkan Chorrus yang digoreng matang ke atas meja makan, berikut tambahan saus cokelat sebagai pendamping utama. Moreau tersenyum, kemudian mengikuti langkah wanita itu. “Terima kasih, Caroline.” Dia duduk persis ketika tanpa peringatan Caroline menyiapkan ruang duduk untuknya. “Kau mau ikut makan denganku?” dan menambahkan pertanyaan setelah menyadari Caroline tampak memiliki minat menyelesaikan hal tersisa; seperti perangkat masak dan minyak bekas yang masih begitu panas. “Tidak, Nona. Masih ada hal yang harus saya kerjakan. Sepertinya Nyonya Barba

  • Perjanjian Terlarang   Jujur

    Setelah menarik napas cukup dalam. Moreau menuntut diri supaya siap, lalu berkata, “Kau tahu dari awal kalau aku tidak pernah menginginkan ini. Mungkin kau membuatku terbiasa, atau aku tak akan pernah benar – benar terbiasa. Sesuatu membuatku mendapatkan sudut pandang yang buruk tentang seks.” Dia langsung menatap Abihirt gugup, berharap akan ada sesuatu yang ditemukan, tetapi pria itu nyaris tidak memperlihatkan satu pun reaksi tertentu, selain mengambil langkah mundur; beranjak pergi memunguti helai kain yang tercecer sekadar berpakaian utuh di hadapannya. “Apa pun yang kulakukan, karena kita berada di bawah surat pernjanjian. Mungkin kau bisa memaafkanku jika memang terlalu kasar.” Semua diakhiri dengan pernyataan yang membuat jantung Moreau bertalu – talu keras. Dia terkesiap saat Abihirt bahkan menderap meninggalkan kamar, meninggalkan dirinya sendirian, terpaku, hampir terlalu bingung, tetapi semua masih tentang perjanjian di antara mereka. Tidak lebih. Pria

  • Perjanjian Terlarang   Kasar

    Sebuah cengkeraman terasa hangat di bagian pinggulnya. Moreau menelan ludah kasar ketika memutuskan untuk memalingkan separuh wajah. Abihirt sedang melakukan sesuatu, berhasil membuat dia melengkungkan tubuh saat kejantanan pria itu perlahan masuk di antara celah kaki yang terbuka. Besar dan kokoh ... benar – benar memberi Moreau sensansi penuh. Jemarinya mengetat di pinggir kasur tepat saat Abihirt mulai bergerak. Hujaman pria itu terkadang selalu berakhir sebagai tujuan paling kasar, sehingga dia berpikir seseorang dengan gairah seks berbeda seperti ini, seakan memiliki niat menghancurkan tubuhnya, walau Abihirt tak pernah serius terhadap hal demikian. Pria itu setidaknya butuh sesuatu untuk dilampiaskan. Hanya kebetulan dia adalah sasaran renyah.“Mmm ....”Moreau mengatupkan bibir dalam keadaan paling sadar saat hampir mengerang. Berusaha tidak menunjukkan bahwa dia terbuai, tetapi tak dimungkiri bahwa sentuhan Abihirt memberi efek yang terjal. “Mmm, Abi ....”

  • Perjanjian Terlarang   Stepdaddy

    “Aku ingin kau menjilatnya.” Satu hal diucapkan terlalu gamblang, secara naluriah membuat Moreau hanya terpaku, lalu mengerjap berulang kali—berharap dia tak salah menafsirkan sesuatu di antara mereka. “Apa?” tanyanya sekadar memastikan kembali. “Giliranmu.” Satu kata diucapkan dengan singkat. Setelah Abihirt menggerakkan mulut dan lidah pria itu secara mahir. Sekarang Moreau dimintai untuk membayar harga supaya mereka impas. “Tapi kau tahu aku tidak—“ “Belajarlah agar bisa melakukannya.” Dia belum menyelesaikan sisa kalimat tertunda, dan pria itu sudah menangkap arah pembicaraan, seolah telah mengetahui isi pikiran yang menggantung di puncak kepala. Bagaimanapun Moreau masih begitu ragu, meski akan selalu berada di tengah situasi rumit. Abihirt tiba – tiba menarik kedua kakinya, kemudian berhenti di pinggir ranjang—tepat saat pria itu sudah menjulang tinggi, sementara Moreau harus mengambil posisi duduk dan benar – benar menengada

DMCA.com Protection Status