Share

Gelisah

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-09-14 14:35:13

“Jadi kau bertengkar dengan ayah sambungmu, dan akan tinggal di sini sampai ibumu menyelesaikan urusannya di Paris?”

Moreau hanya mengangguk setengah ragu setelah Juan membiarkannya duduk di sofa tunggal. Pria itu segera mengajukan pertanyaan secara spesifik, yang tidak didapat diceritakan saat mereka melakukan sambungan telepon dan terkait permintaan untuk dijemput. Dia merasa jika membawa mobil sendiri bukanlah keputusan bagus.

Abihirt akan dengan mudah menemukannya, tetapi sungguh, Moreau tak ingin berhadapan langsung. Sesuatu dalam dirinya menolak, marah, terluka, karena ternyata pria itu tidak hanya melakukan tindakan kasar di atas ranjang. Namun, secara tak terduga nyaris tidak memberi Moreau kesempatan mengambil kebebasan.

Bekas yang tersisa dari tindakan Abihirt sesekali berusaha mengambil kendali. Moreau tidak tahu apa yang sedang dia rasakan. Tak memungkiri bahwa ingata
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Rowan

    Dari kebutuhan membersihkan halaman belakang menuju dapur, tubuh Caroline tiba – tiba tersentak dan membeku saat mendapati sebentuk tubuh jangkung Abihirt sedang membelakanginya dengan bahu yang terlihat kokoh. Dia tidak pernah menduga pria itu akan pulang lebih awal. Sebelum pergi, Moreau sempat mengatakan beberapa hal dan meninggalkan pesan untuk disampaikan kepada Abihirt yang tampaknya sibuk memotong sesuatu. Suara pisau bersentuhan terhadap alas pemotong terdengar begitu nyata. Lewat tindakan yang begitu hati – hati. Caroline segera mengendalikan diri, lantas melangkah lebih dekat. Masih tersisa kebutuhan untuk mengenal sang majikan yang cenderung begitu tidak asing. Dia hanya sedikit sulit mengingat beberapa peristiwa belakangan ini. Barangkali secara perlahan Caroline akan segera mendapatkan pengetahuannya. “Tuan ....” Dia bicara cukup hati

    Last Updated : 2024-09-15
  • Perjanjian Terlarang   Burger

    “Gara – gara kau bohong kepada Mrs. Voudly tadi siang, sekarang aku jadi sakit beneran.” Moreau bicara diliputi desakan tidak nyaman setelah mendengar derap langkah seseorang mendekat. Dia merasa kedingingan sepanjang waktu, dan baru saja memutuskan untuk berlindung di balik selimut tebal. Cukup merasa lega dapat menumpang tidur di kasur Juan, mengingat hanya ada satu kamar di sini dengan pria itu selalu berbagi ranjang bersama seseorang, jika memang kekasih Juan tidak disibukkan pekerjaan. Namun, pria itu tentu menyusul kepergian Moreau. Sekarang sedang menjulang tinggi sambil melipat tangan di depan dada. Juan berdecak dan menjatuhkan diri di atas sofa panjang. Sesaat pria itu menarik napas dan mengembuskan sedikit kasar. Memainkan rambut sendiri dengan sorot matanya menatap Moreau skeptis. “Kau sakit bukan karena aku berbohong. Itu cuma kebetulan. Yang ben

    Last Updated : 2024-09-15
  • Perjanjian Terlarang   Dia Datang

    Suara ketukan pintu sayup – sayup menarik perhatian Moreau. Dia langsung menoleh ke belakang sambil berusaha mengatur posisi duduk bersandar di kepala ranjang, menunggu Juan akan melangkah masuk, yang paling aneh, pria itu selalu tak punya nilai kesopanan, terutama ini hanyalah kamar yang ditumpangi. Seharusnya Juan mengatur hak secara utuh miliknya, tak harus mengetuk; meminta izin sekadar melangkah masuk ke dalam atau mengerjakan apa pun tersisa. “Masuklah, Juan. Aku sudah lapar.” Muncul perasaan tegang saat mengamati gagang pintu yang bergerak. Seseorang menderap dengan tegas, tetapi nyaris tidak terpikirkan di benak Moreau bahwa dia akan menemukan Abihirt berjalan sambil membawa sesuatu di tangan. Plastik burger yang kemudian diserahkan begitu dekat di hadapannya. Dia mengernyit. Bertanya – tanya dari mana pria itu mendapatkan

    Last Updated : 2024-09-15
  • Perjanjian Terlarang   Hadiah: Permintaan Maaf

    “Sekarang makan.” Ada sedikit perbedaan, perlu digarisbawahi. Dia sedikit takut saat menghadapi suara serak dan dalam ayah sambungnya berubah tegas. Tidak mengatakan apa pun lagi, segera merenggut plastik burger, ingin melihat ke dalam isinya, tetapi sedikit terkejut saat menemukan kain yang dijahit solid dengan kaki maupun tangan menggumpal lucu. Sebelah alis Moreau terangkat tinggi begitu mengangkat benda tersebut keluar. Boneka panda. Namun, terasa sedikit basah. “Untuk apa ini?” Dia bertanya heran, berharap secepatnya mendapat jawaban sambil mengamati wajah Abihirt, yang sialan tampan dengan beberapa helai rambut menjuntai di depan kening. Jari – jari pria tersebut tampaknya sudah berulang kali menyugar sebagian yang tersisa. Perlu diketahui bahwa rambut gelap berantakan itu sudah

    Last Updated : 2024-09-16
  • Perjanjian Terlarang   Jawaban

    Ironi. Apa pun yang sedang Moreau lakukan tidak pernah lepas dari kilatan mata kelabu Abihirt. Dia merasa sangat gugup saat ayah sambungnya terlihat menunggu sesuatu, mungkin ketika sedang meletakkan plastik sampah ke bawah kaki ranjang, dan menenggak segelas air putih yang penuh di dalam botol, yang dibeli bersama Juan hari itu. Moreau tidak akan pernah lupa membawanya ke mana pun, bahkan sampai di tempat ini ... baru saja meletakkan benda tersebut ke atas nakas, lalu melirik ayah sambungnya dengan pelbagai perasaan tak terduga. Napas Moreau berembus, kemudian menarik selimut untuk menutup dirinya. “Kalau memang tidak mau pulang. Kau bisa menunggu di sofa atau pergi menemui Juan di luar, aku ingin beristirahat.” Dia menambahkan sambil mengatur posisi ingin berbaring. Tidak secepat itu. Ya, tidak saat Abihirt beralih duduk dengan separuh tubuh menghadap ke arahnya, sementara satu tangan pria itu dipastikan untuk m

    Last Updated : 2024-09-16
  • Perjanjian Terlarang   Sebuah Pengetahuan

    Siraman cahaya sulur - sulur menembus dari jendela kaca, yang semalam—lupa Moreau tutupi, perlahan membuatnya mengernyit. Dia langsung tersentak bangun, lantas menoleh ke belakang sekadar memastikan sesuatu .... Ayah sambungnya dengan posisi telentang dan bertelanjang dada. Sesaat Moreau terpaku pada wajah tidur Abihirt. Betapa tenang, nyaris sempurna. Napas pria itu teratur, sepertinya masih terlalu lelap sehingga Moreau tidak ingin mengambil tindakan yang salah. Dia hanya berniat bangkit, ingin memungut kain yang tercecer sembarangan. Namun, berhenti ketika iris biru terangnya menatap benda pipih yang pria itu taruh di atas nakas. Begitu dekat. Moreau tidak tahu apakah dia perlu bersikap nekat atau akan membiarkan rasa penasaran yang muncul secara mendadak lenyap tak bertuan. Tampaknya, semakin dia menahan diri, itu akan membua

    Last Updated : 2024-09-16
  • Perjanjian Terlarang   Bercerita

    Iris biru terang Moreau tidak sedikitpun memutuskan kontak mata, meski Juan sedang menatapnya seolah pria itu ingin meminum beberapa pernyataan yang harus diuraikan secara serius. Rasanya begitu ganjil mendapati Juan menatap lurus – lurus di sana, diliputi raut wajah begitu skeptis. Hal yang cukup membuat Moreau gelisah, dia sudah berulang kali mengetuk jari – jari tangan di atas pangkuan sendiri dan juga mengatur helai rambut ke depan supaya Juan tak menemukan bekas kemerahan di ceruk lehernya. Pria itu akan bertambah curiga. Moreau tidak ingin paling dihindari tersebut terjadi. “Bisakah kau berhenti menatapku seperti itu, Juan? Aku risih.” Dia bicara, tetapi sambil mengatur ketukan tangannya menjadi remasan samar – samar pada ujung mantel tebal berbulu di sana. “Kenapa memangnya? Kau berhutang banyak c

    Last Updated : 2024-09-17
  • Perjanjian Terlarang   Intens

    Tidak ada percakapan bahkan setelah perjalanan pulang. Moreau tidak tahu apa yang mungkin sedang dia pikirkan. Begitu ganjil dan gugup menghadapi Abihirt berjalan menuruni undakan tangga setelah pria itu membawa tas berisi beberapa pakaian ke dalam kamarnya. Pria itu bahkan tidak mengatakan sedikitpun, sesuatu, saat menawarkan bantuan. Hanya bersikap diam—membingungkan, kemudian ... mulai menghilang. Moreau mengembuskan napas kasar, segera memutuskan untuk menutup pintu, lantas berjalan tentatif ke arah ranjang. Dia menjatuhkan tubuh telentang dengan perhatian tertuju lurus - lurus ke depan. Rencana menghindari ayah sambungnya berakhir gagal. Moreau bahkan belum menemukan jawaban ... dari mana Abihirt tahu kediaman Juan, dan mengapa pria itu bisa menebak dengan tepat? Mungkin ada sesuatu di baliknya .... Barbara? Seketika puncak kepala Moreau seperti disi

    Last Updated : 2024-09-17

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Runyam

    “Jika ayahmu masih di sini, Moreau. Kurasa, dia akan mendapat serangan jantung mendadak karena menerima informasi seperti ini, bahwa putri kesayangannya, putri kecil yang selalu dimanjakan olehnya, sanggup menjual diri demi seorang pria beristri. Kurasa, arwahnya pun tidak akan tenang selama menyaksikan apa yang kau lakukan di muka bumi ini.” Sial. Belum ada satu pun hal sanggup Moreau katakan, tetapi kesalahan Barbara sangat tidak bisa dimengerti kali ketika wanita itu melibatkan ayahnya. “Jika ayahku masih ada di sini. Kau tidak akan mungkin menikahi lagi, Mom. Atau kau mungkin ingin bermain api di belakangnya, sama seperti yang kau lakukan di belakang Abi?” “Tutup mulut sialanmu!” Tamparan keras lainnya, membuat wajah Moreau benar – benar berpaling dengan kasar. Saraf – saraf di sekitar pipi terasa kebas. Dia membeku di tempat. Namun, semua yang dia katakan memang benar. Perselingkuhan ini tidak akan terjadi, andai wanita itu juga bisa menjaga diri dari h

  • Perjanjian Terlarang   Bukti

    Barbara tidak akan berhenti. Itu masalahnya. Betapa wanita itu tampak dilingkupi pelbagai antusiasme meluap – luap, seolah masih begitu banyak hal tidak terungkapkan, sementara Moreau merasa dia tidak akan bisa menerima peristiwa seperti ini lebih lama. Semua akan berakhir jauh lebih kacau, tetapi bagaimana dia bisa menghentikan ibunya terhadap kebutuhan untuk mengungkapkan kebenaran di hadapan banyak orang? Sikap konfrontasi dalam dirinya seketika menjadi tumpul. Tidak ada suara penyangkalan yang bisa digunakan sekadar tidak menjebak kondisi sendiri menjadi lebih rumit. Tidak dimungkiri, Moreau cukup takut menyaksikan begitu banyak tatapan kemarahan nyaris di seluruh penjuru gedung. “Kalian semua mungkin tidak percaya terhadap apa yang kukatakan di sini.” Lagi. Suara Barbara kembali mencuak ke permukaan. Senyum wanita itu tampak begitu puas; seperti telah memastikan kalau – kalau kemenangan sudah berada di tangan. “Aku punya bukti.” Kembali meneruskan. Waj

  • Perjanjian Terlarang   Dimulai Dari Sini

    Moreau dapat merasakan bagaimana Juan memegangi kakinya dengan erat, sementara dia berada pada posisi cukup tinggi di udara. Kedua lengan lentik Moreau bergerak diikuti irama musik. Semua berjalan seperti yang mereka rencanakan. Seharusnya .... Seharusnya tidak lama lagi menuju tari penutupan, tetapi tiba – tiba bayangan tubuh Barbara naik ke atas panggung membingungkan siapa pun yang menyadarinya. Wanita itu membersihkan tenggorokan di depan mic, seperti memang sengaja, kemudian lagu berhenti berputar. Demikian pula, gerakan Moreau dan Juan kompak berhenti di tempat. Sedikit yang dia tahu, proses acara Abihirt tidak berjalan seperti ini. Tidak ada riwayat agenda di mana Barbara tampil di atas panggung diliputi kebutuhan bicara di sana, seolah ada hal yang telah wanita itu rencanakan dan mereka sama sekali tidak mendapat petunjuk tentang apa pun itu. “Aku tahu kalian semua pasti bingung dengan keberadaanku di sini, terutama karena aku baru saja menghentikan para atli

  • Perjanjian Terlarang   Program Acara

    Ini waktu – waktu yang ditunggu. Moreau berulang kali mengendalikan ketegangan dalam dirinya. Sedikit tidak menyangka jika Abihirt akan membuat program acara yang terlihat luar biasa penuh persiapan. Mungkin—memang, keberadaan dia dan Juan di sini tergolong bukan kali pertama. Di saat – saat terakhir latihan, mereka lebih sering menghabiskan waktu di lapangan secara langsung; melakukan gladi bersih dan kotor. Semua selalu dalam pengawasan Anitta. Pun ... terkadang Abihirt melibatkan diri ketika pria itu memiliki waktu luang. Ya, tidak dimungkiri mereka jarang terlibat dalam pertemuan langsung. Sepertinya Abihirt terlalu sibuk, sehingga mereka cenderung melakukan kontak lewat sambungan telepon. Moreau juga tidak terlalu memikirkan karena dia benar – benar serius dengan beberapa urusan penting; ujian masuk perguruan tinggi masih menjadi desakan krusial yang dilakukan Barbara. Namun, juga tak menyangkal ada keganjilan spesifik dari sikap ibunya. Ntahlah. Barangkali dia m

  • Perjanjian Terlarang   Kamera Tersembunyi

    “Aku tidak mau,” Moreau berkata dengan nada tegas, sementara respons Abihirt di balik pintu, membuat antisipasi dalam dirinya meningkat pesat. Pria itu sungguh akan membuat celah lebih besar dan dia harus mati – matian menahan diri. “Sepertinya aku lebih senang kau bersikap kaku dan dingin, Daddy.” Napas Moreau pendek – pendek ketika menambahkan komentar terhadap sikap Abihirt. Pintu semakin didorong dan dia hampir tidak memiliki kemampuan khusus mempertahankan apa yang seharusnya. Mengalah. Itu terdengar lebih adil daripada membiarkan semua berakhir dengan sangat buruk. Senyum begitu samar di wajah Abihirt ketika pria itu melangkahkan kaki masuk, lalu mengunci pintu dari luar; sangat meninggalkan sesuatu untuk Moreau sesali. Kali ini, dia tidak akan terpukau. Percuma. Lekuk bibir pria itu hanya seperkian detik, bahkan nyaris tidak ada kesempatan sekadar mengaguminya. “Abi, lepaskan aku!” Moreau berteriak keras ketika Abihirt mengangkat tubuhnya menuju ba

  • Perjanjian Terlarang   Tidak Puas

    Abihirt bergerak tentatif. Itu meninggalkan banyak sensasi tak terjabarkan. Moreau merasa inti tubuhnya terisi penuh. Dia bahkan mengeratkan cengkeraman saat tempo pinggul ayah sambungnya semakin cepat. Tumbukkan Abihirt benar – benar nikmat. Moreau bisa mendengar sendiri bagaimana suaranya nyaris mendekati desahan panjang, tetapi Abihirt seperti menginginkannya mengeluarkan respons lebih banyak. Tangan pria itu dengan mantap meremas payudara yang terlempar ke pelbagai arah, membuat wajah Moreau segera terangkat. Abihirt memainkan beberapa bagian sensitif di tubuhnya dengan baik dan pria itu tahu kapan harus berhenti maupun tidak, seperti ingin menguji sejauh mana dia bisa menahan diri untuk tidak memohon kepada ayah sambungnya. “Engh—Abi ....” Kelopak mata Moreau memejam, menikmati saat – saat luapan kenikmatan akan meledak. Dia membiarkan kedua kaki mengapit pinggul seksi pria itu. Abihirt masih bergerak. Kali ini ditambahkan ciuman yang mendarat di bibirnya.

  • Perjanjian Terlarang   Penetrasi

    “Kau tadi hanya tidur 15 menit. Memangnya itu cukup untuk waktu istirahatmu, huh?” tanya Moreau di sela – sela kebutuhan hampir mengeluarkan desahan samar. Abihirt luar biasa pandai dan sekarang sentuhan pria itu telah menyelinap masuk di balik kain yang membalut di tubuhnya. “Abi—“ ucap Moreau tertahan saat mendeteksi pria itu telah berhasil menarik bra hingga membuat puncak payudara yang mencuak dari bahan pakaian tipis di sana. Mata mereka bertemu. Rasanya dia hampir tersesat dan lupa bagaimana cara melarikan diri dari gairah yang telah membara. Abihirt kembali melumat bibirnya dan memainkan puting yang menegang. Moreau tidak akan diam; tidak akan kalah begitu saja saat pria itu telah membuatnya nyaris tak berdaya di bawah kurungan. Dia mulai bergerak. Membantu Abihirt menyingkirkan jas yang masih merekat, kemudian jatuh membuka satu demi satu kancing kemeja pria itu. Otot – otot yang tampak liat di permukaan dada ayah sambungnya hampir membuat Moreau tidak

  • Perjanjian Terlarang   Belum Selesai

    “Aku pikir kau tidak akan kembali,” ucap Moreau saat menyambut Abihirt yang sekarang menjulang tinggi di hadapannya. Pria itu masih dengan tampilan yang sama dari terakhir kali mereka berpisah. Dia mendadak takut membayangkan ayah sambungnya benar – benar tidak memiliki minat sekadar pulang sebentar ke rumah—menemui Barbara yang mungkin sedang menunggu dengan tidak sabar. Setelah meneguk habis jus stroberi, wanita itu langsung berpamitan pergi. Aneh. “Aku masih ingin menikmati waktu lebih lama bersamamu.” Suara serak dan dalam Abihirt secara naluriah membuat Moreau mengangkat sebelah alis tinggi. Mereka sering bertemu, tetapi pria itu selalu menyerahkan sentuhan memanas di wajahnya. “Kau tidak takut ibuku mencarimu?” dia bertanya sarat nada waspada. Abihirt baru saja berjalan masuk melewati pintu utama. Reaksi pria itu tampak sedikit tidak peduli. “Sudah kukatakan kepadamu kalau dia akan sibuk selama beberapa hari.” Kelopak mata Moreau menyipit. Rasanya, tid

  • Perjanjian Terlarang   Janggal

    “Kau menata rumah ini dengan bagus. Apa ada yang membantumu?” Moreau merasa cukup canggung ketika membuntuti ke mana langkah ibunya terus menjelajah beberapa bagian dari sudut rumah. Hanya merasa harus dan mungkin bisa bersikap waspada saat ada sesuatu yang salah di antara mereka. “Aku kadang – kadang meminta bantuan Juan, kalau barang – barang berat yang perlu disusun atau dipindahkan ke tempat seharusnya.” Padahal, bukan. Moreau tidak bisa mengatakan bahwa Abihirt berkontribusi besar terhadap suasana rumahnya yang menenangkan. Mereka bekerja sama untuk banyak hal. Apa pun yang telah disepati—barangkali tidak pernah luput dari selera Barbara. Wanita itu tampak luar biasa takjub, lalu kembali melanjutkan langkah menuju beberapa bagian lainnya. “Daripada kau terus mengikutiku, mengapa tidak kau buatkan minum untuk ibumu? Apa kau tidak ingat aku harus melakukan perjalanan jauh dari kantor ke rumahmu?” Oh—ya, benar .... Moreau hampir melupakannya. Ti

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status