Share

Bab 62. Marah.

Author: Azzurra
last update Last Updated: 2024-03-23 20:15:10

Bab 55. Marah.

Dad menggebrak meja terlihat jelas kemarahan di wajahnya. " Dia memang tangguh. Tapi Dad tak mungkin kalah oleh anak kemarin sore," ucapnya nyalang.

"Dan aku heran, putriku dan istrinya masih cantik anakku, pandai, smart, brengsek sekali dia menolak putriku." sekali lagi Dad menggebrak meja di hadapannya.

"Dan kau bodoh sekali tak bisa menembus proyek-proyek mereka, bahkan semua orang-orang kita sudah tak ada satu pun di dalam kantor mereka." Dad menunjuk Ivander dengan ekspresi marah.

Ivander hanya menunduk mendapati Bosnya marah besar. " kalau kau tak bisa menyelesaikan urusan di sini sebaiknya kau pulang ke Negri asalmu." Dad masih berteriak.

Baru kali ini Dad dipermalukan sedemikian rupa oleh seorang anak muda. Awalnya ia yakin sekali jika Arkan akan tertarik dengan penawarannya. Dan siapa tak ingin kekuasaan yang dimiliki Dad. Bahkan penguasa Negri dapat dia taklukkan,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Indriyani Kayla rizkia
Evellyn mabuk berat, arkan tahan nggak ya nggak nyentuh perempuan, atau dia paksa evellyn.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   bab 63 Sejuta Cara Dad menghancurkan Arkan.

    Bab 56. Dad mencari sejuta cara untuk menghancurkan Arkan. Di ruangan rahasia seorang lelaki tua sedang berdiskusi secara serius dengan asistennya. "Oke, semua yang sudah kita rencanakan gagal. Tak masalah karna ada plane B. Untuk plane B tak boleh gagal, karna jika gagal...." Dad menghentikan ucapannya tangannya mengetuk-ngetuk meja. Ivander menatap bosnya dengan seksama menanti kelanjutan ucapan dari lelaki tua di hadapannya. Dad mengambil cerutu dan menyalakannya. Perlahan dia hisap cerutu mahal itu. "Kalau sampai gagal aku akan mengaku kalah dan meninggalkan Negri ini, aku akan membawa keluargaku untuk tinggal di Negriku." Dad berkata mantap. Ivander membelalakan mata seolah tak percaya dengan ucapan lelaki di hadapannya. "Lalu semua perusahaan mu?" tanya Ivander. "Kita pikirkan nanti untuk masalah ini, " jawab Dad penuh penekanan.

    Last Updated : 2024-03-24
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   bab 64 masih Morning Sicknees

    Bab 64. Masih morning sicknees.Siang merambat, terik bersinar menyiram bumi memberikan hawa panas menyengat. Rumah megah dengan arsitektur belanda bernuansa putih terasa sepi. Tok. Tok. Tok.... Pintu di ketuk dari luar. " Eve... Ini Ibu!! kamu tidur? " tanya ibu mertua Evellyn masih berada di luar pintu. Wanita di dalam kamar perlahan membuka pintu "Nggak bu, " jawabnya lesu. "Eh ada Mbak Maura, " Evellyn berkata lirih melihat Maura juga berada di depan pintu. "Tadi ibu panggil Maura, habis kamu keliatan gak bergairah," ucap Amelia tersenyum lembut. Mendengar mertuanya perhatian Evellyn tersenyum senang. " Yuk masuk. " Setelah Evellyn berbaring di ranjang Maura melakukan pemeriksaan. "Semua bagus kok. Tante gak usah khawatir, di awal kehamilan memang seperti ini, bahkan ada yang lebih parah har

    Last Updated : 2024-03-24
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   bab 65. Aneh

    Bab 65 Aneh. Lagi dan lagi wanita berhidung Bangir ini memuntahkan semua isi perutnya. Setelah selesai, Amelia memapah menantunya menuju sofa. " Ya Allah Eve... Kenapa sampe begini. Ini minum dulu obat penghilang mual yang tadi di resep Maura. " Amelia memberikan obat berukuran kecil berwarna putih pada Evellyn. Dengan cepat wanita yang sedang dilanda masa nyidam itu meminum obat berwarna putih pemberian Amelia."Bik buatkan susu hangat biar badannya gak dingin begini." ucap Amelia pada Bik Sum yang sedang melintas. Beberapa saat kemudian wanita tua itu datang dengan segelas susu."Nak, minum dulu susu hangatnya," Evellyn menggeleng, sungguh saat ini perutnya bergejolak. Namun, Amelia memaksa yang pada akhirnya dengan terpaksa Evellyn meminum susu tersebut. Lalu kejadian serupa terulang lagi Evellyn berlari ke dalam kamar mandi dan memuntahkan susu tadi. Melihat kejad

    Last Updated : 2024-03-25
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 66 Bikin Iri.

    Bab .66 Bikin Iri."Kenapa? Ibu mau kaya mereka lagi? Yuk kita ulang, " Maulana menaik turunkan Alis menatap wanita setengah abad itu, senyumnya menggoda. "Iihhh Ayah, bikin baper aja, " gelendot Amelia pada tangan suminya yang sudah tak sekekar dulu, mereka pun berlalu menuju kamar. "Jangan ngiri, Rit," ucap Bik Sum yang melihat Rita sedang memandang adegan romantis dua pasangan beda jaman. "Semoga aku dapet suami kaya Tuan sama Mas. Anak sama Bapak sama-sama romantis sama pasangannya," Rita tersenyum membayangkan dirinya mendapatkan suami model-an Arkan yang bucin abis. "Aamiin," ucap Bik Sum. "Sudah sana mumpung kamar Mas Arkan kosong bersihkan lagi," perintah Bik Sum yang langsung dilaksanakan oleh Rita. Makan malam berlangsung harmonis keluarga Maulana berkumpul di ruang makan malam ini. Annisa berceloteh riang, bibir Ibu selalu tersungg

    Last Updated : 2024-03-26
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 67 Mulai Menyebalkan

    Bab 67 Mulai Menyebalkan.Sinta menunduk saat menaruh gelas kopi di hadapan lelaki yang selalu membuat jantungnya berdegup. Buah dadanya terlihat menyembul dari kemeja broken white yang dia kenakan. Tanpa sengaja Arkan melihat penampakan gunung kembar milik sekretarisnya itu. Dengan cepat dia mengalihkan pandangannya. "Kopinya, Tuan. " Sinta berucap, netranya melirik pada lelaki di hadapannya. Hhhmmm... Hanya gumaman yang diberikan Arkan, netranya terfokus pada kertas-kertas dihadapnnya tangannya terus bergerak memberikan tanda tangan.Setelah menaruh gelas kopi Sinta berlalu dari hadapan bosnya. Setelah pintu terdengar tertutup lelaki maskulin itu menengadahkan wajahnya dan menghembuskan nafas kasar. Klek... Pintu kembali terbuka. "Bos." Suara Ervan menggetkan Arkan dia kira Sinta yang muncul di hadapannya. "Ada apa, Bos? Kau tampa

    Last Updated : 2024-03-27
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 68.

    Bab 61Melihat para karyawan yang seolah kecewa menunggu lama tapi tak membeli, Arkan pun memgucapkan maaf pada mereka. Lelaki itu menangkupkan kedua tangannya, yang di angguki para karyawan. "Buseettt deh tu laki sabar banget ya, udah ganteng sabar, dan kayanya tajir deh." kasak kusuk para karyawan setelah dua sejoli itu meninggalkan toko. "Ke foodcourt yu, sayang," ajak Evellyn. Dia seolah tak melihat wajah suaminya yang sudah masam. "Ini sudah malam Eve, foodcourt pasti sudah tutup. Kita pesen makan di restoran aja di atar ke atas ya? " tawar Arkan masih dengan mode sabar. "Liat dulu aja, gak afdol kalo belum di lihat. " Wanita hamil itu memaksa, membawa langkahnya menuju foodcourt yang lumayam jauh dari tempatnya sekarang berada. Dan setelah sampai. " Yaa... Udah tutup semua, tertulis tulisan closed di setiap tempat pembelian makanan. Pulang aja deh udah gelap Mall nya. Lelaki

    Last Updated : 2024-03-28
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 69. Gak Mempan.

    Bab 69. Gak Mempan.Evellyn mengendus keberadaan suaminya sudah ada di sebelah dia berada. Wanita itu menjulurkan tangan melingkarkan pada perut rata lelaki tampan yang masih dalam ke adaan pulas. Merasa ada yang menyentuh, Arkan membuka mata melihat jarum jam, dia terlonjak kaget." Eve kita kesiangan." lelaki itu bangun dan membopong istrinya ke dalam kamar mandi.Setelah melakukan ibadah yang tertinggal Arkan bergegas mandi, pikirannya sedikit kacau oleh masalah baru di kantornya. Bahkan pagi ini godaan yang di lancarkan istrinya tak membuatnya bergeming, saat ini pikirannya hanya fokus pada perusahaan. Hasrat yang lama ingin dia tumpahkan seolah terlupakan. "Eve... Aku berangkat dulu, jangan lelah-lelah," Arkan mengecup singkat bibir istrinya. Setelah suaminya pergi Evellyn duduk di kursi, seperti ada yang berbeda dari suaminya. Sejak dia hamil belum pernah Ia di sentuh, dan saat

    Last Updated : 2024-03-29
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 70 Dapat di Andalkan.

    Bab 70. Dapat Di Andalkan Evellyn mengelus lengan suaminya menyalurkan hawa kedamaian, agar Arkan mengendalikan emosi."kejar Dad sampai dapat kali ini aku tak akan mengampuninya. ""Mereka sudah pergi ke tempat asal mereka, membawa serta putrinya sebulan yang lalu, aku kecolongan, selama ini aku pikir kita sudah memenangkan peperangan terhadap Dad, ternyata dia melakukan rencana di luar dugaan ku. " Arkan mendesah panjang, menyesalkan kegagalannya kali ini."Sudah lah, sekarang yang perlu kita lakukan memperbaiki keadaan," ucap Arkan, kali ini perusahaanya benar-benar diporak porandakan, semua kolega menarik uangnya dengan alasan desain iterior yang tak memuaskan."Maaf, sepertinya saya bisa bantu untuk meyakinkan para investor. " kedua lelaki tampan itu berbarengan menatap Evellyn - wanita cantik yang saat ini menggunakan hijab toska. "Eve... Nanti kamu lelah," ujar Arkan, Evellyn menge

    Last Updated : 2024-03-30

Latest chapter

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 146

    "Mas gimana keadaan Ervan?" tanya Evellyn. "Baik, sudah lebih baik," "Udah aktif ngantor lagi?" tanya Evellyn penasaran. "Ngapain nanyain Ervan?" tanya Arkan penuh intimidasi. "Aku cuma nanya, Mas. Masa nanya doang nggak boleh?" jawab Evellyn cuek, dia mengalihkan pandangan karna tatapan Arkan yang seperti menguliti. "Begitu aja kesel," ujar Evellyn masih membuang muka. Arkan duduk di sebelah Evellyn. "Nanyain aku aja," ucap Arkan lembut, di dekat telinga Evellyn membuat bulu kuduknya berdiri. "Iisshhh ... Kamu tiap hari liat, perlu di tanyain apa lagi?" jawab Evellyn kesal. "Tiap aku pulang kaya sekarang tanya begini. Mas mau enak-enak nggak? gitu ...." "Iisshhh ... Kamu nggak usah di tanyain pasti minta." jawab Evellyn.

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 145

    Ervan mengendarai mobil dengan perasaan gelisah, bukan 'kah tadi Aryanti sudah lebih baik, dia meninggalkan Aryanti dalam keadaan baik? Lalu kenapa Dokter mengabarkan Aryanti dalam keadaan kritis. Ervan berlari menuju ruang oprasi, sudah ada seorang perawat yang menunggunya di sana. Ervan menanda tangani berkas dengan cepat, bertanya kenapa bisa Aryanti kembali kritis, tetapi perawat enggan menjawab. "Nanti Dokter penanggung jawab yang akan menjelaskan, Pak,"jawab perawat, gegas masuk ke dalam ruang operasi. Operasi kali ini terbilang lama, setelah Beberapa jam, seorang dokter menghampiri Ervan. "Pak Ervan." Lelaki tampan yang terlihat begitu murung ini mendongak. Bangun dari duduk. Menatap Dokter Eliza. "Alhamdulillah, pasien sudah mendapatkan pertolongan, tetapi kondisinya begitu kritis, semua sudah kami upayakan yang terbaik. Hanya doa kini yang dapat kita lakukan." "Dok, bagaimana bisa kritis kem

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 144

    "Sebentar lagi kamu bisa pulang, aku nggak akan melakukan yang melanggar undang-undang, Ar." Ervan berkata yakin. Ervan menaruh bekas makan di dekat pintu. "Marni sebentar lagi datang, aku sudah lama nggak ke kantor, aku ke kantor dulu, nggak apa 'kan?" tanya Ervan. "Iya, nggak apa, untung bos baik, boleh kamu cuti," Aryanti tersenyum kecil. "Itulah enaknya," Ervan terkekeh. "Mas cium aku," Aryanti merentangkan tangan, Ervan pun menyambut rentangan tangan wanitanya. Ervan mengecupj wajah Aryanti, tetapi saat Ervan akan melumat bibir Aryanti melengos, aku belum gosok gigi," ucapnya malu. Ervan menahan kepala Aryanti mengecup bibir yang terlihat pucat dan melumat lembut, kehangatan bibir Ervan membuat jantung Aryanti berdetak lebih keras. Kedatangan Marni menghentikan aktifitas mereka. "Maaf, Mbak." Marni kembali

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 143

    "Sabar ya, Mas semua pasti ada hikmahnya, pasti ada kebaikan di balik semua ini," ucap Evelly saat menjenguk Aryanti. Ervan meyugar rambut kasar, sorot matanya penuh dengan dendam melihat istrinya terbaring, "Kebaikan apa yang di dapat dari kejadian ini?" di dalam hati Ervan terus bertanya. Apalagi setelah mendengar keterangan dokter mungkin telah terjadi tindak pelecahan terhadap Aryanti, karna ada luka lebam di pipi juga bekas ikatan di tangan. Dan ditemukannya sperma saat pertama kali Aryanti di bawa ke Rs. Ervan membekap mulutnya dengan bantal dia barteriak sekencang dia ingin luapkan. "Masss," suara Aryanti menghentikan kegiatan Ervan, lelaki itu menengok pada wanita yang terbaring di ranjang. Ervan melangkah mendekati Aryanti, "Kamu udah bangun Ar?" "Aku di mana? Mas?" tanya Aryanti lemah. "Kamu di Rs. Aku panggil dokter dulu," ucap Ervan, dia membuka pintu memanggil

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 142

    Ivander mengambil kue bekas gigitan Azalea, lalu memakannya, netra biru itu membola, "Carla benar ini buatanmu?" tanya Ivan tak percaya. "Iya, kalau gak enak, besok aku cari resep yang baru, aku pikir ini sudah enak, teman-teman bilang ini benar-benar enak," Carla berkata pelan. "Tapi ini memang benar-benar enak Carla." Ivan berkata sambil mengambil satu potong lagi. "Bang buruan ngomongnya. Aku udah gak betah," Azalea merajuk manja, melirik pada Carla. Carla memang wanita penghibur, siapapun lelaki yang masuk areanya pasti akan tergoda, tetapi anti baginya menggoda lelaki beristri yang jelas-jelas tak menginginkannya. "Sebentar, sayang," ujad Ivan menggenggam tangan Lea. "Carla semua akan aku atur, mungin tiga hari lagi kamu sudah bisa keluar dari sana," Ivan meyakinkan wanita begincu merah ini. "Tapi, untuk keluarkan aku dari sana, Mr pasti keluar uang banyak, aku harus g

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 141

    "Bahasa dari mana itu?" tanya Ivan menyungingkan senyum. "Dia bilang sendiri, seneng ya dikejar-kejar jablay kesayangan, bahkan Abang selalu pakai dia." suara Azalea menggebu. "Lea gak usah bahas yang lalu, itu masa kelam abang, malu abang kalo ingat masa itu." Ivan menangkup wajah Azalea. Perlahan melumat bibir yang sedang merajuk. Ivan melakukan perlahan, lembut, lalu menyesap intens. Azlaea mencoba mendorong, berusaha melepas tautan bibirnya, tatapi tangan Ivan kuat memegangi kepala wanita blasteran ini. Masih tak ada respon dari wanitanya, Ivan melepas pagutannya, menatap netra kebiruan Azalea. Kembali mendekatkan bibirnya mengecup lembut lalu menyesap peralahan menjadi lumatan bergairah. Sesekali bibir Azalea merespon menyesap bibir lelaki dihadapan, tetapi egonya lebih besar. Ivander kembali melepas pagutan, "Kenyangin perut bawah dulu aja ya!" Netra biru Ivander mengerling, lelaki ini bangun membuka sabuk tanpa membuka kemeja. Azalea mendegkus kesal, "Masukin kedala

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 140

    Azalea terbelalalak mendengar penuturan Carla. "Utang apa?" Azalea mengajak Carla masuk ke dalam ruangan Ivander bekerja. Carla menjelaskan semua janji Ivan, selama ini dia menunggu. Tetapi yang di tunggu tak kunjung datang. "Jangan marah pada Mr Ivan, kami hanya partner ranjang, dia tak memiliki perasaan apapun padaku." Bola mata Azalea terbelalak, Carla berkata begitu nyaman, bahwa dia hanya partner ranjang. Tak memikirkan perasaan Azalea kah pelacur satu ini pikir Azalea. "Oke, nanti akan saya sampaikan pada partner ranjang Anda, bahwa Anda mencari Mr Ivan. Sebaiknya Anda pergi sekarang dari ruangan ini!" suara Azalea di tekan, berusaha meredam emosi. "Maaf, tapi itu dulu, sudah lama dia tak menjumpaiku. Maaf 'kan aku jika salah ucap." Carla merasa tak enak dengan reaksi Azalea. "It's oke," ujar Azale, " silahkan pintu ada disebelah sana." Tangan Azalea menjulur menunjuk arah pintu. "Mba, jangan marah, selama ini saya pikir Mr Ivan menyukai saya, karna dia hanya mengg

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 139

    "Lalu?" "Bos Nathan mau melamar aku, kalo aku gak mau ngawal kakak." Dina berkata pelan. "Emang Nathan belum punya istri?" tanya Evellyn. "Belum kak, tapi dia pria flamboyan," ujar Dina. "Ya siapa tau, kamu perempuan terakhirnya, buktinya dia mau nikahin kamu," ujar Evellyn. "Aku belum yakin kak," ujar Dina lagi. Mereka berbincang selama perjalanan, Evellyn memang tipe orang yang tidak memandang status, asal enak di ajak bicara maka dia akan terus mengorek berita, hitung-hitung olah raga mulut, dari pada bergaul dengan teman-teman istri dari kolega suaminya yang dibicarakan hanya jabatan, kekayaan hingga arisan yang diluar nalar Evellyn. Evellyn terperangah kaget, ketika berkumpul dan mereka melakukan arisan berondog, padahal suami-suami mereka tak kalah tampan dan berwibawa, kenapa mau dengan lelaki yang hanya tampang dan juga entah apa yang di mau para wanita itu. "Din, kita mampir ke superma

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 138

    Bima masih terus bermain pada tubuh Aryanti, dan berkali-kali pula Aryanti mendapatkan kenikmatan luar biasa. Ingin rasanya mengumpat, tetapi itu terjadi pada tubuhnya. Bima menyeringai penuh kemenangan. Hingga dia menuntaskan hasrat terkutuknya. Bima mengejang panjang. "Ar, rasamu tak pernah berubah, tak salah aku merindukanmu." Bima mengecup pucak kepala Aryanti, masih berada di atas tubuh tergolek tak berdaya. Lelaki ini bangun lalu mengambil pakaian yang tercecer dan memakainya lagi. Melepas sabuk yang mengikat tangan lalu melepas ikatan di mulut Aryanti. Wanita ini tergugu mengerat selimut, kepalanya berputar. "Jangan menagis Ar, tak ada yang tau selain kita berdua, asalkan kamu selalu siap saat aku mau, kamu akan aman." Bima mengecup pundak Aryanti, berbisik ditelinga mengancam."Maksu kamu?" Aryanti menatap Bima sendu matanya bengkak. Bima menunjukkan vidio panas yang barusan dia rekam, ini akan aku edit, seoalah-olah kita melakukan atas dasar suka sama-sama suka." Bima ber

DMCA.com Protection Status