Share

Bab 118

Author: Azzurra
last update Last Updated: 2024-05-13 22:13:19

Bab 118

"Lea," Ivander menyebutkan nama Azalea. Ivander berbincang sesaat pada wanita yang berdiri di sebelah lelaki bule ini. Lalu menghampiri gadis yang sebentar lagi akan dia persunting.

"Lea, Dad, Ibu. Tumben lagi ada acara apa?" tanya Ivander.

"Gak ada acara cuma mau jalan-jalan, aja, ini mau makan dulu," jawab Mira.

"Ohh ... Yuk abang juga belum makan, kita makan bareng," ucap Ivander dengan senyum menawan.

Mira dan Dad sudah terlebih dulu masuk ke dalam restoran mencari bangku privat.

"Bang, Abang kenapa tadi gak angkat telpon Lea? Lagi asik-asik ya? ama perempuan tadi?" tanya Azalea tatapannya penuh curiga.

"Kamu telpon?" Ivan langsung mengambil gawai di kantong jasnya. Mencoba menghidupkan ponsel canggih itu. "Mati ponsel Abang. Tadi dimainin terus pas lagi anter kamu," ujar Ivan. Azalea mencebik meninggalkan Ivander menuju ketempat ayah dan ibunya berada.

Ivander hanya geleng-geleng kepala, "untung menggemaskan," ujar Ivander, mengikuti langkah kaki Azalea.

Makan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 119

    Bab 119"Lea," Ivander menyebutkan nama Azalea. lelaki bule ini berbincang sesaat pada wanita yang berdiri di sebelahnya. setelah berbincang sesaat si wanita pergi meninggalkan Ivander. Lalu lelaki bule ini menghampiri gadis yang sebentar lagi akan dia persunting. "Lea, Dad, Ibu. Tumben lagi ada acara apa?" tanya Ivander. "Gak ada acara cuma mau jalan-jalan, aja, tapi mau makan dulu," jawab Mira. "Ohh ... Yuk abang juga belum makan, kita makan bareng," ucap Ivander demgan senyum menawan.Mira dan Dad sudah terlebih dulu masuk ke dalam restoran mencari bangku privat. "Bang, Abang kenapa tadi gak angkat telpon Lea? Lagi asik-asik ya ama perempuan tadi?" tanya Azalea, tatapannya penuh curiga. "Kamu telpon?" Ivan langsung mengambil gawai di kantong jasnya. Mencoba menghidupkan ponsel canggih itu. "Mati ponsel Abang. Tadi dimainin terus pas lagi anter kamu," ujar Ivan. Azalea mencebik meninggalkan Ivander menuju ke tempat ayah dan ibunya berada. Ivander hanya geleng-geleng kepal

    Last Updated : 2024-05-14
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 120

    Seorang wanita tanpa Ivander sadari masuk ke dalam ruang kantor Ivander, hanya hak sepatu yang menimbulkan suara. Ivander mendongak melihat siapa gerangan yang menghampirinya. "Kamu!!" Ivander terbelalak mendapati seorang wanita sudah ada di hadapannya. Langsung menyerbu, duduk melingkarkan kaki di pangkuan lelaki bule ini. Dengan cepat si wanita mengungkung wajah Ivander dan mencium paksa lelaki bule ini dengan agresif. Bahkan Ivander yang bertubuh besar tak dapat mengelak. Tangan Ivander berusaha merengkuh pinggang ramping si wanita, berusaha mengangkat tubuh wanita ini dari pangkuannya. Tetapi kaki si wanita melingkar ketat di tubuh kekar Ivander. Si wanita melepaskan ciumanya, berusaha menghirup udara dalam, lalu dengan cepat kembali meraup paksa bibir lelaki bule ini. "Wait Carla, what's are you doing?" Ivander masih berusaha mengelak dari ciuman wanita bernama Carla. " I miss you, darling," Carla menatap mata Ivander sayu, terlihat jelas dia begitu merindukan kehangata

    Last Updated : 2024-05-15
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   bab 122

    Bab 122Pengakuan Carla membuat Ivander terbelalak. Selama ini Ivander mengunjungi Carla tanpa menggunakan hati. Dia membutuhkan Carla hanya untuk melampiaskan. Ivander bukan tipe lelaki yang suka bergonta ganti wanita. Menurutnya Carla mampu mengimbangi di ranjang, karna itu dia selalu menggunakan jasa Carla. "Tapi Carla selama ini kita melakukan karna ...." Ivander tak melanjutkan ucapannya, dia khawatir akan melukai hati Carla. "Karna kau membayarku? Jadi selama ini kamu gak punya perasaan apapun pada ku?" tanya Carla penasaran. Jadi selama ini dia salah sangka. Carla pikir, Ivander menyukainya, karna hanya dia wanita yang selalu dicari lelaki bule ini jika Ivander datang ke klub seventeen. Hati Carla makin sakit saat kepala lelaki bule ini menggangguk. Carla duduk meraung. Menelungkupkan kepala di lantai. Dia menyadari mana mungkin ada lelaki yang dengan tulus mencintainya. Dan berniat membawanya pergi dari tempat terkutuk itu. Ivander merengkuh tubuh Carla, membawanya dud

    Last Updated : 2024-05-17
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 123

    Bab 123 Lelaki tampan ini berjalan dengan sedikit berlari, dia berhenti sejenak ketika sampai pada anak tangga teratas. "Lelah, Taun?" Suara Evellyn mendayu merdu di telinga lelaki gagah ini. Jari-jari lentik mengelus rahang kokoh Arkan. Netra lelaki tampan Ini menatap lekat wanita cantik dalam gendongannya. "Itung-itung melatih kekuatan otot, sebelum bekerja," ucap Arkan. Nafasnya memburu, entah lelah atau sangat bergairah. Beberapa pelayan hanya melirik melihat kemesraan pasangan bucin ini. Elvano terlihat sedang bermain bersama Baby sitternya. "Moga-moga cepet punya ade lagi ya, El," ucap Sri, mencium gemas Elvano. Pintu kamar utama sudah tertutup rapat, Arkan langsung membawa Evellyn ke dalam kamar mandi. "Sayang di balkon aja biar hangat," ucap Evellyn. Netra Arkan berbinar mendengar saran Istrinya. Tapi jangan di luar di sofa situ tarik ke sini. Evellyn menunjuk dengan jari, memerintah suaminya. Lelaki maskulin ini menaruh bobot tubuh istrinya di ranjang. Lalu menarik

    Last Updated : 2024-05-17
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   bab 124

    Bab. 124 "Kira-kira kita kasih hadiah apa untuk Azalea, Mas?" tanya Evellyn, dia bersandar di dada bidang lelaki tampannya. "Aku juga gak tau, kamu pilih 'lah," ujar Arkan. "Apa ya?" pikiran Evellyn berkelana. "Jahilin Azalea yuk, Mas," ucap Evellyn. "Jangan... Kamu jahilin aku aja." Arkan menarik tangan Evellyn dan menempelkan pada benda yang selalu membuat Evellyn berteriak nikmat. Iisshhh.... Evellyn menarik tangannya, tetapi di tahan oleh Arkan. Bibir Arkan melengkung ke atas melihat Evellyn berusaha menarik tangan tetapi tak berhasil. "Aahhh... Pasrah aja deh, silahkan, Tuan," Evellyn langsung naik ke atas tubuh suaminya. Dan Arkan tertawa renyah. Bahagia punya istri yang penurut. Akhirnya mereka mengarungi surga dunia, tetapi ketika Arkan dan Evellyn hampir mencapai puncak tangisan El terdengar. El yang tidur di dalam box terbangun. Membuyarkan kenikmatan yang hampir mereka rengkuh. "Sayang, El bangun, udah dulu nanti sambung lagi." Evellyn mendorong tubuh lelakiny

    Last Updated : 2024-05-24
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 125

    Bab 125"Carla what are you doing?" tanya Ivan kikuk, karna Azalea melihat dengan tatapan membunuh. "Ketemu di sini, mau ke mana?" Carla melirik pada Azalea. "Rupanya udah punya yang baru makanya gak pernah berkunjung lagi?" tanya Carla tanpa tedeng aling-aling. "Kenalin ini, calon istriku," Ivan memperkenalkan Azalea, yang sejak tadi diam mematung. "Carla." Carla menyodorkan tangan, tetapi Azlaea tak menanggapi. Gadis blasteran ini pergi meninggalkan Ivan masuk ke dalam mobil."Carla jangan begini, mulai hari ini dan kapan pun, anggap kita tidak kenal, Carla!?" ucap Ivan tegas."Tapi kamu sudah janji, akan mengeluarkan aku dari tempat itu," tagih Carla. "Sedang aku pikirkan, akan sulit karna kamu tak memiliki kemampuan apapun, nanti setelah kamu keluar, kamu musti bekerja di mana sedang aku pikirkan," jawab Ivan gelisah, pasalnya Azalea sudah menunggu di dalam mobil. "Aku tinggal dulu," Ivan menuju mobil. "Sudah temu kangennya?" tanya Azalea dengan raut kesal. Ivan tersenyum

    Last Updated : 2024-05-24
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 126

    Bab 126 Deg .... Aryanti berjalan lamban menuju wastafel. Kelopak matanya memejam beberapa saat, menetralkan detak jantung yang tiba-tiba berdenyut. "Kenapa? Aku salah berucap ya? Maaf ya, tak usah dipikirkan masalah anak. Nanti kalo sudah waktunya juga pasti diberi!" Ervan mengelus wajah ayu Aryanti. Wanita ayu ini hanya mengangguk. Tersenyum walau di paksa. Ervan melihat jelas ada beban yang di sembunyikan Aryanti. Netra lelaki tampan ini menyorot jalanan yang padat merayap, setiap pagi beginilah situasi kota Jakarta. Apakah kamu menyembunyikan suatu rahasia lagi Ar? Pertanyaan bersarang di kepala lelaki tampan ini. Kenapa kamu penuh rahasia Ar? Jikapun kamu jujur aku pasti akan mengerti keadaanmu, aku mencintaimu tulus Ar, guman Ervan. Walau netranya fokus pada jalanan, tetapi pikirannya berkelana. "Ada apa denganmu?" tanya Arkan saat keluar dari dalam mobil. Melihat Ervan menyambut dengan tak bergairah. "Ribut lagi? Tak usah di pikirkan, itu bumbu rumah tangga," mere

    Last Updated : 2024-05-25
  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 127

    Bab 127"Ar, mulai saat ini ibadah jangan di tinggal, ya," Ervan mengecup puncak kepala Aryanti setelah mereka selesai beribadah bersama. Aryanti mengangguk, setelah beribadah memang hatinya terasa tentram, jiwanya tenang. Sedikit demi sedikit dia bisa melupakan masa kelamnya. Ervan memberikan cinta dengan sepenuh hati. Tetapi apakah cinta Ervan tak akan berkurang jika lelaki tampan ini tau jika rahimku bermasalah, 'pikir Aryanti. Aryanti terus bermunajat pada Tuhan sang pencipta kehidupan. Memasrahkan diri, entah apa yang nanti terjadi, akan dia hadapi. Setelah melakukan ibadah menjelang tidur Ervan mengajak Aryanti tidur. "Ar, jika kamu punya beban yang ingin kamu keluarkan, keluarkanlah," Ervan menatap lekat netra indah Aryanti. Wanita ayu ini tak dapat beradu tatap dengan netra lelaki tampannya. Dia mengalihkan pandangan. "Udah yuk tidur, besok tugasku padat, soalnya tadi banyak pasien yang di cancel." Ervan tak lagi membahas, dia pun Membaringkan tubuh di sebelah Aryanti

    Last Updated : 2024-05-26

Latest chapter

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 146

    "Mas gimana keadaan Ervan?" tanya Evellyn. "Baik, sudah lebih baik," "Udah aktif ngantor lagi?" tanya Evellyn penasaran. "Ngapain nanyain Ervan?" tanya Arkan penuh intimidasi. "Aku cuma nanya, Mas. Masa nanya doang nggak boleh?" jawab Evellyn cuek, dia mengalihkan pandangan karna tatapan Arkan yang seperti menguliti. "Begitu aja kesel," ujar Evellyn masih membuang muka. Arkan duduk di sebelah Evellyn. "Nanyain aku aja," ucap Arkan lembut, di dekat telinga Evellyn membuat bulu kuduknya berdiri. "Iisshhh ... Kamu tiap hari liat, perlu di tanyain apa lagi?" jawab Evellyn kesal. "Tiap aku pulang kaya sekarang tanya begini. Mas mau enak-enak nggak? gitu ...." "Iisshhh ... Kamu nggak usah di tanyain pasti minta." jawab Evellyn.

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 145

    Ervan mengendarai mobil dengan perasaan gelisah, bukan 'kah tadi Aryanti sudah lebih baik, dia meninggalkan Aryanti dalam keadaan baik? Lalu kenapa Dokter mengabarkan Aryanti dalam keadaan kritis. Ervan berlari menuju ruang oprasi, sudah ada seorang perawat yang menunggunya di sana. Ervan menanda tangani berkas dengan cepat, bertanya kenapa bisa Aryanti kembali kritis, tetapi perawat enggan menjawab. "Nanti Dokter penanggung jawab yang akan menjelaskan, Pak,"jawab perawat, gegas masuk ke dalam ruang operasi. Operasi kali ini terbilang lama, setelah Beberapa jam, seorang dokter menghampiri Ervan. "Pak Ervan." Lelaki tampan yang terlihat begitu murung ini mendongak. Bangun dari duduk. Menatap Dokter Eliza. "Alhamdulillah, pasien sudah mendapatkan pertolongan, tetapi kondisinya begitu kritis, semua sudah kami upayakan yang terbaik. Hanya doa kini yang dapat kita lakukan." "Dok, bagaimana bisa kritis kem

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 144

    "Sebentar lagi kamu bisa pulang, aku nggak akan melakukan yang melanggar undang-undang, Ar." Ervan berkata yakin. Ervan menaruh bekas makan di dekat pintu. "Marni sebentar lagi datang, aku sudah lama nggak ke kantor, aku ke kantor dulu, nggak apa 'kan?" tanya Ervan. "Iya, nggak apa, untung bos baik, boleh kamu cuti," Aryanti tersenyum kecil. "Itulah enaknya," Ervan terkekeh. "Mas cium aku," Aryanti merentangkan tangan, Ervan pun menyambut rentangan tangan wanitanya. Ervan mengecupj wajah Aryanti, tetapi saat Ervan akan melumat bibir Aryanti melengos, aku belum gosok gigi," ucapnya malu. Ervan menahan kepala Aryanti mengecup bibir yang terlihat pucat dan melumat lembut, kehangatan bibir Ervan membuat jantung Aryanti berdetak lebih keras. Kedatangan Marni menghentikan aktifitas mereka. "Maaf, Mbak." Marni kembali

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 143

    "Sabar ya, Mas semua pasti ada hikmahnya, pasti ada kebaikan di balik semua ini," ucap Evelly saat menjenguk Aryanti. Ervan meyugar rambut kasar, sorot matanya penuh dengan dendam melihat istrinya terbaring, "Kebaikan apa yang di dapat dari kejadian ini?" di dalam hati Ervan terus bertanya. Apalagi setelah mendengar keterangan dokter mungkin telah terjadi tindak pelecahan terhadap Aryanti, karna ada luka lebam di pipi juga bekas ikatan di tangan. Dan ditemukannya sperma saat pertama kali Aryanti di bawa ke Rs. Ervan membekap mulutnya dengan bantal dia barteriak sekencang dia ingin luapkan. "Masss," suara Aryanti menghentikan kegiatan Ervan, lelaki itu menengok pada wanita yang terbaring di ranjang. Ervan melangkah mendekati Aryanti, "Kamu udah bangun Ar?" "Aku di mana? Mas?" tanya Aryanti lemah. "Kamu di Rs. Aku panggil dokter dulu," ucap Ervan, dia membuka pintu memanggil

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 142

    Ivander mengambil kue bekas gigitan Azalea, lalu memakannya, netra biru itu membola, "Carla benar ini buatanmu?" tanya Ivan tak percaya. "Iya, kalau gak enak, besok aku cari resep yang baru, aku pikir ini sudah enak, teman-teman bilang ini benar-benar enak," Carla berkata pelan. "Tapi ini memang benar-benar enak Carla." Ivan berkata sambil mengambil satu potong lagi. "Bang buruan ngomongnya. Aku udah gak betah," Azalea merajuk manja, melirik pada Carla. Carla memang wanita penghibur, siapapun lelaki yang masuk areanya pasti akan tergoda, tetapi anti baginya menggoda lelaki beristri yang jelas-jelas tak menginginkannya. "Sebentar, sayang," ujad Ivan menggenggam tangan Lea. "Carla semua akan aku atur, mungin tiga hari lagi kamu sudah bisa keluar dari sana," Ivan meyakinkan wanita begincu merah ini. "Tapi, untuk keluarkan aku dari sana, Mr pasti keluar uang banyak, aku harus g

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 141

    "Bahasa dari mana itu?" tanya Ivan menyungingkan senyum. "Dia bilang sendiri, seneng ya dikejar-kejar jablay kesayangan, bahkan Abang selalu pakai dia." suara Azalea menggebu. "Lea gak usah bahas yang lalu, itu masa kelam abang, malu abang kalo ingat masa itu." Ivan menangkup wajah Azalea. Perlahan melumat bibir yang sedang merajuk. Ivan melakukan perlahan, lembut, lalu menyesap intens. Azlaea mencoba mendorong, berusaha melepas tautan bibirnya, tatapi tangan Ivan kuat memegangi kepala wanita blasteran ini. Masih tak ada respon dari wanitanya, Ivan melepas pagutannya, menatap netra kebiruan Azalea. Kembali mendekatkan bibirnya mengecup lembut lalu menyesap peralahan menjadi lumatan bergairah. Sesekali bibir Azalea merespon menyesap bibir lelaki dihadapan, tetapi egonya lebih besar. Ivander kembali melepas pagutan, "Kenyangin perut bawah dulu aja ya!" Netra biru Ivander mengerling, lelaki ini bangun membuka sabuk tanpa membuka kemeja. Azalea mendegkus kesal, "Masukin kedala

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 140

    Azalea terbelalalak mendengar penuturan Carla. "Utang apa?" Azalea mengajak Carla masuk ke dalam ruangan Ivander bekerja. Carla menjelaskan semua janji Ivan, selama ini dia menunggu. Tetapi yang di tunggu tak kunjung datang. "Jangan marah pada Mr Ivan, kami hanya partner ranjang, dia tak memiliki perasaan apapun padaku." Bola mata Azalea terbelalak, Carla berkata begitu nyaman, bahwa dia hanya partner ranjang. Tak memikirkan perasaan Azalea kah pelacur satu ini pikir Azalea. "Oke, nanti akan saya sampaikan pada partner ranjang Anda, bahwa Anda mencari Mr Ivan. Sebaiknya Anda pergi sekarang dari ruangan ini!" suara Azalea di tekan, berusaha meredam emosi. "Maaf, tapi itu dulu, sudah lama dia tak menjumpaiku. Maaf 'kan aku jika salah ucap." Carla merasa tak enak dengan reaksi Azalea. "It's oke," ujar Azale, " silahkan pintu ada disebelah sana." Tangan Azalea menjulur menunjuk arah pintu. "Mba, jangan marah, selama ini saya pikir Mr Ivan menyukai saya, karna dia hanya mengg

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 139

    "Lalu?" "Bos Nathan mau melamar aku, kalo aku gak mau ngawal kakak." Dina berkata pelan. "Emang Nathan belum punya istri?" tanya Evellyn. "Belum kak, tapi dia pria flamboyan," ujar Dina. "Ya siapa tau, kamu perempuan terakhirnya, buktinya dia mau nikahin kamu," ujar Evellyn. "Aku belum yakin kak," ujar Dina lagi. Mereka berbincang selama perjalanan, Evellyn memang tipe orang yang tidak memandang status, asal enak di ajak bicara maka dia akan terus mengorek berita, hitung-hitung olah raga mulut, dari pada bergaul dengan teman-teman istri dari kolega suaminya yang dibicarakan hanya jabatan, kekayaan hingga arisan yang diluar nalar Evellyn. Evellyn terperangah kaget, ketika berkumpul dan mereka melakukan arisan berondog, padahal suami-suami mereka tak kalah tampan dan berwibawa, kenapa mau dengan lelaki yang hanya tampang dan juga entah apa yang di mau para wanita itu. "Din, kita mampir ke superma

  • Perjanjian Nikah dengan Sang CEO   Bab 138

    Bima masih terus bermain pada tubuh Aryanti, dan berkali-kali pula Aryanti mendapatkan kenikmatan luar biasa. Ingin rasanya mengumpat, tetapi itu terjadi pada tubuhnya. Bima menyeringai penuh kemenangan. Hingga dia menuntaskan hasrat terkutuknya. Bima mengejang panjang. "Ar, rasamu tak pernah berubah, tak salah aku merindukanmu." Bima mengecup pucak kepala Aryanti, masih berada di atas tubuh tergolek tak berdaya. Lelaki ini bangun lalu mengambil pakaian yang tercecer dan memakainya lagi. Melepas sabuk yang mengikat tangan lalu melepas ikatan di mulut Aryanti. Wanita ini tergugu mengerat selimut, kepalanya berputar. "Jangan menagis Ar, tak ada yang tau selain kita berdua, asalkan kamu selalu siap saat aku mau, kamu akan aman." Bima mengecup pundak Aryanti, berbisik ditelinga mengancam."Maksu kamu?" Aryanti menatap Bima sendu matanya bengkak. Bima menunjukkan vidio panas yang barusan dia rekam, ini akan aku edit, seoalah-olah kita melakukan atas dasar suka sama-sama suka." Bima ber

DMCA.com Protection Status