Kedatangan Frederix dan Louis ke mansion disambut meriah. Chef mansion menyiapkan berbagai macam hidangan. William terlihat sangat bahagia hingga memeluk kedua putranya dengan erat.“Terima kasih kalian datang untuk menemani Daddy,” ucap William penuh rasa haru.“Tentu saja kami akan datang, Dad. Kami tidak mau dipecat jadi anak sambung oleh ibu tiri,” canda Louis seraya mengerling pada Keyna.Tentu saja Keyna memberengut mendengar pernyataan Louis. Pemuda itu langsung merangkul ibu hamil yang terlihat kesal. Sekilas, Louis memberikan kecupan ringan di pipi.“Ibu tiri tampak bertambah gendut, ya,” celoteh Louis. Dengan jahilnya, Louis menirukan cara Keyna berjalan dengan perut besar. Meletakkan satu tangan di bagian pinggang belakang dan tangan lainnya di perut. Lengkap dengan usapan-usapan teratur di perut.Keyna tersenyum setengah bibir. Sementara William dan Frederix hanya menggeleng. Mengalihkan perilaku adik bungsunya, Frederix menyerahkan sebuah paperbag mewah bergambar burung
Esok paginya, seorang penata rambut datang ke mansion. Sesuai janji Louis untuk menuruti Keyna, hari ini ia akan potong rambut. Dengan wajah kesal, Louis menggeleng-geleng.“Potong rambut atau jadi bapak hamil lagi?” desak Keyna.“Kami menjadi saksi bahwa kamu akan menepati janji, Lou,” tegas William.“Iya deh.” Akhirnya Louis menyerah.Untungnya, Sacha memanggil penata rambut kenamaan. Keyna meminta rambut Louis dirapikan namun juga merasa kasihan karena pemuda itu tetap menginginkan rambutnya panjang. Akhirnya dicapai kesepakatan. Penata rambut akan mengubah model rambut gondrong Louis dengan model man bun yang bagian tengah masih bisa diikat, namun bawah dan sisi-sisinya dicukur tipis.Keyna mengangguk puas. Louis juga tampak tidak keberatan. Ia percaya pilihan Sacha dan temannya yang memang berpengalaman dalam menata rambut para selebriti.“Aku tunggu kalian di ruang kerja ya, Baby. Frederix mau mendiskusikan sesuatu padaku,” ucap William.“Ck … kalian ini kalau bertemu pasti sela
“Apa maksudmu bayinya sudah masuk jalan lahir? Kamu bilang istriku baru akan melahirkan paling cepat dua minggu lagi. Apa kamu salah perhitungan?” cecar William.“Sabar, Dad.” Frederix segera merengkuh bahu William untuk menenangkannya.Sementara itu Dokter Nathalie terlihat tetap tenang. Wanita itu menjelaskan bahwa hal tersebut normal saja. Apalagi, setelah bayi masuk ke jalan lahir, belum tentu akan segera melahirkan.“Mulai malam ini, kamu harus tinggal di mansion. Aku tidak mau terjadi apa-apa jika Keyna tiba-tiba kontraksi lagi,” titah William pada Dokter Nathalie.Saat masih berbincang tentang kondisi Keyna, pintu ruang perawatan terbuka. Keyna keluar dengan santai. Wanita hamil itu menatap satu persatu orang-orang di depan kamar yang terlihat khawatir.“Baby, kenapa turun dari ranjang?” tanya William yang langsung menghampiri istrinya.“Kontraksinya sudah lewat,” jawab Keyna
Dengan santai Sacha mengangguk. Bibirnya lalu bercerita tentang hubungannya dengan Keyna yang sangat dekat. Bahkan keluarganya sudah tau bahwa Keyna dan Cedric dahulu memiliki hubungan serius.“Mereka bahkan hampir menikah, Cha,” ucap Bianca.“Benarkah? Lalu kenapa mereka putus?” Alex menjadi penasaran.“Karena Keyna saat itu cuti kuliah. Keluarga Cedric ingin putra mereka itu segera melangsungkan pernikahan sebelum Cedric melanjutkan kuliah, namun hanya mau menantu dengan profesi dokter,” cebik Bianca. “Apa kamu tau kisah itu, Cha?”“Iya.” Sacha tersenyum. “Itu sudah berlalu, Keyna sekarang sudah menggapai mimpinya menjadi dokter spesialis.”“Wah, aku salut sekali pada perjuangan Keyna. Yang aku tau, dulu Keyna bekerja pada Tuan William saat beliau lumpuh,” cetus Alex.“Saat itulah mereka jatuh cinta,” ungkap Sacha sambil membuka salah satu pintu di depan mereka.Sebenarnya Bianca masih sangat penasaran. Meski begitu, ia melihat ekspresi Sacha yang seperti tidak ingin topik perbincan
“Kalian dengar?” teriak Louis. “Itu suara bayinya.”Spontan, Louis membuka pintu. Namun, ternyata pintu itu terkunci dari dalam. Pemuda itu memberengutkan wajah.“Kenapa pintunya pakai dikunci segala?”“Agar tim medis yang di dalam bisa fokus membantu Keyna, Lou. Lagipula aku yakin kamu tidak akan mau melihat keadaan di dalam,” cetus Hanson.“Kenapa? Aku kan hanya ingin melihat adikku.”“Saat ini Keyna pasti masih berdarah-darah pada bagian vitalnya. Demikian juga dengan sang bayi.”“Iya, benar juga, Lou. Kita tetap tunggu di sini,” balas Frederix yang kemudian menyeret adiknya menjauh dari pintu ruang bersalin dan duduk tenang.Di dalam ruang bersalin, Keyna dan William terisak berbarengan. Sang bilioner berkali-kali meminta maaf dan mengucapkan terima kasih pada sang istri. Lalu, keduanya saling mengucapkan rasa syukur pada Tuhan.“Selam
Will!" panggil Jaslan.William yang masih memakai piyama memicingkan mata menatap sahabatnya. Sejenak ia ragu apa benar itu Jaslan? Apa yang lelaki itu lakukan di mansionnya?"Jaslan?""Apa saking shocknya kau melihat persalinan Keyna hingga lupa padaku?" Jaslan mengangkat alisnya."Kau gila! Apa yang kau lakukan di sini? Istrimu baru saja melahirkan dua orang bayi dan kau sudah berkeliaran? Dasar suami laknat!" umpat William masih setengah kaget."Jangan khawatir. Aku datang dengan seizin Edith.""Kau benar-benar ke mari untuk menjenguk?""Yes. Aku mau melihat calon menantuku. Mana dia?""Ck ... padahal aku sengaja tidak mengabarimu.""Dan aku memang berniat tidak bertanya padamu. Aku mendapat informasi dari Hanson.""Dasar adik pengkhianat!"Jaslan terkekeh. Lengannya melingkari bahu William. Mereka berjalan ke ruang bersalin di mana Keyna dan bayinya berada.Seperti biasa, kedua sahabat itu saling memaki satu sama lain. Kemudian terkekeh dan berangkulan. William menceritakan proses
“Kamu benar juga, Baby,” bisik William sambil mengelus dahi tengah sang putri yang kini mulai memejamkan mata.Princess kemudian diserahkan pada suster. Keyna membersihkan dirinya dibantu William.“Kamu diam saja, Baby. Biar aku yang menyabuni dan membilas tubuhmu,” ucap William.“Kamu yakin mau melihat tubuhku?”William mengernyit tak suka mendengar pernyataan sang istri. Sekali lagi ia menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak keberatan dengan perubahan tubuh Keyna.“Apa jahitan luka jalan lahirnya masih sakit?” tanya William prihatin saat Keyna membersihkan bagian tersebut.Anggukan kepala diterima William sebagai jawaban. Lelaki itu mengembuskan napas beratnya. Selesai mandi, William juga membantu istrinya berpakaian.“Aku bantu mengeringkan rambutmu,” ujar William yang kemudian mengambil alih hair dryer dari tangan Keyna.“Katanya ibu menyusui terkadang rambutnya akan banyak rontok. Apa aku potong rambut saja ya, sayang?” tanya Keyna.“Boleh juga. Asal jangan pendek sekali. Aku
Semua kembali tergelak mendengar ucapan Louis. Pemuda itu menatap penuh sayang pada adiknya. Sesekali menggerak-geraknya jari yang digenggam Princess.“Nggak jadi ngambek lagi karena adiknya perempuan?” canda Hanson.Louis menggeleng keras. “Kalau cantik begini, yaa … masa aku protes. Tapi, tetap aku ingin adik laki-laki, sih.”Keyna menepuk dahinya mendengar pernyataan Louis. “Jahitanku belum kering, Lou, kamu sudah minta adik laki-laki.”“Asal kau tau, Lou. Daddymu trauma membuat istrinya hamil,” kekeh Jaslan.“Yaaa … jangan, Dad," protes Louis. William akhirnya harus menjelaskan maksud ucapan Jaslan. Bahwa ia sangat tidak tega melihat Keyna hamil apalagi melahirkan. Belum lagi masa-masa setelah melahirkan pun masih sangat berat. Mendengar penjelasan suaminya, Keyna tersenyum menatap William.“Tapi, kodrat wanita memang seperti itu, sayang. Hamil, melahirkan dan menyusui. Proses yang tidak mungkin dilakukan seorang laki-laki,” ungkap Keyna.“Betul. Bahkan saya pernah mengatakan di