Share

32. Mengungkapkan Perasaan

Pagi harinya, baik Keyna maupun William tampak lesu. Agaknya pikiran mereka menyedot energi keduanya. Mereka sarapan dalam diam.

Hingga akhirnya Keyna pamit untuk kuliah, William hanya mengangguk pelan. Biasanya lelaki itu memerintahkan banyak pesan pada Keyna sebelum perawat itu pergi. Namun kali ini, lidahnya terasa kelu untuk berbicara.

Bastian menemani William duduk di taman. Lelaki itu kembali memperhatikan proses pembangunan aviary. Tetapi, pandangannya kosong tak bermakna.

“Tuan?” sapa Bastian perlahan.

William tidak merespon.

“Tuan William?” Bastian kembali mengulangi sapaannya.

William menoleh sedikit. Matanya berkaca-kaca menatap Bastian. Wajah sedih itu membuat pelayan setianya bingung.

“Ada apa, Tuan?”

Kepala William menggeleng samar. “Kamu yang ada apa membuyarkan lamunanku.”

“Maaf, Tuan. Saya hanya mau mengingatkan, waktunya minum vitamin sekarang. Tuan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status