Share

bab 67

Penulis: Ummi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Harjuna terkejut, saat ini begitu banyak tamu

berada di rumahnya. Ia baru saja kembali melapor pada Brigjen Raditya, jadi ia memang baru pulang dari ibukota untuk berlibur selama 3 hari. Tapi melihat banyaknya tamu dirumah, membuat Harjuna sepertinya akan mengurungkan liburnya. Terlebih ketika ia melihat pak Bima dan ibu Sri memasuki halaman.

Ternyata mereka semua datang dengan satu urusan yang sama, karena Rama dipenjara.

"Lapor Sersan, aku adalah Pratu Samsul!! Hakim Ketua memintaku untuk memintamu menjadi saksi pada kasus Rama Adipati." jelas Pratu Samsul, Harjuna mengangguk paham.

"Kapan kasusnya dibuka?"

"Besok Sersan!!"

"Baiklah, kau boleh pergi, aku akan menghadap besok!!" kata Harjuna. Pratu Samsul langsung menangkupkan tangan dan berlalu pergi.

Kemudian ada prajurit suruhan pak Arya, karena mereka saling mengenal dengan pak Bima dan ibu Sri, mereka lalu menemui Harjuna bersama.

"Siapa kau?" tanya Harjuna pada pengawal pak Arya.

"Lapor Sersan, aku adalah pengawa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 68

    "Ada mayat!! Ada mayat!!" Jami yang sedang mencari kerang dipinggiran pantai terkejut ketika melihat tubuh Prada Uji tergeletak di pinggir pantai tidak jauh darinya. Mendengar itu Baron dan Kemal Kepala Desa segera menghampirinya, mereka langsung menuju ke tempat yang Jami maksud. Benar saja, tubuh yang mereka kenal dari seragamnya adalah seorang prajurit perbatasan, tergeletak di pinggir pantai. "Bug!!" Baron langsung menggeplak pelan kepala Jami, "orang masih hidup kau teriaki mayat!!" katanya setelah memastikan napas dan detak jantung Prada Uji. "Hei, apa dia diserang kapal besar itu?"kapal itu yang dimaksud Jami adalah kapal bangsa Bar-Bar yang berada di laut yang biasa mereka jadikan tempat mencari ikan. "Kemungkinan besar iya, kita harus segera melaporkan masalah ini kembali!!" sahut Baron. "Setidaknya kita harus merawat prajurit ini terlebih dahulu..." kata Kemal, ia begitu miris melihat keadaan Prada Uji,"sepertinya ia berjuang keras untuk hidup, padahal kapal itu san

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 69

    "Bawa Rama Adipati masuk ke ruang peradilan!!" Perintah Hakim Surya. Rama yang tadinya berada diluar peradilan dibawa masuk, tangan Rama dalam keadaan terikat. Ketika Rama masuk beberapa Wali Hakim memandang tidak suka padanya, kali ini Argumen dari Sersan Tio memenangkan hati mereka. "Rama Adipati, mengapa kau memiliki obat untuk menyembuhkan penyakit menular?" tanya Hakim Surya. Mendengar suara Hakim Surya yang terdengar akrab membuat Rama menoleh keatas, ia melihat pak tua yang biasa menghampirinya ternyata adalah Hakim Ketua. "Turunkan kepalamu, kau dilarang memandang Hakim!!" Tegur Hakim kedua, Hakim Herry. Rama kemudian menurunkan kepalanya, sepertinya Hakim Ketua yang membuat kasusnya dibuka. "Tuan, aku bisa meracik obat, jadi aku tidak mendapatkan obat itu dari siapapun!!" jelas Rama. "Benarkah, lalu bagaimana caramu meracik obat itu?!" Cerca Sersan Tio, ia tak percaya Rama bisa meracik obat itu, karena hanya mereka yang tau, obat itu hanya dimiliki oleh bangsa ba

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 70

    "Brakh!! Bukk!! Prang!!" Mayjen Jaka mengamuk, ia menghamburkan semua yang bisa ia jangkau, semua prajurit yang ada di ruangan hanya bisa diam menyaksikan Mayjen Jaka menghancurkan setiap barang, ia bahkan sudah memukuli Sersan Tio dan Reza Wiraguna saat melapor padanya. Jika saja tidak dihalangi, mungkin Sersan Tio dan Reza Wiraguna bisa mati. Bahkan kondisi Reza Wiraguna sangat parah, Sersan Tio masih mending karna ia sudah terbiasa dengan pukulan seperti itu. "Aku minta kalian untuk mengurus Rama dengan cepat, kenapa tidak dibunuh saja sekalian waktu kalian membawanya hah?!" Bentak Meyjen Jaka. "Tuan Besar, banyak orang yang melihat kami ketika membawanya!! Jelas orang akan curiga pada kita!" jelas Reza Wiraguna menahan sakit di sekujur tubuhnya. "Halah!! Kalian ini bisanya cuma alasan, tugas seperti ini saja kalian tidak bisa menyelesaikannya!!" "Maafkan kami Tuan Besar!!" Sersan Tio dan Reza Wiraguna memilih untuk tidak mendebat Mayjen Jaka yang sedang emosi. Mayjen Ja

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 71

    Rama datang dan melihat keadaan Prada Uji yang sudah sadar."Bagaimana keadaanmu?"tanya Rama, saat ia datang panas badan Prada Uji sudah turun, kata Kemal Kepala Desa ia memberikan obat penurun panas dari Rama pada Prada Uji. Itu tindakan yang sangat tepat. Prada Uji menatap Rama dan warga kampung nelayan, ia merasa sedih ketika teringat dengan keempat temannya yang tidak selamat. "Aku sudah merasa nyaman, Terima kasih!!" kata Prada Uji, ia bahkan menganggukkan kepala sebagai penghormatan kepada mereka yang merawatnya. "Kami sudah melaporkan masalahmu ini kepada prajurit perbatasan, mungkin malam ini atau besok pagi mereka akan datang." kata Kemal. "Apa yang kalian laporkan?" tanya Prada Uji dengan raut wajah khawatir. "Apa yang kau takutkan?" selidik Rama pada Prada Uji. Melihat raut wajah Prada Uji yang terlihat khawatir itu membuat Rama semakin yakin, ada yang tidak beres. "Kami hanya melaporkan soal kamu yang terluka, apakah ada hal lain yang tidak boleh kami laporkan?

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 72

    Rama sudah berada di dalam kapal, Rama bahkan memakai masker seperti ninja, Rama kemudian mengeluarkan gas tidur yang dibelinya dari onshop, Rama kemudian membuka gas tidur dan melemparkannya ke tengah awak kapal yang berkumpul. "Klak!buuusss..." "Hei, apa itu?" "Entahlah, benda itu tiba-tiba mengeluarkan asap!!" "Dari mana asal benda itu? Mengapa bola itu mengeluarkan asap?" Melihat asap mengepul, dari bola gas tidur para awak kapal kebingungan dan malah mendekatinya. Ketika sudah menghirup gas tidur itu, satu persatu awak kapal pingsan dan tertidur. Setelah gas bola tidur sudah tidak mengeluarkan asap, Rama memilih salah satu awak kapal yang akan ia culik, Rama kemudian mengambil gas bola tidur itu dan membuangnya ke kotak pembuangan sampah pada sistem onshop seperti biasa. Rama mengikat awak kapal itu dan menurunkannya secara perlahan, Fatta kemudian menangkap awak kapal yang Rama turunkan. Setelah selesai menurunkan awak kapal yang ia culik, Rama kemudian turun secara per

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 73

    Ini adalah hari ke 2,orang asing itu masih belum mau bicara. "Tuan Muda kita patahkan saja salah satu anggota tubuhnya, ia pasti mau bicara!!" kata Fatta memberikan saran, Rama malah kepikiran ide. Ia menjawab pertanyaan Fatta dengan bahasa Enggras. "Jangan kau patahkan salah satu anggota tubuhnya, kasian dia!! Tapi itu bisa kita gunakan jika dia memang masih tidak mau bicara!! Aku akan serahkan urusan itu padamu, saat ini sabar dulu oke!!" Fatta tidak paham dengan bahasa yang Rama pakai, tapi mendengar kata oke, Fatta menyahut, "Oke!!" Rama bahkan hampir tergelak melihat Fatta mengikuti perkataannya. Mendengar perbincangan itu membuat si orang asing ketakutan, ia sebenarnya sudah tidak dapat menahan lapar dan haus. Jika diperbolehkan memilih, ia lebih memilih dibunuh ketimbang disiksa dengan rasa lapar dan haus seperti ini. Tapi jika ditambah dengan mematahkan anggota tubuhnya, itu akan sangat menyiksa. Melihat perubahan ekspresi orang asing itu, Rama kembali mendekatinya den

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 74

    Rama terkejut saat melihat Jaya datang bersama 16 pasukan terlatihnya. Mereka sampai sudah menjelang sore hari bersama Kemal. "Paman, bukankah aku hanya memberi pesan untuk membawa 6 orang pasukan saja?" tanya Rama pada Kemal, Kemal hanya menunduk dan melirik Jaya. Rama paham rupanya abangnya tersebut yang mengambil keputusan. "Hahaha, aku dengar kalian menemukan kapal musuh, jadi aku putuskan membawa semua orang kesini!!" jelas Jaya, ia bahkan menepuk-nepuk bahu Rama. Rama menggeleng maklum, setidaknya insting abangnya ini sangat berguna di saat seperti ini. Rama jadi kepikiran untuk menyerang kapal itu terlebih dahulu sebelum kapal bantuan musuh datang. "Baiklah, silahkan kalian beristirahat terlebih dahulu, nanti malam kita akan membicarakan ini!!" kata Rama, kemudian para pemuda yang terlatih itu beristirahat karena baru melakukan perjalanan jauh. "Kak, bagaimana dengan pembangunan di desa?" tanya Rama kemudian. "Maksudmu pembangunan bunker kita?" tanya Jaya memastikan, R

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 75

    "Tuan Muda!! Ada hal penting!!" Kobar langsung turun dengan tergesa-gesa dari kudanya. "Ada apa?!" Melihat Kobar yang datang dengan tergesa-gesa itu membuat Rama memiliki firasat yang tidak nyaman. "Tuan Muda, setelah aku melaporkan soal prajurit yang terluka itu, Kapten perbatasan langsung mengirim prajurit untuk menyerang pasukan bangsa Bar-Bar!! Mereka membawa 10 kapal, tapi tadi sudah ada satu kapal yang kembali dan menurut informasi yang kudengar, sudah ada kapal prajurit kita yang tenggelam!!"kata Kobar lagi, ia bahkan bicara dengan tubuh yang gemetar ketakutan. "Apa?! Astaga, kenapa mereka sangat nekat!!" sahut Prada Uji, ia tak menyangka Kaptennya akan mengambil keputusan dengan ceroboh."apa mereka tidak tau kalau bangsa Bar-Bar itu sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan!!" "Prada Uji, tenanglah...jadi sekarang mereka masih bertempur?" tanya Rama pada Kobar, Kobar langsung mengangguk."sebaiknya kau istirahat dulu, ada makanan di dapur, makan dan istirahatlah, aku akan

Bab terbaru

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   Bab 149

    Andonesia, tahun 2075 Dunia hari ini mengalami kehancuran karena pengrusakan lingkungan oleh perusahaan maupun perorangan. Tapi, manusia tak peduli. Mereka justru berperang di bawah iklim yang berubah total dan tak sadar sebuah batuan besar dari langit menghantam bumi. Semua orang dalam keadaan panik, berlari tanpa tujuan. Bumi gelap seketika ketika kabut hitam aneh datang sementara listrik tengah padam. "Uuuhhh....!" Seorang pria tiba-tiba terbangun dengan tubuh yang terasa pegal, seolah-olah ia sudah tiduran terlalu lama. Pria itu menatap sekitarnya hingga akhirnya beradu pandang dengan perawat yang baru saja memasuki ruangannya dengan ekspresi terkejut. "Dokter Angel! Pasien nomor 10 akhirnya sadar." Perawat tersebut langsung mengabari seorang dokter cantik yang sedang menulis di ruangannya. Mendengar pasien dengan nomer 10 akhirnya sadar, Angel langsung mengikuti perawat yang tadi mengabarinya. "Klek!" Angel membuka pintu itu dan menatap pasien nomer 10 dan langsung

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 148

    "Dar!!" "Tuan Muda!" jerit Lilia. "Kau sangat berani!!" Baxia mengayunkan ekornya untuk menghantam Jenderal Kris, tubuh Jenderal Kris melayang jauh hingga menghantam badan kapal yang lain, ia mengeluarkan darah dan mati di tempat. 'Bagaimana dengan Tuan Muda?'tanya Lilia. 'Tenanglah baby, aku akan membawa Tuan kembali setelah memberi mereka pengajaran.' Baxia berbalik dan memperlihatkan aura yang sangat dominan serta mengerikan, seketika air laut di sekitar kapal Mamarika bergemuruh. "PULANGLAH DAN JANGAN KEMBALI!! ATAU AKU AKAN BUAT PERHITUNGAN DAN MENGHANCURKAN BANGSA KALIAN!" suara Baxia menggema hingga memekakkan telinga yang mendengarnya, sehingga mereka harus menutup telinga agar tidak terlalu sakit. Jenderal Sean mengangguk sembari menutup telinganya. Mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Baxia berbalik membawa tubuh Rama ke kapal mereka. Pasukan bayangan sudah menunggu Baxia dengan perasaan khawatir. Rama tidak sadarkan diri, saat diperiksa tidak ada tanda-tand

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 147

    "Fatta, apa kau berhasil menjalin kontrak dengan Naga?" tanya Rama ketika melihat Fatta dan Baxia datang setelah 2 hari berkelana dialam Hewan Spiritual. 2 hari berkelana di alam Hewan Spiritual sama dengan 2 minggu berlalu di alam manusia. Baxia dan Fatta tersenyum, seekor hewan seperti mahluk purba muncul di punggung belakang Fatta, bentuknya sepertinya dinosaurus dengan ukuran mini setinggi setengah meter. Melihat hewan Spiritual milik Fatta, spontan Jaya tertawa terbahak-bahak."Kau berburu Naga, tapi malah mendapatkan Saurus?hahaha...Hewanmu sangat lucu Fatta!" Melihat itu Fatta dengan wajah datarnya memberi perintah kepada Barats, nama yang ia berikan kepada Hewan Spiritualnya untuk menunjukkan bakat uniknya. "Barats, perlihatkan wujud aslimu!!" Barats melompat dari punggung Fatta, ia kemudian memperlihatkan bentuknya yang semakin membesar hingga sebesar Baxia, "RAAAAAOOOOWWWW!!!" Barats memperlihatkan aumannya yang keras di wajah Jaya, Jaya tak mampu berbuat apapun, ia h

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 146

    "Tuan Muda, apakah kau dari alam Hewan Spiritual?" tanya Fatta yang melihat Rama, Lilia dan Baxia datang bersamaan dari portal keluar alam Hewan spiritual. "Iya, ada apa? Apa ada masalah ketika aku pergi?" tanya Rama lagi, ia melihat ekspresi yang tidak biasa dari Fatta. "Tuan Muda, seharusnya kau mengajakku, aku juga ingin melakukan kontrak dengan Naga," sahut Fatta dengan ekspresi kecewa. Rama menghela napas lega, ia tak menyangka masalahnya seperti itu, ia bahkan sudah berpikiran yang tidak-tidak tadi. "Oho, aku bisa menemanimu!" kata Baxia, ia kemudian membuka kembali portal ke dunia alam Hewan Spiritual. Fatta kemudian menatap Rama dengan tatapan memohon untuk diizinkan pergi. "Baiklah, pergilah!" sahut Rama kemudian. "Terima kasih Tuan Muda," kata Fatta kemudian menghilang bersama Baxia di balik portal alam Hewan Spiritual. "Fatta itu termasuk manusia luar biasa, kekuatannya tidak seperti manusia biasa, apa mungkin dia manusia istimewa? Tapi tidak mudah menjalin kont

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 145

    Sesampainya mereka di alam Hewan Spiritual, Rama dan Lilia di sambut dengan hangat. Namun para Naga bingung dengan Naga mini yang mengikuti Rama dan Lilia. "Apa Lilia punya anak?""Setauku tidak, Lilia belum memasuki masa kawin,""Lalu kenapa ada bayi Naga?""Mungkin Lilia menemukannya dan kasihan padanya,""Kau benar, bisa jadi seperti itu, tapi bukankah kita para Naga tidak pernah menelantarkan bayinya?""Aaahh.... Kau benar juga, lalu bayi siapa itu?"Semua Naga mulai menebak siapa bayi Naga yang mengikuti Rama dan Lilia, bahkan Ketua Naga terlihat bingung dengan Naga kecil yang mereka bawa. Rama tersadar dengan tatapan aneh sedari tadi yang mereka terima. "Baxia, kau boleh mengubah wujudmu kalau di sini," kata Rama, sepertinya wujud Baxia yang menggemaskan membuat para Naga bertanya-tanya. Mendengar itu Baxia lalu berubah ke wujud asalnya, Naga yang tadinya lucu dan menggemaskan berubah menjadi Naga yang mendominasi, gagah dan sangat kuat. melihat tanda di wajahnya Ketua Naga l

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 144

    "Jadi apa nama untukku?" tanya Naga jantan yang telah menjalin kontrak dengan Rama itu, bahkan Lilia menatap dengan tidak percaya, bagaimana bisa 2 Naga menjalin kontrak dengan Tuan yang sama, bukan kah Tuan itu tidak akan mampu, tapi yang terjadi Rama terlihat mampu dan tidak kenapa-kenapa. "Kita sudah menjalin kontrak?" tanya Rama memastikan, ia memang merasa ada yang berbeda pada dirinya ketika menjalin kontrak dengan Naga jantan, tidak seperti ketika ia menjalin kontrak dengan Lilia. Bahkan Lilia tersadar, ada perubahan pada bulu putih di bagian wajah Naga jantan, bulu putih itu berkilau keemasan, di bagian sayap juga begitu, Namun ia masih berwarna biru muda, selain itu dan cahaya tadi tidak terjadi apapun kepada Naga jantan. "Apa yang kau lakukan kepada Tuanku?" tanya Lilia, ia khawatir Rama yang malah mendapat imbasnya. "Aku membagi kekuatanku padanya, aku tidak mungkin mencelakainya my love, jika dia mati kau dan aku akan mati juga," sahut Naga jantan, Lilia bersyukur atur

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 143

    "Maksudmu ada Naga lain selain dirimu saat ini?" tanya Rama, ia melihat Lilia menggeram marah dan mencoba mencari sumber bau itu. "Tuan Muda, aku akan pergi sebentar!" pamit Lilia, ia kemudian menjauh dari desa Mekarsari menuju bukit. 'Lilia, berhati-hatilah dan tetap pertahankan komunikasi kita."pinta Rama, ia terlihat khawatir melihat Lilia yang pergi begitu saja. 'Tentu Tuan Muda, aku adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jangan khawatir aku akan segera kembali,' Sesampainya di bukit kembaran, Lilia berdesis, tanda ia sedang marah, "Tunjukan dirimu, aku tau kau ada di dekatku!" seru Lilia, ia terlihat sangat marah. Kemudian seekor Naga yang lebih tinggi dari Lilia muncul, Naga itu memiliki warna biru muda dengan warna putih sayap di bagian mata. Matanya berwarna hitam pekat, sudah bisa ditebak Naga ini adalah Naga jantan. "Aku tak menyangka kau akan menyadari kehadiranku, "Naga itu terlihat sangat mendominasi, berbeda dengan Naga jantan yang biasa Lilia temui. Lili

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 142

    'Lilia, apa yang terjadi?'tanya Rama. Lilia menatap ke arah bangungan Houston yang tak jauh dari dirinya, Xiao Wang Li dan Jessica berada. 'Tuan Muda, bangsa Mamarika sepertinya membuat senjata baru untuk memerangi kita,' 'Senjata baru, Seperti apa?'tanya Rama kembali. 'Senjata itu memiliki pelontar, berbentuk bulat berduri, diberi api dan ketika meluncur serta mengenai target, maka akan meledak di waktu tertentu, "jelas Lilia, ia menggeram marah. Ingin rasanya Lilia menghancurkan bangsa Mamarika sekarang juga, kalau saja bukan Rama yang melarang maka Lilia sudah membumihanguskan bangsa itu. 'Lilia tenanglah, bawa Xiao Wang Li dan adiknya kembali terlebih dahulu ke Mekarsari,' pinta Rama. "Xiao, Tuan Muda meminta kita untuk kembali terlebih dahulu ke Mekarsari," jelas Lilia setelah selesai berkomunikasi dengan Rama. Xiao Wang Li dan Jessica terlihat kebingungan sebelum akhirnya Lilia kembali bersuara. "Aku dan Tuan Muda terjalin kontrak, karena itu kami bisa berkomunikasi sec

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 141

    "Lilia!!" Kali ini Xiao Wang Li sangat senang bertemu Lilia, ia tak menyangka kalau Lilia selama ini bersamanya. "Rrrrrgggghhhh... Rrrrrgggghhhh... " Lilia mulai berdesis, ia siap mengeluarkan laharnya kapanpun ia mau, jika ada yang berani mendekat siap-siap saja dibakar sampai hangus. "Prajurit!!" Jenderal Kris berteriak memanggil prajurit bersenjata api. Para prajurit mulai mengepung Lilia dan Xiao Wang Li, mereka juga mulai siaga dengan mengompa senjata api. "Jangan mendekat atau kalian aku bakar!!" ancam Lilia lagi, pasukan Mamarika mulai gentar, terlebih dengan apa yang baru mereka lihat. Naga benar-benar nyata!! Bukannya takut, Jenderal Kris menjadi berambisi untuk menjinakkan Lilia dan menjadikannya hewan milik mereka, mereka tidak tau jika hewan spiritual yang menjalin kontrak tidak bisa dijinakkan. "Tangkap Naga itu!!" perintah Jenderal Kris, pasukan Mamarika agak kebingungan, dengan apa mereka harus menangkap Naga yang memiliki tinggi 2 kali lipat lebih dari manusia.

DMCA.com Protection Status