"Pandu, apa yang kau lakukan? Mengapa kau berlari seperti itu?"Maslianur yang sedang memakai kuda menghentikan perjalanannya saat mendapati Pandu sedang berada di jalan sepi. "Paman, syukurlah!! Paman bolehkah aku menumpang di kudamu sampai ke desa Mekarsari?" tanya Pandu, ia begitu terengah-engah karena sedari tadi berlari, jika ia tak berlari maka mungkin para prajurit itu akan mendahuluinya. Maslianur mengernyit, "apa yang mau kau lakukan di desa Mekarsari?"tanyanya kemudian. "Paman, tak ada waktu, aku harus cepat bertemu kak Rama," ungkap Pandu. Mendengar nama Rama disebut Maslianur pun mengangguk dan memperbolehkan Pandu naik keatas kudanya. 'Sepertinya memang ada hal penting yang ingin ia sampaikan pada Rama!'pikir Maslianur. Ia pun menghentak kudanya menuju desa Mekarsari. *** Paman Zao memakai masker ketika berada di perkemahan para prajurit yang terkena penyakit menular, ia juga memerintahkan Harjuna dan para pengawalnya yang tidak sakit untuk memakai kain penutup
"Rama, Harjuna ingin bicara denganmu..." kata pak Bima, setelah itu Rama mengangguk paham dan pak Bima pun memberikan ruang bicara untuk Harjuna dan Rama. " Hai Ram, maaf aku jadi mengganggumu seperti ini..."Harjuna terlihat canggung saat bicara dengan Rama, yang merupakan adik sepupunya. "Jangan sungkan, apa keperluan Kakak?" "Kata paman Zao kau punya obat untuk penyakit menular, berapa harga obat itu?" tanya Harjuna dengan wajah serius. "Siapa yang terkena penyakit itu di musim gugur ini?" tanya Rama mengalihkan topik pertanyaan Harjuna, karna penyakit flu dan batuk jarang menyerang di luar musim hujan dan musim dingin. "Para prajurit perbatasan!! Bahkan kapten mereka juga terkena," jelas Harjuna. Rama terlihat berpikir."sudah berapa hari mereka terkena penyakit itu?"tanya Rama lagi. "Sudah sekitar 4 sampai 7 hari Tuan," Sahut Prada Haris. "Apa gejala mereka batuk, hidung tersumbat, kepala sakit dan kadang mengigil?" tanya Rama lagi. Harjuna dan beberapa prajurit yan
Jaya, Fatta, Alan dan Toni bergidik ngeri melihat pemandangan di hadapan mereka, terdengar suara batuk di mana-mana, badan yang kurus karena kurangnya nafsu makan dan lingkungan yang tidak bersih. Tenda-tenda yang sangat usang, tidak layak untuk ditempati. Sedangkan Rama berjalan-jalan mengitari area perkemahan, "di mana sumber airnya?" tanya Rama kepada Prada Haris yang menemaninya. "Ikuti saya Tuan Muda," kata Prada Haris kemudian berjalan menuju sumber mata air. Tidak begitu jauh dari sumber air, terdapat tanah lapang dengan beberapa pepohonan besar di tepian. Rama berpikir sejenak, kemudian berkata."panggilkan kak Jaya, Fatta, Alan dan Toni, serta beberapa prajurit yang tidak sakit kesini."kata Rama."ah iya, apa kalian punya tandu?"tanya Rama kemudian sebelum Prada Haris benar-benar pergi. "Ada Tuan Muda!!" sahut Prada Haris. "Bagus!! lakukan saja yang tadi kuminta, panggil mereka kesini!!" kata Rama lagi. Setelah semua orang datang, Rama meminta Jaya, Fatta, Alan dan
Harjuna dan prajuritnya mulai menguburkan para prajurit yang meninggal, untungnya Rama datang dengan cepat, sehingga masih banyak nyawa yang tertolong. "Kak Rama, kata paman Zao baju bekas prajurit diapakan?" tanya Alan. "Bakar saja!!" Mereka sudah punya baju ganti, "jelas Rama. Alan kemudian mendatangi paman Zao dan memberitahukan apa yang Rama perintahkan, ternyata paman Zao sependapat dengan Rama. Paman Zao baru datang dua hari kemudian, ia kemudian membantu Rama menangani para pasien. "Rama, ternyata obatmu benar-benar berfungsi, dengan begini takkan ada lagi orang yang mati karena penyakit menular!! Aku akan menyetok obat itu untuk persediaan di toko obat nantinya."kata paman Zao dengan penuh semangat. "Paman, ternyata kau ini sangat pintar berbisnis!!" Puji Rama tersenyum senang. "Berapa harga yang akan kau beri padaku?" "50 pack seharga 100 perak dan 50 pack seharga 50 batang emas!!" "Hah?! Apa-apaan itu? Mengapa harganya berbeda?" "Paman, 50 pack seharga 100 per
"Tuan Muda, boleh kami bicara sebentar?" tanya Prada Haris kepada Rama. Rama melihat sikap yang berbeda dari Prada Haris, ia terlihat gugup. Sama halnya dengan teman yang datang bersamanya, Prada Lukman bahkan melihat-lihat keadaan sekitar. Ia sangat takut jika Sersan Harjuna memergoki mereka. "Boleh, mari kita bicara di dalam kereta kudaku saja..." kata Rama kemudian, Prada Haris dan Prada Lukman mengikutinya dalam diam. Namun setelah masuk ke dalam kereta kuda Rama, Prada Haris dan Prada Lukman sempat terpana. Di dalam kereta kuda terlihat sangat nyaman, bahkan ada kasur lipat. "Jadi apa yang mau kalian bicarakan?" tanya Rama agar Prada Haris dan Prada Lukman kembali sadar pada tujuan mereka ingin bicara padanya. "Tuan, ini Prada Lukman, temanku satu desa. Kami ingin melaporkan sesuatu..." Prada Haris kemudian menyikut Prada Lukman agar bicara. "Tu... Tuan, aku mempunyai teman bernama Prada Ipul, ia adalah orang yang baik. Tapi tadi aku mendapatinya sedang bertemu seseoran
"Tio laksanakan dengan cepat dan bersih!! Jangan beri kesempatan anak itu untuk membela dirinya, langsung cebloskan ke penjara!! Jika dia berkeliaran di luar, dia hanya akan menghambat pergerakan kita!!" ucap Mayjen Jaka, bahkan saat ini ia masih mengepal tangannya dengan geram. Sersan Tio datang menghadap ketika ia mendengar Mayjen Jaka memanggilnya. "Siap, laksanakan Tuan Besar!!" "Kalau Harjuna menghalangi, seret juga ia kedalam penjara, lakukan segala cara agar ia terlihat berkomplot dengan Rama!!" Mendengar kata-kata itu membuat Sersan Tio terlihat gusar, ia berpikir sejenak sebelum bicara, "kalau Harjuna di seret maka urusan ini akan lebih sulit Tuan Besar, ada Kara Adipati pamannya Harjuna Adipati!! Kalau Rama Adipati, aku akan mudah menjebloskannya ke penjara, dia adalah anggota keluarga kerajaan yang sudah terasingkan!!" kata Sersan Tio meyakinkan. Mayjen Jaka melirik tajam, "kau hanya perlu jaga-jaga, kalau saja Harjuna ikut campur dalam masalah ini!!"katanya dengan nad
"Sepertinya mereka ingin melemahkan pertahanan kita, jika pertahanan lemah, mudah bagi mereka untuk menyerang!!" kata Rama, sepertinya bangsa Bar-Bar bertujuan untuk perang. "Kau benar, kalau begitu aku harus melaporkan ini pada paman Raka Adipati. Ia adalah seorang penasehat, tentunya ia paham bentuk laporan ku ini!!" "Berhati-hatilah kak, sepertinya mereka juga sudah menyusupkan mata-mata di pemerintahan. Coba kau juga laporkan ini pada pak Andi, Menteri Perdagangan. Beliau tau masalah ini!! kau juga bisa meminta nasehatnya." jelas Rama. "Aku akan melakukan itu!!" "Kak, kau harus memberi peringatan pada kapten di tiap tenda perbatasan!! Kau harus menaruh mata-mata di tiap tenda, pantau siapa saja yang mencurigakan!! jika bangsa Bar-Bar menyerang dan kita belum siap, itu akan sangat berbahaya!!kita harus terlebih dahulu mengetahui pergerakan mereka!!" Kata-kata Rama membuka setiap pikiran Harjuna, ia benar jika pertahanan mereka lemah, akan mudah bagi bangsa Bar-Bar untuk menjat
"Tuan tolong kami!!" Seseorang mencoba menghentikan kereta kuda tim Rama. "Kak Rama, ada sesorang meminta pertolongan kita!"dari jendela depan kusir Alan memberitahukan kejadian itu. "Tidak apa-apa berhentilah!!"kata Rama. Seorang pria dengan perawakan sedang, ia bersama dua orang wanita menggendong seorang bayi laki-laki berumur sekitar satu tahun. Bayi itu menangis keras dan begitu rewel. "Ada apa paman?" tanya Jaya. "Tolong kami, aku adalah Kepala Desa di kampung nelayan ini, mereka adalah wargaku, ibunya tidak bisa mengeluarkan asi lagi, bayi ini kelaparan Tuan!!" Rama yang sedari tadi berada di dalam kereta kuda, mendengar kejadian itu lalu dengan cepat membeli susu formula untuk bayi berumur 1 tahun rasa vanila di onshop, ia juga membeli dot dan beberapa jamu herbal untuk meningkatkan asi. Paman Zao memegangi dahi bayi itu, Kepala Desa bergerak cepat untuk menyelamatkan bayi itu, dengan menghentikan kereta kuda mereka, sehingga bayi itu masih dalam keadaan aman. "Tua