Share

bab 51

Author: Ummi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Tuan Muda, boleh kami bicara sebentar?" tanya Prada Haris kepada Rama.

Rama melihat sikap yang berbeda dari Prada Haris, ia terlihat gugup. Sama halnya dengan teman yang datang bersamanya, Prada Lukman bahkan melihat-lihat keadaan sekitar. Ia sangat takut jika Sersan Harjuna memergoki mereka.

"Boleh, mari kita bicara di dalam kereta kudaku saja..." kata Rama kemudian, Prada Haris dan Prada Lukman mengikutinya dalam diam.

Namun setelah masuk ke dalam kereta kuda Rama, Prada Haris dan Prada Lukman sempat terpana. Di dalam kereta kuda terlihat sangat nyaman, bahkan ada kasur lipat.

"Jadi apa yang mau kalian bicarakan?" tanya Rama agar Prada Haris dan Prada Lukman kembali sadar pada tujuan mereka ingin bicara padanya.

"Tuan, ini Prada Lukman, temanku satu desa. Kami ingin melaporkan sesuatu..." Prada Haris kemudian menyikut Prada Lukman agar bicara.

"Tu... Tuan, aku mempunyai teman bernama Prada Ipul, ia adalah orang yang baik. Tapi tadi aku mendapatinya sedang bertemu seseoran
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 52

    "Tio laksanakan dengan cepat dan bersih!! Jangan beri kesempatan anak itu untuk membela dirinya, langsung cebloskan ke penjara!! Jika dia berkeliaran di luar, dia hanya akan menghambat pergerakan kita!!" ucap Mayjen Jaka, bahkan saat ini ia masih mengepal tangannya dengan geram. Sersan Tio datang menghadap ketika ia mendengar Mayjen Jaka memanggilnya. "Siap, laksanakan Tuan Besar!!" "Kalau Harjuna menghalangi, seret juga ia kedalam penjara, lakukan segala cara agar ia terlihat berkomplot dengan Rama!!" Mendengar kata-kata itu membuat Sersan Tio terlihat gusar, ia berpikir sejenak sebelum bicara, "kalau Harjuna di seret maka urusan ini akan lebih sulit Tuan Besar, ada Kara Adipati pamannya Harjuna Adipati!! Kalau Rama Adipati, aku akan mudah menjebloskannya ke penjara, dia adalah anggota keluarga kerajaan yang sudah terasingkan!!" kata Sersan Tio meyakinkan. Mayjen Jaka melirik tajam, "kau hanya perlu jaga-jaga, kalau saja Harjuna ikut campur dalam masalah ini!!"katanya dengan nad

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 53

    "Sepertinya mereka ingin melemahkan pertahanan kita, jika pertahanan lemah, mudah bagi mereka untuk menyerang!!" kata Rama, sepertinya bangsa Bar-Bar bertujuan untuk perang. "Kau benar, kalau begitu aku harus melaporkan ini pada paman Raka Adipati. Ia adalah seorang penasehat, tentunya ia paham bentuk laporan ku ini!!" "Berhati-hatilah kak, sepertinya mereka juga sudah menyusupkan mata-mata di pemerintahan. Coba kau juga laporkan ini pada pak Andi, Menteri Perdagangan. Beliau tau masalah ini!! kau juga bisa meminta nasehatnya." jelas Rama. "Aku akan melakukan itu!!" "Kak, kau harus memberi peringatan pada kapten di tiap tenda perbatasan!! Kau harus menaruh mata-mata di tiap tenda, pantau siapa saja yang mencurigakan!! jika bangsa Bar-Bar menyerang dan kita belum siap, itu akan sangat berbahaya!!kita harus terlebih dahulu mengetahui pergerakan mereka!!" Kata-kata Rama membuka setiap pikiran Harjuna, ia benar jika pertahanan mereka lemah, akan mudah bagi bangsa Bar-Bar untuk menjat

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 54

    "Tuan tolong kami!!" Seseorang mencoba menghentikan kereta kuda tim Rama. "Kak Rama, ada sesorang meminta pertolongan kita!"dari jendela depan kusir Alan memberitahukan kejadian itu. "Tidak apa-apa berhentilah!!"kata Rama. Seorang pria dengan perawakan sedang, ia bersama dua orang wanita menggendong seorang bayi laki-laki berumur sekitar satu tahun. Bayi itu menangis keras dan begitu rewel. "Ada apa paman?" tanya Jaya. "Tolong kami, aku adalah Kepala Desa di kampung nelayan ini, mereka adalah wargaku, ibunya tidak bisa mengeluarkan asi lagi, bayi ini kelaparan Tuan!!" Rama yang sedari tadi berada di dalam kereta kuda, mendengar kejadian itu lalu dengan cepat membeli susu formula untuk bayi berumur 1 tahun rasa vanila di onshop, ia juga membeli dot dan beberapa jamu herbal untuk meningkatkan asi. Paman Zao memegangi dahi bayi itu, Kepala Desa bergerak cepat untuk menyelamatkan bayi itu, dengan menghentikan kereta kuda mereka, sehingga bayi itu masih dalam keadaan aman. "Tua

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 55

    "Bos, mereka punya beras dan air!!" lapor Jami ketika mengintip keadaan di dalam pondok. "Kau benar, sepertinya mereka mempunyai banyak barang berharga!!" sahut Kobar. "Bos mungkin mereka pedagang, lihatlah penampilan Tuannya!" kata Jami lagi. "Jika beras itu dijual, akan mendapatkan beberapa batang emas!!" "Sebaiknya jangan dijual bos, itu bisa buat stok makanan kita di musim dingin nanti!!" saran Komang. "Kau benar, beras memang mahal, tapi ia sangat berharga untuk stok pangan kita!!" kata Kobar sambil menganggukkan kepala. "Jangan sampai warga kita kembali kelaparan bos!!" kata Komang lagi. Yang lain sontak menganggukkan Kepala, mereka mengenang saat-saat sakit ketika tidak adanya bantuan sama sekali, mereka kelaparan, kehausan, dan tidak bisa berobat. Sebenarnya Kobar dan anak buahnya adalah warga kampung nelayan. Mereka mulai merampok ketika sadar tidak ada yang bisa menolong diri mereka selain diri mereka sendiri. Beberapa warga kampung nelayan terpaksa melakukan pe

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 56

    "Aku tau kalian lapar, aku tau kalian terdesak, namun merampok bukanlah hal yang dibenarkan!!" kata Rama,"hari ini aku akan memaafkan kalian!! Dengan satu syarat, berhentilah melakukan kejahatan!!"lanjutnya lagi. "Tuan... Terima kasih!!" para perampok dan keluarganya langsung bersujud, begitupula dengan Kamil ia bahkan memandang Rama dan timnya dengan penuh rasa syukur. Ia bahkan menangis haru. "TAPI!!" ketika mendengar suara Rama yang menggelegar, semuanya terdiam."jika kudengar kembali terjadi perampokan di daerah sini lagi, maka aku akan menangkap kalian!!"ancam Rama. Semua perampok langsung mengangguk setuju, dari cara Rama bicara ia tak main-main dengan kata-katanya. Rama kemudian meminta Fatta mengeluarkan kendi-kendi besar yang sudah ia isi beras. Fatta mengangkatnya dengan enteng, membuat warga kampung nelayan meneguk ludah, melihat betapa kuatnya Fatta. Selesai mengeluarkan kendi-kendi beras, Fatta juga mengeluarkan galon-galon air minum yang belum pernah warga kampung

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 57

    Dalam perjalanan kembali ke Mekaragung, Rama merasa paman Zao selalu menatap dirinya. Biasanya jika seperti ini, sudah tentu ada yang membuat orang tua yang keras kepala itu penasaran. Sehingga membuat Rama bertanya, "paman Zao, mengapa kau selalu memandangku?" "Rama, mengapa aku merasa kau seperti penyihir?" kata paman Zao dengan tiba-tiba. "Hah?" Rama dan Jaya langsung bersitatap dan tertawa."hahaha... Hahaha... Paman, kau bercanda?" "Paman, mana ada penyihir di dunia ini?" kata Jaya mengelak. "Iya paman, mengapa kau jadi berpikir seperti itu?"kini Rama merasa berdebar ketika paman Zao menanyakan itu. Paman Zao memberikan tatapan yang membuat siapapun merinding, "Bayangkan saja, selama perjalanan ke kampung nelayan aku tak pernah melihat selimut di dalam kereta, tapi ketika kau masuk ke dalam kereta,bom!!tiba-tiba ada selimut yang banyak!!dan apa-apaan beras dan galon air itu? Aku bahkan sama sekali belum pernah melihatnya" kata paman Zao yakin. "Hahaha... Hahaha... " Jaya

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 58

    Rupanya penjaga gerbang desa Mekarsari memberitahukan kedatangan Rama dan timnya, karena tiba-tiba salah satu pemuda desa Mekarsari yang sudah menjadi anak buah Rama datang menunggangi kuda milik pak Arya. "Kak Rama, sebaiknya kakak jangan pulang!!"kata Bani. "Mengapa?"tanya Rama. "Ada beberapa prajurit mencari kakak, dari gerak-gerik mereka, sepertinya mereka memiliki niat yang tidak baik, makanya pak Arya minta kakak jangan pulang!!" jelas Bani lagi. Sekarang Rama paham, sepertinya para prajurit yang datang ke desanya adalah suruhan para pengkhianat, berarti Rama sudah membuat mereka gelisah. "Bani, katakan pada pak Arya, cari Sersan Harjuna Adipati. Kabarkan kalau para pekhianat mulai bergerak!!" Mendengar kata-kata Rama, semua orang menelan ludah ngeri. "Kak Rama, apa maksudnya?" tanya Bani. "Tidak ada waktu untuk menjelaskan, sebaiknya kamu kembali sebelum mereka mencurigaimu!!" kata Rama, kali ini tatapan mata Rama terlihat serius. Bani menurut, ia kemudian berbal

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 59

    Saat ini Rama sedang di dalam kereta kuda biasa, jika memang sesuai prosedur harusnya Rama saat ini berada di kereta tahanan yang terbuka. Sepertinya para prajurit ini menangkap Rama tidak memakai prosedur resmi. Rama menghela napas, mengingat ibunya menangis ketika ia ditangkap. 'Semoga kak Jaya bisa cepat menenangkan ibu!'pikir Rama. Terdapat 2 orang penjaga di dalam kereta kuda, tampang mereka sangat polos. Sepertinya akan mudah bagi Rama untuk mengendalikan mereka. "Hei, boleh aku bertanya?" tanya Rama. Kedua prajurit itu saling pandang, mereka hanyalah prajurit dengan pangkat Prada. "Kau hanya seorang tahanan, tidak boleh bertanya!" kata salah satunya. "Wow, apa kalian tau siapa aku?" Rama tetap bicara meski kedua prajurit itu tidak menanggapinya. "Aku ini Rama Adipati, masih keluarga kerajaan, apa jadinya jika keluarga almarhum Ratu terdahulu tau kalau salah satu keluarganya ditangkap?" Rama melihat reaksi kedua prajurit, terlihat raut ketakutan dari wajah mereka."yah,

Latest chapter

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   Bab 149

    Andonesia, tahun 2075 Dunia hari ini mengalami kehancuran karena pengrusakan lingkungan oleh perusahaan maupun perorangan. Tapi, manusia tak peduli. Mereka justru berperang di bawah iklim yang berubah total dan tak sadar sebuah batuan besar dari langit menghantam bumi. Semua orang dalam keadaan panik, berlari tanpa tujuan. Bumi gelap seketika ketika kabut hitam aneh datang sementara listrik tengah padam. "Uuuhhh....!" Seorang pria tiba-tiba terbangun dengan tubuh yang terasa pegal, seolah-olah ia sudah tiduran terlalu lama. Pria itu menatap sekitarnya hingga akhirnya beradu pandang dengan perawat yang baru saja memasuki ruangannya dengan ekspresi terkejut. "Dokter Angel! Pasien nomor 10 akhirnya sadar." Perawat tersebut langsung mengabari seorang dokter cantik yang sedang menulis di ruangannya. Mendengar pasien dengan nomer 10 akhirnya sadar, Angel langsung mengikuti perawat yang tadi mengabarinya. "Klek!" Angel membuka pintu itu dan menatap pasien nomer 10 dan langsung

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 148

    "Dar!!" "Tuan Muda!" jerit Lilia. "Kau sangat berani!!" Baxia mengayunkan ekornya untuk menghantam Jenderal Kris, tubuh Jenderal Kris melayang jauh hingga menghantam badan kapal yang lain, ia mengeluarkan darah dan mati di tempat. 'Bagaimana dengan Tuan Muda?'tanya Lilia. 'Tenanglah baby, aku akan membawa Tuan kembali setelah memberi mereka pengajaran.' Baxia berbalik dan memperlihatkan aura yang sangat dominan serta mengerikan, seketika air laut di sekitar kapal Mamarika bergemuruh. "PULANGLAH DAN JANGAN KEMBALI!! ATAU AKU AKAN BUAT PERHITUNGAN DAN MENGHANCURKAN BANGSA KALIAN!" suara Baxia menggema hingga memekakkan telinga yang mendengarnya, sehingga mereka harus menutup telinga agar tidak terlalu sakit. Jenderal Sean mengangguk sembari menutup telinganya. Mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Baxia berbalik membawa tubuh Rama ke kapal mereka. Pasukan bayangan sudah menunggu Baxia dengan perasaan khawatir. Rama tidak sadarkan diri, saat diperiksa tidak ada tanda-tand

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 147

    "Fatta, apa kau berhasil menjalin kontrak dengan Naga?" tanya Rama ketika melihat Fatta dan Baxia datang setelah 2 hari berkelana dialam Hewan Spiritual. 2 hari berkelana di alam Hewan Spiritual sama dengan 2 minggu berlalu di alam manusia. Baxia dan Fatta tersenyum, seekor hewan seperti mahluk purba muncul di punggung belakang Fatta, bentuknya sepertinya dinosaurus dengan ukuran mini setinggi setengah meter. Melihat hewan Spiritual milik Fatta, spontan Jaya tertawa terbahak-bahak."Kau berburu Naga, tapi malah mendapatkan Saurus?hahaha...Hewanmu sangat lucu Fatta!" Melihat itu Fatta dengan wajah datarnya memberi perintah kepada Barats, nama yang ia berikan kepada Hewan Spiritualnya untuk menunjukkan bakat uniknya. "Barats, perlihatkan wujud aslimu!!" Barats melompat dari punggung Fatta, ia kemudian memperlihatkan bentuknya yang semakin membesar hingga sebesar Baxia, "RAAAAAOOOOWWWW!!!" Barats memperlihatkan aumannya yang keras di wajah Jaya, Jaya tak mampu berbuat apapun, ia h

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 146

    "Tuan Muda, apakah kau dari alam Hewan Spiritual?" tanya Fatta yang melihat Rama, Lilia dan Baxia datang bersamaan dari portal keluar alam Hewan spiritual. "Iya, ada apa? Apa ada masalah ketika aku pergi?" tanya Rama lagi, ia melihat ekspresi yang tidak biasa dari Fatta. "Tuan Muda, seharusnya kau mengajakku, aku juga ingin melakukan kontrak dengan Naga," sahut Fatta dengan ekspresi kecewa. Rama menghela napas lega, ia tak menyangka masalahnya seperti itu, ia bahkan sudah berpikiran yang tidak-tidak tadi. "Oho, aku bisa menemanimu!" kata Baxia, ia kemudian membuka kembali portal ke dunia alam Hewan Spiritual. Fatta kemudian menatap Rama dengan tatapan memohon untuk diizinkan pergi. "Baiklah, pergilah!" sahut Rama kemudian. "Terima kasih Tuan Muda," kata Fatta kemudian menghilang bersama Baxia di balik portal alam Hewan Spiritual. "Fatta itu termasuk manusia luar biasa, kekuatannya tidak seperti manusia biasa, apa mungkin dia manusia istimewa? Tapi tidak mudah menjalin kont

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 145

    Sesampainya mereka di alam Hewan Spiritual, Rama dan Lilia di sambut dengan hangat. Namun para Naga bingung dengan Naga mini yang mengikuti Rama dan Lilia. "Apa Lilia punya anak?""Setauku tidak, Lilia belum memasuki masa kawin,""Lalu kenapa ada bayi Naga?""Mungkin Lilia menemukannya dan kasihan padanya,""Kau benar, bisa jadi seperti itu, tapi bukankah kita para Naga tidak pernah menelantarkan bayinya?""Aaahh.... Kau benar juga, lalu bayi siapa itu?"Semua Naga mulai menebak siapa bayi Naga yang mengikuti Rama dan Lilia, bahkan Ketua Naga terlihat bingung dengan Naga kecil yang mereka bawa. Rama tersadar dengan tatapan aneh sedari tadi yang mereka terima. "Baxia, kau boleh mengubah wujudmu kalau di sini," kata Rama, sepertinya wujud Baxia yang menggemaskan membuat para Naga bertanya-tanya. Mendengar itu Baxia lalu berubah ke wujud asalnya, Naga yang tadinya lucu dan menggemaskan berubah menjadi Naga yang mendominasi, gagah dan sangat kuat. melihat tanda di wajahnya Ketua Naga l

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 144

    "Jadi apa nama untukku?" tanya Naga jantan yang telah menjalin kontrak dengan Rama itu, bahkan Lilia menatap dengan tidak percaya, bagaimana bisa 2 Naga menjalin kontrak dengan Tuan yang sama, bukan kah Tuan itu tidak akan mampu, tapi yang terjadi Rama terlihat mampu dan tidak kenapa-kenapa. "Kita sudah menjalin kontrak?" tanya Rama memastikan, ia memang merasa ada yang berbeda pada dirinya ketika menjalin kontrak dengan Naga jantan, tidak seperti ketika ia menjalin kontrak dengan Lilia. Bahkan Lilia tersadar, ada perubahan pada bulu putih di bagian wajah Naga jantan, bulu putih itu berkilau keemasan, di bagian sayap juga begitu, Namun ia masih berwarna biru muda, selain itu dan cahaya tadi tidak terjadi apapun kepada Naga jantan. "Apa yang kau lakukan kepada Tuanku?" tanya Lilia, ia khawatir Rama yang malah mendapat imbasnya. "Aku membagi kekuatanku padanya, aku tidak mungkin mencelakainya my love, jika dia mati kau dan aku akan mati juga," sahut Naga jantan, Lilia bersyukur atur

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 143

    "Maksudmu ada Naga lain selain dirimu saat ini?" tanya Rama, ia melihat Lilia menggeram marah dan mencoba mencari sumber bau itu. "Tuan Muda, aku akan pergi sebentar!" pamit Lilia, ia kemudian menjauh dari desa Mekarsari menuju bukit. 'Lilia, berhati-hatilah dan tetap pertahankan komunikasi kita."pinta Rama, ia terlihat khawatir melihat Lilia yang pergi begitu saja. 'Tentu Tuan Muda, aku adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jangan khawatir aku akan segera kembali,' Sesampainya di bukit kembaran, Lilia berdesis, tanda ia sedang marah, "Tunjukan dirimu, aku tau kau ada di dekatku!" seru Lilia, ia terlihat sangat marah. Kemudian seekor Naga yang lebih tinggi dari Lilia muncul, Naga itu memiliki warna biru muda dengan warna putih sayap di bagian mata. Matanya berwarna hitam pekat, sudah bisa ditebak Naga ini adalah Naga jantan. "Aku tak menyangka kau akan menyadari kehadiranku, "Naga itu terlihat sangat mendominasi, berbeda dengan Naga jantan yang biasa Lilia temui. Lili

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 142

    'Lilia, apa yang terjadi?'tanya Rama. Lilia menatap ke arah bangungan Houston yang tak jauh dari dirinya, Xiao Wang Li dan Jessica berada. 'Tuan Muda, bangsa Mamarika sepertinya membuat senjata baru untuk memerangi kita,' 'Senjata baru, Seperti apa?'tanya Rama kembali. 'Senjata itu memiliki pelontar, berbentuk bulat berduri, diberi api dan ketika meluncur serta mengenai target, maka akan meledak di waktu tertentu, "jelas Lilia, ia menggeram marah. Ingin rasanya Lilia menghancurkan bangsa Mamarika sekarang juga, kalau saja bukan Rama yang melarang maka Lilia sudah membumihanguskan bangsa itu. 'Lilia tenanglah, bawa Xiao Wang Li dan adiknya kembali terlebih dahulu ke Mekarsari,' pinta Rama. "Xiao, Tuan Muda meminta kita untuk kembali terlebih dahulu ke Mekarsari," jelas Lilia setelah selesai berkomunikasi dengan Rama. Xiao Wang Li dan Jessica terlihat kebingungan sebelum akhirnya Lilia kembali bersuara. "Aku dan Tuan Muda terjalin kontrak, karena itu kami bisa berkomunikasi sec

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 141

    "Lilia!!" Kali ini Xiao Wang Li sangat senang bertemu Lilia, ia tak menyangka kalau Lilia selama ini bersamanya. "Rrrrrgggghhhh... Rrrrrgggghhhh... " Lilia mulai berdesis, ia siap mengeluarkan laharnya kapanpun ia mau, jika ada yang berani mendekat siap-siap saja dibakar sampai hangus. "Prajurit!!" Jenderal Kris berteriak memanggil prajurit bersenjata api. Para prajurit mulai mengepung Lilia dan Xiao Wang Li, mereka juga mulai siaga dengan mengompa senjata api. "Jangan mendekat atau kalian aku bakar!!" ancam Lilia lagi, pasukan Mamarika mulai gentar, terlebih dengan apa yang baru mereka lihat. Naga benar-benar nyata!! Bukannya takut, Jenderal Kris menjadi berambisi untuk menjinakkan Lilia dan menjadikannya hewan milik mereka, mereka tidak tau jika hewan spiritual yang menjalin kontrak tidak bisa dijinakkan. "Tangkap Naga itu!!" perintah Jenderal Kris, pasukan Mamarika agak kebingungan, dengan apa mereka harus menangkap Naga yang memiliki tinggi 2 kali lipat lebih dari manusia.

DMCA.com Protection Status