Sersan Fatih memperlihatkan plakat milikinya,ia juga memberitahu kasim jikalau Pangeran Baskara ingin menemui Raja. "Raja sedang tidak enak badan, apakah harus sekarang bertemunya?" tanya Kasim Ketua, Kasim yang bernama Broto itu memiliki perawakan yang sedang, berwajah tenang dan bijak. "Harus sekarang, ada hal penting yang perlu Pangeran sampaikan!" lapor Sersan Fatih, terlihat Kasim Broto menghela napas dan masuk ke dalam kediaman Raja. Tidak berapa lama ia mempersilahkan Pangeran Baskara masuk, tetapi ketika Rama, Raka dan Amarta akan ikut masuk Kasim Broto melarangnya. "Jangan larang mereka masuk, merekalah orang-orang penting yang harus bertemu Raja!!" ucap Pangeran dengan sorot mata yang tajam. "Aku mengenal Tuan Penasehat Pertahanan dan Menteri Keuangan, tapi Tuan Muda ini siapa?" tanya Kasim Broto, sudah menjadi tugasnya sebagai abdi setia untuk melindungi Raja dari orang yang tidak di kenal. "Rama Adipati, Raja langsung yang ingin bertemu dengannya perihal senjata
"Sekarang apa yang ingin kau katakan? sudah tidak ada satupun penjaga!" desak Raja Pramana. "Lilia, kau ada disini?" tanya Rama, Lilia yang sedari tadi mengikutinya terlihat bingung. 'Tuan Muda, aku disini!!' Lilia masih menjawabnya lewat telepati. Raja Pramana bahkan terlihat bingung karena Rama bicara sendiri, ia jadi penasaran dengan apa Rama bicara, atau hanya sekedar omong kosong Rama agar dia percaya. "Muncullah Lilia!" perintah Rama. Dan, "Wush!!" Lilia muncul di antara Rama dan Raja Pramana, Lilia terlihat indah dengan kilau siripnya yang terkena cahaya, mata birunya begitu indah dan anggun. "Kau memperlihatkanku pada Raja ini Tuan Muda?" tanya Lilia dengan sedikit desisan pada tiap katanya. Raja tertegun dan terjatuh melihat Lilia yang begitu besar, meski tidak terlalu menakutkan tetap saja melihat Naga pertama kali akan membuat siapapun syok bukan kepalang. "Lilia, kau boleh pergi..." kata Rama lagi. Namun Lilia tidak Terima, ia mendekat kearah Raja Pramana
"Bapak!! Ibu!!" Rama masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru. "Rama, nak... kau baru datang?" ibu Sri langsung menyambut hangat putranya itu, begitu pula pak Bima. "Pak, bu!! tidak ada waktu, kumpulkan semua warga desa, pak Joko dan timnya juga, kalian harus berlindung di bunker, akan ada badai salju!!" jelas Rama. "Badai salju? apakah sangat parah? tanya Jaya. Rama mengangguk, ia lalu mengeluarkan Alan, Eko dan Bani dari kotak penyimpanan. Pandu yang mendengar jadi ikut gelisah mengkhawatirkan keluarga dan warga perkemahan. "Kak Rama, bagaimana dengan keluargaku?" tanya Pandu dengan sorot wajah gelisah. "Kalian bisa membantu Pandu untuk menjemput mereka?" tanya Rama lagi. "Tentu bisa!!" sahut Jaya. "Baiklah, kalau begitu cepat bergerak!! aku akan melihat kedaaan bunker terlebih dahulu!!" kata Rama, ia lalu memasuki bunker. Melihat stok makanan-minuman, keamanan generator dan fungsi lainnya. Generator di bangunan atas juga Rama periksa, perapian menyala dengan baik.
"Varia, mengapa hanya 1/4 rohmu yang menjaga gunung Krakatau ini? Eh, apa kau menjalin kontrak?" tanya Naga Ketua, begitu melihat Lilia sudah mencapai tahap pendewasaan dan Varia adalah nama Lilia sebelum menjalin kontrak. "Manusia itu menolongku, aku harus membayar hutang budi, jadi aku menjalin kontrak dengannya Ketua, sekarang namaku Lilia." hormat Lilia begitu bertemu Ketua Naga. Ketua Naga menatap Lilia bangga. "Panggil aku kakek jika kita hanya berdua Lilia, kau adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jarang ada Naga dengan 2 tugas sepertimu, jadi aku bangga ketika kau menjalin kontrak! ingatlah prinsip Naga, hutang budi harus dibayar!"Kata Ketua Naga, ia mendekatkan kepala nya ke kepala Lilia, suatu menyala ketika kepala Naga mereka bersentuhan. Lilia mendapat restu dari Ketua Naga, kini warna Lilia ada corak biru muda berkilapnya, di dekat mata ke pipi. Lilia naik ke tahap Legendaris jika diberi restu menjalin kontrak dengan manusia. "Kakek, terima kasih telah membe
"Mengapa ini bisa terjadi? Dia tidak akan bisa menggunakan pedang pusaka karena... ada dua roh di dalam 1 tubuh! Bagaimana bisa?" Ketua Naga menatap Rama dengan heran, ia bahkan mengitari Rama dan Fatta yang sedang berdiri dan menjadi tontonan para keluarga Naga. Rama hanya mengendikkan tubuhnya, ia bahkan tak tau mengapa rohnya dan roh Rama asli berada di dalam satu tubuh. "Tubuh ini bukan milikmu, tapi tubuh ini malah lebih memilihmu untuk mendominasi!! apa yang sudah kau lakukan anak muda?" tanya Ketua Naga dengan penuh selidik, tubuhnya yang besar membuat siapapun takut ketika diintimidasi seperti itu, bahkan Fatta baru kali ini merasa gemetar karena takut. Tapi tidak berlaku pada Rama, harusnya ia merasa takut, tapi tubuh, jiwa dan pikirannya menolak perasaan itu, ia malah merasa lebih kuat, apa karena pedang pusaka yang menyatu bersama blood swings di tubuhnya? "Ketua Naga, aku adalah manusia modern, saat itu aku mengalami kecelakaan!! hanya itu ingatan terakhirku dan saa
"Profesor, Penasehat Jordan kembali mengirimkan surat!!" Jessica datang dengan tergopoh-gopoh, ia begitu senang setelah lama tidak mendapatkan surat dari kakaknya itu. "Apakah ia telah menyelesaikan misi dari Jenderal Kris?" tanya Prof Andre lagi. Jessica mengangguk, "dia bilang akan kembali," Jessica bahkan tak melepaskan pandangannya pada surat yang dikirim Penasehat Jordan. "Kalau begitu apa kau akan menemui Jenderal Kris untuk melaporkan perihal kepulangannya?" Profesor Andrea tidak berbalik dari kesibukannya, tapi ia tau gadis di belakangnya dalam keadaan bersemangat saat ini. Jessica selalu bersemangat jika menyangkut kakaknya. "Tentu saja aku harus melapor." "Kalau begitu kita bisa berangkat sekarang, lagipula senjata buatanku sudah jadi dan harus segera dilaporkan kepada Menteri Perang!" jelas Profesor Andrea kembali. "Apa aku boleh melihat terlebih dahulu seperti apa senjatamu prof?" tanya Jessica dengan kerlingan mata manjanya. Prof Andrea langsung mengacak rambu
Xiao Wang Li datang dengan lesu setelah Lilia menurunkannya, sedangkan Lilia seperti biasa bersikap acuh dan duduk santai di sarangnya. "Tuan Muda, bisa kita bicara?" kata Xiao Wang Li. Rama langsung menatap Lilia, namun Lilia hanya membalas tatapan bahwa ia tak tau apapun dengan tatapan polosnya itu. "Tentu saja, apa kau tidak ingin ada orang lain yang mendengarkan? jika begitu, kita bisa bicara di dalam kotak penyimpananku!" Xiao Wang Li mengangguk dan menatap Rama penuh haru, Rama sudah mengetahui siapa dirinya tapi Rama masih bersikap ramah pada Xiao Wang Li, membuat Xiao Wang Li merasa bersalah. Setelah masuk kedalam kotak penyimpanan Xiao Wang Li langsung berlutut. "Xiao Wang Li apa yang kau lakukan? berdirilah!!" pinta Rama, namun Xiao Wang Li tetap berlutut. "Tuan Muda, maafkan aku!! aku bersalah!!" katanya dengan nada penuh penyesalan. 'Lilia, pasti ini ulahmu?' 'Tuan Muda, tidak boleh menuduh!' "Xiao Wang Li, aku memaafkanmu! jadi berdirilah!"pinta Rama, ia ba
Rama membuka surat yang dikirimkan Pangeran, mereka sudah sangat akrab sehingga sering berkirim surat. Isi surat itu adalah tentang permintaan Pangeran pada kembang api yang pernah Rama ceritakan, sebentar lagi tahun baru. Pangeran ingin melihat kembang api yang besar di udara. dengan berbagai macam warna. Pangeran berharap Rama dan keluarganya bisa melaksanakan tahun baru di Kerajaan, tentu saja hal itu mustahil! Rama lebih memilih merayakan tahun baru di desanya, warga desa sudah seperti keluarga baginya, jadi sepertinya Rama hanya akan mengirim beberapa kembang api untuk Pangeran dan Raja, serta beberapa kudapan dan minuman untuk merayakan tahun baru. "Kak Rama, lihatlah tulisanku ini!" Alan datang dengan tulisan promosi yang Rama ajarkan. (Mari nikmati kembang api indah di udara di desa Mekarsari, tempat terbatas! hanya 10 pembeli pertama yang akan mendapatkan souvenir!) Rama tersenyum dan mengangguk setuju, ia bersyukur Alan bisa membaca dan menulis. Jika ada beberapa yang i