Share

bab 110

Penulis: Ummi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Tuan Muda, sedang apa kau di sini?" tanya Fatta, ia dan Xiao Wang Li datang dari arah perbatasan.

"Aku hanya mengunjungi mereka, kenalkan ini Pandu," kata Rama kepada Xiao Wang Li." Dia adalah tamuku, Xiao Wang Li dan Fatta pengawal pribadiku, "kata Rama lagi kepada Pandu dan Pahmi.

"Kakak Xiao, kakak Fatta!" Pandu dan Pahmi menangkupkan tangannya, diikuti oleh Xiao Wang Li dan Fatta.

"Kalau begitu aku akan pulang, Pandu kau bisa langsung ikut!! Bersiaplah..." kata Rama, Pandu langsung tersenyum penuh semangat dan langsung berlari ke tendanya.

"Kau akan pulang Tuan Muda?" tanya pak Rizal.

"Iya, hari sudah sangat dingin, lagipula banyak urusan di desa yang perlu kupantau!" kata Rama lagi.

"Kalau begitu ini untukmu Tuan Muda!" Pak Rizal memberikan sebuah gantungan dengan bentuk seperti rambut kuda.

"Apa ini?" tanya Rama.

"Ini adalah kepercayaan kami, bisa melindungi Tuan Muda dari... Naga!!" kata pak Rizal dengan setengah berbisik.

"Apakah naga benar-benar ada?" tanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 111

    "Tidak bisa, harga 250 batang emas untuk satu senjata itu sangat mahal!!" Seru Amarta Handayani, kali ini dirinya yang berada di faksi kiri sedang berusaha melawan faksi kanan yang mengajukan pengeluaran untuk senjata. "Bagaimana bisa kau sebut itu mahal? Dengan senjata itu kita bisa melawan bangsa Bar-Bar maupun bangsa lainnya yang ingin menyerbu kerajaan kita!!" kata Raka Adipati dengan sengit, kali ini ia tidak mau kalah."dengan senjata itu, kita bahkan bisa menaklukkan bangsa lain!!" "Apakah senjata yang dimaksud memang sebagus itu?" tanya Pangeran Baskara, ia sedang duduk di kursi bawah Raja. "Yang Mulia, aku melihat langsung keadaan di lapangan, jika bukan Rama Adipati dan pasukannya yang datang menolong dengan senjata itu, maka pasukan kita takkan mampu melawan bangsa Bar-Bar dan sekutunya! Harga 250 batang emas per senjata itu sangat murah, Rama bahkan menjanjikan akan memberikan bonus bom dan pelatihan untuk senjata itu!!" jelas Raka lagi. "Apa mungkin ini hanya akal-ak

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 112

    "Tuan Muda, ada utusan Kerajaan datang!!" Fatta berlari masuk kedalam greenhouse, Rama yang sedang menikmati teh hangatnya di pagi hari agak terkejut mendengar berita itu, terlebih melihat wajah pucat Fatta, ia terlihat serius dengan perkataannya. "Baiklah, cobalah untuk tenang, dimana mereka sekarang?" tanya Rama. "Di depan Tuan Muda!!" kata Fatta, ia lalu berjalan menuju halaman rumah. Disana sudah ada banyak warga yang berlutut, bahkan bapak dan ibunya juga dalam posisi berlutut. Fatta laku ikut berlutut sementara Rama kebingungan, seseorang lalu turun dari kereta kuda kerajaan, ia adalah Pangeran Baskara, disusul Raka Adipati dan Amarta Handayani. "Berdirilah!!" Perintah Pangeran Baskara, semua orang berdiri ia kemudian menatap Rama. Rama lalu menangkupkan tangannya dengan sopan dengan kepala tertunduk. Semua orang berdiri dan melihat Pangeran Baskara yang begitu gagah. Para prajurit kerajaan langsung membentuk perlindungan di sekitar Pangeran. "Apa kau Rama?" tanya Pangeran

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 113

    "Nak... Kamu sedang apa?" tanya ibu Sri pada Rama yang sedang mengukur suhu udara malam. "Mengukur suhu bu, udara semakin dingin..." jelas Rama, ia mengambil pengukur suhu dan memasukkannya ke kotak penyimpanan. "Untuk apa nak pengukur suhu itu?" tanya ibu Sri lagi, ia terdengar khawatir dengan apa yang Rama lakukan, terlebih melihat wajah Rama yang serius saat mengukur suhu. "Besok mau berangkat bu ke pusat kerajaan, perjalanannya jauh, jadi aku harus melakukan beberapa persiapan," jelas Rama lagi, ia memberikan senyum terbaiknya saat melihat gurat kekhawatiran di wajah sang ibu. "Ibu khawatir nak, kalau Raja tidak menghargai bakatmu! Ibu khawatir kamu malah tidak disukai..." kata ibu Sri mengutarakan isi hatinya. Rama tersenyum dan merangkul ibunya, "hidup di dunia ini harus siap untuk tidak disukai bu, karena tidak semua orang punya pemikiran yang sama dengan kita, kita hanya perlu lakukan apa yang baik menurut kita dan bisa memberikan manfaat untuk orang lain bu, Do'akan Ra

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 114

    Pagi sekali Rama sudah bersiap dengan kereta kudanya, Alan dan Fatta akan mengemudikan kereta kuda. Sementara Raka Adipati dan Amarta Handayani berebut untuk ikut di kereta kuda Rama. Padahal kereta kuda Rama sangat besar dan cukup untuk mereka berdua ikut. Meski kereta kuda masih lapang, tapi Eko dan Bani memilih menaiki kuda, untuk berjaga di samping kereta kuda Rama. Sementara Xiao Wang Li berada di dalam kereta bersama Rama, Raka Adipati dan Amarta Handayani. Sedangkan Fatta ingin menemani Alan di bagian kusir. "Rama, kereta kudamu sangat nyaman, hangat, bahkan kereta kuda milik Pangeran tidak sehangat ini, aku jadi kasihan dengan Pangeran, harusnya Pangeran berada di kereta kuda yang nyaman seperti ini." kata Raka dengan ekspresi sedih. "Sersan Fatih pasti tidak akan mengijinkan itu!!" Sahut Amarta, ia tau betul Pangeran juga pasti ingin ikut di kereta kuda Rama, tapi Sersan Fatih selalu mengutamakan keamanannya. Raka Adipati lalu mengangguk, ia juga tau Sersan Fatih sangat

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 115

    "Pangeran, paman... Aku akan duduk diluar untuk mencari udara segar!" izin Rama, ia lalu duduk di kursi kusir bersama Fatta dan Alan. "Tuan Muda, mengapa kau duduk disini?" tanya Fatta yang melihat heran ketika Rama memilih duduk disamping Alan. "Aku merasa mual, makanya lebih baik aku duduk di luar!" sahut Rama, ia melihat jalan masuk sebuah pedesaan, ada gerbang kecil tinggi di depannya."apa ini desa Gunungasri?"tanya Rama. "Sepertinya begitu Tuan Muda," Sahut Fatta, "aku juga belum pernah kesini." katanya lagi. "Ini memang desa Gunungasri, tapi desa ini terlihat lumayan sepi, dulu terakhir kali aku kesini, desa ini masih sangat ramai!" sahut Alan, ia begitu aneh melihat keadaan desa tak seperti yang dulu ia lihat. "Apa kau pernah jadi pengantar barang juga kesini?"tanya Rama. Alan mengangguk," Dulu sangat ramai kak Rama, karena tempat ini menjadi persinggahan para pengantar!"sahut Alan lagi. Fatta melihat dari arah hutan seorang wanita muda berlari dan dikejar beberapa

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 116

    "Bug!!" sebuah hempasan tenaga dalam membuat Erik Chu terlempar jauh. Merusak aliran qi yang sudah terkumpul, Erik Chu bahkan menyemburkan darah dari mulutnya. "Guru!!" Bei Wan Li menahan amukan dari gurunya, Guan Xi An. Ketua sekte iblis, saat ini mereka sudah mengumpulkan 5 darah wanita suci, tapi satu wanita berhasil kabur. Membuat Guan Xi An mengamuk, waktu mereka tidak banyak jika ingin mengumpulkan darah wanita suci, darah itu akan digunakan untuk melumpuhkan naga iblis yang akan diambil untuk membangkitkan kembali Raja iblis Merah dari klan sekte iblis yang sudah mati karena dibunuh Shao Ling An dari sekte kegelapan. Saat ini tak ada yang bisa menghalangi mereka karena Shao Ling An sudah mati, tapi nyatanya persembahan mereka malah lari dan dibantu oleh manusia biasa. Membuat Guan Xi An murka, sekte mereka saat ini hanya ada 5 orang termasuk dirinya, tanpa Raja iblis sekte ini takkan berguna dan tidak memiliki pengaruh apapun. "Guru, percayalah, orang itu mampu mengeluarkan

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 117

    Bejo Gunawan, Walidesa Gunungasri sungguh tidak menyangka akan kedatangan tamu besar, seorang Pangeran kerajaaan Bamaraya, bahkan mereka bercerita sempat berurusan dengan sekte iblis, ia kini menghela napas ketika direndet pertanyaan dari Pangeran yang terlihat penasaran,"Mereka bukan penyihir Pangeran, mereka dari perguruan sekte iblis, perguruan dari bangsa asia mulai menyebar hingga ke kerajaan kita... Awalnya kami senang karena mereka mendatangkan banyak orang yang ingin belajar di perguruan mereka, tapi seiring waktu perguruan itu menyimpang, mereka selalu meminta tumbal setiap bulan darah untuk menambah kekuatan Raja iblis!! Karena itulah, sekte-sekte lain bergabung memusnahkan mereka!"jelas Bejo, "aku tak menyangka kalau sekte itu masih memiliki orang yang setia,setauku Ketua Shao Ling An telah berhasil membunuh Raja iblis," "Mengapa kalian tidak melaporkan ini kepada pihak kerajaan?" tanya Pangeran Baskara lagi. Walidesa Bejo tersenyum pilu, "Pangeran, kami mengirim petisi u

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 118

    "Toloooong!! Tolong jangan bawa anakku!!" "Aaarggh!! Bug!" "Ayah?" "Aaaaa... Lepaskan aku! Lepaskan!" Benar saja, ketika Rama, Fatta, Eko dan Bani datang sudah terdengar suara ribut dari dalam rumah wanita muda yang tadi mereka selamatkan. Fatta dengan sigap langsung mendobrak masuk kedalam rumah, Bani bersiap di tempat yang aman dengan snipernya, Eko juga sudah bersiap masuk menyusul Fatta dengan samuraynya. "Cih! Kalian lagi!" seru Erik Chu dengan kesal, ia melepaskan tangannya dari wanita muda dan langsung menghadapi Fatta. Mereka beruntung musuh tidak memiliki senjata, hanya mengandalkan tenaga dalam. Meski begitu Fatta maupun Eko sempat kesulitan melawan Erik Chu yang hanya seorang diri. Tenaga dalamnya mampu membuat Fatta dan Eko dipukul mundur. Sementara Rama mengamankan wanita muda dan ayahnya ke dalam kotak penyimpanannya. Tak lama Sersan Fatih dan 20 prajurit kerajaan Bamaraya juga ikut membantu mengepung Erik Chu sendirian. 'Sial, tak kusangka mereka akan seban

Bab terbaru

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   Bab 149

    Andonesia, tahun 2075 Dunia hari ini mengalami kehancuran karena pengrusakan lingkungan oleh perusahaan maupun perorangan. Tapi, manusia tak peduli. Mereka justru berperang di bawah iklim yang berubah total dan tak sadar sebuah batuan besar dari langit menghantam bumi. Semua orang dalam keadaan panik, berlari tanpa tujuan. Bumi gelap seketika ketika kabut hitam aneh datang sementara listrik tengah padam. "Uuuhhh....!" Seorang pria tiba-tiba terbangun dengan tubuh yang terasa pegal, seolah-olah ia sudah tiduran terlalu lama. Pria itu menatap sekitarnya hingga akhirnya beradu pandang dengan perawat yang baru saja memasuki ruangannya dengan ekspresi terkejut. "Dokter Angel! Pasien nomor 10 akhirnya sadar." Perawat tersebut langsung mengabari seorang dokter cantik yang sedang menulis di ruangannya. Mendengar pasien dengan nomer 10 akhirnya sadar, Angel langsung mengikuti perawat yang tadi mengabarinya. "Klek!" Angel membuka pintu itu dan menatap pasien nomer 10 dan langsung

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 148

    "Dar!!" "Tuan Muda!" jerit Lilia. "Kau sangat berani!!" Baxia mengayunkan ekornya untuk menghantam Jenderal Kris, tubuh Jenderal Kris melayang jauh hingga menghantam badan kapal yang lain, ia mengeluarkan darah dan mati di tempat. 'Bagaimana dengan Tuan Muda?'tanya Lilia. 'Tenanglah baby, aku akan membawa Tuan kembali setelah memberi mereka pengajaran.' Baxia berbalik dan memperlihatkan aura yang sangat dominan serta mengerikan, seketika air laut di sekitar kapal Mamarika bergemuruh. "PULANGLAH DAN JANGAN KEMBALI!! ATAU AKU AKAN BUAT PERHITUNGAN DAN MENGHANCURKAN BANGSA KALIAN!" suara Baxia menggema hingga memekakkan telinga yang mendengarnya, sehingga mereka harus menutup telinga agar tidak terlalu sakit. Jenderal Sean mengangguk sembari menutup telinganya. Mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Baxia berbalik membawa tubuh Rama ke kapal mereka. Pasukan bayangan sudah menunggu Baxia dengan perasaan khawatir. Rama tidak sadarkan diri, saat diperiksa tidak ada tanda-tand

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 147

    "Fatta, apa kau berhasil menjalin kontrak dengan Naga?" tanya Rama ketika melihat Fatta dan Baxia datang setelah 2 hari berkelana dialam Hewan Spiritual. 2 hari berkelana di alam Hewan Spiritual sama dengan 2 minggu berlalu di alam manusia. Baxia dan Fatta tersenyum, seekor hewan seperti mahluk purba muncul di punggung belakang Fatta, bentuknya sepertinya dinosaurus dengan ukuran mini setinggi setengah meter. Melihat hewan Spiritual milik Fatta, spontan Jaya tertawa terbahak-bahak."Kau berburu Naga, tapi malah mendapatkan Saurus?hahaha...Hewanmu sangat lucu Fatta!" Melihat itu Fatta dengan wajah datarnya memberi perintah kepada Barats, nama yang ia berikan kepada Hewan Spiritualnya untuk menunjukkan bakat uniknya. "Barats, perlihatkan wujud aslimu!!" Barats melompat dari punggung Fatta, ia kemudian memperlihatkan bentuknya yang semakin membesar hingga sebesar Baxia, "RAAAAAOOOOWWWW!!!" Barats memperlihatkan aumannya yang keras di wajah Jaya, Jaya tak mampu berbuat apapun, ia h

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 146

    "Tuan Muda, apakah kau dari alam Hewan Spiritual?" tanya Fatta yang melihat Rama, Lilia dan Baxia datang bersamaan dari portal keluar alam Hewan spiritual. "Iya, ada apa? Apa ada masalah ketika aku pergi?" tanya Rama lagi, ia melihat ekspresi yang tidak biasa dari Fatta. "Tuan Muda, seharusnya kau mengajakku, aku juga ingin melakukan kontrak dengan Naga," sahut Fatta dengan ekspresi kecewa. Rama menghela napas lega, ia tak menyangka masalahnya seperti itu, ia bahkan sudah berpikiran yang tidak-tidak tadi. "Oho, aku bisa menemanimu!" kata Baxia, ia kemudian membuka kembali portal ke dunia alam Hewan Spiritual. Fatta kemudian menatap Rama dengan tatapan memohon untuk diizinkan pergi. "Baiklah, pergilah!" sahut Rama kemudian. "Terima kasih Tuan Muda," kata Fatta kemudian menghilang bersama Baxia di balik portal alam Hewan Spiritual. "Fatta itu termasuk manusia luar biasa, kekuatannya tidak seperti manusia biasa, apa mungkin dia manusia istimewa? Tapi tidak mudah menjalin kont

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 145

    Sesampainya mereka di alam Hewan Spiritual, Rama dan Lilia di sambut dengan hangat. Namun para Naga bingung dengan Naga mini yang mengikuti Rama dan Lilia. "Apa Lilia punya anak?""Setauku tidak, Lilia belum memasuki masa kawin,""Lalu kenapa ada bayi Naga?""Mungkin Lilia menemukannya dan kasihan padanya,""Kau benar, bisa jadi seperti itu, tapi bukankah kita para Naga tidak pernah menelantarkan bayinya?""Aaahh.... Kau benar juga, lalu bayi siapa itu?"Semua Naga mulai menebak siapa bayi Naga yang mengikuti Rama dan Lilia, bahkan Ketua Naga terlihat bingung dengan Naga kecil yang mereka bawa. Rama tersadar dengan tatapan aneh sedari tadi yang mereka terima. "Baxia, kau boleh mengubah wujudmu kalau di sini," kata Rama, sepertinya wujud Baxia yang menggemaskan membuat para Naga bertanya-tanya. Mendengar itu Baxia lalu berubah ke wujud asalnya, Naga yang tadinya lucu dan menggemaskan berubah menjadi Naga yang mendominasi, gagah dan sangat kuat. melihat tanda di wajahnya Ketua Naga l

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 144

    "Jadi apa nama untukku?" tanya Naga jantan yang telah menjalin kontrak dengan Rama itu, bahkan Lilia menatap dengan tidak percaya, bagaimana bisa 2 Naga menjalin kontrak dengan Tuan yang sama, bukan kah Tuan itu tidak akan mampu, tapi yang terjadi Rama terlihat mampu dan tidak kenapa-kenapa. "Kita sudah menjalin kontrak?" tanya Rama memastikan, ia memang merasa ada yang berbeda pada dirinya ketika menjalin kontrak dengan Naga jantan, tidak seperti ketika ia menjalin kontrak dengan Lilia. Bahkan Lilia tersadar, ada perubahan pada bulu putih di bagian wajah Naga jantan, bulu putih itu berkilau keemasan, di bagian sayap juga begitu, Namun ia masih berwarna biru muda, selain itu dan cahaya tadi tidak terjadi apapun kepada Naga jantan. "Apa yang kau lakukan kepada Tuanku?" tanya Lilia, ia khawatir Rama yang malah mendapat imbasnya. "Aku membagi kekuatanku padanya, aku tidak mungkin mencelakainya my love, jika dia mati kau dan aku akan mati juga," sahut Naga jantan, Lilia bersyukur atur

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 143

    "Maksudmu ada Naga lain selain dirimu saat ini?" tanya Rama, ia melihat Lilia menggeram marah dan mencoba mencari sumber bau itu. "Tuan Muda, aku akan pergi sebentar!" pamit Lilia, ia kemudian menjauh dari desa Mekarsari menuju bukit. 'Lilia, berhati-hatilah dan tetap pertahankan komunikasi kita."pinta Rama, ia terlihat khawatir melihat Lilia yang pergi begitu saja. 'Tentu Tuan Muda, aku adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jangan khawatir aku akan segera kembali,' Sesampainya di bukit kembaran, Lilia berdesis, tanda ia sedang marah, "Tunjukan dirimu, aku tau kau ada di dekatku!" seru Lilia, ia terlihat sangat marah. Kemudian seekor Naga yang lebih tinggi dari Lilia muncul, Naga itu memiliki warna biru muda dengan warna putih sayap di bagian mata. Matanya berwarna hitam pekat, sudah bisa ditebak Naga ini adalah Naga jantan. "Aku tak menyangka kau akan menyadari kehadiranku, "Naga itu terlihat sangat mendominasi, berbeda dengan Naga jantan yang biasa Lilia temui. Lili

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 142

    'Lilia, apa yang terjadi?'tanya Rama. Lilia menatap ke arah bangungan Houston yang tak jauh dari dirinya, Xiao Wang Li dan Jessica berada. 'Tuan Muda, bangsa Mamarika sepertinya membuat senjata baru untuk memerangi kita,' 'Senjata baru, Seperti apa?'tanya Rama kembali. 'Senjata itu memiliki pelontar, berbentuk bulat berduri, diberi api dan ketika meluncur serta mengenai target, maka akan meledak di waktu tertentu, "jelas Lilia, ia menggeram marah. Ingin rasanya Lilia menghancurkan bangsa Mamarika sekarang juga, kalau saja bukan Rama yang melarang maka Lilia sudah membumihanguskan bangsa itu. 'Lilia tenanglah, bawa Xiao Wang Li dan adiknya kembali terlebih dahulu ke Mekarsari,' pinta Rama. "Xiao, Tuan Muda meminta kita untuk kembali terlebih dahulu ke Mekarsari," jelas Lilia setelah selesai berkomunikasi dengan Rama. Xiao Wang Li dan Jessica terlihat kebingungan sebelum akhirnya Lilia kembali bersuara. "Aku dan Tuan Muda terjalin kontrak, karena itu kami bisa berkomunikasi sec

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 141

    "Lilia!!" Kali ini Xiao Wang Li sangat senang bertemu Lilia, ia tak menyangka kalau Lilia selama ini bersamanya. "Rrrrrgggghhhh... Rrrrrgggghhhh... " Lilia mulai berdesis, ia siap mengeluarkan laharnya kapanpun ia mau, jika ada yang berani mendekat siap-siap saja dibakar sampai hangus. "Prajurit!!" Jenderal Kris berteriak memanggil prajurit bersenjata api. Para prajurit mulai mengepung Lilia dan Xiao Wang Li, mereka juga mulai siaga dengan mengompa senjata api. "Jangan mendekat atau kalian aku bakar!!" ancam Lilia lagi, pasukan Mamarika mulai gentar, terlebih dengan apa yang baru mereka lihat. Naga benar-benar nyata!! Bukannya takut, Jenderal Kris menjadi berambisi untuk menjinakkan Lilia dan menjadikannya hewan milik mereka, mereka tidak tau jika hewan spiritual yang menjalin kontrak tidak bisa dijinakkan. "Tangkap Naga itu!!" perintah Jenderal Kris, pasukan Mamarika agak kebingungan, dengan apa mereka harus menangkap Naga yang memiliki tinggi 2 kali lipat lebih dari manusia.

DMCA.com Protection Status