Share

Bab 575

Author: Matahariku
last update Last Updated: 2023-12-15 18:39:18
Santo bergegas menghampiri Winda lalu mengambil koper di tangannya ketika melihat Winda turun dari lantai atas.

“Bu Winda, apa masih ada barang lain yang harus dibawa?” tanya Santo hormat.

Kemudian Winda menoleh ke arah foto ibunya yang terpajang di tembok lalu dia berkata di dalam hatinya, “Sampai jumpa, Ma.”

Winda kembali menoleh ke arah Santo setelah selesai mengucapkan salam perpisahan kepada foto ibunya lalu berkata, “Nggak ada lagi, kok.”

Santo mengangguk lalu berjalan keluar sambil membawa koper Winda.

Winda berpamitan terlebih dahulu dengan Melly lalu bergegas masuk ke dalam mobil.

Winda dan Santo tiba di kediaman Anton ketika matahari sedang tinggi-tingginya. Anton sedang berada di perusahaan untuk mengurus beberapa urusan di sana, jadi dia tidak ada di rumah ketika Winda datang. Namun, dia sudah memerintahkan pengurus rumah untuk menyambut kedatangan Winda.

Seorang pelayan membawa Winda ke sebuah kamar yang sudah dipersiapkan untuknya. Walaupun Winda hanya akan menginap s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 576

    Winda merasa ragu untuk mengambil album foto itu selama beberapa saat. Namun, rasa penasaran terus bergejolak di dalam hatinya. Akhirnya Winda memutuskan untuk mengambil sebuah kursi agar dia bisa naik ke atas kursi untuk mengambil album foto itu. Namun, Winda tiba-tiba saja mendengar suara dingin seorang laki-laki ketika dia baru saja berhasil meraih album foto itu dan hendak membukanya. “Ngapain kamu?” tanya Hengky yang berada di belakangnya tanpa Winda sadari. Winda terkejut dengan kedatangan Hengky yang tiba-tiba. Dia langsung melepaskan album foto itu sampai terjatuh di atas lantai. Winda juga hampir saja terjatuh ke belakang. Dia berteriak sambil menutup matanya dengan wajah ketakutan akan rasa sakit yang mungkin akan dia rasakan. Namun, Winda justru terjatuh ke dalam pelukan hangat Hengky tanpa merasakan sakit sama sekali. Hengky melingkarkan lengannya di pinggang Winda dan memeluk Winda erat-erat. Winda mencium bau tubuh seseorang yang sangat dia kenal. Winda langsung men

    Last Updated : 2023-12-15
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 577

    “Aku ini istrimu, masa ngelihat album foto saja nggak boleh?” tanya Winda.Hengky tidak menghiraukannya dan membawa album itu mengitarinya. Sampai Hengky berjalan ke depan pintu, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya dan berkata dengan nada dingin, “Aku kasih kamu lima menit, habis itu beresin dan langsung turun.”Bahu dan sekujur tubuh Winda langsung melemas seperti balon yang kehilangan anginnya. Dia masuk ke dalam ruang ganti untuk memakai sandal dan menaruh kursi kembali ke tempat asalnya, lalu turun ke lantai bawah.Anton yang sedang berbicara di telepon langsung menyudahi panggilannya seketika melihat Winda turun.“Pa,” sahut Winda.“Winda, sini duduk,” kata Anton dengan nada yang lembut dan penuh dengan perhatian. “Badan kamu sudah lebih enakan?”“Iya, sudah lebih enak,” jawab Winda mengangguk seraya duduk di sebelahnya.Ujung mata Anton tampak melirik ke seseorang dan nada bicaranya mulai meninggi, “Kalian terlibat masalah besar begini tapi anak itu masih saja nggak kasih tahu

    Last Updated : 2023-12-15
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 578

    “Pa, ini urusan pribadiku. Papa punya hak apa untuk ikut campur?” kata Hengky.“Kamu jangan lupa, ya, waktu itu ….”Ketika baru berbicara setengah kalimat, tiba-tiba Anton berhenti seperti sedang teringat aan sesuatu yang membuat dia menelan kembali ucapannya. Dia berlagak menoleh ke arah Winda seolah tidak terjadi apa-apa dan saat menyadari Winda pun tampak tidak begitu memperhatikan, Anton melanjutkan ucapannya, “Pokoknya Papa nggak setuju. Kalau kamu mau cerai, tunggu sampai Papa mati.”Hengky tahu apa maksud ayahnya yang tiba-tiba berhenti tadi. Kedua tangan Hengky yang berpangku di lututnya menggenggam erat sampai pembuluh darahnya menonjol.“Pa, aku bukan lagi minta pendapat,” ujar Hengky dan kemudian langsung pergi meninggalkan ayah dan istrinya. Namun tiba-tiba Winda menarik lengan Hengky hingga dia tersentak.“Lepasin.”Winda hanya menggelengkan kepala dan menggenggam lengan Hengky dengan makin erat, “Aku nggak mau cerai.”Winda berbicara dengan nada yang sangat tegas tanpa me

    Last Updated : 2023-12-15
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 579

    “Hengky, Papa bukannya mau maksa kamu. Papa cuma nggak mau kamu menyesal nantinya!”“Pa, aku ….”Ketika Hengky baru saja mulai bicara, tiba-tiba pintu ruang kerjanya diketuk dari luar. Hengky langsung terdiam dan saling bertukar pandang dengan ayahnya. Mereka berdua menutup mulut rapat-rapat dan tak lagi membahas soal itu.“Bukain pintunya,” kata Anton, “Kamu ngomong dulu sama Winda baik-baik. Jangan sampai kamu melakukan hal yang kamu sesali nanti.”Hengky pun membukakan pintu dan tatapan matanya mendarat pada tubuh Winda yang sudah menunggu di luar.“Aku nggak bermaksud ganggu percakapan kamu sama papa kamu, tapi tadi pelayan rumah bilang makan malamnya sudah siap, jadi ….”“Oh, oke.”Hengky menarik kembali pandangannya dari wajah Winda dan keluar dari ruang kerjanya dan turun ke bawah. Winda tampak kecewa melihat Hengky lagi-lagi mengabaikannya. Anton pun menghampirinya dan berkata, “Winda, kasih dia waktu sebentar saja, ya.”“Iya, Pa. Aku ngerti,” jawab Winda.“Ya sudah, ayo turun

    Last Updated : 2023-12-15
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 580

    “Buka pintunya sekarang juga,” ujar Hengky dengan nada yang mulai menaik.“Maaf, Den Hengky, saya cuma menjalankan perintah. Selamat malam.”Suara langkah kaki di balik pintu terdengar makin menjauh, tak lama suara itu tergantikan oleh kesunyian.Hengky mengambil ponselnya yang berada di atas meja untuk berbicara dengan ayahnya, tapi tiba-tiba perhatiannya tersita oleh album foto yang Winda letakkan di ujung ranjang. Pertama kali melihat album foto itu membuat Hengky merasakan sensasi yang tak asing baginya, tapidia tidak bisa mengingat di mana dia pernah melihatnya.Menyadari Hengky seperti tertarik dengan album foto tersebut, Winda mengajaknya untuk duduk bersama dan membalik lembaran foto-foto mencari foto bersama mereka saat masih kecil.“Coba lihat aku nemu apa,” kata Winda tersenyum sambil menatap Hengky dengan penuh harapan.Seketika Hengky melihat foto itu, dia tersentak akibat memori masa lalunya yang tiba-tiba menyeruak. Bola matanya langsung membesar menatap foto itu diserta

    Last Updated : 2023-12-15
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 581

    Sesaat Winda melontarkan kata-kata ini, dia berasa tubuh Hengky menjadi tegang beberapa saat. Lalu dia berdiri dan menatap mata Hengky sambil mengujinya, dia berkata, “Aku baru saja mengingat kembali beberapa ingatan, tapi ingatan terlalu terfragmentasi dan aku tidak bisa mengingat semuanya. Dan kenangan itu semua berhubungan dengan semua hal yang terjadi di saat aku masih kecil dan ada yang berhubungan denganmu ….”Kata-kata ini terdengar ambigu. Dia memang mengingat beberapa hal, tapi hal yang dia ingat seharusnya tidak membuat Hengky bereaksi seperti ini. Sepertinya dia melupakan hal penting berhubungan dengan Hengky. Jika ditanyakan langsung, Hengky pastinya tidak akan memberitahunya, dengan ini Winda hanya dapat memancingnya perlahan.Separuh tubuh Hengky diselimuti bayangan, dan ekspresinya campur aduk. Setelah Winda selesai berbicara, dia baru berdiri dari tempat tidur. Dia menatap Winda tanpa ekspresi, tatapannya dalam dan dingin, seolah-olah tidak ada kehangatan sama sekali.“

    Last Updated : 2023-12-15
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 582

    Winda menarik napas dalam-dalam untuk meredakan rasa sakit yang mencekik hatinya dan memaksakan diri untuk tersenyum dan berkata, “Aku tahu. Sekarang sudah malam. Mari kita tidur, yah?”Pintu kamar sudah terkunci dan Hengky tidak dapat keluar kamar meskipun dia menginginkannya. Dia melirik ke arah Winda dan mulai bersenandung pelan. Mereka berdua lalu berbaring dan mematikan lampu di kamarnya. Keduanya saling berdiam diri dan tidak membahas hal yang barusan terjadi.Winda ingin mendekati Hengky namun terasa ragu-ragu, karena dia masih belum bisa mengumpulkan keberaniannya. Dia hanya bisa melihat punggung pria itu dari kejauhan. Dalam waktu yang tidak dia ketahui, dia akhirnya tertidur dalam keadaan linglung.Di lain sisi, seorang pria berdiri di depan jendela besar bernuansa Perancis, dan menghadap ke pemandangan malam di luar jendela itu. Dia sedang menghisap rokok di mulutnya, sambil mendengarkan suara yang terpancar dari mikrofon.“Hengky sudah memesan tiket pulang untuk penerbangan

    Last Updated : 2023-12-15
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 583

    Keesokan harinya, Winda terbangun dibangunkan oleh pembantu Pranoto Garden, dan tidak ada keberadaan Hengky di sekitarnya. Dia segera mandi sebentar, mengganti baju dan pergi turun ke bawah. Anton dan Hengky yang sudah berada di restoran, melihat kedatangan Winda, Anton menyuruh pembantunya untuk membawakan sarapan ke meja makan.“Ayah,” sapa Winda dengar hormat, lalu mengalihkan perhatiannya ke orang di sebelahnya, “Hengky, selamat pagi.”Hengky hanya mengangkat alisnya sedikit, dan mengesah. Lalu dia lanjut membaca koran. Melihatnya, Winda tidak ingin mengganggunya lebih lanjut, dia segera melahap sarapannya dengan tenang. Setelah selesai makan, Anton menasehati mereka beberapa hal, lalu pergi ke perusahaannya.Winda kemudian pergi kembali ke kamar untuk mengemas kopernya, lalu pembantunya membantu untuk menaruhnya ke dalam mobil. Seiring waktu berlalu, Hengky memerintahkan supir untuk mengantarnya ke bandara. Dalam hitungan jam, mereka akhirnya sampai di bandara dan memarkir mobilny

    Last Updated : 2023-12-15

Latest chapter

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 597

    Hengky mengerti maksud Winda, tapi dia berpura-pura bersikap dingin dan membalas, “Kamu sudah nggak sabar mau ketemu dia? Aku kasih tahu, ya, kamu nggak akan pergi ke mana pun sampai kamu sembuh!”Kata-kata itu bagaikan belati dingin yang menancap jantungnya. Dia menatap Hengky dengan penuh rasa kecewa dan berkata, “Hengky, kamu jelas-jelas tahu aku cuma ….”“Cuma apa? Kamu baik-baik saja di sini. Aku nggak mau kejadian tadi terulang lagi!”“Aku ….”Winda ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat tatapan Hengky yang begitu dingin, dia menelan kembali kata-katanya. Hengky pun hanya menatapnya sekilas, tapi ketika dia hendak pergi, dia merasakan hawa dingin yang menempel ke tangannya dari tangan Winda.“Bisa, nggak, kamu jangan pergi dulu?”Kehangatan yang terpancar dari telapak tangan Hengky menyapu bersih hawa dingin yang ada di tubuhnya. Hengky menoleh dan melihat tangan mereka yang sedang saling bertautan, lalu dia beralih melihat tatapan mata Winda yang sedang memohon kepadanya. Ucapan

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 596

    Ketika baru saja keluar dari lift rumah sakit, Hengky melihat sudah ada kerumunan orang yang berdiri di depan kamar Winda. Mereka semua tampak lega melihat kedatangannya.Dokter segera menyambutnya dan berkata, “Pak Hengky datang juga akhirnya. Bu Winda mengurung diri di kamar. Lukanya harus cepat diobati.”“Oke, aku ngerti,” jawab Hengky, lalu dia bergegas mengetuk pintu kamar dan berkata, “Winda, ini aku, buka pintunya.”Perlahan Winda mengangkat kepalanya saat mendengar suara Hengky. Dari matanya tebersit ekspresi kebahagiaan dan turun dari ranjangnya untuk membuka kunci pintu. Mata Winda langsung memerah ketika dia melihat sosok yang tak asing baginya di balik pintu. Dia pun langsung melemparkan tubuhnya sendiri ke dalam pelukannya.Namun Hengky tidak membalas pelukannya. Dia hanya menatap sinis Winda dan menegurnya, “Winda, ngapain lagi kamu?”“Tadi aku mimpi kamu kena tembak tepat di jantung …. Hengky, aku takut.”Tubuh Hengky sempat bergidik sesaat dan detak jantungnya mulai ber

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 595

    “Bu Winda balik ke ranjang dulu. Sebentar lagi dokter datang,” kata si pengawal dengan kepala basah kuyup akibat keringat dingin.Walau begitu, Winda hanya menggelengkan kepalanya dan berulang kali berkata, “Aku mau ketemu Hengky!”“Tapi Pak Hengky lagi nggak di rumah sakit. Ibu ….”Sebelum pengawal itu selesai berbicara, dokter dan perawat yang sedang bertugas datang ke kamarnya Winda.“Ada apa?” tanya si dokter. Lantas, dokter melihat ada bercak darah di lantai, serta tangan Winda yang bersimbah darah. Dokter pun segera berkata, “Ada apa, Bu Winda? Kenapa jarum infusnya dicabut?”Si perawat juga menghampiri Winda dan berkata, “Bu, ayo saya bantu naik lagi ke ranjang. Saya balut dulu lukanya.”Tanpa melakukan perlawanan, Winda mengikuti arahan si perawat untuk diantar kembali ke ranjang. Si perawat pun merasa lega, tapi ketika dia baru ingin membalut lukanya, tiba-tiba Winda menghindar dan dengan matanya yang merah menatap si pengawal, “Aku mau ketemu Hengky. Kalau dia nggak datang, a

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 594

    Hengky menggerakkan bola matanya sekilas dan kembali berkata kepada Winda dengan sinis, “Kalaupun aku mat, aku tetap nggak mau kamu nolong aku.”Raut wajah Winda langsung pucat mendengar itu. Matanya mulai memerah dan dia hendak membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Winda sudah tidak bisa lagi menahan tangisannya. Melihat mata Winda memerah, Hengky jadi merasa gusar dan berpesan kepadanya untuk cukup beristirahat saja. Kemudian Hengky pun berbalik dan keluar dari kamarnya Winda.Winda ingin menahan Hengky untuk tetap berada di sisinya, tapi pintu sudah tertutup rapat sebelum dia sempat berbicara. Kini suasana di kamar jadi tenang. Winda masih tak bisa menahan luapan perasaan dan air mata pun mengalir deras. Dia menggigit bibirnya sendiri dengan keras untuk meredam suara tangisannya, dan menelan semua emosi itu sendirian.Hengky yang baru menutup pintu juga berhenti di depan dan melihat ke dalam melalui kaca kecil. Dia dengan jelas melihat Winda menangis, tapi dia tidak mengeluar

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 593

    “Kenapa bisa jadi begini …,” ujar Winda terkejut. Dia mengira dengan kuasa yang dimiliki keluarga Pranoto, mencari seseorang bukanlah hal yang sulit, lagi pula orang yang dicari juga begitu terkenal,rasanya mustahil tak ditemukan.“Ada seseorang yang hapus semua jejaknya sebelum aku mulai nyari. Semua petunjuk yang ada dipatahkan sama dia,” kata Hengky.Kalau saja pada saat itu Winda tidak menyadari ada sesuatu yang aneh pada mobil itu, mungkin sekarang Hengky …. Sudahlah, Winda tidak mau memikirkannya lebih jauh, dia takut kehilangan Hengky.Mobil Jeep hitam itu tidak mengikuti mereka sampai ke bandara. Mobil itu tiba-tiba muncul dan langsung menodongkan pistol ke arah Hengky tanpa ragu, yang jelas berarti mereka dari awal sudah ada niat untuk membunuhnya. Pertanyaannya, sebenarnya siapa yang bisa melakukan itu?Winda merasa misteri ini jadi makin dalam saja, dan lagi setiap kejadian selalu ada hubungannya dengan dia dan juga Hengky. Winda belum mengalami ini di kehidupan sebelumnya.

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 592

    “Bu Winda, sungguh baik secara kamu sudah terbangun,” ujar Fran melangkah masuk dengan terkejut dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa Winda. Dia yang melihat ruangan penuh dengan orang asing, wajahnya menjadi geram dan mengulang, “Aku ingin bertemu dengan Hengky, gimana keadaan dia?”Dokter Fran terdiam sejenak dan berkata, “Pak Hengky tidak terluka. Aku sudah menyuruh perawat untuk memanggil ....”Sebelum Dokter Fran sempat menyelesaikan perkataannya, Hengky dan Santo bergegas datang ke ruangan itu. Melihat Winda yang sudah terbangun, wajah Hengky terlihat tenang, akan tetapi beban di hatinya langsung hilang.“Pak Hengky, Nyonya Winda sedang mencarimu,” ujar Fran.Tertutupi oleh orang-orang di sekitar, Winda tidak dapat melihat Hengky. Dia ingin sekali melihatnya dengan mata kepalanya sendiri kalau pria itu baik-baik saja, jadi dia memaksa mengangkat badannya untuk duduk di ranjang.Tetapi luka di tubuhnya terlalu menyakitkan, hingga membuat dia kliyengan ketika bergerak. Ketika d

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 591

    Santo terlihat tertekan dan berkata, “Mereka selalu selangkah lebih cepat dibanding kita dan bisa melenyapkan semua bukti. Kalau mereka bukan yang mengetahui kita dengan baik, tidak mungkin mereka bisa melakukannya dengan rapi.”Hengky menjawab dengan dingin, “Biarkan Howard melanjutkan investigasinya!”“Pak Hengky ....” Santo sejenak ragu-ragu lalu berkata, “Sekarang di luar negeri tidak aman, dan juga tidak menjamin kalau mereka tidak akan menyerangmu lagi. Apa mungkin kamu ingin aku persiapkan pesawat khusus untuk memulangkan kamu ke kampung halaman?”Walaupun dia tahu kalau kondisi istrinya tidak bisa bergerak, kekuatan dari pihak lawan sangatlah besar dan sepertinya tidak menjamin keselamatan mereka jika tinggal lebih lama di Fontana.Santo di lain sisi tidak memikirkan hal itu, tugas dia hanya untuk menjamin keamanan dari Hengky. Urusan yang lainnya bisa ditunda terlebih dahulu.“Tidak perlu,” tegas Hengky menolak. Dia menoleh untuk melihat Winda yang masih terbaring di ruang pe

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 590

    “Aku bisa bantu menghapus masalah ini, tapi kamu lebih baik lebih jujur ke aku. Kalau kamu membuat masalah sekecil apa pun, kamu mati sendiri saja nanti,” jawab Kakek, setelah selesai bicara dia langsung mematikan teleponnya.Pria itu tersenyum menyeringai sambil mengunci layar teleponan, lalu dia menyimpan teleponnya ke dalam sakunya.Joji yang melihatnya langsung bertanya, “Gimana? Kakek berkenan untuk membantu?”“Dia harus bantu walaupun dia juga tidak berkenan membantu kita. Karena dia lebih takut kalau aku ketangkap Hengky daripada diriku sendiri. Selama aku menyimpan rahasia dia balik kejadian hari itu, Kakek harus tetab membantuku menyelesaikan ekor masalah ini,” jawab pria itu menyeringai.Mendengar itu Joji mendesau dengan lega, lalu mengembalikan senapannya ke pria itu dan berkata, “Bagaimanapun juga kita harus tetap berhati-hati untuk sekarang ini. Meskipun dengan bantuan kakek, kita juga tidak boleh menganggap enteng masalah ini.”“Aku mau menghubungi Winda secara langsung,

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 589

    Joji merasa pesimis dengan rencana pria itu. Dia belum belum pernah berhubungan dengan Hengky secara langsung, jadinya dia tidak tahu betapa menakutkan orang itu. Jika Hengky mengetahui kalau ini merupakan perbuatan mereka, sepertinya Hengky tidak akan melepaskan mereka, walaupun dengan bantuan Kakek juga.“Kita diskusikan masalah ini nanti. Sekarang, paling penting yaitu menyelesaikan masalah ini dulu,” ujar Joji.“Oke, aku akan menelpon kakek sekarang,” jawab pria itu mengambil telepon seluler dari kantongnya dan segera menelepon kakek dari buku kontak pada telepon.Teleponnya berdering selama kurang lebih sepuluh detik sebelum diangkat. Suara yang berat dan penuh keagungan terdengar dari teleponnya dan dari suaranya dia merendahkan suaranya dan berkata dengan ketidakpuasan, “Bukannya aku sudah bilang untuk tidak meneleponku jika tidak ada urusan yang penting?”Pria itu menyeringai, matanya terlintas penuh dengan kebencian dan menjawab, “Kalau ga ada urusan penting, tentu aku nggak a

DMCA.com Protection Status