Winda menatap Hengky dengan sorot tidak percaya dan merasa lelaki itu sangat aneh. Bahkan Winda tidak tahu apa kesalahannya, tetapi kenapa Hengky bersikap seperti itu padanya?Perasaan yang tadi baru sedikit tenang kembali jatuh ke dasar jurang.Dia membuang wajah untuk menjauhkan tangan Hengky. Dengan suara yang terdengar sedih dia berkata, “Karena kamu bilang aku membohongimu, kasih tahu aku apa yang sudah aku bohongi?”Hengky mengerutkan keningnya ketika melihat ekspresi perempuan itu yang membuatnya gusar.Melihat lelaki itu tidak berbicara, Winda terkekeh dan berkata, “Meski aku nggak tahu apa alasan kamu curiga padaku, aku kasih tahu kalau apa yang aku katakan padamu adalah jujur dan tulus. Aku nggak membohongimu dan nggak bersikap baik padamu untuk lelaki lain. Aku tahu kamu nggak percaya, nggak apa-apa ….”Dia menarik napas dalam-dalam dan menyunggingkan seulas senyum pahit sambil berkata lagi, “Aku sudah terbiasa. Aku pamit dulu.”Dia mendorong Hengky dan menahan perih hatinya
Moka juga terkejut melihat keberadaan Hengky di sana dan berkata, “Ternyata ada Pak Hengky juga?”Dia melirik Winda dan tersenyum penuh arti sambil berkata, “Apakah aku mengganggu kalian?”“Nggak,” jawab Winda dengan salah tingkah. Ketika dia hendak menjelaskan, Hengky sudah pergi dari sana. Perempuan itu menatap punggung Hengky yang menjauh sambil menimbang apakah dia harus mengejarnya atau tidak.Melihat ekspresi Winda membuat Moka menyadari sesuatu dan bertanya dengan hati-hati, “Bu Winda, apakah terjadi sesuatu di antara kamu dan Pak Hengky?”Tentu saja Winda tidak boleh sembarangan membicarakan hal ini. Dia memaksakan seulas senyum sambil menggelengkan kepalanya. Melihat Winda yang enggan bercerita membuat Moka juga tidak banyak bertanya. Lelaki itu mencoba mengalihkan topik,“Sebelum acara aku sempat berbincang dengan Pak Hengky. Aku bilang sama dia kedatangan kamu ke Fontana adalah demi dia. Tapi tiba-tiba ekspresinya menjadi keruh. Sepertinya di antara kalian ada salah paham?”
Hengky tidak langsung menjawab melainkan melihat perempuan di sisinya. Winda pikir diamnya lelaki itu berarti Hengky tidak ingin mengakui bahwa dirinya adalah istri Hengky. Sebersit perasaan sedih melintas di benaknya.Ketika Winda hendak bersuara, terdengar suara lelaki itu yang berkata, “Iya, kami sudah menikah.”Winda tercenung dan menatap ke arah Hengky. Lelaki itu menyadari tatapan Winda dan dia menoleh ke arah perempuan itu sambil berkata dengan nada penuh arti,“Sebenarnya takdir kami juga karena kamu dan Sir Lancaster.”Paola terlihat tidak terkejut karena kemungkinan dia sudah mengetahuinya dari awal. Sedangkan Winda terlihat terkejut. Dia menatap Hengky dengan beberapa bayangan yang menghampiri benaknya. Sebersit bayangan sebuah ingatan menghampiri pikirannya.Dia teringat ketika dirinya menghadiri pernikahan Paola dan dia mengatakan bahwa dirinya ingin menikah dengan Hengky setelah acara tersebut selesai. Kemudian keluarga mereka berdua menetapkan pernikahan tersebut. Ternya
Melihat putranya berusaha membela dirinya, Hati Sharon seketika terasa hangat. Takut Martin akan kembali mengucapkan hal-hal yang membuat hati ayahnya tersinggung, perempuan itu buru-buru menyelak, “Martin, kenapa kamu berbicara seperti itu dengan kakekmu sendiri? Cepat minta maaf sama kakek.”Martin terlihat tidak senang, tapi tetap menuruti perintah ibunya. Namun belum sempat dirinya bersuara, suara kakek Yadira sudah terlebih dahulu keluar, “Nggak perlu minta maaf! Cukup pulang ke negera kita dan nggak lagi menimbulkan masalah untuk keluarga Yadira ini, aku pasti akan sangat sangat berterima kasih!”“Pa, minum dulu, biar Papa tenang sedikit,” ucap Sharon berusaha sedikit menenangkan ayahnya. “Aku juga belum jelas dengan kejadiannya, aku tanyakan dulu yah ke Martin, baru ….”“Memangnya apalagi yang bisa terjadi?” ucap kakek Yadira dengan nada tinggi menyela Sharon. “Anak yang nggak bisa diatur seperti dia, dari kecil hanya bisa membuat masalah saja! Sekarang dia malah menyinggung kel
Meskipun Winda dan Hengky mengadakan pernikahan mereka secara diam-diam, mereka tetap mengundang para petinggi-petinggi terhormat di kota Jenela.Keluarga Yadira sendiri, walaupun belum berada satu level dengan keluarga Pranoto, latar belakang mereka juga tidak sembarangan, sehingga secara otomatis masuk ke dalam daftar tamu undangan.Oleh sebab itu, kakek Yadira yang sudah mengetahui pernihakan antara keluarga Atmaja dan keluarga Pranoto ini, langsung marah besar ketika mengetahui tindakan bodoh cucunya sendiri.“Ha, mengaku salah?” Martin langsung mendengus dengan dingin, “Bilang saja dia takut aku menyinggung Pranoto Group. Kakek tua itu benar-benar menyelesaikan urusan dengan melihat muka orang lain.”Mendengar Martin mengatakan hal seperti itu tentang kakeknya, kening Ethan langsung sedikit bertaut ke tengah, “Aku mendapat kabar, kontrak dengan Pranoto Group yang sedang dipegang oleh Ibu Sharon beberapa proyek diantaranya sedang dihentikan. Kalau kamu terus melanjutkan, bisa jadi
Perempuan itu duduk tidak bergerak di dalam mobil. Suara dingin Hengky tiba-tiba memecahkan keheningan, “Cepat turun.”“Hengky, aku ingin berbicara denganmu, di antara kita ….”Wajah pria itu terlihat semakin dingin, suaranya bertambah berat dan tegas, “Turun,” perintahnya sekali lagi.Sebuah kata yang keluar dari mulut Hengky, membuat Winda menelan kembali kata-kata yang ingin diucapkan. Perempuan itu memperhatikan wajah dingin Hengky, lalu menghela napas ringan dan membuka pintu mobil.Setelah ragu selama beberapa detik, akhirnya perempuan itu pun turun dari mobil lalu berjalan ke dalam rumah.Perempuan itu menutup pintu rumahnya sambil mengulurkan tangan untuk menyalakan tombol lampu. Namun tidak ada reaksi apapun dari lampu tersebut.Winda mengira itu hanya mati lampu biasa, baru saja perempuan itu hendak memeriksa sakelar, sebuah tangan yang besar dan kuat menutup mulut perempuan itu dan menyeretnya hingga ke atas sofa.Tenaga orang itu sangatlah besar, perawakannya juga tinggi, t
Kegelapan malam membuat malam itu terasa dingin dan sunyi. Jantung Winda berdetak sangat kencang, rasa takut menyelimuti dirinya. Di tengah situasi seperti ini, rasa sakitnya juga sudah tidak begitu terasa.“Ternyata kamu nggak ada bedanya dengan perempuan biasa, kalau begitu kenapa kamu berani menyinggung aku?” ucap pria itu dengan nada bicara yang dingin dan mengancam. “Dengan mengandalkan keluarga Atmojo dan juga keluarga Pranoto di belakangmu, kamu kira kamu bisa menjalankan semua hal sesuka hatimu?”Pria itu tertawa menghina, tiba-tiba saja pisau buah yang ada di tangannya semakin ditekan ke leher Winda. Winda langsung merasakan tusukan benda tajam di lehernya dan darah hangat yang mengalir keluar dari tulang selangka ke pakaiannya.Winda menahan rasa sakit yang muncul, sambil sekuat tenaga menarik kepalanya mundur untuk menjauh dari pisau tersebut.Merasakan pergerakan Winda, pria itu langsung mencubit perempuan itu lebih keras lagi, seolah hendak meremukkan tulangnya. “Aku berit
Perempuan itu harus menyelamatkan diri!Setelah tidak berapa lama mobil itu menjauh, tiba-tiba saja Hengky mendengar suara notifikasi pesan yang masuk.Pria itu menundukkan kepala, lalu menemukan sebuah ponsel yang terletak di bawah jok mobil. Layar ponsel tersebut memancarkan cahaya redup karena adanya pesan singkat yang baru saja masuk.Hengky menunduk dan mengambil ponsel tersebut, pria itu langsung mengetahui bahwa itu adalah milik Winda. Pasti perempuan itu keluar terlalu terburu-buru, sehingga tidak menyadari bahwa ponselnya terjatuh di mobil.Kedua alis Hengky langsung menekuk ke tengah begitu teringat perempuan itu, lalu berkata dengan suaranya yang berat, “Cepat putar balik.”Santo menatap Hengky dengan bingung, tapi tidak berani banyak bertanya. Pria itu pun langsung memutar balik mobilnya.Ada sebuah mobil Suv yang sedang parkir di dekat villa.Martin memegang tablet, sepasang matanya yang penuh misteri sibuk mengawasi dua sosok bayangan yang ada di dalam kamera pengawas.Et