Di bawah dinding yang penuh oleh bunga mawar itu, seorang gadis kecil mengangkat kamera dan berteriak memanggil seorang anak laki-laki yang duduk tidak jauh dari sana, “Kak Hengky, Kak Hengky, tolong bantu foto aku ….”Gambar di dalam benak kepala Winda berganti dengan adegan yang lain, terlihat gadis kecil itu tengah mengenakan gaun berwarna putih dan juga sepotong kain kasa putih di kepalanya. Gadis tersebut menggenggam tangan anak laki-laki itu dan berkata dengan polos, “Kak Hengky, setelah besar nanti aku ingin menjadi pengantinmu ….”Kepala Winda tiba-tiba terasa sangat sakit, rasa pusing yang sangat hebat mendera kepalanya. Perempuan itu mengulurkan tangan dan memegang kepalanya, berusaha untuk mengurangi rasa sakit tapi pandangannya pelan-pelan menjadi kabur.“Winda? Winda!”Terdengar suara panik dari pria yang berdiri di sampingnya, Winda menarik napas dalam-dalam, akhirnya dirinya bisa tenang kembali.Winda menengadahkan kepala, menatap raut wajah Anton yang khawatir dan juga
Benda itu adalah sebuah foto album yang lama.Ketika melihat benda itu, sebuah perasaan sedih bercampur aduk di hatinya dan sulit untuk diungkapkan. Setelah berusaha menenangkan diri selama beberapa detik, barulah hati Winda bisa lebih terkendali.Perempuan itu mengulurkan tangan mengeluarkan album foto dari kotak tersebut dan membukanya. Sepasang foto Ibu dan anak langsung masuk ke dalam penglihatannya.Melihat perempuan muda yang lembut dan hangat itu, mata Winda pun menjadi basah.Winda kembali membalik halaman di dalam album foto itu. Sepasang matanya tertuju kepada salah satu foto, potongan-potongan ingatan kembali masuk ke dalam benaknya dengan cepat, beberapa memori muncul kembali di kepalanya.Waktu itu, kedua keluarga mereka menghadiri sebuah pernikahan. Setelah melihat pengantin di atas pelaminan, Winda langsung mengatakan ingin menikahi Hengky begitu sekembalinya di rumah. Kemudian gadis kecil itu menarik Hengky ke taman bunga dan memaksanya berdiri di bawah dinding mawar da
“Bagaimana dengan kabar pertunangan antara Roma dan Shania?”Begitu Winda mengungkit hal ini, Yolanda langsung menghela napas lega dan berkata dengan nada riang gembira, “Gara-gara kejadian di Balai Lelang Astro kemarin, Shania langsung menolak untuk menikah dengan Roma apa pun yang terjadi. Hingga akhirnya keluarga Purnawa nggak bisa berbuat apa-apa dan memutuskan pertunangan dengan keluarga Dirawa.”“Aku juga dengar kabar, katanya begitu pertunangan ini diputuskan, Ferdinand Dirawa langsung membawa pulang istri dan anak haramnya yang selama ini tinggal di luar. Ferdinand bahkan mengakuisisi sebagian besar saham milik Roma. Sepertinya hari-hari Roma berikutnya di keluarga Dirawa nggak akan mudah dilewati.”Semua orang yang berada di industri hiburan tahu bahwa Ferdinand mempunyai seorang anak haram laki-laki berusia belasan tahun. Kabarnya Ferdinand sangat menyayangi putranya ini, walaupun selama ini dia tidak membawa pulang putranya ke rumah, tapi Ferdinand selalu mendidiknya dengan
Suara itu terdengar familier, tapi Winda tidak dapat mengingat siapa orang itu.Sampai akhirnya, dia mendengar suara Jefri yang tak berdaya dari telepon, “Bu, biarkan saja. Aku akan menjelaskannya padanya.”“Kalau mau tunggu kamu menjelaskannya, adikmu harus menderita seberapa banyak lagi!” Marina berkata dengan marah, “Apakah kamu masih menyukai wanita yang nggak tahu malu itu? Mama kasih tahu kamu, ya. Selama Mama dan Papa masih hidup, jangan harap dia bisa jadi menantu keluarga Gunawan!”Setelah mengatakan itu, suara Marina jadi terdengar jelas di seberang telepon, “Winda, ini Marina. Aku peringatkan kamu, sebaiknya lepaskan putriku sekarang. Kalau nggak, aku nggak akan membiarkanmu begitu saja. Apa kamu mendengarku?”Winda mendengarpercakapan Marina dan Jefri barusan dengan jelas. Sekarang, ketika mendengar nada memerintah Marina yang arogan, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa dingin.“Maaf, kamu siapa?” Winda berkata sinis, “Apa aku kenal denganmu?”Sikap meremehkan i
Winda bingung.Apa jangan-jangan wanita itu diculik?“Aku nggak menangkap Carol. Jangan asal menuduhku,” ujar Winda dengan nada jijik.Dengan sifatnya yang seperti itu, Carol pasti sudah menyinggung perasaan banyak orang di luar sana. Dia sendiri sudah menyelesaikan banyak kekacauan yang disebabkan Carol dalam dua tahun terakhir. Winda tidak akan merasa aneh kalau suatu hari nanti, wanita itu ditusuk hingga tewas.“Apa? Kamu masih mau menyuruh orang untuk menculik Carol?” Marina meninggikan suaranya dan berkata dengan kejam, “Mengapa kamu begitu jahat? Carol hanya berbicara begitu padamu, tapi kamu mencelakainya sampai seperti ini? Melapor polisi sampai dia ditangkap masih belum cukup, kamu masih mau menculiknya! Aku benar-benar nggak pernah melihat wanita sekejam kamu!”Winda terdiam. Dia tidak tahu bagaimana Marina bisa menyimpulkan kalau dia ingin menculik Carol.Namun, Carol ditangkap oleh polisi ….Winda agak terkejut dan tidak tahu siapa di balik semua ini.Saat ini, dia benar-be
Winda menggigit bibirnya, tidak tahu harus berkata apa.Yolanda dari awal sudah sangat tidak percaya bahwa pernikahan adalah hal yang baik, jadi dia tidak memberi tahu wanita itu kalau Hengky ingin menceraikannya.Sekarang, ketika topik ini tiba-tiba muncul, dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya.Melihat Winda ragu-ragu untuk mengatakan sesuatu, Yolanda merasakan ada yang tidak beres dan segera bertanya, “Ada apa?”Winda berkata dengan tenang, “Nggak apa-apa.”“Ada yang nggak beres denganmu. Jangan-jangan kamu ….”“Yolanda, aku sudah sampai di studio Master Moka. Nanti saja baru bicara lagi, “ ujar Winda cepat-cepat dan segera menutup telepon.Kemudian, dia bersandar di kursi dan menghela napas lega.Pada saat itu, taksi yang dia naiki perlahan berhenti. Dia membayar ongkos taksi kepada supirnya, lalu turun dari mobil dan masuk ke dalam studio.Lucy sedang mendiskusikan pekerjaan dengan rekan-rekannya. Ketika melihat Winda datang, wanita itu membisikkan beberapa kata pada rekannya, l
Winda tidak marah mendengar perkataan Lucy. Dia memandang Lucy dan bersikeras berkata, “Bisa atau nggaknya urusanku. Kamu hanya perlu menjawab pertanyaanku. Kalau aku berhasil, apa Master Moka bisa menemuiku?”Melihat sikap dan nada bicara Winda yang tegas, Lucy mengamatinya sebentar dan berkata, “Maaf, Bu Winda, saya nggak bisa menjawab pertanyaan ini, tetapi berdasarkan apa yang saya ketahui tentang Master Moka, dia nggak akan melakukan transaksi yang seperti itu.”Winda mengangkat alisnya, tidak terkejut dengan jawaban Lucy.Kalau Master Moka langsung mau menyetujui hal seperti itu, wanita itu tidak akan memiliki statusnya yang sekarang dalam industri ini, dandia tidak perlu terbang ke Fontana untuk menemuinya.“Aku mengerti. Tapi, meskipun Master Moka nggak mau membantuku, aku akan tetap membantunya. Anggap saja hadiah pernikahan untuk Regina dariku.”Winda keluar dari studio Master Moka, lalu membuka daftar kontak dan menelepon seseorang.***Di rumah Master Moka.Melihat putrinya
Winda membalas pelukan Regina dan berkata sambil tersenyum, “Sebenarnya, semua berkat ibuku. Ibuku dan istrinya Sir Lancaster adalah teman baik ketika mereka masih muda, jadi dia setuju untuk membantu.”Regina kaget mendengarnya dan berkata, “Ternyata begitu.”Dia memegang tangan Winda dan berkata lagi dengan tulus, “Tapi, aku benar-benar sangat berterima kasih padamu karena sudah membantuku. Kalau kamu punya waktu, aku ingin mengundangmu ke pesta pernikahanku. Apa boleh?”Winda tersenyum dan mengangguk. “Tentu saja.”Regina berkata dengan heran, “Oke, kalau begitu aku akan mengambilkan undangannya untukmu.”Regina menaiki tangga dengan hati senang. Master Moka menatap punggung putrinya dengan ekspresi sayang di wajahnya.Winda cukup iri melihat hal itu. Seandainya ibunya belum meninggal, ibunya juga bisa menyaksikan kebahagiaannya dan berbahagia untuknya ….“Bu Winda?” Master Moka menatap Winda yang sedang melamun. Melihat Winda tidak menjawab, dia berkata lagi, “Bu Winda, ada apa?”“