Santo ragu-ragu sejenak, lalu melanjutkan, “Bu, maaf kalau aku lancang. Tapi, kalau Pak Hengky benar-benar ingin membunuh Ibu, mengapa dia harus membahayakan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan Ibu? Aku nggak menyangka Ibu akan mencurigai Pak Hengky.”Wajah Winda memerah karena malu ketika mendengar perkataan Santo. Dia sangat bingung. Dia benar-benar dia pergi ke Gunung Minami hari itu karena keputusan yang tiba-tiba. Hengky sama sekali tidak tahu. Namun, hal tersebut tidak bisa membuktikan bahwa kejadian itu tidak ada hubungannya dengan Hengky. Lagi pula, dia melihat dan mendengar sendiri Yuna mengatakan hal itu pada Hengky ketika mereka bertemu di rumah sakit pagi ini.“Lalu, bagaimana kamu mau menjelaskan apa yang dikatakan Yuna?” Winda menatap Hengky dan bertanya dengan suara dingin.Hengky menatapnya selama beberapa detik dan berkata dengan tenang, “Aku sedang tidur ketika dia datang, jadi aku sama nggak mengetahuinya.”Winda tertawa dingin dan bergumam dengan suara rendah, “Kam
Santo ragu sejenak, lalu mengangguk ke arah Winda, membungkuk, dan segera menyusul Hengky.Winda menatap punggung Hengky dan menghentakkan kakinya dengan marah. Ada rasa sakit yang menusuk di pergelangan kaki kanannya. Dia menggigit bibirnya dengan keras karena kesakitan. Wajahnya menjadi pucat.“Hengky, aku nggak akan membiarkanmu memperlakukanku seperti ini! Tunggu dan lihat saja!” kata Winda sambil membungkuk dan menggosok pergelangan kakinya, menatap punggung Hengky dan menggertakkan giginya.Yuna bersikap begitu angkuh di depannya. Jika dia menyerahkan posisi istri Hengky pada wanita itu begitu saja, bukannya jadi keenakan untuk wanita itu!Terlebih lagi, dia pasti lebih mempercayai Hengky lebih dari Yuna. Karena pria itu sudah memberitahunya dengan tegas bahwa dia tidak melakukan hal itu. Kemungkinan besar Yuna yang menjadi dalangnya.Namun, sikap Hengky juga membuatnya sangat sedih. Padahal, kalau pria itu mengatakan dengan jelas kalau dia tidak menyukai Yuna, semua kesalahpaham
Namun ….Winda membuka pencarian nomor dua dengan sangat cemas. Begitu dia masuk ke halaman pencarian itu, dia melihat fotonya terpajang di sana. Para penggemar itu menelusuri semua drama yang pernah dia perankan dan acara yang pernah dia hadiri. Dia bahkan melihat beberapa fotonya diedit dan dirusak dengan jahat ….Dia menggeser layar ke bawah ke bagian komentar. Ada ribuan komentar dan hampir semuanya adalah makian untuknya.“Aktris dari mana sih dia? Memangnya dia bisa seenak itu panjat sosial dengan Kak Martin? Nggak sadar sudah setua apa, masih nggak tahu malu lagi.”“Aku setuju dengan komentar yang di atas. Winda ini terlalu licik, dan kecerobohannya membuat Kak Martin jadi ikut susah. Cepatlah keluar dari industri hiburan ini. Menjijikkan!”“Aku bukan hater, tapi kurasa mereka lumayan cocok …. Winda ini cantik sekali.”“Orang yang berkomentar di atas ini buta, ya? Menjijikkan sekali. Jelas sekali wanita itu pernah melakukan operasi plastik.”“Wanita ini pasti sengaja merayu Kak
Sejujurnya, Ivan sedikit tergoda.Ini memang kesempatan bagus yang langka, yaitu bisa menjadi pusat perhatian karena Winda adalah pacarnya Martin. Apalagi, hal ini diusulkan oleh Golden Artemis atas inisiatif mereka sendiri, yang memang sangat menguntungkannya.“Bagaimana?” Ivan menatap Julia, meminta pendapat wanita itu.Sebagai manajer yang hebat, Julia telah berkecimpung di industri hiburan selama bertahun-tahun. Bagaimana mungkin dia tidak memahami manfaat dari hal ini? Hanya saja, dia sedikit khawatir Winda tidak akan setuju.Melihat keraguan di wajah Julia, Ivan kurang lebih sudah tahu jawabannya. Saat dia hendak berbicara, dia mendengar Jason berkata dari seberang telepon, “Pak Ivan nggak akan menolak usul ini, ‘kan? Bagaimanapun juga, masalah ini juga muncul karena artis dari Star Kingdom Entertainment. Martin bisa ikut terseret dalam masalah ini karena membantu Winda. Sekarang, giliran kami meminta bantuan kalian, kalian malah nggak mau membantu? Nggak mungkin, ‘kan, Pak Ivan?
Di ruang kerja Jason. Martin duduk di kursi putar dengan malas, membaca komentar-komentar menggunakan ponselnya. Ekspresinya muram dan emosinya tidak bisa ditebak.“Besok, aku akan mengumumkan bahwa wanita di lagu Halusiasi Mawar sebenarnya adalah Winda. Aku akan membahasnya dengan Ivan, supaya tim PR mereka juga bisa mempublikasikan hal ini.”Jason menyilangkan jarinya dan menumpukannya di dagunya, lalu menatap Martin yang berada di seberang meja dan berkata, “Kamu yakin ingin mencari masalah dengan Hengky demi wanita itu?”Martin mengangkat kepalanya dan menatap Jason dengan kesal, “Apa ada yang salah?”“Jangan main-main. Ini keluarga Pranoto,” ujar Jason dengan serius sambil mengerutkan kening.“Aku tahu.” Martin mendengus pelan. Tatapannya masih tidak senang. “Jangan khawatir, aku nggak akan melakukan apa pun karena masalah Yuna itu.”Namun, kalau masalah Winda, mungkin ….“Selama kamu tahu batasannya.”Jason tidak tahu identitas asli Winda. Kalau tidak, dia tidak akan pernah setuj
Martin berdiri di luar pintu, mendengus pelan ketika mendengar kalimat itu. Dia mengeluarkan ponselnya sambil berjalan pergi, lalu menghubungi nomor Yuna.Setengah jam kemudian, Winda sampai di dekat kantor Star Kingdom Entertainment. Dia melihat sekelompok wartawan mengelilingi gedung dan pintu kantor dari kejauhan.Dia berpikir sejenak, memutar mobilnya di persimpangan, dan berencana masuk melalui bagian belakang gedung. Pada saat yang, dia menelepon asistennya, Jenny.Setelah membicarakan situasinya sebentar, Jenny bergegas pergi ke pintu keluar darurat untuk menunggu Winda, lalu membawanya masuk.Setelah masuk ke dalam lift, Winda menghela napas lega. Dia cepat-cepat bertanya kepada Jenny, “Bagaimana situasinya sekarang? Apa departemen PR sudah membuat rencana?”Jenny mengerjapkan matanya, menatap Winda dengan heran dan berkata, “Kak Winda, kamu nggak tahu?”Winda mengernyit, tiba-tiba mendapat firasat buruk. Sebelum dia bisa bertanya, Jenny berkata, “Pak Jason dari Golden Artemis
Ivan menatapnya dengan tidak habis pikir. Ada begitu banyak aktris di luar sana yang ingin dipromosikan bersama dengan Martin, tapi tidak memiliki kesempatan itu, dan kesempatan bagus seperti itu ada di depan Winda sekarang, tapi dia tidak menginginkannya.Ivan menatap Julia dengan muram, sangat curiga bahwa ada yang tidak beres dengan otak wanita itu. Winda memang memenuhi kriteria untuk menjadi populer, tapi sayangnya dia tidak mau berusaha.“Mari kita bicarakan lagi nanti.” Ivan tidak mengatakan apa-apa lagi dan mengalihkan topik pembicaraan ke pekerjaan, “Golden Artemis akan mengadakan konferensi pers bersama dengan kita besok pagi. Kamu dan Martin akan hadir bersama. Departemen PR sudah menyiapkan draf-nya dan aku sudah mendiskusikannya dengan Golden Artemis. Hapalkan naskahnya malam ini. Jangan salah bicara besok.”Harus Winda akui, cara Ivan menangani masalah ini tanpa bilang padanya dulu memang sangat manjur, karena dia benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa, apalagi menolakn
Apalagi ketika melihat lelaki itu hendak menuangkan satu botol wiski ke dalam mulut Winda. Ekspresi Hengky menegang kaku. Sebersit sorot membunuh melintas di kedua bola mata Hengky. Perasaannya kacau ketika melihat Martin datang menolong Winda. Ternyata mereka berdua bukan berjanjian untuk bertemu.Tatapan dingin Hengky berhenti pada para pemuda itu dan berkata, “Orang-orang ini ….”Willy menyimpan ponselnya dan berkata, “Aku sudah perintahkan orang untuk mencarinya. Kalau sudah ketemu bakalan langsung dibawa ke kantor polisi.”Hengky berpikir sesaat dan berkata, “Kasih tahu aku dulu kalau sudah ketemu. Ada yang mau aku tanyakan pada mereka.”Willy meliriknya sekilas dengan pandangan penuh tanya. Akan tetapi Hengky tampak tidak ingin melanjutkan kalimatnya. Dia merasa semuanya terlalu kebetulan sekali. Jumlah kemunculan Martin di hadapan Winda sudah terlalu sering sekali. Dari yang Hengky ketahui, Martin bukan orang yang mudah dekat. Namun sikapnya pada Winda sungguh sangat aneh hingga