East Dragon merupakan pusat hiburan terbesar di Kota Kintamani, bahkan di seluruh Dunia Mortal. Tempatnya berupa perkampungan kecil yang berisi banyak tempat-tempat hiburan mulai dari rumah bordil, pertarungan di atas ring dengan taruhan besar, pacuan kuda yang juga dibuat ajang taruhan, rumah makan yang dilayani gadis-gadis cantik, serta berbagai permainan adu ketangkasan.Bahkan penginapan dengan fasilitas pelayanan pemandian air panas dan pemijatan khusus yang dilakukan gadis-gadis yang masih berusia muda tersedia juga di sini.Naga Timur ini merupakan perkampungan kecil yang akan menyenangkan setiap pria yang berkunjung ke sana.Sakya Kumara tidak menyangka kalau East Dragon yang diinformasikan Abimanyu ini merupakan suatu perkampungan kecil yang dijaga sangat ketat. Tidak sembarangan penduduk Dunia Mortal bisa memasuki East Dragon.“Lebih baik jangan memancing keributan di sini, Sakya ...! Banyak pendekar-pendekar sakti yang tidak akan senang padamu jika kamu membuat keributan di
“Kita harus mencari tahu dahulu, Kirani disekap dimana ... karena begitu Bimasena tahu kita ada di sini, anak buahnya bisa saja memindahkan Kirani ke tempat yang tidak akan kita ketahui lagi!” ujar Kavita.“Bagaimana cara kita masuk ke dalam ruangan rahasia ini tanpa kelihatan oleh Bimasena?” tanya Sakya Kumara."Aku akan mengalihkan perhatiannya ... sementara itu kamu masuk ke dalam untuk memeriksa apakah Kirani ada di dalam," ujar Kavita."Aku khawatir dia sudah mengetahui penghianatanmu, jadi dirimu dalam bahaya, Kavita!' kata Sakya yang tidak setuju dengan saran Kavita ini."Tidak ada waktu untuk membantah rencanaku ini, Sakya! Jika Bimasena sudah masuk ke dalam ruangan rahasianya maka Kirani akan lenyap selama-lamanya!" kata Kavita dengan wajah yang serius."Aku juga tidak ingin membahayakan dirimu!" ujar Sakya."Tenang saja Sakya ... aku sudah malang melintang di dunia seperti ini, jadi akau pasti punya jalan keluar apabila Bimasena sudah mengetahui kalau sekte Teratai Merah sud
Bimasena langsung menghadang Sakya sementara Kavita berhasil lolos bersama Kirani. "Aku sudah lama menunggumu di dunia ini, Naga Iblis!" kata Bimasena yang mengagetkan Sakya Kumara. "Kamu panggil aku Naga Iblis?" tanya Sakya Kumara yang heran dengaan panggilan Bimasena. "Kamu lupa kalau kamu ini Naga Iblis? Sungguh disayangkan!" ucap Bimasena. "Kamu tahu siapa diriku?" tanya Sakya Kumara lagi. "Aku bahkan tahu siapa orang tuamu!' kata Bimasena. "Siapa sebenarnya dirimu, Bimasena?" tanya Sakya Kumara penasaran. Sakya Kumara mulai tertarik dengan Bimasena. Tidak disangkanya kalau pemimpin sekte Teratai Merah ini mengenal baik orang tuanya, terutama ibunya yang tidak diketahuinya. "Kamu tidak perlu tahu siapa sebenarnya diriku, Sakya Kumara!" kata Bimasena yang juga mengetahui namanya. "Kamu juga tahu namaku? Berarti kamu memang berasal dari Dunia Iblis?" tanya Sakya lagi. "Seharusnya kamu tidak mencampuri urusanku di sini, Naga Iblis! Aku tidak pernah mengusikmu sama sekali,
Sakya Kumara dalam mode iblisnya mulai menampakkan kegarangannya. Rambut Sakya berubah menjadi merah menyala seperti nyala api. Tubuh Sakya juga diselimuti energi iblis dan energi dari roh api, tapi Sakya belum ingin menggunakan kesaktian roh api karena kosekuensinya akan besar jika dia menggunakan roh api tanpa membangkitkan roh dewa yang bisa menjadi penyeimbang kekuatannya. "Hahaha ... semakin menarik! Sakya Kumara benar-benar iblis yang sakti! Tunjukkan kemampuan Naga Iblismu!" tantang Bimasena. Sakya Kumara tidak mengerti tentang Naga Iblis yang dsebutkan oleh Bimasena. Seandainya dia adalah Naga Iblis, tentunya ada yang diingart mengenai masa kecilnya. Tapi yang teringat olehnya hanyalah roh api dan roh dewa yang ada di dalam tubuhnya yang menyengsarakan hidupnya. Bahkan roh api juga tidak pernah membahas mengenai Naga Iblis ini sama sekali. Jadi Sakya Kumara menganggap Bimasena sembarangan bicara. Tidak mungkin juga ayahnya yang Raja Iblis menikah dengan wanita dari dunia
"Aku tahu tujuanmu ke Dunia Mortal ini, Naga Iblis! Kamu tahu kenapa aku terus memanggilmu dengan sebutan Naga Iblis?" tanya Bimasena dengan penuh kemenangan."Aku sudah tidak tahu lagi siapa diriku!" jawab sakya Kumara dengan perasaan kesal."Kamu itu Naga Iblis karena ayahmu Mahesa Kumara adalah iblis, sedangkan ibumu Shivani Iswara adalah putri dari Raja Naga," ujar Bimasena."Tidak mungkin ayah menikah dengan Naga ... kamu pasti sedang mengelabuhiku Bimasena!" kata Sakya dengan marah besar."Aku juga mencnntai ibumu, tapi dia lebih memilih Mahesa dibandingkan diriku!" kata Bimasena menjelaskan alasannya."Kenapa kalian bisa jatuh cinta dengan Naga? Setahuku Naga inilah yang menghancurkan dunia iblis hingga gersang dan panas seperti sekarang ini!" kata Sakya tidak percaya."Kamu hanya tahu kisahnya sebagian saja Sakya Kumara! Biang keladi penyerbuan ini adalah Dewa Naga Abadi yang menjadi leluhur Dunia Naga, bukan Raja Naga yang memerintahkannya!" jelas Bimasena."Apa bedanya?" tan
Sakya Kumara benar-benar dibuat bingung oleh Bimasena yang terus menyebutnya sebagai Naga Iblis.Bagaimana sebenarnya masa lalunya di Dunia Iblis sebelum dia terdampar di Dunia Mortal masih belum jelas semuanya.Tidak ada ingatan apapun mengenai Naga Iblis di dalam dirinya yang terus disebut oleh Bimasena tanpa henti.Sakya Kumara hanya ingat ada Roh api dan Roh Dewa di dalam dirinya sejak kecil, tapi dia tidak ingat sama sekali kalau ada Roh Naga atau Jiwa Naga di dalam dirinya."Kamu bisa berubah menjadi Naga Iblis berwarna hijau yang besar sekali, Sakya Kumara! Kamu tidak menyadari kekuatan besar yang kamu punya! Hanya perlu sedikit latihan untuk mengeluarkan Naga Iblis yang hebat ini!" ujar Bimasena."Jangan sembarangan bicara kamu, Bimasena. Kalau ada Naga Iblis di dalam diriku, sudah pasti kuketahui sejak lama, tapi aku tidak pernah mengingatnya!" seru Sakya Kumara tidak percaya."Sudah kubilang Naga Iblis ini yang membunuh ibumu .... kamu tidak percaya!" kata Bimasena yang teru
Bimasena Citraprasada berhasil melarikan diri selagi Sakya Kumara lengah, karena bingung dengan masa lalunya. "Sakya ... baiknya kita temui Tabib sakti Adheswara agar kamu bisa menanyakan masa lalumu ini!" saran Kavita. "Aku harus mencari kemana, Tabib Sakti ini ... Kavita!" ujar Sakya Kumara. "Kamu lupa ya kalau aku tahu keberadaan tabib ini?" ujar Kavita. "Aku kira kamu hanya menipuku, dan tidak pernah bertemu atau mengetahui keberadaan Tabib Sakti Adheswara ini!" "Aku tahu dimana tabib ini sekarang! kalau kamu mau, aku bisa antarkan dirimu ke sana!" kata Kavita berusaha meyakinkan Sakya Kumara. "Aku mau! Aku juga ingin bertanya padanya mengenai Roh Dewa yang ada di dalam tubuhku ini!" ujar Sakya Kumara. ***** "Kamu baik-baik saja, Kirani?" tanya Sakya Kumara saat mereka berhasil menyelamatkan gadis ini dari cengkraman Bimasena. "Baik-baik saja, Sakya! Terima kasih sudah menolongku!" ujar Kirani. "Kamu ikut kita saja ya cari Tabib Aheswara, karena bimasena masih berkeliara
Perjuangan Sakya Kumara untuk menemukan Tabib Sakti Adheswara akhirnya membuahkan hasil dengan tibanya Naga Iblis ini ke kediaman Adheswara tanpa adanya tipu-tipu lagi kali ini. "Selamat datang, Sakya Kumara ... pangeranku!" kata Adheswara yang langsung memeluk Sakya dengan erat. "Aku tidak begitu ingat rupamu, tapi suaramu aku kenal Adheswara!" kata Sakya yang berusaha mengenali sosok yang memeluknya ini. "Aku Tabib Adheswara, tidak pernah melupakanmu, Sakya!" ujar Adheswara. "Tidak melupakanku, tapi meninggalkanku begitu saja!" seru sakya Kumara dengan ketus. "Ada sebabnya aku meninggalkan Dunia Iblis, sebelum aku selesai menyembuhkanmu Sakya!" ujar Adheswara. "Kamu ingin mencari bahan ramuan yang lebih banyak lagi kan?" tanya Sakya langsung. "Sebenarnya bukan itu tujuan utamaku ... aku mencari tahu keberadaan pendekar Iblis yang membunuh ibumu karena kebenciannya terhadap ibumu dan ayahmu!" ujar Adheswara. "Ibuku dibunuh? Kok ayah tidak memberitahuku masalah ini?" tanya Sa
Sakya menetap selama sebulan di Hidden Village sambil mengajari pemuda-pemuda nag adi desa ini sedikit ilmu bela diri aagar mereka bisa melindungi desa mereka dari serangan penjahat baik yang berasal dari dunia manusia ini mapun dari dunia lainnya.Mimpi-mimpi yang terus mengusiknya membuat sakya mengambil keputusan untuk berpetualang mengikuti mimpi-mimpiny auntuk menemukan Kitab Pedang Dewa Langit dan Kitab Pedang Iblis Bumi yang telah lama menghilang."Aku pamit, Davendra!" ujar Sakya."Ajak Lavini keluar dari Hidden Village ini, Sakya! Mungkin dia bisa membantumu untuk menmukan Kitab pedang yang sedang kamu cari berdasarkan mimpi-mimpimu ini!" saran Davendra."Apa kamu ingin ikut bersamaku berpetualang di Dunia Mortal ini, Lavini?" tanya Sakya.'"Tentu saja, Sakya!" jawab Lavini singkat.Sepak terjang Sakya Kumara dengan Lavini di Dunia Mortal terkenal sebagai Pendekar Pedang Iblis dan Pendekar Pemanah Naga.Sambil mengikuti mimpi-mimpi Sakya, kedua pendekar ini terus membela keb
"Apa benar, kamu ini anak dari Shivani? Ada di mana dia sekarang? Apakah dia masih hidup?" tanya pria yang usianya sepantaran dengan dirinya."Apa benar kamu ini ayahnya Lavini?" tanya Sakya."Benar! Shivani adalah istriku di Lembah Rinjani saat kekacauan itu datang menghampiri lembah kami!" ujar pria ini."Kekacauan seperti apa maksudmu?" tanya Sakya."Kekacauan yang menyebabkan Shivani menghilang dan tidak pernah kembali lagi, padahal dia baru melahirkan Lavini saaat itu! Aku tidak tahu kenapa dia tidak kembali ke Lembah Rinjani?""Karena ibuku memang tidak bisa kembali! Menurut yang pernah kudengar, ibuku adalah putri Raja Naga di Dunia Naga! Kemungkinan besar yang menyerbu Lembah Rinjani adalah pasukan naga dari Dunia Naga atas perintah Raja Naga yang merupakan ayah dari ibuku!" jelas Sakya."Kamu salah, anak muda! Scaraxian adalah ayah dari Shivani! Aku menikahi putri dari pemimpin naga. Jadi saat Scaraxian menghilang, aku yang memimpin semua naga menuju Hidden Village! Selama in
Hidden Village benar-benar bagaikan surga setelah melalui perjalanan yang berat untuk menuju ke desa tersembunyi ini.Udara yang sesak di dalam goa besar tergantikan oleh udara yang segar dan bersih dari desa ini.Pepohonan hijau yang tampak rapi menghiasai seluruh desa serta air terjun dengan sungai yang jernih di bawahnya membuat mata Sakya terkesima melihatnya."Indah sekali Hidden Vilalge ini, Lavini! Pantas kalian sangat betah tinggal di desa yang bagaikan surga di dunia ini," ujar Sakya."Ayo! Kita temui ayahku! Beliau sering cerita tentang ibumu yang merupakan pendekar yang hebat saat masih tinggal di Lembah Rinjani," ajak Lavini."Ayahmu pemimpin Hidden Village ini?" tanya Sakya Kumara."Benar, Sakya! Ayah sudah lama mencari ibumu yang menghilang dari Lembah Rinjani!" sahut Lavini."Kenapa kamu antusias sekali? Bukannya kamu seharusnya marah karena ayahmu begitu memuja ibuku?" tanya Sakya yang mulai bingung melihat sikap Lavini."Aku tidak marah, karena Shivani Iswara adalah i
Gadis pemanah ini tampak lincah menyusuri Lembah Rinjani untuk mencari tempat yang lebih aman untuk beristirahat dan menyiapkan makanan dari hasil buruan ini."Aku tidak pernah melihatmu berada di Lembah Rinjani ini? Ada apa sampai kamu tersasar ke sini?" tanya Sakya.Gadis ini tampak tidak peduli dengan pertanyaan Sakya terhadap dirinya.'Jangan banyak tanya! mau daging kelinci hutan ini atau tidak?" tanya gadis ini dengan ketus."Bukan banyak tanya, tapi aku memang baru melihatmu di Lembah Rinjani ini!" sahut Sakya."Bagaimana kamu bisa baru melihatku ada di Lembah Rinjani kalau kamu sendiri juga baru pertama kali ke Lembah Rinjani ini?' tanya gadis pemanah ini."Kamu tahu kalau aku hanya melintas di lembah ini?" tanya Sakya."Tentu saja, Pendekar! Aku hidup di Lembah Rinjani ini, tentu saja aku tahu kalau kamu adalah pelintas jalan!" seru gadis pemanah ini."Kenapa aku tidak melihat adanya desa atau pemukiman di Lembah Rinjani ini? Aku menyangka kalau sudah tidak ada penghuni di le
Sakya masih memalingkan wajahnya untuk melihat ke arah air terjun tapi tidak tampak lagi Naga Scaraxian di sana. "Suatu kesalahan pergi ke arah goa air terjun ini. Semoga saja ini terakhir kalinya aku menginjak tempat persembunyian Scaraxian ini, terlepas dia ini kakek moyangku atau bukan!" ujar Sakya Kumara. Kruuyuuuk ...! Bunyi perut lapar Sakya Kumara membuat Pangeran Iblis ini memutuskan untuk berburu di Lembah Rinjani. "Scaraxian sialan! Aku tidak akan menemui naga raksasa yang tidak pedulian itu! Kalau bukan karena ibu, aku tidak aakan menemui naga sombong itu!" ujar Sakya dalam hati. Seekor kelinci hutan lewat di hadapannya, membuat semangat Sakya untuk berburu langsung muncul. "Aku akan menyergap kelinci hutan yang lincah ini," ujarnya. Sakya bergerak perlahan-lahan untuk mendekati kelinci hutan ini agar kelinci hutan ini idak terkejut dengan kehadirannya dan berusaha melarikan diri. Perlu banyak kesabaran bagi Sakya Kumara untuk mendapatkan hewan buruannya ini. Posi
"Ingat, Sakya! kalau kamu tidak menemukan Naga Scaraxian di Lembah Rinjani, kamu harus ke arah pegunungan Rinjani untuk menemukannya! Ayahku biasanya suka mengajakku bermain di belakang air terjun di sekitar Pegunungan Rinjani ini."Sakya terbangun dan menoleh ke arah samping.Hari masih gelap di Lembah Rinjani."Ternyata aku sedang bermimpi! Tapi kenapa jelas sekali ibu menyuruhku menuju Pegunungan Rinjani? Ada apa sebenarnya yang ingin ditunjukkan oleh ibu?" pikir Sakya. "Apa mimpiku ini nyata atau hanya sekedar ilusi saja? Tidak akan pernah kuketahui kalau aku tidak ke sana!"Sakya Kumara memutuskan akan menuju Pegunungan Rinjani untuk menguak misteri yang menyelimuti Lembah Rinjani."Aku harus tahu penyebab lenyapnya semua naga-naga di Lembah Rinjani ini! Ada kejadian apa yang membuat semua naga di sini menghilang, termasuk Scaraxian. Apa Scaraxian ini kakekku? Tadi dalam mimpi, ibu menyebut ayah terhadap naga ini!" ujar Sakya.Begitu banyak misteri yang tidak terpecahkan.Bahkan
Matahari pagi perlahan muncul dari arah pegunungan yang sejuk di Lembah Rinjani. Sinar matahari pagi yang hangat menerpa wajah Sakya Kumara yang sedang tertidur di salah satu goa yang banyak terdapat di Lembah Rinjani. Lembah Rinjani dahulunya adalah lembah yang hijau dan subur, yang menjadi tempat tinggal naga-naga yang memutuskan tinggal Di Dunia Mortal daripada di Dunia Naga mereka sendiri. Naga-naga yang warna warni dahulunya terbang dengan bebas menghiasi pegunungan Rinjani yang sebagian puncaknya tertutup es dan salju abadi. Lembah Rinjani bahkan sering disebut sebagai Lembah Naga, karena semua naga yang memutuskan tetap di Dunia Mortal ini, tinggal di lembah ini. Baik naga yang bisa menjadi manusia dan memiliki ilmu bela diri layaknya pendekar di Dunia Mortal ataupun naga yang tidak bisa berwujud manusia. Pemimpin Naga yang terkenal saat itu yang membawa Lembah Rinjani ke masa kejayaan adalah Naga Scaraxian yang memiliki bekas luka di wajahnya. Mata Scaraxian yang merah m
# Kitab Sakti #Sakya Kumara, Sang Naga Iblis yang juga Pangeran Kerajaan Iblis kembali berpetualang sendiri setelah berpisah dengan tiga gadis yang mencintainya."Aku harus kembali ke Dunia Mortal! Firasatku mengatakan kalau Mustika Naga Abadi telah berpindah tempat ke sana!" ujar Sakya dalam hati.Perjalanan Sakya lebih cepat daripada sebelumnya karena tidak ada lagi halangan yang merintanginya."Sakya ...!"Terdengar oleh Naga Iblis ini suara memanggilnya, saat dia berada di Lembah Rinjani."Siapa di sana? Kenapa kamu bisa mengenalku?" tanya Sakya.Sakya Kumara langsung memeriksa hutan di dekat lembah untuk memastikan asal suara yang memanggilnya."Sakya! Penuhi takdirmu sebagai Dewa Pedang!"Suara ini terdengar lagi di kepalanya yang membuat Sakya sakit kepala."Keluar dan tunjukkan dirimu!" seru Sakya lagi dengan lebih lantang.Tidak ada jawaban dari seruan lantang Sakya.AAARRRGHH!Teriakan yang kencang dari arah hutan membuat pohon-pohon bertumbangan dan tubuh Sakya terlempar j
"Kemana Kavita dan Kahiyang?" tanya Kirani begitu mereka sampai di atas tebing jembatan gantung."Mereka baik-baik saja! Kita akan segera menemui mereka di dalam!" sahut Sakya Kumara."Kenapa kalian tidak meninggalkanku saja? Kenapa bersusah payah menjemputku kembali?" tanya Kirani."Karena kamu itu penting, Kirani! Aku sudah berjanji akan menjagamu dan mencari ayahmu! Janji itu pasti aku tepati, terutama janji mengantarmu ke Dunia Surga!" ujar Sakya.Keduanya sedang berjaalaan santai di Duna siluman hingga sampai di Rumah Tua."Kita masuk saja dahulu temui Kavita dan Kahiyang di dalam. Setelah itu kita lanjutkan perjalanan ke Dunia Surga!' seru Sakya lagi."Kirani! Kamu baik-baik saja?" teriak Kahiyang begitu melihat Sakya masuk ke dalam rumah tua bersama Kirani."Apa Immortal menyakitimu?" tanya Kavita."Aku tidak apa-apa! Kalian berdua baik sekali khawatir akan diriku!" sahut Kirani."Apa kita akan melanjutkan perjalanan atau menginap dahulu di rumah tua ini?" tanya Sakya Kumara."