Kenapa Rawindra bisa membangkitkan Iblis Dimensi di dalam tubuhnya yang tersegel sejak lahir? Siapa sebenarnya Iblis Dimensi ini? Apa ada hubungannya dengan Kekuatan Tersembunyi yang beberapa kali muncul dari dalam diri Rawindra? Apa yang membuat Pendekar Tangan Satu ini terlambat datang mengikuti seleksi pertandingan semifinal? Ada baiknya kita ikuti petualangan Rawindra setelah dia bertemu Kumala Dewi, yang menyisakan berbagai pertanyaan di hatinya. "Kenapa kamu tiba-tiba minta maaf padaku? tadi kau bersikeras hendak menghukumku karena melanggar kesucianmu!" sahut Pendekar Tangan satu ini saat terjadi perubahan sikap yang ditunjukkan oleh Pendekar Dewi Naga. "Memangnya aku tidak boleh berubah?" tanya Dewi Naga. "Bukan begitu ... perubahan sikapmu ini terlalu aneh menurutku! Ada apa sebenarnya?' tanya Rawindra. "Lah, kan kamu yang minta maaf ... aku maafin, apa aku salah?" tanya Dewi Naga sambil matanya membesar menatap Rawindra. "Hanya saja menurutku aneh ... kamu berubah sik
"Apa yang harus kulakukan di sini?" tanya Rawindra yang tidak mengerti kenapa dia bisa masuk ke dunia yang aneh ini.Dia hanya mengikuti petunjuk dari suara asing yang memintanya melakukan sesuatu sebelum memberitahukan kejadian di masa lalunya ini."Kamu harus membebaskanku dari Dimensi Iblis ini!" sahut suara asing, yang akhirnya memberitahu Rawindra."Bagaimana caranya? Dunia apa ini?" tanya Rawindra."Dunia yang diciptakan oleh ayahmu untuk mengurungku! Perlu kau ketahui kalau perbuatan ayahmulah yang membuatmu kehilangan tangan kirimu! Ayahmu menyesal dan meninggalkanmu di bawah perawatan Pendekar Pedang Hantu-Chandika Bratajaya, kakekmu yang sekarang!" sahut suara asing ini."Berarti kau ini jahat! Buat apa aku membebaskanmu?" tanya Rawindra dengan ketus."Bukan aku yang jahat, tapi ayahmu ... Rawindra! Seperti yang kubilang, ayahmu yang membuatmu kehilangan tangan kirimu ini!" jelas suara asing ini lagi, berusaha menghasut Pendelar Tangan Satu ini."Bohong! Tidak mungkin ayahku
Kumala Dewi yang belum jauh beranjak dari Hutan Terlarang terkejut melihat adanya sinar kuning keemasan yang terpancar dari dalam Hutan Terlarang."Apa lagi yang sedang kamu lakukan, Rawindra? kenapa kamu tidak bisa tunggu saja?" pikir Kumala Dewi dalam hati.Baru beberapa langkah berjalan, terdengar teriakan di belakangnya."Apa yang telah kau lakukan terhadap Rawindra?" Terlihat olehnya gadis yang selama ini membencinya karena kedekatannya dengan Pendekar Tangan satu."Aku tidak melakukan apa-apa! Aku hanya berbicara saja dengannya kemudian pergi!" sahut Kumala Dewi."Kenapa ada sinar keemasan di dalam Hutan Terlarang? Pasti kau melakukan hal buruk terhadap Rawindra agar bisa dengan mudah menjadi Juara Sejati! Jangan lupa, kau masih harus melawan Tuan Muda!" seru gadis ini yang ternyata Adista, datang menemuinya bersama Sagara, calon lawannya di semifinal."Salam hormat, Tuan Sagara! Kenapa kalian menuju Hutan Terlarang?" tanya Kumala Dewi."Kita ceritakan atau tidak mimpimu ini, A
"Bagaimana kita akan menghadapi Iblis Dmensi yang berhasil mempengaruhi Rawindra untuk membebaskannya ini?" tanya Sagara."Aku tahu sedikit siasat untuk memancing perhatian Iblis Dimensi! Ayahku pernah bercerita sedikit tentang kekuatan jahat ini saat aku masih kecil! Aku masih ingat setiap ucapan ayah padaku!" sahut Kumala Dewi."Apapun yang hendak kau lakukan, cepat lakukan! Seleksi pertandingan sudah akan dimulai! Aku khawatir Iblis Dimensi akan menjerumuskan Rawindra dengan menghabisi Arkasena yang mulai timbul lagi keberaniannya!" ujar Sagara."Iya! Selamatkan Rawindra! Aku tidak akan benci lagi padamu kalau kau berhasil menyelamatkan Rawindra!" ucap Adista dengan tulus."Aku pegang janjimu ya ... awas ya kalau ingkar janji!" sahut Dewi Naga ini yang bergerak cepat seakan terbang menuju ke tengah arena.Arkasena langsung mundur begitu melihat munculnya Dewi Naga, tapi tidak dengan Rawindra."Siapa kau! Jangan coba-coba menghalangiku!" seru Rawindra yang sudah dikuasai Iblis Dimen
"Bagaimana kalau sampai melukai tubuh Windra? Apa tidak berbahaya untuknya?" tanya Adista.Sagara menepuk pundak Adista untuk menenangkan hati gadis ini."Kita tidak punya pilihan lain, Adista! Lebih baik tubuh Windra terluka daripada dirinya dikuasai oleh Iblis Dimensi dan tidak akan bisa kembali lagi!" sahut Sagara."Benar apa kata Sagara, Adista ... aku juga tidak ingin melukai Rawindra, tapi kondisi sekarang mengharuskan kita bertindak secepatnya!" seru Dewi Naga."Baiklah! Aku mengerti! Semoga saja kita bisa memaksa Iblis Dimensi melepaskan Windra!" ujar Adista."Sudah selesai pertemuan keluarganya?"ejek Iblis Dimensi.Kumala Dewi maju ke depan mendekati Iblis Dimensi tanpa rasa takut sedikit pun."Aku beri kesempatan terakhir ... lepaskan Rawindra atau kau akan tanggung akibatnya!" ancam Dewi Naga."Ancam lagi ... ancam lagi ...! Sudah kukatakan kalau aku tidak akan melepaskan Rawindra, apapun resikonya!" sahut Iblis Dimensi."Kalau begitu, jangan salahkan kami yang akan menghaj
"APAAA ...!!!"Iblis Dimensi begitu terkejut melihat gerakan Pedang Pembasmi Iblis yang digunakan Dewi Naga untuk menaklukan dirinya.Hanya satu ahli ilmu bela diri yng menguasai ilmu pedang ini yang berhasil mengalahkannya. Pendekar pedang ini terkenal dengan julukan Pendekar Pedang Iblis."Siapa yang mengajarimu jurus pedang ini?" tanya Iblis Dimensi.Dewi Naga tampak tidak menghiraukan sama sekali pertanyaan dari Iblis Dimensi ini."Bukan urusanmu, Iblis Dimensi! Aku hanya ingin kamu keluar dari tubuh Rawindra!" sahut Dewi Naga."Katakan dahulu siapa yang mengajarimu ... aku akan pertimbangkan untuk keluar dari tubuh pemuda ini!' sahut Iblis Dimensi.Kumala Dewi memandang curiga terhadap Iblis Dimensi ini."Tadi kamu bersikeras untuk tetap berada di dalam tubuh Rawindra, kenapa sekarang kamu melunak dan akan keluar dari dalam tubuhnya?" tanya Dewi Naga."Tidak perlu banyak bertanya padaku! aku hanya ingin kamu menyebut Master Pedang yang mengajarimu jurus pedang ini," sahut Iblis
"RAWINDRA!"Teriakan kencang dari Adista tidak juga membuat Pendekar Tangan Satu ini kembali ingatannya, malahan semakin membuatnya kebingungan."Siapa kalian? Kenapa aku berada di sini?" tanya Rawindra."Kamu harus mengebalikan ingatan Rawindra, Iblis Dimensi! Bukan begini perjanjian kita!" tegur Dewi Naga."Hilang ingatan pemuda ini diluar kuasaku, Dewi Naga! Aku tidak menyangka kalau membuka segel ingatan masa lalunya malahan membuatnya lupa segala-galanya!" sahut Iblis Dimensi yang tidak ingin disalahkan."Apa tidak ada jalan lain untuk mengembalikan ingatannya?" tanya Dewi Naga."Ada! Aku akan menyegel kembali ingatan masa lalunya!" sahut Iblis Dimensi."Lakukan saja! Lain kali baru kita kembalikaan lagi ingatan masa lalunya!" perintah Dewi Naga."Siap, Tuan Putri!" sahut Iblis Dimensi yang kembali menguasai tubuh Rawindra unbtuk menyegel kembali ingatan pemuda tangan satu ini."Apa tidak berbahaya membiarkan Iblis Dimensi kembali menguasai Windra?" tanya Adista."Tenang saja!aku
Kemana sebenarnya Rawindra? Kenapa pemuda yang tadinya kelelahan ini bisa menghilang dari kamarnya tapi tidak ada di tempat makan malam bersama? Rawindra yang baru tersadar dari mimpi buruknya ini meninggalkan Dewi Naga dan kedua sahabatnya Adista dan Sagara untuk kembali ke kamarnya beristirahat. Tanpa Pendekar Tangan Satu ini sadari, ada yang mengikutinya dari tempat pertaandingan semifinal ini. Sosok perempuan misterius berpakaian hijau yang beberapa kali menolongnya dari kematian ini. Rawindra tidak menyadari kalau dia sedang diikuti yang menunjukkan kehebatan perempuan misterius ini. "Kamu sudah besar, Rawindra! Sayang, tangan kirimu cacat akibat ulah ayahmu yang tidak bertanggung jawab itu!" Tampak kegeraman di wajah perempuan cantik jelita ini. Perempuan misterius ini tetap mengamati Rawindra dari kejauhan saat Pendekar Tangan satu ini kelelahan dan langsung tidur pulas. "Kasihan sekali kamu, Nak! Ayahmu benar-benar memanfaatkan dirimu untuk kepentingannya sendiri! Sehar