Share

Bab 999

Author: Arif
"Tentu saja, mustahil sekali kalau mau menghancurkan Keluarga Juwanto hanya dengan menggunakan 30 ribu pasukan. Tindakan Yudha ini pasti perintah Ratu untuk menyerang Keluarga Juwanto untuk memberi peringatan. Sekaligus memberi tahu seluruh dunia bahwa siapa pun yang berani memberontak pada Kerajaan Nuala akan dibantai!"

"Hanya saja ... sepertinya nggak akan cukup dengan begini. Menurutku ... sepertinya surat Yudha akan datang sebentar lagi." Usai Wira berkata demikian, Biantara langsung tercengang.

"Kak Wira, maksudmu ... Yudha mau bekerja sama dengan kita?"

Wira tersenyum seraya berkata, "Kalau aku jadi Yudha, aku akan melakukan hal itu. Bekerja sama dengan Keluarga Barus dan kita untuk menghadapi Keluarga Juwanto!"

"Mengenai Keluarga Barus dan Keluarga Juwanto tidak perlu dijelaskan lagi, mereka sama-sama berambisi untuk merebut kekuasaan. Sementara itu, kita punya dendam dengan Keluarga Juwanto. Keluarga Juwanto sudah beberapa kali mencoba mencelakaiku, wajar saja aku akan turun ta
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
adrianto27886
kok Disni biantara banyak tanya sih, jelas2 di sama cerdasnya dgn Wira.. aneh.. klo mau karakter biantara cerdas, konsisten dong
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1000

    Di kota perbatasan, Yudha sedang duduk di dalam tenda militer sambil melihat buku strategi. Tiba-tiba, seorang prajurit masuk dengan tergesa-gesa sambil membawa selembar surat. "Laporan, Jenderal Yudha. Ada surat dari Tuan Wahyudi!" kata prajurit itu.Mendengar laporan itu, ekspresi Yudha langsung menjadi gelisah. Dia buru-buru bangkit seraya melambaikan tangannya ke arah prajurit itu dan mendesak, "Cepat bawa kemari, biar aku lihat!""Baik, Jenderal!" Prajurit itu segera mendekat dan memberikan surat itu kepada Yudha. Melihat isi surat, Yudha merasa senang bukan main!"Baguslah, Tuan Wahyudi akhirnya setuju untuk membantu kita!" Pada saat ini, wakil jenderal yang berdiri di samping Yudha dengan wajah panik, bertanya dengan heran, "Jenderal, maksud Anda, Tuan Wahyudi mau turun tangan membantu kita menangani masalah ini?""Benar sekali," balas Yudha dengan kegirangan. "Aku percaya, kalau Tuan Wahyudi membantu, kita pasti akan bisa menang kali ini!"Mendengar ucapannya, ekspresi sang wak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1001

    Yudha tersenyum, tidak terlihat sedikit pun kepanikan dan kebingungan di wajahnya, seolah-olah semua ini berada dalam kendalinya.Ketika melihat ini, Zaabit merasa makin bingung. Dia menatap Yudha dengan curiga sambil bertanya, "Jenderal, kenapa kamu tersenyum? Ini tentang kemenangan kita melawan Keluarga Juwanto. Aku nggak nyangka Keluarga Barus akan seperti ini. Bukankah mereka jelas-jelas mempermainkan kita?"Mendengar ini, Yudha pun menggeleng dengan tidak acuh. Dia menimpali dengan lirih, "Sebenarnya, Keluarga Barus sudah termasuk luar biasa karena mengutus 5.000 pasukan untuk kita gunakan.""Hah?" Zaabit tampak bingung. "Jenderal, aku nggak ngerti ....""Aku nggak perlu memberitahumu tujuan perang ini lagi, 'kan?" balas Yudha sambil menatap Zaabit lekat-lekat. Kemudian, dia meneruskan dengan tegas, "Keluarga Juwanto menyerang karena mereka memiliki Pangeran Yahya. Ratu menyerang karena mendiang Raja menyuruhnya menggantikan Putra Mahkota untuk sementara waktu. Kedua pihak ini sam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1002

    Beberapa saat kemudian, Kumar akhirnya menerima surat tantangan tersebut. Awalnya, Kumar sedang duduk di kamp sambil menikmati teh. Ketika menerima surat dari Yudha, dia pun tertegun sesaat sebelum tertawa terbahak-bahak.Kumar segera membaca surat tantangan itu. Kemudian, dia melemparkannya ke samping dengan ekspresi menghina. "Menarik sekali, Yudha mengira dirinya begitu hebat? Dia ingin mengalahkan 50.000 pasukanku dengan 30.000 pasukannya? Dia kira dirinya dewa perang yang tak terkalahkan? Konyol sekali, hahaha!"Wakil jenderal yang berdiri di samping Kumar pun mengangguk sambil membalas, "Benar. Meskipun Yudha dikenal sebagai jenderal tak terkalahkan, kesenjangan kekuatan kali ini terlalu besar. Dia sudah pasti akan mati, kecuali menyerah dan tunduk kepada kita!"Perkataan wakil jenderal ini membuat Kumar tergelak lagi. Sorot matanya tampak berbinar-binar, sedangkan ekspresinya dipenuhi keangkuhan.Kali ini, Kumar yakin dirinya akan menang. Dia bersumpah akan melenyapkan Yudha yan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1003

    Yudha memperhatikan semua reaksi dan sikap Kumar. Raut wajahnya tampak sangat dingin saat menegur, "Jangan bicara omong kosong! Beraninya kamu mengatakan hal lancang seperti itu! Kumar, kamu benar-benar sewenang-wenang!"Kumar tersenyum dingin saat mendengar ini. Sorot matanya tampak suram, bahkan terlihat niat membunuh yang jelas. Saking geramnya, dia mengepalkan tangannya sampai terdengar suara kertak tulang."Hehehe. Jenderal, kenapa kamu nggak bisa berpikir dengan jernih? Meskipun Ratu mengurus negara atas permintaan mendiang Raja, dia hanya seorang wanita! Apa wanita sanggup melindungi Kerajaan Nuala dengan baik?" sahut Kumar."Diam! Kamu sengaja menghasut orang-orang untuk melawan Ratu!" hardik Yudha dengan galak."Hehehe. Lihatlah dirimu, kamu marah karena nggak bisa menerima kenyataan," ejek Kumar sembari terkekeh-kekeh sinis. Kemudian, dia meneruskan, "Yudha, sejak zaman dulu, nggak ada wanita yang menduduki takhta. Masa kamu ingin melihat Kerajaan Nuala binasa?"Wajah Kumar d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1004

    Kesenjangan antara kedua belah pihak terlalu besar sehingga Yudha tidak mungkin bisa menang. Makin dipikirkan, Kumar merasa makin bangga. Dia sungguh menantikan kekalahan Yudha!Kumar tidak bisa menahan tawa. Dia berucap dengan nada menghina, "Yudha, aku menghormatimu sebagai seorang jenderal. Aku mengagumi keberanian dan karaktermu. Meskipun kita berdiri di pihak yang berbeda, bukan berarti kita nggak bisa menjadi teman.""Kalau kamu bersedia, kamu boleh bergabung dengan Keluarga Juwanto. Kamu akan menjadi jenderal kepercayaanku yang membantuku menaklukkan dunia. Aku juga bisa menyerahkan pasukan padamu. Gimana?" tanya Kumar.Ucapan Kumar membuat wajah Yudha menjadi sangat masam dan dingin. Dia tertawa dengan sinis, tatapannya penuh penghinaan."Hehe, haha! Lucu, lucu sekali!" Yudha berusaha menahan amarah yang berkecamuk dalam hatinya. Dengan wajah murung dan dingin, dia membentak dengan galak, "Kumar, jangan mimpi! Kamu nggak punya status apa pun. Kalau terus bersikeras, kamu akan d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1005

    Yudha merasa makin ragu saat memikirkannya. Tiba-tiba, terlihat salah satu bawahan Kumar yang menunggang kuda menghampiri dengan terburu-buru. Dia melaporkan, "Tuan, gawat, gawat sekali!"Tentara itu memperlihatkan ekspresi panik. Dia berkata dengan lantang, "Persediaan makanan kita dibakar seseorang!""Apa?" Begitu mendengarnya, Kumar seketika merasa cemas. Dia menelan ludah, merasakan keringat dingin bercucuran di punggungnya.Ketakutan terus menyerang pikirannya, membuat napasnya mulai memburu. Ketika berperang, hal paling penting yang harus disiapkan adalah makanan. Jika tentara kelaparan, mereka pasti akan kalah dalam pertempuran.Sekarang, persediaan makanan mereka malah terbakar. Perasaan cemas dan takut mulai menyelimuti hati seluruh orang. Mereka mulai berdiskusi dengan lirih. Apabila tidak ada makanan setelah perang, bukankah mereka akan mati kelaparan?"Berapa banyak yang terbakar? Apa apinya sempat dipadamkan?" tanya Kumar dengan khawatir."Se ... semuanya habis terbakar ..

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1006

    Ancaman ini sontak membuat raut wajah Kumar menjadi makin murung. Namun, yang dikatakan Yudha tidak salah. Kalau Kumar bersikeras melawan, bagaimana dia bisa mengurus masalah lainnya? Saat ini, Kumar benar-benar dilema.Ekspresi Yudha dipenuhi penghinaan. Dia menatap Kumar dengan angkuh, lalu bertanya lagi dengan lirih, "Jadi, Tuan Kumar, kamu mau kembali menjaga Provinsi Sebra atau bersikeras melawanku?"Yudha terkekeh-kekeh dengan sombong dan meneruskan, "Kamu sendiri yang bilang aku ini jenderal tak terkalahkan. Semua pertempuran di dunia ini pasti bisa kumenangkan!"Yudha mengayunkan tangannya, lalu menunjuk pasukan di belakang sambil berucap dengan bangga, "Kamu lihat itu? Mereka semua pasukan elite. Meskipun selisih jumlah kita cukup banyak, mudah saja bagiku untuk mengalahkan kalian!"Orang yang sudah berpengalaman di medan perang memang memiliki karisma yang berbeda. Kumar mempertimbangkan dengan ekspresi masam. Langkah apa yang harus dia ambil selanjutnya?"Tuan Kumar, waktumu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1007

    "Benar, Yang Mulia!" Ekspresi para menteri itu tampak sangat gelisah.Salah satu yang memimpin pun berucap dengan serius, "Masalah ini benar-benar gawat. Mohon Yang Mulia segera membuat keputusan supaya para rakyat bisa tenang."Mendengar ini, ekspresi Jihan tampak serius. Dia merenung sejenak, lalu menyahut dengan tenang, "Sebenarnya, aku juga sangat mengkhawatirkan masalah ini selama ini. Aku nggak nyangka akan terjadi hari ini ....""Yang Mulia, invasi perbatasan ini sangat berbahaya!""Perang menimbulkan masalah bagi rakyat, kita juga akan rugi besar. Kita harus segera memilih orang untuk mengatasi pemberontakan ini!""Kalian benar," balas Jihan saat mendengar usulan para menteri itu. Tatapannya dipenuhi kecemasan saat meneruskan, "Tapi, Jenderal Yudha sedang bertugas memusnahkan pasukan Keluarga Juwanto. Dia yang memiliki kekuatan tempur terbesar di Atrana. Bagaimana bisa dia melaksanakan kedua tugas ini sekaligus?"Jihan sungguh gelisah sekarang. Dia tanpa sadar meremas lengan ba

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3002

    Meskipun Dahlan sangat membenci Wira dan ingin membunuhnya, dia tetap mempertimbangkan untung rugi dengan baik.Menyatakan perang terhadap Wira memang mudah. Namun setelah itu, akan ada banyak reaksi berantai yang harus dihadapi.Jika semua reaksi berantai itu tidak dipertimbangkan dengan matang, di masa depan hal ini bisa membawa masalah yang tidak perlu bagi mereka. Inilah poin paling sulit.Sudut bibir Senia agak berkedut. Dia melangkah ke depan Dahlan, mencengkeram kerah bajunya dengan erat. Jika tatapan mata bisa membunuh, Dahlan pasti sudah mati berkali-kali.Tatapan yang begitu menakutkan, seperti dua pedang tajam yang siap menusuk. Tidak ada yang berani menatapnya langsung."Ibu, kenapa?" Dalam pandangan Dahlan, Senia selalu tampak bijaksana. Jika tidak, mustahil bagi seorang wanita bisa mencapai posisi seperti ini, bahkan menjadi sosok yang berada di atas semua orang.Pencapaiannya sudah cukup untuk membuat semua wanita di dunia ini merasa bangga. Lagi pula, wanita yang menjad

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3001

    Keesokan pagi, Wira dan rombongannya berangkat. Osman memimpin para pejabat untuk mengantar kepergian mereka. Terlihat jelas bahwa Osman sangat menghormati Wira.Selain itu, seluruh rakyat turut mengantar saat tahu Wira akan pergi. Harus diakui bahwa Wira sangat dicintai oleh rakyat.Bukan hanya di Provinsi Yonggu dan Provinsi Lowala, bahkan di wilayah lain pun Wira sangat dihormati. Bagaimanapun, pengorbanan Wira memang tidak kecil. Namun, semuanya membuahkan hasil yang sepadan.Saat Wira dalam perjalanan kembali ke Provinsi Yonggu, situasi di Kerajaan Agrel kurang baik.Saat ini, Senia duduk di singgasananya dengan wajah suram. "Apa kabar ini benar?"Senia baru mendapat kabar bahwa semua orang yang diutusnya ke wilayah barat tewas. Bahkan, Panji juga tidak bisa kembali lagi. Padahal, Panji adalah kartu trufnya yang terpenting.Karena ucapan Panji, Senia baru bersedia mengeluarkan 5 miliar gabak untuk berdamai dengan Wira. Jika tidak, dia lebih memilih untuk mengorbankan putranya dari

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3000

    Di wilayah dua provinsi yang damai tanpa konflik ataupun perang, tentu tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Namun anehnya, meskipun bisa tinggal di rumah besar di luar, ada yang memilih rumah sederhana di Dusun Darmadi. Hal ini memang sulit dimengerti. Mungkin, Dusun Darmadi memberikan rasa aman bagi Ramath."Hasil terbesar yang kami capai dalam perjalanan kali ini adalah membunuh Jaran. Selain itu, Caraka yang selalu mengikuti Senia, juga tewas di tangan kami. Dengan kematian mereka berdua, kekuatan Senia jelas berkurang banyak," ucap Wira dengan puas.Ini adalah pencapaian terbesar dari perjalanan kali ini, wajar jika Wira merasa senang.Para hadirin di sekitar mengangguk setuju. Mereka juga tidak menyukai orang-orang dari Kerajaan Agrel. Ketika perang besar empat kelompok terjadi, Kerajaan Agrel adalah pihak yang menekan mereka paling keras.Meskipun sekarang situasi sudah damai, orang-orang dari Kerajaan Nuala tetap menyimpan dendam dan menjaga jarak dengan Kerajaan Agrel. Konfl

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2999

    "Tuan Wira, kamu sangat senang dengan kesembuhan Lucy sampai melupakan temanmu ini. Aku ini raja lho. Aku sampai datang ke gerbang kota untuk menyambutmu. Setidaknya, kamu harus menjaga harga diriku sedikit.""Kalau terus membuatku berdiri di sini, apa yang akan dikatakan para menteriku nanti? Kelak gimana aku bisa mempertahankan wibawaku di depan mereka?"Osman berkata sambil tertawa. Jelas, itu hanya candaan tanpa maksud serius. Dia tidak mungkin benar-benar menyimpan dendam terhadap Wira.Wira tersenyum sambil menggeleng. Pemuda ini memang nakal. Para menteri yang hadir pun ikut tersenyum."Sudah, sudah, sejak kapan kamu jadi orang yang suka cemburu? Sekarang kamu seorang raja. Kamu seharusnya bicara yang bijak. Kalau nggak, kelak kamu benaran sulit mempertahankan takhtamu!" Wira ikut bercanda.Di tengah tawa dan obrolan santai, Wira dan rombongan memasuki ibu kota. Karena sebelumnya sudah mengetahui kepulangan Wira, Osman telah menyiapkan perjamuan.Ketika Wira tiba bersama rombong

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2998

    Bisa dikatakan, hampir tidak ada pemimpin seperti Wira di dunia ini."Semuanya sudah beres. Raja kami mengikuti saran darimu dan mengeluarkan banyak dana untuk bantuan bencana. Sekarang keadaan sudah stabil dan rakyat sudah tenang. Kami benar-benar berterima kasih kepadamu."Sambil tersenyum, Trenggi meneruskan, "Kalau bukan karena saranmu, mungkin Kerajaan Nuala sudah jatuh dalam kekacauan sekarang ...."Ketika membahas hal ini, Trenggi tidak bisa menahan diri untuk menggeleng. Seperti yang Wira perkirakan sebelumnya, karena tidak ada bantuan bencana, banyak rakyat menderita dan masalah terus bermunculan.Ketika rakyat tidak bisa makan, mereka tentu bisa melakukan apa saja. Untungnya, bantuan segera diberikan sehingga masalah teratasi dan tidak terjadi kekacauan yang lebih besar.Namun, pada awalnya Osman tidak berniat menggunakan kas kerajaan untuk menghemat uang. Meskipun ingin membantu rakyat, dia tidak berani mengambil risiko itu demi melindungi dirinya sendiri.Bagaimanapun, jika

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2997

    "Sepertinya orang-orang dari wilayah barat nggak akan melepaskanmu begitu saja. Jadi, apa rencana selanjutnya?""Menurutku, kita bisa mencoba cara lain, yaitu dengan menyerang wilayah barat terlebih dahulu. Wilayah barat cuma sebuah negara kecil di perbatasan. Alasan mereka bisa bertahan sampai sekarang cuma karena punya gurun sebagai pelindung alami.""Kamu sudah menjelajahi gurun itu sekali, jadi pasti sudah tahu jalannya. Kalau kamu memimpin, ditambah pasukan dari kedua belah pihak, kita pasti bisa menghancurkan mereka. Ketika saat itu tiba, jangankan penguasa kecil di Provinsi Tengah, bahkan seluruh wilayah barat pun akan tunduk kepada kita."Trenggi menjelaskan dengan perlahan. Sejak dia menjadi Jenderal Besar Kerajaan Nuala, dia selalu memikirkan cara untuk memperluas wilayah kekuasaan kerajaan.Di masa kekacauan, yang kuat yang berkuasa. Untuk menjadi penguasa di tengah kekacauan, hal pertama yang dibutuhkan adalah tanah yang cukup luas dan rakyat yang banyak. Hanya dengan itu,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2996

    Pihak Wira hanya ada empat orang, sementara mereka memobilisasi puluhan ribu orang dan masih gagal menghentikan Wira. Jika sampai berita ini tersebar, bukankah mereka akan menjadi bahan tertawaan? Sungguh memalukan."Jenderal, kami sudah berusaha sekuat tenaga. Dalam perjalanan kembali, kami sudah menghitung jumlah korban. Ada lebih dari 800 orang yang tewas.""Bahkan, Caraka juga tewas di tangan Wira. Kami gagal menjalankan tugas. Mohon Jenderal dapat memaafkan kami ...."Seorang wakil jenderal perlahan-lahan maju, lalu segera membungkukkan tubuhnya dan berbicara. Dia merasa sangat gelisah.Saka terkenal tegas dan ketat. Kegagalan dalam menjalankan tugas tentu sulit untuk dimaafkan. Dia menatap dingin wakil jenderal itu, lalu mengerutkan alis dan berkata, "Mereka sudah pergi. Nggak ada gunanya dibahas lagi.""Segera cari orang yang lebih dapat diandalkan dan kejar rombongan Wira. Aku nggak peduli siapa mereka atau sejauh apa mereka melarikan diri. Intinya, orang yang berani menentangk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2995

    Setelah mengatakan itu, Caraka memandang orang-orang di belakangnya. Meskipun mereka berasal dari wilayah barat, mereka juga mematuhi perintahnya karena sekarang dia sudah memegang kekuasaan besar. Apalagi sekarang dia juga sudah mendapat informasi yang tepat dari Wira.Sebelum datang ke sini, Saka sudah menyerahkan tugas penting ini pada Caraka dan semua pasukan yang berada di sana harus tunduk pada perintah Caraka. Meskipun Wendi sudah menyiapkan formasi racun di sekitar, mereka tetap terus menerjang ke arah Wira dan yang lainnya dengan kekuatan yang luar biasa saat Caraka memberikan perintahnya."Agha, bunuh dia," kata Wira yang sudah mulai kesal karena Caraka terus mendesaknya sambil menatap Agha di sampingnya."Kak Wira, kamu harus hati-hati. Aku akan pergi memenggal kepala orang itu sekarang juga," kata Agha, lalu langsung melompat dan segera menerjang ke arah Caraka. Darah mengalir dengan deras di semua tempat yang dilewatinya.Melihat Agha begitu berani, para pasukan di sekitar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2994

    "Jaran sudah bertemu dengan kami. Tapi, sekarang dia bukan hanya nggak muncul di hadapanmu, dia juga nggak ada di sampingku. Jadi, kamu rasa dia pasti ada di mana sekarang?" kata Wira sambil terus memikirkan langkah selanjutnya karena dia tidak bisa terus terjebak di sana.Jumlah di pihak lawannya begitu banyak, Wira merasa dia pasti akan rugi jika bertarung dengan mereka di sana. Ditambah dengan banyaknya orang di sekitarnya, satu-satunya caranya untuk keluar dari sana adalah menggunakan taktik melarikan diri.Pada saat itu, pandangan Wira pun tertuju pada Wendi. Saat mereka dikepung Saka sebelumnya, Wendi mengeluarkan dua tabung bambu dari sakunya. Setelah menyebarkan isi tabungnya, bahkan orang-orang yang berdiri jauh dari mereka pun merasa matanya sakit. Sementara itu, orang yang berdiri lebih dekat dengan mereka, kebanyakan yang langsung kehilangan nyawanya.Jika bukan karena begitu, Wira juga tidak akan membiarkan Wendi ikut bersamanya. Wanita ini jauh lebih mengerikan dari yang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status