Share

Bab 825

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Wira hanya tersenyum waktu mendengar pujian Farrel. Dia mempersilakan tamu-tamunya duduk, lalu berkata dengan tenang, "Kalau kamu suka, aku bisa memberikannya padamu." Sepotong kaca saja tidak berarti banyak bagi Wira. Masih ada banyak stoknya di gudang belakang yang belum Wira jual.

Farrel tertegun mendengar ucapan Wira. Benda itu setidaknya seharga beberapa ratus ribu, tetapi Wira malah memberikannya secara cuma-cuma.

"Aku berutang budi atas bantuanmu tempo hari. Jangankan meja kaca kecil ini, sebanyak apa pun meja kaca yang kamu minta, aku akan memberikannya," ujar Wira.

Jika bukan karena bantuan Farrel, Wulan dan yang lainnya mungkin tidak bisa kembali ke Dusun Darmadi tanpa terluka. Seperti yang Wira katakan tadi, memberi Farrel meja kristal bukanlah masalah besar.

"Hahaha! Aku mengagumi sifatmu ini, tapi kamu masih ingat, 'kan? Waktu kamu pergi, kamu bilang kamu akan bekerja pada Keluarga Barus kalau ada kesempatan!" balas Farrel.

Farrel tidak akan melupakan hal ini. Yang paling
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 826

    Wira akhirnya memahami satu kebenaran. Sekaya apa pun dirinya di dunia ini, itu tidak ada gunanya. Hanya dengan menggunakan aset untuk mendapatkan kekuatan, dia dapat melindungi asetnya.Kini, Wira sudah menugaskan Biantara untuk mengatur jaringan mata-mata. Meski hal ini sangat penting, Wira belum terlalu membutuhkan jaringan mata-mata sekarang. Mengenai Hasan yang ditugaskan merekrut orang-orang terpercaya lewat sekolah bela dirinya, itu juga tidak terlalu mendesak.Satu-satunya hal yang mendesak adalah uang. Hanya dengan memiliki cukup uang, Wira dapat menciptakan lebih banyak benda berguna.Kelompok terkuat yang bisa dia kerahkan untuk saat ini adalah Ngarai Naga Biru yang terdiri dari 20 ribu orang bandit. Wira berencana membuat baju zirah sederhana untuk mempersenjatai mereka. Dengan begini, mereka juga berkesempatan melindungi diri sendiri di situasi sulit.Farrel menarik napas dalam-dalam, lalu akhirnya mengangguk dan berkata, "Aku akan mengusahakan yang terbaik untuk membantum

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 827

    Farrel bisa menebak apa yang sedang dipikirkan Wira. Dia tertawa lagi dan berkata, "Kamu pasti bingung waktu kubilang ini waktu yang tepat untuk bertindak, 'kan?"Wira mengangguk dan membenarkan, "Ya, aku ingin tahu alasannya."Farrel menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, "Karena beberapa hari yang lalu, bibiku baru melahirkan Pangeran Kelima! Pangeran Yahya sekarang berusia 10 tahun. Di antara empat adiknya, yang paling kecil adalah bayi laki-laki dari Keluarga Barus dan yang tertua baru berusia 5 tahun.""Awalnya, Keluarga Juwanto ingin menunggu beberapa tahun lagi. Tapi, waktu bibiku melahirkan seorang pangeran yang kemungkinan besar akan menjadi putra mahkota, Keluarga Juwanto jadi cemas!" tambah Farrel.Wira memahami maksud Farrel. Tadinya, Keluarga Juwanto tidak terburu-buru karena Ratu tidak memiliki anak laki-laki. Selain itu, para pangeran yang lain masih kecil. Lagi pula, Yahya memang sangat pintar, jadi mereka tidak khawatir. Namun, saat Ratu dari Keluarga Barus melahirka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 828

    Jika Keluarga Juwanto melancarkan kudeta dengan dukungan Kerajaan Monoma, kemungkinan mereka akan berhasil merebut kekuasaan.Wira memandang Farrel dan berkata, "Farrel, kamu pasti punya maksud tertentu dengan memberitahuku masalah ini. Kalau ada yang ingin kamu katakan, bilang saja langsung. Kita bisa bekerja sama!"Farrel tidak akan mengatakan hal seperti ini pada Wira tanpa alasan. Pasti ada sesuatu yang direncanakannya."Ya, aku ingin tahu apa kamu punya solusi atas masalah ini," sahut Farrel sambil mengangguk.Wira tertawa, lalu berkata, "Aku nggak punya solusi untuk masalah di ibu kota. Tapi, karena Keluarga Barus sudah menebak akan terjadi kekacauan, kalian pasti sudah menyiapkan jalan keluar, 'kan? Kalau Keluarga Juwanto benar-benar melancarkan kudeta dengan dukungan Kerajaan Monoma, Keluarga Barus nggak mungkin diam saja."Mendengar ucapan Wira, Farrel sontak mengerjap. Dia berkata, "Memang nggak ada yang bisa disembunyikan dari matamu. Ya, Keluarga Barus memang punya beberapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 829

    Farrel mengetahui sifat Wira dan percaya bahwa pria itu mampu melakukannya. Namun, kesempatan ini mungkin tidak akan mudah didapatkan.Wira berpikir sejenak, lalu berkata, "Apabila Keluarga Juwanto ingin bertindak, kita nggak boleh hanya menuruti keinginan mereka. Maksudku adalah ... kita harus bertindak lebih dulu!" Usai mendengar perkataan Wira, Farrel sontak terkejut. Wanita itu terkejut oleh nyali Wira. Bertindak lebih dahulu?Farrel segera memahami makna di balik kata-kata tersebut. Dia berkata dengan napas yang terengah-engah, "Kak Wira, maksudmu ...."Wira segera menjelaskan, "Di Kerajaan Nuala, nggak ada yang berkedudukan lebih tinggi daripada Raja Bakir, dia berada di atas semua orang. Tapi, dalam keluargamu, ada seseorang yang memiliki kedudukan tak tertandingi. Itu tentu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya!""Apabila Raja Bakir kehilangan kekuasaannya, Ratu Jihan akan memiliki kekuasaan tertinggi. Itu memang nggak akan berlangsung lama, tapi beberapa hari saja sudah cuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 830

    Ketiga wanita itu mengangguk setuju setelah mendengar penjelasan Wira, tetapi salah satu dari mereka masih tak kuasa bertanya, "Tapi ... Keluarga Juwanto telah bersiap begitu lama. Bagaimana kalau mereka benar-benar berhasil?"Wira sebenarnya juga memiliki kekhawatiran yang sama. Itu sebabnya, dia menjawab, "Itu tergantung pada siapa yang beraksi lebih dulu, apakah Keluarga Barus ataukah Keluarga Juwanto."Pada saat ini, Wulan lagi-lagi bertanya, "Bagaimana cara Keluarga Juwanto menyerang Raja Bakir? Apakah mereka akan mencoba untuk memaksa Raja Bakir untuk turun takhta? Tapi, menurutku Keluarga Juwanto seharusnya nggak memiliki cukup keberanian untuk melakukan itu."Wira menggelengkan kepala sembari berkata, "Memaksa Raja Bakir untuk turun takhta? Kerajaan Nuala mungkin buruk dalam pemerintahan, tapi istana kerajaan sangat kuat. Memaksa Raja Bakir untuk turun takhta adalah hal yang mustahil!""Kalau begitu ... apabila nggak bisa memaksa Raja Bakir untuk turun takhta, bagaimana mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 831

    Apabila Alina dari Keluarga Juwanto merupakan seorang ratu, dia mungkin telah bertindak sejak lama. Wulan, Dian, dan Dewina tampak mengangguk karena sudah mulai paham. Hanya saja ... mereka masih tidak mengerti tentang beberapa hal.Lantas, kenapa Keluarga Juwanto memutuskan untuk bertindak pada saat ini? Apakah itu hanya karena Ratu Jihan melahirkan seorang anak? Apabila itu masalahnya, mereka bisa bertindak lebih awal tanpa menunggu kelahiran anak itu, bukan?"Sayang, kenapa Keluarga Juwanto nggak bertindak lebih awal?" tanya Wulan lagi.Wira merespons dengan senyuman, lalu kembali menjelaskan, "Siapa yang sanggup menanggung kejahatan pembunuhan? Kalau mereka gagal, Keluarga Juwanto akan hancur! Mereka mungkin sedang menunggu ... menunggu anak dari Ratu Jihan lahir. Apabila itu seorang putri, mereka mungkin harus menunggu beberapa tahun lagi untuk merencanakan sesuatu!"Wira menimpali, "Kalaupun nggak merencanakannya, ada kemungkinan besar bahwa Raja Bakir akan mengangkat Pangeran Ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 832

    Farrel segera mengangguk dan tak kuasa berkata, "Keluarga Juwanto pasti memiliki perencanaan seperti ini. Mereka akan menggunakan Kerjaaan Monoma sebagai kambing hitam untuk menciptakan kekacauan dalam pemerintahan Kerajaan Nuala. Dengan adanya kebutuhan mendesak akan seorang raja, selain Pangeran Yahya, siapa lagi yang mampu mengatasi situasi ini?"Sigra yang mendengar kata-kata ini menepuk meja dengan emosi. Raut wajahnya tampak sangat suram sekarang."Jadi, apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita meminta bibimu untuk memberi tahu Raja Bakir? Kalau sampai informasi ini bocor, Raja Bakir pasti akan mencurigai bibimu. Sekarang, Raja Bakir sudah mencurigai keluarga kita. Dia bahkan bersiap untuk melawan kita," ucap Sigra sambil menarik napas dalam-dalam.Farrel segera berkata, "Nggak ... kita bisa mengambil tindakan lebih dulu."Pernyataan ini membuat ayahnya tertegun sejenak. "Apa yang kamu katakan! Mengambil tindakan lebih dulu? Kalaupun kita membunuh Raja Bakir, bibimu baru saja m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 833

    Farrel tampak mengedipkan matanya, lalu segera berkata, "Ayah, aku merasa bahwa Wira bukanlah tipe orang yang seperti itu. Dia itu selalu suka bersenang-senang. Kalau sungguh ingin menaklukkan dunia, dia pasti nggak akan bekerja sama dengan keluarga kita."Perkataan Farrel membuat Sigra tertegun sejenak. Setelah itu, dia tertawa dan menimpali, "Hahaha. Farrel, kamu berpikir sangat jauh. Benar juga, kalau sungguh ingin menaklukkan dunia, dia nggak akan bekerja sama dengan kita. Bagaimanapun, bekerja sama dengan kita hanya akan terikat. Dia juga mungkin akan diawasi oleh kita."Setelah memahami hal ini, Sigra pun menyarankan, "Hanya saja, sekarang ... kita perlu memikirkan bagaimana cara membuat Raja Bakir jatuh sakit tanpa menyebabkan kecurigaan. Ini adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan dengan baik."Usai merenung sejenak, Sigra akhirnya memiliki rencana. Dia memberi tahu putrinya, "Farrel, kamu harus pergi sendiri dan menjelaskan situasinya kepada bibimu. Sementara itu, barang yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2726

    Shafa juga buru-buru menyatakan sikapnya. Dia memang cerdas. Di zaman sekarang, jika ingin memiliki pijakan yang kokoh, seseorang tentu harus memiliki nilai pada diri sendiri. Mereka tidak mungkin terus mengandalkan Wira seumur hidup.Pada akhirnya, orang yang paling bisa diandalkan hanya diri sendiri. Jika terus mengandalkan Wira, mungkin suatu saat Wira akan merasa illfeel pada mereka. Hasilnya pun akan menjadi sangat buruk.Wira tidak melontarkan sepatah kata pun sejak tadi. Jika ingin membujuk Doddy, semua tergantung kemampuan Shafa.Doddy menggosok telapak tangannya sambil tertawa dengan canggung. Kemudian, dia menggeleng dan berkata, "Kamu mungkin nggak tahu aku nggak tertarik pada wanita. Orang-orang yang mengurusku juga para prajuritku. Aku nggak suka wanita masuk ke kamarku. Aku nggak suka aroma di tubuh mereka."Shafa tak kuasa termangu. Dia tahu Wira punya beberapa istri. Wajar juga jika pria punya banyak istri. Sementara itu, Doddy yang terkenal dan memegang kekuasaan milit

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2725

    Di dalam kereta kuda. Melihat ekspresi Kaffa dan Shafa yang sangat waspada, Wira tersenyum dan bertanya, "Kenapa kalian berdua nggak berbicara?"Setelah ragu sejenak, Kaffa berkata dengan pelan, "Kak Wira, aku baru tahu identitasmu, aku tentu saja nggak berani berbicara sembarangan di depanmu. Kalau aku salah bicara, kemungkinan besar akan ...."Sebelum Kaffa selesai berbicara, Shafa segera mendorong lengannya. Mendapat isyarat itu, dia pun segera menghentikan kata-katanya.Wira menggelengkan kepala dan berkata sambil tersenyum, "Shafa, aku tahu kepribadian kakakmu, jadi aku nggak akan menyalahkan kalian. Meskipun dia salah bicara, apa masalahnya? Bukankah aku tetap menganggap kalian sebagai teman? Kalau nggak, aku nggak akan membiarkan kalian duduk di kereta kudaku."Danu berkata dengan nada ramah, "Benar. Kakakku sudah menganggap kalian berdua sebagai teman, jadi kalian perlu begitu formal di depan kakakku. Kalau nggak, berarti kalian meremehkan kakakku dan kakakku akan marah."Setel

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2724

    Orang lain mungkin tidak akan berani mendambakan hal ini seumur hidupnya."Oh ya. Sejak kapan kamu tahu identitas Kak Wira?" tanya Kaffa lagi karena dia sama sekali tidak mendapatkan petunjuk apa pun. Bahkan saat menerima liontin giok dan melihat ekspresi Danu, dia juga tidak berani membayangkan Kak Wira di depannya adalah Wira yang terkenal itu. Ini benar-benar seperti dongeng yang tidak mungkin terjadi, tetapi kenyataannya memang begitu.Shafa perlahan-lahan berkata, "Sebenarnya aku juga baru mengetahui semuanya beberapa waktu yang lalu. Dia meminta kita memanggilnya Kak Wira, ditambah lagi senjata rahasianya itu, dan sikapnya dalam bertindak, semua itu sudah cukup bagiku untuk menebak identitasnya.""Lagi pula, senjata rahasia yang bernama pistol itu hanya Kak Wira yang punya di seluruh dunia ini, orang lain nggak punya senjata rahasia seperti itu. Kalau dia bisa membawa pistol itu, mana mungkin dia orang lain lagi."Shafa termasuk orang yang berpengetahuan luas, dia tentu saja bisa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2723

    Setelah semuanya sudah diatur dengan baik dan hampir sampai di depan pintu penjara bawah tanah, Wira memberikan instruksi pada Danu, "Oh ya. Jangan memberi tahu terlalu banyak orang tentang kepulanganku kali ini, terutama Tuan Osmaro."Jika ingin kembali secara terang-terangan, Wira tentu saja tidak akan menggunakan cara seperti ini. Dia juga akan membiarkan anggota jaringan mata-mata melindunginya di sepanjang perjalanan, sehingga tidak akan terjadi begitu banyak kejadian seperti ini. Namun, dia memiliki pertimbangannya sendiri dan memilih lebih baik tidak mengungkapkan kepulangannya agar tidak memicu masalah."Semuanya sesuai dengan pengaturan Kakak," jawab Danu sambil menganggukkan kepala dengan tegas. Selama ini, dia selalu memegang prinsip yaitu selalu patuh pada Wira tanpa syarat. Meskipun Wira memerintahnya untuk mati, dia juga tidak akan ragu sedikit pun. Beginilah ikatan persaudaraan mereka."Aku nggak menyangka orang yang membantu kita adalah Wira yang terkenal itu. Pantas sa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2722

    Setelah melihat Wira yang duduk di dalam sel, Danu merasa hatinya sakit dan berteriak, "Cepat buka pintu sel ini! Kalian benar-benar berani sekali. Bahkan kakakku juga kalian berani tangkap?"Bukan hanya Adianto yang langsung tercengang begitu mendengar perkataan itu, semua orang yang berada di sana juga begitu. Danu adalah jenderal yang terkenal dan berkuasa. Di seluruh Provinsi Lowala, tidak ada yang bisa menandinginya dan bahkan tidak ada yang berani mengganggunya. Orang yang dipanggilnya kakak tentu saja adalah Wira.Adianto tidak berani percaya dengan apa yang didengarnya, tetapi kenyataannya sudah ada di depan matanya. Setelah menelan ludah, dia segera membuka pintu sel dan inisiatif masuk ke dalamnya. Dia hanya menundukkan kepala karena tidak berani menatap Wira dan berkata, "Tuan, sebelumnya aku nggak tahu apa-apa dan sudah menyinggungmu.""Aku mohon Tuan bisa memaafkanku, jangan menghukumku. Aku nggak akan mengulanginya lagi kelak."Pada saat ini, Adianto benar-benar ketakutan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2721

    "Menurutku, ini ide yang bagus. Kalau begitu, kita lakukan sesuai keinginanmu. Aku akan pergi memberi tahu rekan-rekanku di luar biar mereka membantuku memberi pelajaran pada anak ini. Sejujurnya, aku juga kesal dengan anak ini," kata Adianto sambil tersenyum sinis, lalu bersiap pergi bersama Ruben.Adianto memang tidak bisa langsung memutuskan semua hal yang ada di penjara bawah tanah, dia tetap harus melaporkannya pada atasannya. Namun, jabatannya lebih tinggi daripada orang-orang yang ada di sana. Jika kerabatnya ingin masuk ke kota, semua juga pasti akan melewatinya. Oleh karena itu, dia tentu saja memiliki pengaruh tertentu.Namun, saat baru saja berbalik, Adianto dan Ruben melihat ada sekelompok orang mendekat. Terutama saat melihat orang yang berdiri di paling depan, Adianto langsung tertegun dan tidak tahu harus berbuat apa."Saudaraku, ada apa?" tanya Ruben dengan ekspresi bingung."Aku nggak salah lihat, 'kan? Kenapa Jenderal Danu tiba-tiba datang ke penjara bawah tanah? Buka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2720

    "Aku mengerti. Melihat situasinya nggak beres, jadi kakakmu langsung pergi, 'kan? Orang bilang suami istri yang selalu bersama pun akan berpisah saat menghadapi bahaya, ternyata kakak adik pun seperti ini," sindir Sahim.Shafa malah tidak berbicara dan menjelaskan apa pun juga. Dia sebenarnya sudah menyadarinya saat tadi Wira berbicara dengan Kaffa. Wira bisa duduk di sini dengan begitu tenang pasti karena sudah memberikan tugas pada Kaffa. Kalau begitu, mengapa dia harus khawatir?Selain itu, Shafa tahu betul kebaikan kakaknya terhadapnya melebihi siapa pun. Oleh karena itu, dia merasa tidak perlu menjelaskan apa pun pada orang lain."Tutup mulutmu," kata Wira dengan kesal.Sahim langsung tidak berani berbicara lagi.Tepat pada saat itu, Ruben dan Adianto datang dan langsung berdiri di depan pintu sel."Sekarang kamu sudah tahu kekuatanku, 'kan? Tadi aku sebenarnya nggak ingin menyusahkan kalian dan menyuruh kalian cepat pergi, tapi kalian nggak mau dengar. Kalian malah mengusir para

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2719

    Kaffa menyadari liontin giok ini memang berguna. Setelah mendengar perkataan Danu, dia tidak ragu-ragu dan langsung berkata, "Tuan Wira yang memberiku liontin giok ini sudah ditangkap kepala penjaga gerbang kota ke penjara bawah tanah. Jenderal Danu, cepat selamatkan dia."Kepala penjaga gerbang kota memang memiliki kekuasaan, tetapi kekuasaan itu masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Danu. Kaffa merasa lebih yakin lagi, kali ini Wira dan adiknya pasti akan selamat.Swish.Mendengar perkataan Kaffa, ekspresi Danu langsung menjadi sangat muram dan napasnya pun menjadi terengah-engah. "Mereka berani menangkap kakakku? Benar-benar nggak tahu diri!"Setelah memaki sebentar, Danu langsung melambaikan tangan pada kedua penjaga di belakangnya. "Segera kumpulkan orang dan ikut aku ke penjara bawah tanah!"Tak lama kemudian, semua orang sudah siap dan berangkat menuju penjara bawah tanah.Kaffa juga segera mengikuti mereka. Dia ingin menyelamatkan adiknya dengan tangannya sendiri dan berter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2718

    Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak

DMCA.com Protection Status