Jika Keluarga Juwanto melancarkan kudeta dengan dukungan Kerajaan Monoma, kemungkinan mereka akan berhasil merebut kekuasaan.Wira memandang Farrel dan berkata, "Farrel, kamu pasti punya maksud tertentu dengan memberitahuku masalah ini. Kalau ada yang ingin kamu katakan, bilang saja langsung. Kita bisa bekerja sama!"Farrel tidak akan mengatakan hal seperti ini pada Wira tanpa alasan. Pasti ada sesuatu yang direncanakannya."Ya, aku ingin tahu apa kamu punya solusi atas masalah ini," sahut Farrel sambil mengangguk.Wira tertawa, lalu berkata, "Aku nggak punya solusi untuk masalah di ibu kota. Tapi, karena Keluarga Barus sudah menebak akan terjadi kekacauan, kalian pasti sudah menyiapkan jalan keluar, 'kan? Kalau Keluarga Juwanto benar-benar melancarkan kudeta dengan dukungan Kerajaan Monoma, Keluarga Barus nggak mungkin diam saja."Mendengar ucapan Wira, Farrel sontak mengerjap. Dia berkata, "Memang nggak ada yang bisa disembunyikan dari matamu. Ya, Keluarga Barus memang punya beberapa
Farrel mengetahui sifat Wira dan percaya bahwa pria itu mampu melakukannya. Namun, kesempatan ini mungkin tidak akan mudah didapatkan.Wira berpikir sejenak, lalu berkata, "Apabila Keluarga Juwanto ingin bertindak, kita nggak boleh hanya menuruti keinginan mereka. Maksudku adalah ... kita harus bertindak lebih dulu!" Usai mendengar perkataan Wira, Farrel sontak terkejut. Wanita itu terkejut oleh nyali Wira. Bertindak lebih dahulu?Farrel segera memahami makna di balik kata-kata tersebut. Dia berkata dengan napas yang terengah-engah, "Kak Wira, maksudmu ...."Wira segera menjelaskan, "Di Kerajaan Nuala, nggak ada yang berkedudukan lebih tinggi daripada Raja Bakir, dia berada di atas semua orang. Tapi, dalam keluargamu, ada seseorang yang memiliki kedudukan tak tertandingi. Itu tentu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya!""Apabila Raja Bakir kehilangan kekuasaannya, Ratu Jihan akan memiliki kekuasaan tertinggi. Itu memang nggak akan berlangsung lama, tapi beberapa hari saja sudah cuk
Ketiga wanita itu mengangguk setuju setelah mendengar penjelasan Wira, tetapi salah satu dari mereka masih tak kuasa bertanya, "Tapi ... Keluarga Juwanto telah bersiap begitu lama. Bagaimana kalau mereka benar-benar berhasil?"Wira sebenarnya juga memiliki kekhawatiran yang sama. Itu sebabnya, dia menjawab, "Itu tergantung pada siapa yang beraksi lebih dulu, apakah Keluarga Barus ataukah Keluarga Juwanto."Pada saat ini, Wulan lagi-lagi bertanya, "Bagaimana cara Keluarga Juwanto menyerang Raja Bakir? Apakah mereka akan mencoba untuk memaksa Raja Bakir untuk turun takhta? Tapi, menurutku Keluarga Juwanto seharusnya nggak memiliki cukup keberanian untuk melakukan itu."Wira menggelengkan kepala sembari berkata, "Memaksa Raja Bakir untuk turun takhta? Kerajaan Nuala mungkin buruk dalam pemerintahan, tapi istana kerajaan sangat kuat. Memaksa Raja Bakir untuk turun takhta adalah hal yang mustahil!""Kalau begitu ... apabila nggak bisa memaksa Raja Bakir untuk turun takhta, bagaimana mereka
Apabila Alina dari Keluarga Juwanto merupakan seorang ratu, dia mungkin telah bertindak sejak lama. Wulan, Dian, dan Dewina tampak mengangguk karena sudah mulai paham. Hanya saja ... mereka masih tidak mengerti tentang beberapa hal.Lantas, kenapa Keluarga Juwanto memutuskan untuk bertindak pada saat ini? Apakah itu hanya karena Ratu Jihan melahirkan seorang anak? Apabila itu masalahnya, mereka bisa bertindak lebih awal tanpa menunggu kelahiran anak itu, bukan?"Sayang, kenapa Keluarga Juwanto nggak bertindak lebih awal?" tanya Wulan lagi.Wira merespons dengan senyuman, lalu kembali menjelaskan, "Siapa yang sanggup menanggung kejahatan pembunuhan? Kalau mereka gagal, Keluarga Juwanto akan hancur! Mereka mungkin sedang menunggu ... menunggu anak dari Ratu Jihan lahir. Apabila itu seorang putri, mereka mungkin harus menunggu beberapa tahun lagi untuk merencanakan sesuatu!"Wira menimpali, "Kalaupun nggak merencanakannya, ada kemungkinan besar bahwa Raja Bakir akan mengangkat Pangeran Ya
Farrel segera mengangguk dan tak kuasa berkata, "Keluarga Juwanto pasti memiliki perencanaan seperti ini. Mereka akan menggunakan Kerjaaan Monoma sebagai kambing hitam untuk menciptakan kekacauan dalam pemerintahan Kerajaan Nuala. Dengan adanya kebutuhan mendesak akan seorang raja, selain Pangeran Yahya, siapa lagi yang mampu mengatasi situasi ini?"Sigra yang mendengar kata-kata ini menepuk meja dengan emosi. Raut wajahnya tampak sangat suram sekarang."Jadi, apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita meminta bibimu untuk memberi tahu Raja Bakir? Kalau sampai informasi ini bocor, Raja Bakir pasti akan mencurigai bibimu. Sekarang, Raja Bakir sudah mencurigai keluarga kita. Dia bahkan bersiap untuk melawan kita," ucap Sigra sambil menarik napas dalam-dalam.Farrel segera berkata, "Nggak ... kita bisa mengambil tindakan lebih dulu."Pernyataan ini membuat ayahnya tertegun sejenak. "Apa yang kamu katakan! Mengambil tindakan lebih dulu? Kalaupun kita membunuh Raja Bakir, bibimu baru saja m
Farrel tampak mengedipkan matanya, lalu segera berkata, "Ayah, aku merasa bahwa Wira bukanlah tipe orang yang seperti itu. Dia itu selalu suka bersenang-senang. Kalau sungguh ingin menaklukkan dunia, dia pasti nggak akan bekerja sama dengan keluarga kita."Perkataan Farrel membuat Sigra tertegun sejenak. Setelah itu, dia tertawa dan menimpali, "Hahaha. Farrel, kamu berpikir sangat jauh. Benar juga, kalau sungguh ingin menaklukkan dunia, dia nggak akan bekerja sama dengan kita. Bagaimanapun, bekerja sama dengan kita hanya akan terikat. Dia juga mungkin akan diawasi oleh kita."Setelah memahami hal ini, Sigra pun menyarankan, "Hanya saja, sekarang ... kita perlu memikirkan bagaimana cara membuat Raja Bakir jatuh sakit tanpa menyebabkan kecurigaan. Ini adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan dengan baik."Usai merenung sejenak, Sigra akhirnya memiliki rencana. Dia memberi tahu putrinya, "Farrel, kamu harus pergi sendiri dan menjelaskan situasinya kepada bibimu. Sementara itu, barang yan
Setelah mendengarkan kata-kata ini, Jihan baru memahaminya dan segera berkata, "Oke, Bibi sudah tahu apa yang harus dilakukan!"Jihan yang tampak cemas pun menarik napas dalam-dalam. Farrel mengingatkan lagi, "Bibi, Keluarga Juwanto akan bertindak, jadi kamu harus berhati-hati dengan orang-orang di sekitarmu!"Saat mendengar ini, Jihan tampak tersenyum, lalu menatap pelayan pribadi yang paling akrab dengannya. Pelayan pribadi itu segera mengangguk sembari berkata kepada Farrel, "Dik, jangan khawatir. Dengan adanya aku di sini, nggak akan ada masalah.""Aku tahu latar belakang dari semua dayang yang ada dari istana, terutama dayang yang sudah disogok oleh Keluarga Juwanto. Semuanya ada dalam pantauanku!"Begitu Farrel mendengar kata-kata ini, dia pun berkata sambil tersenyum, "Dengan adanya Kakak di sini, aku tentu saja merasa tenang!" Pelayan pribadi itu bukan sembarang orang, melainkan anggota Keluarga Barus juga. Dia telah belajar seni bela diri sejak kecil dan sangat terampil sehing
Farrel memang tahu pemikiran seperti ini kurang baik karena Keluarga Barus mempunyai ambisi untuk menguasai dunia. Namun, Farrel menyukai pria yang heroik. Seharusnya, Wira juga termasuk pria heroik, 'kan? Hanya saja, Wira memiliki pemikiran yang agak berbeda.Farrel menggeleng dan membatin, 'Sudahlah ....' Dia langsung menyingkirkan pemikirannya ini.Sesudah Farrel pergi, Jihan segera memerintah, "Nanti siapkan makan malam dan sampaikan kepada Raja untuk datang ke Istana Nairi." Sambil bicara, Jihan menyerahkan obat itu kepada pelayan. Kemudian, pelayan itu mengangguk dan langsung pergi untuk melapor.Kala ini, Raja Bakir sedang cemas memikirkan siapa yang akan diutus ke Kerajaan Monoma. Dia tidak tahu sebenarnya nyawanya sedang terancam. Jika bukan karena rencana Wira, mungkin tak lama lagi Raja Bakir akan meninggal."Yang Mulia, Ratu mengundang Anda pergi ke Istana Nairi," kata kasim sambil tersenyum.Raja Bakir tidak terlalu curiga setelah mendengar perkataan ini. Dia memang sangat
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m