"Kurang ajar! Kamu berani mempertanyakan perintahku? Aku ini Amangkurat Adiluhung, pilar Kerajaan Nuala! Wira sudah membelot pada Kerajaan Agrel, kenapa aku nggak boleh menangkapnya? Ghani, aku tahu Wira sangat dekat dengan Panglima Yudha. Tapi, beraninya kamu membantahku! Apa kamu ingin melanggar perintah militer?" seru Adnan marah.Ghani memasang raut muram, lalu menggertakkan gigi dan berkata, "Tuan Adnan, aku belum menerima perintah istana mengenai masalah ini, jadi aku nggak bisa bertindak!" Dia tahu bahwa Adnan tidak menyukainya. Akan tetapi, jika itu demi Wira, dia berani menantang Adnan."Oke! Kalau kamu nggak mau turun tangan, biar aku yang menangkapnya! Prajurit! Tangkap Wira!" seru Adnan.Mendengar ini, seorang prajurit langsung mengiakan. Sekelompok orang segera keluar dari tenda, lalu mendapati Wira di kejauhan."Kamukah yang bernama Wira? Semuanya, tangkap dia dan bawa masuk!" seru prajurit tadi dengan dingin seraya mengarahkan pedangnya ke arah Wira.Ekspresi Wira seketi
Mendengar itu, ekspresi Adnan sontak berubah sangat masam. Dia sangat ingin menghabisi Wira. Orang ini bukan hanya berada di pihak Yudha, tetapi juga menjadi ancaman bagi Raja Bakir. Adnan tentu saja ingin membantu saudara iparnya menyingkirkan Wira.Adnan mengira dengan 90.000 pasukan di bawah komandonya, dia bisa menghabisi Wira dengan mudah. Tidak disangka, orang ini ternyata memiliki senapan. Jika begini, Adnan pun tidak berani bertindak gegabah."Wira, nggak ada gunanya kamu mengatakan apa pun. Kamu sudah membelot pada Kerajaan Agrel dengan menerima gelar sebagai Raja Uttar! Atas dasar apa aku nggak boleh menghabisimu?" bentak Adnan.Alhasil, Wira seketika tertawa. "Kamu tahu kalau aku dinobatkan sebagai Raja Uttar, tapi apa kamu tahu apa lagi yang dikatakan Ibu Suri Kerajaan Agrel?" ujar Wira dengan datar seraya memandang Adnan.Adnan tertegun sejenak, lalu bertanya dengan alis berkerut, "Apa?""Apa? Jadi kamu cuma tahu kalau aku dinobatkan sebagai Raja Uttar? Kalau begitu, aku a
Adnan sulit menerima hal ini.Namun, Wira melanjutkan, "Adnan, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu merasa bahwa Raja Bakir nggak suka padaku, jadi kamu ingin menyingkirkanku untuknya. Tapi, apakah aku benar-benar terisolasi di istana? Faksi penasihat kiri selalu mendukungku, begitu juga dengan Yudha.""Kalaupun kamu membunuhku dan Kerajaan Nuala memilih berperang melawan Kerajaan Agrel, faksi penasihat kiri mungkin akan membalas dendam padamu nantinya!" Setelah Wira mengucapkan kata-kata ini, Adnan duduk dengan tegas di tempatnya dan langsung menyerah atas rencananya.Bagaimanapun, faksi penasihat kanan tidak bisa bermain-main dengan kekuatan sendiri. Meskipun Raja Bakir membenci Wira, dia masih ditekan oleh faksi penasihat kiri.Apabila suatu saat nanti, faksi penasihat kiri menjadi lebih dominan di istana, mereka pasti akan membalas dendam terhadap Adnan karena telah membunuh Wira, terutama Yudha. Begitu perang pecah, dia adalah panglimanya, sementara Adnan hanya seorang wakil jend
Wira masih terus memanggang kelinci liar. Pada saat yang sama, terdengar lagi teriakan mengerikan dari arah lain. Saat ini, Mandra telah menghabiskan daging terakhir dan meneguk segelas anggur. "Kak Wira, aku juga akan segera kembali!" ucap Mandra. Setelah itu, dia langsung bergegas menuju sumber suara.Ekspresi kekhawatiran Dewina tampak makin jelas. Bagaimanapun, mereka hanyalah kelompok kecil dengan jumlah sekitar 50 orang. Di dalam wilayah Kerajaan Nuala, mereka bukanlah siapa-siapa. Terlebih lagi, Raja Bakir ingin membunuh Wira. Ini benar-benar situasi yang sangat berbahaya bagi Wira.Dewina pun mendekati Wira, lalu menariknya perlahan dan bertanya dengan cemas, "Kak Wira, apakah kita benar-benar aman?""Jangan khawatir. Situasi seperti ini sudah sering kualami, ini bukanlah masalah besar. Apalagi, aku sudah tahu bahwa akan ada penyergapan. Jadi, aku sengaja memperlambat langkah untuk menjebak mereka dan membiarkan mereka datang membunuhku," jelas Wira dengan santai.Ketika mening
"Baiklah, setidaknya setelah menyingkirkan mereka, kita nggak akan berada dalam bahaya selama beberapa hari. Tinggal beberapa hari lagi, kita akan tiba di Dusun Darmadi. Setelah kembali ke sana, kita baru akan benar-benar aman," jelas Wira sembari menguap. Semua orang pun beristirahat setelahnya.Keesokan harinya, mereka melanjutkan perjalanan ke tempat yang lebih jauh. Jejak Wira sangat sulit untuk diikuti. Kadang kala, dia akan melewati jalan umum dan terkadang dia akan menggunakan jalan pintas. Dengan kata lain, untuk menemukannya bukanlah sesuatu yang mudah.Saat ini, berita tentang kepulangan Wira telah tersebar luas sehingga banyak orang telah mengetahuinya. Sementara itu, kini Yudha sedang berada di ibu kota kerajaan dan tampak khawatir di kediamannya."Panglima Yudha, apakah Kak Wira dalam bahaya? Apa yang harus kita lakukan?" tanya Doddy yang berada di samping Yudha. Setelah mengikuti Yudha untuk waktu yang lama, Doddy telah menjadi lebih bijaksana, bahkan ada terkesan berwiba
Raja Bakir sudah tahu alasan Yudha datang, tetapi dia masih berkata sambil tersenyum, "Ternyata demi masalah ini. Kalau begitu, katakan saja. Aku akan ... mendengarkanmu!"Yudha mendongak dan melihat ekspresi Raja Bakir yang terlihat cukup kesal. Akan tetapi, dia tetap memaksakan dirinya untuk berkata, "Yang Mulia, hamba tidak akan membahas apa pun yang telah Wira lakukan ataupun kontribusinya terhadap negara ini. Apa yang ingin hamba bahas saat ini adalah dia yang bersedia pergi ke Kerajaan Agrel sebagai duta!"Setelah Yudha selesai berbicara, Raja Bakir hanya mengangguk dan tetap diam. Yudha pun melanjutkan, "Pergi ke Kerajaan Agrel adalah tindakan yang sangat berisiko. Siapa pun tahu bahwa Kerajaan Agrel adalah tempat yang penuh dengan bahaya. Apalagi, Wira juga merupakan dalang di balik pembunuhan Raja Tanuwi!""Hanya berdasarkan hal ini, Giandra tidak mungkin melepaskannya begitu saja. Dia tidak mungkin tidak membalas dendam atas pembunuhan ayahnya. Jadi, Yang Mulia pasti bisa me
"Hamba sangat memahami Wira, dia bukan tipe orang seperti itu. Kalau dia memang seperti itu, kenapa dia memilih untuk kembali? Bukannya dia bisa hidup bahagia dengan bergelimang harta di sana?" tanya Yudha.Setelah itu, Yudha menjelaskan, "Alasan dia memilih untuk kembali adalah karena dia tidak bisa meninggalkan keluarganya. Itu sebabnya, dia pasti akan kembali ke Kerajaan Nuala. Selain itu, dia tidak mungkin menjadi mata-mata! Yang Mulia, Wira selalu dicurigai oleh Kerajaan Nuala. Bagaimana mungkin Kerajaan Agrel akan memilihnya sebagai mata-mata? Ini adalah hal yang mustahil!"Begitu Yudha selesai berbicara, Raja Bakir tidak merespons, sebaliknya dia malah diingatkan oleh Yudha, yaitu mengenai keluarga. Raja Bakir tidak pernah melakukan apa pun terhadap keluarga Wira merasa tidak perlu. Sebagai Raja Kerajaan Nuala, dia tidak seharusnya melakukan tindakan seperti itu, tetapi dia telah berubah pikiran sekarang.Tidak disangka ada begitu banyak orang yang datang untuk memohon. Apalagi,
Saat ini, Yudha sudah sangat mabuk. Begitu kembali ke kediamannya, dia langsung tertidur pulas sampai pagi. Kepala Yudha terasa sangat sakit sekarang. Ketika bangun, dia masih menunjukkan ekspresi cemas."Entah apa yang dipikirkan oleh Raja Bakir!" ucap Yudha sambil menghela napas. Kini, tatapan matanya penuh kegelisahan.Setelah keluar dari kamar, Yudha menyantap sarapan, lalu pergi ke lapangan latihan seperti biasanya. Dia telah melakukan rutinitas ini selama 10 tahun tanpa pernah berhenti. Namun, hari ini dia merasa seperti kehilangan sesuatu. Usai berlatih selama dua jam di lapangan, Yudha menghela napas sembari mengeluh, "Kapan aku baru bisa mencapai titik puncak seperti Ayah?"Yudha tidak puas dengan tingkat keterampilan bela diri yang dimilikinya. Setelah menggeleng, dia secara refleks memeriksa ke arah belakangnya, lalu tertegun. Segera setelah itu, Yudha pun berkata, "Lho? Di mana Doddy?"Biasanya, saat Yudha berlatih di lapangan ini, Doddy pasti akan berada di sana juga. Mere
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m