Share

Bab 769

Penulis: Arif
Orang yang mengepalai tim itu adalah seorang pria berbaju zirah perak yang berkarisma. Dia berujar, "Salam, Tuan Wahyudi. Namaku Ghani, jenderal pendamping di bawah komando Panglima Yudha."

Wira menghela napas lega karena orang yang datang adalah anak buah Yudha. Di antara orang-orang istana Kerajaan Nuala, satu-satunya yang bisa dipercaya oleh Wira adalah Yudha. Dia tidak memercayai orang lain, bahkan penasihat kiri sekalipun!

"Aku sudah bukan penasihat militer. Mulai sekarang, panggil saja aku Tuan Wira," sahut Wira sambil tersenyum. Reputasinya sebagai penasihat militer telah menimbulkan banyak masalah untuknya. Setidaknya, sejak namanya dikenal sebagai penasihat militer, dia jadi diwaspadai orang istana. Hingga sekarang, dia tidak pernah lagi memiliki hari yang damai.

"Tuan Wahyudi bisa saja, kamu akan selamanya menjadi penasihat militer kami! Silakan, Tuan Wahyudi!" ujar Ghani penuh hormat. Dia bahkan menggiring sendiri kuda Wira.

"Jenderal Ghani, kamu nggak perlu sesungkan ini. K
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mas Day
ini yg aku tunggu2, konflik di nuala pasca wira menyelesaikan urusan di kerajaan agrel
goodnovel comment avatar
Elsa Maharani
alur ceritanya bikin emosional pembaca dipermainkan, emangnya boleh se epic itu hmmm
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 770

    Wira juga terpikir akan hal ini. Hanya saja, dia tetap harus melewati wilayah Amangkurat Adiluhung untuk memasuki Kerajaan Nuala. Dia tidak mengenal Amangkurat Adiluhung, tetapi dia merasa pria itu juga tidak akan menyukainya. Jika ingin menghadapi 90 ribu pasukan, sepertinya Wira harus menggunakan cara tertentu.Usai jamuan makan, Wira kembali ke tempat yang disiapkan untuknya. Danu, Mandra, dan Biantara duduk di tenda Wira dengan raut cemas."Kak Wira, kita harus bagaimana? Amangkurat Adiluhung kemungkinan nggak akan membiarkan kita lewat," tanya Danu dengan ekspresi khawatir.Wira mengangguk, lalu menjawab, "Ya, kemungkinan kita nggak bisa lewat dengan cara biasa. Tapi, nggak ada yang pasti di dunia ini. Mungkin saja dia mau bicara baik-baik denganku."Biantara menarik napas dalam-dalam. Dia tentu juga mengetahui situasi di Kerajaan Nuala. Waktu menyelidiki Wira, dia mendapatkan informasi bahwa orang-orang istana tidak senang pada Wira. Bahkan, Raja Bakir pun menaruh curiga padanya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 771

    "Kurang ajar! Kamu berani mempertanyakan perintahku? Aku ini Amangkurat Adiluhung, pilar Kerajaan Nuala! Wira sudah membelot pada Kerajaan Agrel, kenapa aku nggak boleh menangkapnya? Ghani, aku tahu Wira sangat dekat dengan Panglima Yudha. Tapi, beraninya kamu membantahku! Apa kamu ingin melanggar perintah militer?" seru Adnan marah.Ghani memasang raut muram, lalu menggertakkan gigi dan berkata, "Tuan Adnan, aku belum menerima perintah istana mengenai masalah ini, jadi aku nggak bisa bertindak!" Dia tahu bahwa Adnan tidak menyukainya. Akan tetapi, jika itu demi Wira, dia berani menantang Adnan."Oke! Kalau kamu nggak mau turun tangan, biar aku yang menangkapnya! Prajurit! Tangkap Wira!" seru Adnan.Mendengar ini, seorang prajurit langsung mengiakan. Sekelompok orang segera keluar dari tenda, lalu mendapati Wira di kejauhan."Kamukah yang bernama Wira? Semuanya, tangkap dia dan bawa masuk!" seru prajurit tadi dengan dingin seraya mengarahkan pedangnya ke arah Wira.Ekspresi Wira seketi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 772

    Mendengar itu, ekspresi Adnan sontak berubah sangat masam. Dia sangat ingin menghabisi Wira. Orang ini bukan hanya berada di pihak Yudha, tetapi juga menjadi ancaman bagi Raja Bakir. Adnan tentu saja ingin membantu saudara iparnya menyingkirkan Wira.Adnan mengira dengan 90.000 pasukan di bawah komandonya, dia bisa menghabisi Wira dengan mudah. Tidak disangka, orang ini ternyata memiliki senapan. Jika begini, Adnan pun tidak berani bertindak gegabah."Wira, nggak ada gunanya kamu mengatakan apa pun. Kamu sudah membelot pada Kerajaan Agrel dengan menerima gelar sebagai Raja Uttar! Atas dasar apa aku nggak boleh menghabisimu?" bentak Adnan.Alhasil, Wira seketika tertawa. "Kamu tahu kalau aku dinobatkan sebagai Raja Uttar, tapi apa kamu tahu apa lagi yang dikatakan Ibu Suri Kerajaan Agrel?" ujar Wira dengan datar seraya memandang Adnan.Adnan tertegun sejenak, lalu bertanya dengan alis berkerut, "Apa?""Apa? Jadi kamu cuma tahu kalau aku dinobatkan sebagai Raja Uttar? Kalau begitu, aku a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 773

    Adnan sulit menerima hal ini.Namun, Wira melanjutkan, "Adnan, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu merasa bahwa Raja Bakir nggak suka padaku, jadi kamu ingin menyingkirkanku untuknya. Tapi, apakah aku benar-benar terisolasi di istana? Faksi penasihat kiri selalu mendukungku, begitu juga dengan Yudha.""Kalaupun kamu membunuhku dan Kerajaan Nuala memilih berperang melawan Kerajaan Agrel, faksi penasihat kiri mungkin akan membalas dendam padamu nantinya!" Setelah Wira mengucapkan kata-kata ini, Adnan duduk dengan tegas di tempatnya dan langsung menyerah atas rencananya.Bagaimanapun, faksi penasihat kanan tidak bisa bermain-main dengan kekuatan sendiri. Meskipun Raja Bakir membenci Wira, dia masih ditekan oleh faksi penasihat kiri.Apabila suatu saat nanti, faksi penasihat kiri menjadi lebih dominan di istana, mereka pasti akan membalas dendam terhadap Adnan karena telah membunuh Wira, terutama Yudha. Begitu perang pecah, dia adalah panglimanya, sementara Adnan hanya seorang wakil jend

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 774

    Wira masih terus memanggang kelinci liar. Pada saat yang sama, terdengar lagi teriakan mengerikan dari arah lain. Saat ini, Mandra telah menghabiskan daging terakhir dan meneguk segelas anggur. "Kak Wira, aku juga akan segera kembali!" ucap Mandra. Setelah itu, dia langsung bergegas menuju sumber suara.Ekspresi kekhawatiran Dewina tampak makin jelas. Bagaimanapun, mereka hanyalah kelompok kecil dengan jumlah sekitar 50 orang. Di dalam wilayah Kerajaan Nuala, mereka bukanlah siapa-siapa. Terlebih lagi, Raja Bakir ingin membunuh Wira. Ini benar-benar situasi yang sangat berbahaya bagi Wira.Dewina pun mendekati Wira, lalu menariknya perlahan dan bertanya dengan cemas, "Kak Wira, apakah kita benar-benar aman?""Jangan khawatir. Situasi seperti ini sudah sering kualami, ini bukanlah masalah besar. Apalagi, aku sudah tahu bahwa akan ada penyergapan. Jadi, aku sengaja memperlambat langkah untuk menjebak mereka dan membiarkan mereka datang membunuhku," jelas Wira dengan santai.Ketika mening

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 775

    "Baiklah, setidaknya setelah menyingkirkan mereka, kita nggak akan berada dalam bahaya selama beberapa hari. Tinggal beberapa hari lagi, kita akan tiba di Dusun Darmadi. Setelah kembali ke sana, kita baru akan benar-benar aman," jelas Wira sembari menguap. Semua orang pun beristirahat setelahnya.Keesokan harinya, mereka melanjutkan perjalanan ke tempat yang lebih jauh. Jejak Wira sangat sulit untuk diikuti. Kadang kala, dia akan melewati jalan umum dan terkadang dia akan menggunakan jalan pintas. Dengan kata lain, untuk menemukannya bukanlah sesuatu yang mudah.Saat ini, berita tentang kepulangan Wira telah tersebar luas sehingga banyak orang telah mengetahuinya. Sementara itu, kini Yudha sedang berada di ibu kota kerajaan dan tampak khawatir di kediamannya."Panglima Yudha, apakah Kak Wira dalam bahaya? Apa yang harus kita lakukan?" tanya Doddy yang berada di samping Yudha. Setelah mengikuti Yudha untuk waktu yang lama, Doddy telah menjadi lebih bijaksana, bahkan ada terkesan berwiba

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 776

    Raja Bakir sudah tahu alasan Yudha datang, tetapi dia masih berkata sambil tersenyum, "Ternyata demi masalah ini. Kalau begitu, katakan saja. Aku akan ... mendengarkanmu!"Yudha mendongak dan melihat ekspresi Raja Bakir yang terlihat cukup kesal. Akan tetapi, dia tetap memaksakan dirinya untuk berkata, "Yang Mulia, hamba tidak akan membahas apa pun yang telah Wira lakukan ataupun kontribusinya terhadap negara ini. Apa yang ingin hamba bahas saat ini adalah dia yang bersedia pergi ke Kerajaan Agrel sebagai duta!"Setelah Yudha selesai berbicara, Raja Bakir hanya mengangguk dan tetap diam. Yudha pun melanjutkan, "Pergi ke Kerajaan Agrel adalah tindakan yang sangat berisiko. Siapa pun tahu bahwa Kerajaan Agrel adalah tempat yang penuh dengan bahaya. Apalagi, Wira juga merupakan dalang di balik pembunuhan Raja Tanuwi!""Hanya berdasarkan hal ini, Giandra tidak mungkin melepaskannya begitu saja. Dia tidak mungkin tidak membalas dendam atas pembunuhan ayahnya. Jadi, Yang Mulia pasti bisa me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 777

    "Hamba sangat memahami Wira, dia bukan tipe orang seperti itu. Kalau dia memang seperti itu, kenapa dia memilih untuk kembali? Bukannya dia bisa hidup bahagia dengan bergelimang harta di sana?" tanya Yudha.Setelah itu, Yudha menjelaskan, "Alasan dia memilih untuk kembali adalah karena dia tidak bisa meninggalkan keluarganya. Itu sebabnya, dia pasti akan kembali ke Kerajaan Nuala. Selain itu, dia tidak mungkin menjadi mata-mata! Yang Mulia, Wira selalu dicurigai oleh Kerajaan Nuala. Bagaimana mungkin Kerajaan Agrel akan memilihnya sebagai mata-mata? Ini adalah hal yang mustahil!"Begitu Yudha selesai berbicara, Raja Bakir tidak merespons, sebaliknya dia malah diingatkan oleh Yudha, yaitu mengenai keluarga. Raja Bakir tidak pernah melakukan apa pun terhadap keluarga Wira merasa tidak perlu. Sebagai Raja Kerajaan Nuala, dia tidak seharusnya melakukan tindakan seperti itu, tetapi dia telah berubah pikiran sekarang.Tidak disangka ada begitu banyak orang yang datang untuk memohon. Apalagi,

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2966

    "Apa mereka benar-benar akan mencari masalah denganmu cuma karena perkataan sepihak dari Wira?" tanya Caraka dengan bingung."Sebenarnya, aku memang menyembunyikan banyak hal tentang identitasku dari kalian. Aku memang berasal dari wilayah barat dan juga orang Lembah Duka.""Sayangnya, ada aturan di Lembah Duka yang melarang orang-orang di dalam untuk keluar. Mereka hanya bisa tinggal di dalam lembah.""Ini merupakan pembatasan yang ditentukan oleh penguasa wilayah barat dengan Lembah Duka sejak bertahun-tahun yang lalu. Selama bertahun-tahun, nggak ada yang berani mematahkan kesepakatan ini.""Ini bukan karena orang-orang di dalam sana nggak mendambakan dunia luar, tapi karena ketua lembah saat ini sangat kolot. Jadi, nggak ada yang berani mengganggunya.""Kalau sampai seseorang membuatnya marah, hasilnya akan jauh lebih buruk dari kematian. Aku bahkan harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk keluar dari Lembah Duka. Untungnya, aku bisa sampai di sini.""Tapi, kalau mereka tahu ke man

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2965

    Wira tersenyum dan menepuk bahu Agha, lalu perlahan-lahan berkata, "Aku rasa nggak begitu. Kamu tadi sudah menakuti Saka. Ditambah lagi, cara Nona Wendi menyerang juga berhasil membuat para prajurit itu takut untuk menyerang. Kalau mereka tetap berada di sini, mereka akan ketakutan sampai nggak punya daya tarung lagi.""Daripada begitu, lebih baik mereka segera pergi dari sini. Kalau aku yang berada di posisi mereka, aku juga akan begitu."Meskipun Wira berbicara dengan santai, dia tahu jelas Saka bukan orang yang sembarangan dan memiliki pemikiran yang sama dengannya. Selain itu, Saka juga terampil dalam memimpin pasukan dan semua bawahannya adalah pasukan elite.Sepertinya, saat kembali ke Provinsi Tengah nanti, Wira merasa dia harus lebih berhati-hati. Jika pergerakan mereka ketahuan Saka, pasti akan ada pertempuran sengit dan situasinya bahkan lebih buruk dari sekarang. Bagaimanapun juga, Provinsi Tengah adalah wilayah kekuasaan Saka."Kita lanjutkan perjalanan kita. Selagi mereka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2964

    Jika Wendi tidak berada di sana, Saka tentu saja akan langsung turun tangan. Namun, setelah melihat cara Wendi bertarung, dia juga tidak berani mendekat. Dia khawatir jika terkena bubuk putih itu, nasibnya juga akan sama dengan orang-orang yang terjatuh ke tanah itu. Nyawanya lebih berharga daripada mereka, dia jelas tidak bisa mengambil risiko ini."Kenapa kalian masih berdiri di belakangku? Para sampah nggak berguna ini sudah mulai ketakutan. Kalau nggak ada yang membuka jalan untuk mereka, mereka nggak akan berani bergerak. Apa kalian ingin terus menunda waktu di sini? Cepat pimpin mereka untuk menyerang dan segera tangkap orang-orang itu," perintah Saka.Saka memang tidak berniat untuk turun tangan, tetapi dia menyerahkan tugas berat ini pada beberapa wakil di belakangnya. Mereka biasanya sangat berkuasa dam sudah diam-diam melakukan banyak hal di belakangnya. Namun, dia hanya mengawasi dan tidak terlalu memedulikan urusan kecil itu karena dia sendiri juga sering melakukan hal buru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2963

    Krak!Saka mengepalkan tinjunya dengan sangat erat dan tatapannya juga terlihat sangat dingin. Dia sudah memberikan tawaran yang bagus, orang lain pasti tidak akan bisa menahan godaan seperti itu jika berada di posisi Agha.Selain itu, Saka merasa orang yang berada di pihaknya bukan hanya hidup mewah, mereka juga bisa memperluas wilayah. Ini adalah masa depan yang diinginkan seorang perwira militer, tetapi Agha malah menolak tawarannya.Saat memikirkan hal itu, Saka kembali berteriak dengan marah, "Jadi, kamu bersikeras ingin melawanku?""Kalau begitu, kenapa? Kalian sendiri yang berkali-kali mencari masalah dengan kami. Dilihat dari sikapmu, sepertinya kamu ingin membantaiku ya? Kalau begitu, ayo ke sini," teriak Agha yang juga tidak mau kalah.Selain Wira, Agha sama sekali tidak peduli pada siapa pun di dunia ini dan kata-kata orang lain juga dianggapnya hanya angin lewat saja. Saat masih berada di Provinsi Yonggu, bahkan Danu pun tidak bisa memerintahnya. Apalagi sekarang, apa artin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2962

    "Terima kasih, Nona Wendi. Kamu ini memang sangat hebat. Kalau obat penyembuh luka ini dijual, pasti akan ada banyak orang dari wilayah barat sampai ke Provinsi Yonggu yang ingin membelinya," kata Dwija dengan segera.Sebelum bergabung dengan Gedung Nomor Satu, Dwija selalu berkelana di dunia persilatan dan sudah melihat banyak obat yang luar biasa. Namun, ini pertama kalinya dia merasakan obat yang memiliki efek yang begitu luar biasa. Sungguh luar biasa!Namun, Wendi tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengiakan perkataan Dwija dengan tenang dan terus mengamati Agha yang sedang bertarung.Saat Wira dan yang lainnya sedang berbicara, Agha tetap terus bertarung dengan Saka. Mereka saling menyerang dan bertahan dengan sengit. Untungnya, dia juga bukan orang biasa, kekuatannya tentu saja tidak boleh diremehkan. Meskipun senjatanya tidak begitu cocok, dia tetap melawan musuhnya dengan luar biasa.Sebaliknya, Saka memang masih bisa menahan serangan Agha, tetapi dia tahu jelas kekuatannya m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2961

    "Kita tetap harus membuat mereka tunduk dulu. Lagi pula, aku juga sudah lama nggak berduel dengan orang lain. Hari ini adalah kesempatan yang baik untuk meregangkan otot-ototku," jawab Saka sambil tersenyum sinis dan langsung berada di hadapan Agha.Tak lama kemudian, dia menarik pedangnya dan langsung menyerang kepala Agha. Jika terkena serangan itu, Agha pasti akan mati atau terluka parah.Agha segera mengangkat kedua paling ke atas kepala dan bersiap menahan serangan Saka.Terdengar suara yang nyaring saat kedua senjata berbenturan dan keduanya juga langsung mundur dua langkah."Jenderal Saka ini memang hebat, bahkan Agha pun terpaksa mundur beberapa langkah. Sepertinya, gelar orang terkuat di wilayah barat ini memang bukan omong kosong. Kalau dia nggak kuat, mungkin sekarang tubuhnya sudah hancur berkeping-keping," kata Wira dengan tenang.Wira tadi terus mengamati pertarungan kedua pria itu, sehingga dia tahu Agha tidak menahan dirinya dan langsung mengeluarkan serangan mematikan.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2960

    Jika terkena serangan itu, Dwija pasti akan langsung mati. Namun, karena pertarungan sebelumnya, lengannya sudah tidak bisa diangkat lagi dan kecepatannya juga berkurang banyak. Selain itu, pedangnya juga terlempar agak jauh, mustahil baginya untuk menahan serangan ini.Saat pedangnya hampir mengenai tenggorokan Dwija, Saka malah menghentikan langkahnya. Dia menatap Wira dengan dingin dan berkata dengan tenang, "Kemampuan anak buahmu ternyata hanya begitu. Awalnya aku pikir dia sangat hebat. Ternyata sudah menyergap pun, dia tetap nggak bisa melukaiku.""Sepertinya, kalian hanya bisa menindas orang seperti kakakku saja. Kalau melawan kami, hasil akhirnya kalian juga tetap sama."Melihat ekspresi Saka yang meremehkan, Wira sangat ingin mengeluarkan pistolnya dan langsung menembak Saka. Saka sudah bersekongkol dengan orang seperti Yasa, berarti Saka ini juga bukan orang baik dan tentu saja tidak boleh dibiarkan hidup lebih lama. Namun, jika dia membunuh Saka, mereka akan kehilangan pelin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2959

    "Bagus sekali. Sepertinya kamu cukup hebat. Kalau begitu, biar aku lihat seberapa hebat kemampuanmu," kata Saka yang tertawa, bukannya marah. Dia menghunus pedangnya dan segera bertarung dengan Dwija."Aku juga ingin melihat seberapa hebat kemampuan kalian," kata Dwija.Para prajurit tetap mengelilingi Wira dan kelompoknya, sama sekali tidak memedulikan Dwija. Bahkan para wakil jenderal yang berdiri di belakang Dwija juga tidak bergerak. Terdengar beberapa komentar dari kerumunan itu."Anak ini ternyata ingin menantang Jenderal. Kalau tahu begitu, kita nggak perlu repot-repot menggunakan begitu banyak trik.""Jenderal tentu saja akan memberinya kesempatan itu.""Kekuatan Jenderal nggak tertandingi. Bahkan di seluruh wilayah barat ini, nggak ada yang bisa menandinginya.""Orang ini benar-benar nggak tahu diri. Cari masalah sendiri.""Mereka sudah menyakiti kakaknya, mana mungkin Jenderal akan melepaskan mereka begitu saja. Sekarang kebetulan dia bisa memberi mereka pelajaran."Namun, Wi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2958

    Sejak Wira membawa mereka ke wilayah barat, Agha dan Dwija sudah tahu perjalanan ini akan sangat berbahaya. Jika tidak memiliki tekad yang kuat, mereka tidak mungkin mengikuti Wira sampai sejauh ini. Begitu juga dengan Wendi."Kamu memang berani dan cerdik, hampir saja berhasil menipuku. Tapi, apa benar kita nggak punya dendam? Kamu mungkin nggak mengenalku, tapi aku kenal kamu. Kamu nggak mungkin sudah melupakan Tuan Yasa yang baru saja mati di tanganmu secepat ini, 'kan? Kelihatannya kamu masih muda, harusnya ingatanmu nggak seburuk itu," kata Saka sambil perlahan-lahan mendekati Wira.Sementara itu, wakil jenderal itu juga sudah kembali berdiri di belakang Saka.Wira akhirnya mengerti apa yang sudah terjadi, ternyata semua ini karena dia sudah menyinggung Yasa. Sebelumnya, dia masih tidak mengerti mengapa Yasa yang begitu tidak berlogika itu bisa berkuasa di tempat itu begitu lama. Apakah tidak ada orang di Provinsi Tengah yang sanggup melawan Yasa? Mengapa pejabat di sana juga tida

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status