Share

Bab 772

Penulis: Arif
Mendengar itu, ekspresi Adnan sontak berubah sangat masam. Dia sangat ingin menghabisi Wira. Orang ini bukan hanya berada di pihak Yudha, tetapi juga menjadi ancaman bagi Raja Bakir. Adnan tentu saja ingin membantu saudara iparnya menyingkirkan Wira.

Adnan mengira dengan 90.000 pasukan di bawah komandonya, dia bisa menghabisi Wira dengan mudah. Tidak disangka, orang ini ternyata memiliki senapan. Jika begini, Adnan pun tidak berani bertindak gegabah.

"Wira, nggak ada gunanya kamu mengatakan apa pun. Kamu sudah membelot pada Kerajaan Agrel dengan menerima gelar sebagai Raja Uttar! Atas dasar apa aku nggak boleh menghabisimu?" bentak Adnan.

Alhasil, Wira seketika tertawa. "Kamu tahu kalau aku dinobatkan sebagai Raja Uttar, tapi apa kamu tahu apa lagi yang dikatakan Ibu Suri Kerajaan Agrel?" ujar Wira dengan datar seraya memandang Adnan.

Adnan tertegun sejenak, lalu bertanya dengan alis berkerut, "Apa?"

"Apa? Jadi kamu cuma tahu kalau aku dinobatkan sebagai Raja Uttar? Kalau begitu, aku a
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 773

    Adnan sulit menerima hal ini.Namun, Wira melanjutkan, "Adnan, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu merasa bahwa Raja Bakir nggak suka padaku, jadi kamu ingin menyingkirkanku untuknya. Tapi, apakah aku benar-benar terisolasi di istana? Faksi penasihat kiri selalu mendukungku, begitu juga dengan Yudha.""Kalaupun kamu membunuhku dan Kerajaan Nuala memilih berperang melawan Kerajaan Agrel, faksi penasihat kiri mungkin akan membalas dendam padamu nantinya!" Setelah Wira mengucapkan kata-kata ini, Adnan duduk dengan tegas di tempatnya dan langsung menyerah atas rencananya.Bagaimanapun, faksi penasihat kanan tidak bisa bermain-main dengan kekuatan sendiri. Meskipun Raja Bakir membenci Wira, dia masih ditekan oleh faksi penasihat kiri.Apabila suatu saat nanti, faksi penasihat kiri menjadi lebih dominan di istana, mereka pasti akan membalas dendam terhadap Adnan karena telah membunuh Wira, terutama Yudha. Begitu perang pecah, dia adalah panglimanya, sementara Adnan hanya seorang wakil jend

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 774

    Wira masih terus memanggang kelinci liar. Pada saat yang sama, terdengar lagi teriakan mengerikan dari arah lain. Saat ini, Mandra telah menghabiskan daging terakhir dan meneguk segelas anggur. "Kak Wira, aku juga akan segera kembali!" ucap Mandra. Setelah itu, dia langsung bergegas menuju sumber suara.Ekspresi kekhawatiran Dewina tampak makin jelas. Bagaimanapun, mereka hanyalah kelompok kecil dengan jumlah sekitar 50 orang. Di dalam wilayah Kerajaan Nuala, mereka bukanlah siapa-siapa. Terlebih lagi, Raja Bakir ingin membunuh Wira. Ini benar-benar situasi yang sangat berbahaya bagi Wira.Dewina pun mendekati Wira, lalu menariknya perlahan dan bertanya dengan cemas, "Kak Wira, apakah kita benar-benar aman?""Jangan khawatir. Situasi seperti ini sudah sering kualami, ini bukanlah masalah besar. Apalagi, aku sudah tahu bahwa akan ada penyergapan. Jadi, aku sengaja memperlambat langkah untuk menjebak mereka dan membiarkan mereka datang membunuhku," jelas Wira dengan santai.Ketika mening

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 775

    "Baiklah, setidaknya setelah menyingkirkan mereka, kita nggak akan berada dalam bahaya selama beberapa hari. Tinggal beberapa hari lagi, kita akan tiba di Dusun Darmadi. Setelah kembali ke sana, kita baru akan benar-benar aman," jelas Wira sembari menguap. Semua orang pun beristirahat setelahnya.Keesokan harinya, mereka melanjutkan perjalanan ke tempat yang lebih jauh. Jejak Wira sangat sulit untuk diikuti. Kadang kala, dia akan melewati jalan umum dan terkadang dia akan menggunakan jalan pintas. Dengan kata lain, untuk menemukannya bukanlah sesuatu yang mudah.Saat ini, berita tentang kepulangan Wira telah tersebar luas sehingga banyak orang telah mengetahuinya. Sementara itu, kini Yudha sedang berada di ibu kota kerajaan dan tampak khawatir di kediamannya."Panglima Yudha, apakah Kak Wira dalam bahaya? Apa yang harus kita lakukan?" tanya Doddy yang berada di samping Yudha. Setelah mengikuti Yudha untuk waktu yang lama, Doddy telah menjadi lebih bijaksana, bahkan ada terkesan berwiba

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 776

    Raja Bakir sudah tahu alasan Yudha datang, tetapi dia masih berkata sambil tersenyum, "Ternyata demi masalah ini. Kalau begitu, katakan saja. Aku akan ... mendengarkanmu!"Yudha mendongak dan melihat ekspresi Raja Bakir yang terlihat cukup kesal. Akan tetapi, dia tetap memaksakan dirinya untuk berkata, "Yang Mulia, hamba tidak akan membahas apa pun yang telah Wira lakukan ataupun kontribusinya terhadap negara ini. Apa yang ingin hamba bahas saat ini adalah dia yang bersedia pergi ke Kerajaan Agrel sebagai duta!"Setelah Yudha selesai berbicara, Raja Bakir hanya mengangguk dan tetap diam. Yudha pun melanjutkan, "Pergi ke Kerajaan Agrel adalah tindakan yang sangat berisiko. Siapa pun tahu bahwa Kerajaan Agrel adalah tempat yang penuh dengan bahaya. Apalagi, Wira juga merupakan dalang di balik pembunuhan Raja Tanuwi!""Hanya berdasarkan hal ini, Giandra tidak mungkin melepaskannya begitu saja. Dia tidak mungkin tidak membalas dendam atas pembunuhan ayahnya. Jadi, Yang Mulia pasti bisa me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 777

    "Hamba sangat memahami Wira, dia bukan tipe orang seperti itu. Kalau dia memang seperti itu, kenapa dia memilih untuk kembali? Bukannya dia bisa hidup bahagia dengan bergelimang harta di sana?" tanya Yudha.Setelah itu, Yudha menjelaskan, "Alasan dia memilih untuk kembali adalah karena dia tidak bisa meninggalkan keluarganya. Itu sebabnya, dia pasti akan kembali ke Kerajaan Nuala. Selain itu, dia tidak mungkin menjadi mata-mata! Yang Mulia, Wira selalu dicurigai oleh Kerajaan Nuala. Bagaimana mungkin Kerajaan Agrel akan memilihnya sebagai mata-mata? Ini adalah hal yang mustahil!"Begitu Yudha selesai berbicara, Raja Bakir tidak merespons, sebaliknya dia malah diingatkan oleh Yudha, yaitu mengenai keluarga. Raja Bakir tidak pernah melakukan apa pun terhadap keluarga Wira merasa tidak perlu. Sebagai Raja Kerajaan Nuala, dia tidak seharusnya melakukan tindakan seperti itu, tetapi dia telah berubah pikiran sekarang.Tidak disangka ada begitu banyak orang yang datang untuk memohon. Apalagi,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 778

    Saat ini, Yudha sudah sangat mabuk. Begitu kembali ke kediamannya, dia langsung tertidur pulas sampai pagi. Kepala Yudha terasa sangat sakit sekarang. Ketika bangun, dia masih menunjukkan ekspresi cemas."Entah apa yang dipikirkan oleh Raja Bakir!" ucap Yudha sambil menghela napas. Kini, tatapan matanya penuh kegelisahan.Setelah keluar dari kamar, Yudha menyantap sarapan, lalu pergi ke lapangan latihan seperti biasanya. Dia telah melakukan rutinitas ini selama 10 tahun tanpa pernah berhenti. Namun, hari ini dia merasa seperti kehilangan sesuatu. Usai berlatih selama dua jam di lapangan, Yudha menghela napas sembari mengeluh, "Kapan aku baru bisa mencapai titik puncak seperti Ayah?"Yudha tidak puas dengan tingkat keterampilan bela diri yang dimilikinya. Setelah menggeleng, dia secara refleks memeriksa ke arah belakangnya, lalu tertegun. Segera setelah itu, Yudha pun berkata, "Lho? Di mana Doddy?"Biasanya, saat Yudha berlatih di lapangan ini, Doddy pasti akan berada di sana juga. Mere

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 779

    Raja Bakir hendak menggunakan Doddy sebagai umpan untuk membunuh Wira! Bagaimana dia bisa melakukan ini?Ekspresi Yudha saat ini sangat muram. Tanpa basa-basi, dia segera menulis sepucuk surat dan meminta seseorang segera mengirimkannya pada Wira. Dia akan mencari solusi untuk menyelamatkan Doddy. Pokoknya, Wira tidak boleh datang ke ibu kota!....Di sisi lain, Wira tidak mengetahui situasi di ibu kota. Setelah melakukan perjalanan jauh, dia akhirnya tiba di Provinsi Jawali. Dalam beberapa hari, dia sudah bisa kembali ke Dusun Darmadi.Pemberontakan Rendra dan pengepungan pasukan Provinsi Cindera terhadap Provinsi Jawali baru lewat beberapa bulan lalu, tetapi sekarang kondisi provinsi sudah kembali seperti semula. Setelah tiba di kota, Wira langsung pulang ke rumah yang dibelinya. Rumah itu masih sangat bersih. Sepertinya Farrel sering datang untuk bersih-bersih. Wanita itu baik juga."Kita istirahat sehari di sini, besok kita baru ke Provinsi Cindera!" ujar Wira sambil tersenyum lega

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 780

    Ekspresi Wira teramat muram. Dia sudah menduga Raja Bakir akan menggunakan berbagai cara untuk melawannya. Namun, Wira tidak pernah menyangka dia akan menggunakan cara sekeji ini. Benar-benar kejam! Dengan menangkap Doddy, sang Raja memaksa dirinya pergi ke ibu kota."Wira, tampaknya orang itu mau memaksamu pergi ke ibu kota. Kemungkinan dia mau ...." Farrel tidak menyelesaikan kata-katanya, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Wira mengangguk dan menyahut, "Sepertinya dia mau membunuhku!"Farrel menghela napas, lalu berkata, "Cara ini benar-benar rendah! Apa dia nggak bisa menggunakan cara yang lebih terhormat? Kalau dia ingin membunuhmu, memangnya dia nggak bisa memanggilmu ke istana?""Kalau dia memanggilku ke istana, kemungkinan besar aku akan menolak. Apalagi, aku cuma pejabat kecil yang nggak punya urusan di istana. Selain itu, ini juga menjadi peringatan bagiku," jelas Wira sambil menggeleng. Wira menarik napas dalam-dalam dan memasang ekspresi yang sangat muram. Dia tidak meny

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status