Share

Bab 751

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Wira berkata sambil terkekeh-kekeh, "Begitu datang, kamu sudah memberiku hadiah pertemuan. Ini benar-benar mengejutkan. Coba katakan, apa rencanamu?"

Biantara memikirkannya sejenak sebelum berkata, "Wira, apa kamu tahu siapa orang dengan keterampilan bela diri terhebat di Kerajaan Agrel?"

"Nggak tahu," sahut Wira sambil menggeleng.

Biantara berujar perlahan, "Di istana Kerajaan Agrel, ada orang misterius yang sangat kuat. Bisa dibilang, dia itu orang dengan kekuatan tempur terhebat di kerajaan ini. Tentu saja, yang ingin aku kubahas bukan dia, tapi orang lain."

"Selain orang itu, ada seseorang bernama Gideon yang merupakan pengikut Raja Byakta. Kudengar pria ini direkrut dari luar oleh Raja Byakta dan identitasnya masih menjadi misteri. Nggak ada yang tahu dari mana asalnya, tapi teknik pedangnya adalah yang terbaik kedua di Kerajaan Agrel."

"Yang ketiga itu Dwipangga, pengikut Raja Ararya. Tempo hari, orang-orang yang kalian kirim bisa ditanganinya sendirian. Tujuh orang itu berhasil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 752

    Ibu kota Kerajaan Agrel ini cukup makmur. Wira belum pernah ke ibu kota Kerajaan Nuala, tetapi keadaannya seharusnya tidak jauh berbeda. Wira, Danu, dan Mandra mulai berkeliling. Biarpun menyebutnya jalan-jalan, nyatanya Wira bukan berkeliling tanpa tujuan. Dia pergi ke beberapa tempat-tempat bagus, bertemu banyak tuan muda dan sesekali mengobrol ringan dengan mereka.Sudah hampir tengah hari saat mereka pulang ke penginapan. Biantara yang menghilang sepanjang pagi pun telah kembali. Keduanya saling menyapa dengan senyuman. Kemudian, Wira berkata, "Sini kuperkenalkan, ini Mandra dan Danu. Mereka berdua adalah orang-orang kepercayaanku."Mendengar itu, Biantara buru-buru mengepalkan tinju tanda hormat seraya berujar, "Aku sudah lama dengar kalau ada banyak master di sisi Wira. Benar saja, kalian tampak luar biasa."Biantara pada dasarnya adalah orang yang mahir bergaul, meskipun terkadang kejam, dia juga berhati tulus. Danu dan Mandra tidak berani mengabaikannya. Bagaimanapun, orang itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 753

    Mendengar itu, Danu dan Mandra hanya bisa mengangguk. Ucapan Biantara memang masuk akal."Tapi, Kak Wira sudah punya dua istri!" ujar Danu sambil mengerjap.Biantara segera mengibaskan tangannya dan berkata, "Wajar saja seorang pria memiliki beberapa istri. Apalagi, kalau orangnya itu Wira. Memangnya kalian nggak tahu ambisi Wira? Dewina juga wanita yang berpendidikan tinggi dan sangat cerdas. Dinilai dari kualifikasinya, dia bisa menjadi istri yang baik untuk Wira! Apa kalian tega menghalangi cinta mereka?"Begitu kata-kata ini terlontar, Danu dan Mandra akhirnya mengangguk paham."Biantara, kata-katamu ada benarnya!" ujar Danu buru-buru."Iya, untung kamu bilang. Kalau nggak, kami nggak akan menyadarinya!" timpal Mandra."Yah, wajar kalau kalian berdua nggak kepikiran hal ini. Ke depannya, kalian harus lebih memperhatikannya. Oke, kita bicarakan masalah lainnya. Danu, Mandra, siapa di antara kalian berdua yang paling jago dalam berpedang? Fisik siapa yang lebih kuat?" tanya Biantara.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 754

    Sementara Biantara menceritakan rencananya pada Danu dan Mandra, Dewina dan Wira juga sedang berbincang di ruang kerja."Wira, boleh aku tahu alasanmu mencariku? Jangan-jangan kamu mau menyatakan cinta, ya?" kata Dewina sambil tersenyum. Dia mengerucutkan bibirnya, lalu mulai terkekeh-kekeh."Bukan, ada masalah serius yang ingin kudiskusikan denganmu," sahut Wira buru-buru."Masalah serius? Ngomong-ngomong, kenapa hanya kita berdua di sini? Dulu, selalu ada dua penjaga di depan pintumu," balas Dewina.Mendengar itu, Wira sontak tertegun. Dia bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Danu dan Mandra. Namun, setelah memikirkannya, dia langsung paham. Biantara seharusnya sudah bertindak sesuai rencana."Mereka sedang ada urusan. Aku memintamu ke sini karena aku ingin meminta bantuanmu," ungkap Wira tanpa basa-basi.Dewina seketika mengulum senyum dan berkata, "Wira, katakan saja langsung kalau kamu punya perintah. Kurang pantas kalau kamu terlalu formal begitu. Bagaimanapun, kita berdua su

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 755

    Di sisi lain, Dewina menawan sekaligus sedikit ceria. Kedua kualitas yang saling bertentangan ini dimiliki Dewina, membuatnya sangat menggoda.Wira menarik napas dalam-dalam, lalu buru-buru berkata, "Nona Dewina, sebaiknya kamu nggak melakukan ini di depanku. Pengendalian diriku nggak sebagus itu."Dewina sontak terkekeh-kekeh sambil menutupi bibirnya. Kemudian, dia berkata, "Sudah, aku pergi dulu. Sampai jumpa besok."Dewina keluar dari pintu bertepatan dengan Biantara dan yang lainnya masuk. Melihat penampilan berantakan wanita itu, Danu dan Mandra langsung tercengang. Sebaliknya, Biantara hanya tersenyum tipis.Setelah Dewina pergi, Danu berseru, "Astaga, ternyata benar! Biantara, ucapanmu sama sekali nggak salah!"Biantara berkata bangga, "Sudah pasti. Penilaianku ini akurat lho!"Saat ini, Wira yang keluar dari ruang kerja langsung melihat ekspresi aneh ketiga orang itu.Wira tertegun sejenak, tetapi sebelum dia sempat bicara, Biantara sudah menangkupkan tinjunya dan berujar, "Wir

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 756

    Segala sesuatu sudah diatur dengan baik. Keesokan malam, Wira muncul di Restoran Sentosa. Selain Wira, ada pula Dewina, Mandra, dan pelayan pribadi Dewina. Orang-orang ini memesan semeja berisi hidangan lezat di Restoran Sentosa."Makan dulu, setelah itu baru bertindak," ujar Wira sambil terkekeh-kekeh. Dia pun mulai makan.Restoran Sentosa ini layak menyandang reputasi sebagai restoran terbaik di Kerajaan Agrel. Semua hidangannya benar-benar enak."Oke," sahut Dewina sambil tersenyum. Dia juga menyantap makanan dengan hati gembira.Pada saat itu, seseorang mengetuk pintu dua kali dengan pelan. Wira tersenyum, lalu menatap Dewina seraya berkata, "Orangnya sudah datang, sekarang semua tergantung padamu."Dewina segera mengangguk, lalu melangkah keluar.Saat ini, Gilang datang bersama dua anak buahnya untuk makan. Beberapa hari terakhir, dia selalu datang ke sini. Bukan karena dia sangat menyukai makanan di Restoran Sentosa, tetapi karena dia tengah gundah. Ayahnya ingin memberontak, tet

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 757

    "Kak Gilang, sudahlah, lupakan saja!" bujuk Dewina buru-buru.Akan tetapi, Gilang sama sekali tidak mendengarkan. Dia langsung menendang pintu ruangan dan berseru marah, "Wira! Berani sekali kamu!"Begitu masuk, Gilang langsung melihat Wira yang tengah menyantap makanan dengan santai. Alhasil, amarahnya makin menggelegar.Melihat kedatangan Gilang, Wira langsung bertanya, "Siapa kamu?""Aku Gilang, putra Raja Ararya. Aku kepala eksekutor pasukan Kerajaan Agrel!" jawab Gilang sambil mendengus dingin.Mendengar itu, Wira sontak tertawa, lalu berkata, "Rupanya kamu kepala eksekutor yang baru dipromosikan itu. Aku benaran nggak mengerti kenapa Ibu Suri masih membiarkanmu memegang posisi ini. Aih ... Ibu Suri terlalu baik hati. Seharusnya orang-orang dari kediaman Raja Ararya nggak boleh dibiarkan hidup!" ujar Wira tanpa belas kasihan.Ucapan itu membuat Gilang tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dia menggebrak meja dan membentak, "Apa kamu bilang? Kubunuh kamu!" Mata Gilang berapi-api. Tad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 758

    Wira melirik Gilang. Nyawa orang ini baru saja terancam, tetapi dia masih sempat-sempatnya memperingatkannya. Namun, Wira memang sengaja bersikap seperti ini. Jika tidak, rencananya tidak akan berhasil.Mandra terluka saat Wira juga ada di sana, ini adalah bukti terbaik! Tidak peduli seberapa pintar Raja Ararya, dia tidak akan pernah bisa menebak strateginya."Gilang, aku akan mengingat pesanmu. Tenanglah, aku akan memperlakukannya dengan baik," ujar Wira. Kemudian, Wira langsung pergi bersama orang-orangnya.Gilang menarik napas dalam-dalam. Saat melihat kaca jendela yang pecah, dia tidak bisa menyembunyikan amarahnya."Tuan, siapa orang yang berencana membunuhmu malam-malam begini?" salah satu pengawal Gilang bertanya dengan ekspresi terkejut di wajahnya.Mendengar ini, Gilang sontak mendengus, lalu berkata dengan raut dingin, "Siapa lagi? Huh! Selain dia, aku nggak kepikiran orang lainnya!"Gilang kembali ke kediaman Raja Ararya dengan marah, lalu menceritakan segala yang terjadi ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 759

    Usai Raja Ararya berkata demikian, Gilang tak kuasa bertanya, "Ayah, tapi kita sudah berkomitmen untuk berseberangan dengan Ibu Suri, jadi kenapa dia masih melakukan ini?"Raja Ararya melanjutkan, "Berseberangan dan memiliki dendam itu sedikit berbeda. Mungkin saat berseberangan sebelumnya, kita masih menyisakan ruang untuk berkompromi. Tapi sekarang, setelah ada dendam pembunuhan, itu menandakan bahwa perdamaian nggak akan pernah terjadi lagi. Kediaman Raja Ararya pasti akan murka!""Tapi ... dia melakukan semua ini juga demi alasan kedua, yaitu setelah kamu mati, Kediaman Raja Ararya nggak akan memiliki keturunan lagi! Dalam keluarga kerajaan, keturunan adalah yang paling penting. Begitu kamu mati, garis keturunanku akan terputus. Kalaupun kita menang, itu nggak berarti apa-apa," jelas Raja Ararya."Semua orang di Kerajaan Agrel juga menyaksikan. Aku akan makin tua dan nggak ada yang menggantikanku. Sementara itu, Raja Byakta memiliki banyak keturunan. Masa depan kerajaan pasti bera

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2726

    Shafa juga buru-buru menyatakan sikapnya. Dia memang cerdas. Di zaman sekarang, jika ingin memiliki pijakan yang kokoh, seseorang tentu harus memiliki nilai pada diri sendiri. Mereka tidak mungkin terus mengandalkan Wira seumur hidup.Pada akhirnya, orang yang paling bisa diandalkan hanya diri sendiri. Jika terus mengandalkan Wira, mungkin suatu saat Wira akan merasa illfeel pada mereka. Hasilnya pun akan menjadi sangat buruk.Wira tidak melontarkan sepatah kata pun sejak tadi. Jika ingin membujuk Doddy, semua tergantung kemampuan Shafa.Doddy menggosok telapak tangannya sambil tertawa dengan canggung. Kemudian, dia menggeleng dan berkata, "Kamu mungkin nggak tahu aku nggak tertarik pada wanita. Orang-orang yang mengurusku juga para prajuritku. Aku nggak suka wanita masuk ke kamarku. Aku nggak suka aroma di tubuh mereka."Shafa tak kuasa termangu. Dia tahu Wira punya beberapa istri. Wajar juga jika pria punya banyak istri. Sementara itu, Doddy yang terkenal dan memegang kekuasaan milit

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2725

    Di dalam kereta kuda. Melihat ekspresi Kaffa dan Shafa yang sangat waspada, Wira tersenyum dan bertanya, "Kenapa kalian berdua nggak berbicara?"Setelah ragu sejenak, Kaffa berkata dengan pelan, "Kak Wira, aku baru tahu identitasmu, aku tentu saja nggak berani berbicara sembarangan di depanmu. Kalau aku salah bicara, kemungkinan besar akan ...."Sebelum Kaffa selesai berbicara, Shafa segera mendorong lengannya. Mendapat isyarat itu, dia pun segera menghentikan kata-katanya.Wira menggelengkan kepala dan berkata sambil tersenyum, "Shafa, aku tahu kepribadian kakakmu, jadi aku nggak akan menyalahkan kalian. Meskipun dia salah bicara, apa masalahnya? Bukankah aku tetap menganggap kalian sebagai teman? Kalau nggak, aku nggak akan membiarkan kalian duduk di kereta kudaku."Danu berkata dengan nada ramah, "Benar. Kakakku sudah menganggap kalian berdua sebagai teman, jadi kalian perlu begitu formal di depan kakakku. Kalau nggak, berarti kalian meremehkan kakakku dan kakakku akan marah."Setel

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2724

    Orang lain mungkin tidak akan berani mendambakan hal ini seumur hidupnya."Oh ya. Sejak kapan kamu tahu identitas Kak Wira?" tanya Kaffa lagi karena dia sama sekali tidak mendapatkan petunjuk apa pun. Bahkan saat menerima liontin giok dan melihat ekspresi Danu, dia juga tidak berani membayangkan Kak Wira di depannya adalah Wira yang terkenal itu. Ini benar-benar seperti dongeng yang tidak mungkin terjadi, tetapi kenyataannya memang begitu.Shafa perlahan-lahan berkata, "Sebenarnya aku juga baru mengetahui semuanya beberapa waktu yang lalu. Dia meminta kita memanggilnya Kak Wira, ditambah lagi senjata rahasianya itu, dan sikapnya dalam bertindak, semua itu sudah cukup bagiku untuk menebak identitasnya.""Lagi pula, senjata rahasia yang bernama pistol itu hanya Kak Wira yang punya di seluruh dunia ini, orang lain nggak punya senjata rahasia seperti itu. Kalau dia bisa membawa pistol itu, mana mungkin dia orang lain lagi."Shafa termasuk orang yang berpengetahuan luas, dia tentu saja bisa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2723

    Setelah semuanya sudah diatur dengan baik dan hampir sampai di depan pintu penjara bawah tanah, Wira memberikan instruksi pada Danu, "Oh ya. Jangan memberi tahu terlalu banyak orang tentang kepulanganku kali ini, terutama Tuan Osmaro."Jika ingin kembali secara terang-terangan, Wira tentu saja tidak akan menggunakan cara seperti ini. Dia juga akan membiarkan anggota jaringan mata-mata melindunginya di sepanjang perjalanan, sehingga tidak akan terjadi begitu banyak kejadian seperti ini. Namun, dia memiliki pertimbangannya sendiri dan memilih lebih baik tidak mengungkapkan kepulangannya agar tidak memicu masalah."Semuanya sesuai dengan pengaturan Kakak," jawab Danu sambil menganggukkan kepala dengan tegas. Selama ini, dia selalu memegang prinsip yaitu selalu patuh pada Wira tanpa syarat. Meskipun Wira memerintahnya untuk mati, dia juga tidak akan ragu sedikit pun. Beginilah ikatan persaudaraan mereka."Aku nggak menyangka orang yang membantu kita adalah Wira yang terkenal itu. Pantas sa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2722

    Setelah melihat Wira yang duduk di dalam sel, Danu merasa hatinya sakit dan berteriak, "Cepat buka pintu sel ini! Kalian benar-benar berani sekali. Bahkan kakakku juga kalian berani tangkap?"Bukan hanya Adianto yang langsung tercengang begitu mendengar perkataan itu, semua orang yang berada di sana juga begitu. Danu adalah jenderal yang terkenal dan berkuasa. Di seluruh Provinsi Lowala, tidak ada yang bisa menandinginya dan bahkan tidak ada yang berani mengganggunya. Orang yang dipanggilnya kakak tentu saja adalah Wira.Adianto tidak berani percaya dengan apa yang didengarnya, tetapi kenyataannya sudah ada di depan matanya. Setelah menelan ludah, dia segera membuka pintu sel dan inisiatif masuk ke dalamnya. Dia hanya menundukkan kepala karena tidak berani menatap Wira dan berkata, "Tuan, sebelumnya aku nggak tahu apa-apa dan sudah menyinggungmu.""Aku mohon Tuan bisa memaafkanku, jangan menghukumku. Aku nggak akan mengulanginya lagi kelak."Pada saat ini, Adianto benar-benar ketakutan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2721

    "Menurutku, ini ide yang bagus. Kalau begitu, kita lakukan sesuai keinginanmu. Aku akan pergi memberi tahu rekan-rekanku di luar biar mereka membantuku memberi pelajaran pada anak ini. Sejujurnya, aku juga kesal dengan anak ini," kata Adianto sambil tersenyum sinis, lalu bersiap pergi bersama Ruben.Adianto memang tidak bisa langsung memutuskan semua hal yang ada di penjara bawah tanah, dia tetap harus melaporkannya pada atasannya. Namun, jabatannya lebih tinggi daripada orang-orang yang ada di sana. Jika kerabatnya ingin masuk ke kota, semua juga pasti akan melewatinya. Oleh karena itu, dia tentu saja memiliki pengaruh tertentu.Namun, saat baru saja berbalik, Adianto dan Ruben melihat ada sekelompok orang mendekat. Terutama saat melihat orang yang berdiri di paling depan, Adianto langsung tertegun dan tidak tahu harus berbuat apa."Saudaraku, ada apa?" tanya Ruben dengan ekspresi bingung."Aku nggak salah lihat, 'kan? Kenapa Jenderal Danu tiba-tiba datang ke penjara bawah tanah? Buka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2720

    "Aku mengerti. Melihat situasinya nggak beres, jadi kakakmu langsung pergi, 'kan? Orang bilang suami istri yang selalu bersama pun akan berpisah saat menghadapi bahaya, ternyata kakak adik pun seperti ini," sindir Sahim.Shafa malah tidak berbicara dan menjelaskan apa pun juga. Dia sebenarnya sudah menyadarinya saat tadi Wira berbicara dengan Kaffa. Wira bisa duduk di sini dengan begitu tenang pasti karena sudah memberikan tugas pada Kaffa. Kalau begitu, mengapa dia harus khawatir?Selain itu, Shafa tahu betul kebaikan kakaknya terhadapnya melebihi siapa pun. Oleh karena itu, dia merasa tidak perlu menjelaskan apa pun pada orang lain."Tutup mulutmu," kata Wira dengan kesal.Sahim langsung tidak berani berbicara lagi.Tepat pada saat itu, Ruben dan Adianto datang dan langsung berdiri di depan pintu sel."Sekarang kamu sudah tahu kekuatanku, 'kan? Tadi aku sebenarnya nggak ingin menyusahkan kalian dan menyuruh kalian cepat pergi, tapi kalian nggak mau dengar. Kalian malah mengusir para

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2719

    Kaffa menyadari liontin giok ini memang berguna. Setelah mendengar perkataan Danu, dia tidak ragu-ragu dan langsung berkata, "Tuan Wira yang memberiku liontin giok ini sudah ditangkap kepala penjaga gerbang kota ke penjara bawah tanah. Jenderal Danu, cepat selamatkan dia."Kepala penjaga gerbang kota memang memiliki kekuasaan, tetapi kekuasaan itu masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Danu. Kaffa merasa lebih yakin lagi, kali ini Wira dan adiknya pasti akan selamat.Swish.Mendengar perkataan Kaffa, ekspresi Danu langsung menjadi sangat muram dan napasnya pun menjadi terengah-engah. "Mereka berani menangkap kakakku? Benar-benar nggak tahu diri!"Setelah memaki sebentar, Danu langsung melambaikan tangan pada kedua penjaga di belakangnya. "Segera kumpulkan orang dan ikut aku ke penjara bawah tanah!"Tak lama kemudian, semua orang sudah siap dan berangkat menuju penjara bawah tanah.Kaffa juga segera mengikuti mereka. Dia ingin menyelamatkan adiknya dengan tangannya sendiri dan berter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2718

    Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak

DMCA.com Protection Status