Share

Bab 743

Author: Arif
"Apa kamu nggak takut aku membunuh kedua raja? Apa kamu nggak taku aku membuat konflik internal di Kerajaan Agrel?" tanya Wira dengan tidak senang.

Raja Kresna tersenyum sambil menjawab, "Kalau terjadi konflik internal di Kerajaan Agrel, kamu juga nggak akan mendapatkan keuntungan."

Wira juga merasa ucapan ini benar. Begitu terjadi perang, orang pertama yang akan dibunuh oleh Raja Ararya adalah dirinya. Selain itu, Raja Byakta juga akan memikirkan cara untuk membunuhnya. Jadi, Wira benar-benar dalam bahaya.

"Hais .... Ibu Suri kalian benar-benar sangat licik!" seru Wira dengan kesal. Tatapannya penuh dengan amarah. Setelah membahas hal ini, Wira tidak memiliki jalan lain lagi. Dia hanya bisa menyetujuinya dengan terpaksa.

"Masalah ini sebenarnya mudah ditangani. Kalian pergilah. Lihat apa yang akan Raja Ararya katakan," ujar Wira sambil menggeleng. Raja Ararya benar-benar membingungkan.

Raja Kresna hanya menjawab dengan senyuman. Malam telah tiba. Saat ini, di sebuah penginapan yang
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 744

    Raja Ararya memicingkan matanya dengan tatapan yang jelas kebingungan. Dia membatin, 'Apa yang ingin dilakukan Raja Ararya? Kenapa dia mengumpulkan semua orang di sini?'Saat ini, Raja Kresna juga tak kuasa bertanya dengan ekspresi muram, "Hmph! Aku juga penasaran. Apa yang sebenarnya ingin dia lakukan? Raja Ararya, mungkinkah kamu berniat untuk menghabisi kita semua di sini?"Giandra yang juga kebingungan pun bertanya, "Paman, aku juga ingin tahu, apa yang sebenarnya direncanakan olehmu?"Raja Byakta duduk di tempatnya sambil tersenyum dingin ke arah Raja Ararya. Kini, keempat raja telah berkumpul, tetapi pandangan mereka tertuju pada Raja Ararya. Bagaimanapun, mereka semua dipanggil olehnya ke sini.Raja Ararya hanya merespons dengan senyuman, lalu berkata, "Kalian nggak perlu panik. Aku mengumpulkan kalian hanya untuk meminta pendapat." Begitu kata-kata itu terucap, ketiga orang lainnya sontak tertegun."Meminta pendapat kami? Raja Ararya, apa maksudmu? Langsung katakan saja," tanya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 745

    Usai Raja Ararya mengutarakan pendapatnya, Raja Byakta langsung menanggapi seraya tersenyum, "Ternyata kamu berencana untuk membagi Kerajaan Agrel menjadi empat bagian, lalu masing-masing dari kita mendapatkan satu wilayah.""Itu memang ide yang bagus, tapi kita perlu memikirkan masalah kesenjangan ekonomi yang signifikan dalam Kerajaan Agrel. Siapa yang akan menguasai wilayah yang kurang makmur? Selain itu, siapa pula yang akan mendapatkan ibu kota negara?" tanya Raja Byakta.Hal ini juga merupakan masalah yang perlu dipikirkan. Bagaimanapun, suku-suku besar di Kerajaan Agrel yang berpusat di ibu kota sangatlah makmur, tetapi suku lainnya jauh lebih miskin. Apabila mendapatkan suku lain yang kurang makmur, mungkin lebih baik tidak kebagian wilayah sama sekali. Justru jauh lebih nyaman untuk menjalani kehidupan sebagai raja di ibu kota.Sebenarnya, Raja Ararya yang mengusulkan ide ini juga belum memikirkan solusinya. Akan tetapi, dia tetap berkata, "Meskipun ini cukup rumit, kita masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 746

    Raja Ararya tampak sangat kesal, tetapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Nyatanya, saat ini dia memang tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk bersaing dengan Raja Byakta dalam hal menguasai ibu kota.Meskipun hatinya penuh dengan ketidakpuasan, Raja Ararya juga tak memiliki pilihan lain. Itu sebabnya, dia berkata, "Baiklah, ibu kota akan menjadi milikmu!" Usai mengatakan itu, dia mendengus dingin, lalu melanjutkan, "Sekarang, kita sudah bisa membahas tentang rencana pemberontakan, 'kan?"Akan tetapi, Raja Kresna malah menggeleng seraya menegaskan, "Aku nggak akan terlibat dalam pemberontakan ini. Pada hari kalian beraksi, aku akan tinggal di kediaman dan nggak akan keluar."Begitu mendengar perkataannya, Raja Byakta dan Raja Ararya hanya tersenyum. Jelas, mereka sudah menduga bahwa sikap Raja Kresna akan seperti ini. Bagaimanapun, Raja Kresna tidak pernah terlibat dalam urusan politik semacam itu. Akan tetapi, mereka tidak terlalu peduli dengan keputusannya. Malam di mana mereka be

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 747

    Danu tertegun sejenak, dia agak kebingungan. Wira menyahut, "Benar, dia itu sohibku."Danu yang penasaran bertanya, "Um ... Kak Wira, siapa dia?"Bagi Danu, Wira sangat hebat. Jadi, mana mungkin orang biasa bisa menjadi sohib Wira? Meskipun Danu dan lainnya telah mengikuti Wira untuk waktu yang lama, hubungan mereka hanya sebatas saudara. Hal ini karena sering kali mereka tidak mampu memahami Wira.Menurut pemahaman Danu, sohib adalah orang yang sangat memahami kita. Di seluruh Kerajaan Agrel, orang yang bisa menjadi sohib Wira benar-benar sangat sedikit."Sudahlah, siapkan perjamuan makan malam. Nanti malam aku mau bersenang-senang!" ujar Wira yang merasa sangat antusias. Dia menyimpan surat itu dan menunggu dengan tenang.Saat tengah malam, hanya ada Wira di ruang kerja. Kala ini, dia sudah selesai membuat hotpot dan menyiapkan arak, lalu menunggu kedatangan tamunya.Tak lama kemudian, pintu ruang kerja diketuk. Wira pun tersenyum dan berkata, "Pintunya nggak ditutup. Masuk saja."Se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 748

    Biantara tampak kebingungan, dia melirik Wira sekilas dan berujar, "Dari dulu, wanita nggak pernah memegang kekuasaan. Ini aturan yang diturunkan oleh leluhur. Wira, kamu begitu pintar. Apa kamu nggak tahu masalah akan timbul kalau wanita yang memegang kekuasaan?"Wira langsung tertawa setelah mendengar perkataan Biantara. Sebenarnya, hal ini tidak bisa disamaratakan. Selain para pria yang memang tidak berkompeten, belum tentu pria bisa mengendalikan kekuasaan lebih baik daripada wanita.Wira yang berasal dari kehidupan modern tentu tahu bahwa pria dan wanita itu setara. Bukan hanya itu, bahkan posisi wanita lebih tinggi dari pria. Umumnya, para wanita yang mengelola keuangan di dalam keluarga. Jika ingin menjalani kehidupan yang baik, seorang pria harus menuruti kehendak istrinya.Hal seperti ini menjadi pilihan sebagian besar pria. Mereka menyerahkan gaji dan keuangan mereka kepada sang istri. Kehidupan mereka mungkin tidak sempurna, tapi yang pasti tidak buruk. Tentu saja, itu masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 749

    Biantara tidak ingin pergi karena Wira. "Apa kamu masih ingat saat kamu datang mengunjungi makamku?" tanya Biantara dengan tiba-tiba. Wira tertegun, lalu menimpali, "Hah? Bagaimana kamu tahu? Jangan-jangan ... kamu juga ada di sana?" Wira tidak menyangka dia bisa bertemu dengan Biantara secara kebetulan.Biantara mengangguk sambil tersenyum, lalu berucap, "Benar. Aku ada di sana. Aku juga sudah mendengar semua yang kamu ucapkan. Jujur saja, aku nggak pernah menyangka kamu akan datang ke makamku. Orang lain pasti senang karena sudah menyingkirkan lawannya, tapi aku malah melihat kamu merasa kehilangan!"Biantara menatap Wira dan mengungkapkan seluruh isi hatinya di bawah pengaruh bir.Wira mengangguk sembari menyahut, "Aku memang merasa kehilangan. Biantara, aku ingin mengatakan ini lagi. Aku menang karena posisi yang menguntungkan! Bisa dibilang situasi dan kondisi mendukung. Dengan bantuan Giandra dan Raja Kresna, kami baru bisa mengalahkanmu dan Raja Ararya. Meskipun aku menang, ak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 750

    Biantara berlutut di tanah dengan bersungguh-sungguh. Melihat ini, Wira langsung tertawa, lalu berkata, "Cepat berdiri. Kamu nggak perlu begini."Wira paling membenci melihat orang berlutut padanya. Dia berpikir bahwa semua manusia itu setara, tidak ada perbedaan antara orang yang berkedudukan tinggi dan rendah. Oleh sebab itu, orang lain tidak perlu berlutut padanya. Terlebih lagi, ada beberapa hal yang hanya perlu diketahui saja. Cukup dengan memahami tanpa harus mengatakannya. Setelah itu, Wira membantu Biantara berdiri dengan senang dan berucap, "Ingat, aku bukan tuanmu. Aku adalah temanmu dan rekan seperjuanganmu. Nggak ada seorang pun di dunia ini yang menjadi tuanmu. Mulai sekarang, kamu cukup panggil aku Wira saja. Mengerti?"Ucapan Wira membuat Biantara makin takjub. "Itu nggak cukup sopan. Aku akan memanggilmu Tuan Wahyudi saja!" timpal Biantara sembari tersenyum. Wira sama sekali tidak keberatan. Dia pun mengangguk seraya berkata, "Biantara, sekarang sudah nggak ada yang h

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 751

    Wira berkata sambil terkekeh-kekeh, "Begitu datang, kamu sudah memberiku hadiah pertemuan. Ini benar-benar mengejutkan. Coba katakan, apa rencanamu?"Biantara memikirkannya sejenak sebelum berkata, "Wira, apa kamu tahu siapa orang dengan keterampilan bela diri terhebat di Kerajaan Agrel?""Nggak tahu," sahut Wira sambil menggeleng.Biantara berujar perlahan, "Di istana Kerajaan Agrel, ada orang misterius yang sangat kuat. Bisa dibilang, dia itu orang dengan kekuatan tempur terhebat di kerajaan ini. Tentu saja, yang ingin aku kubahas bukan dia, tapi orang lain.""Selain orang itu, ada seseorang bernama Gideon yang merupakan pengikut Raja Byakta. Kudengar pria ini direkrut dari luar oleh Raja Byakta dan identitasnya masih menjadi misteri. Nggak ada yang tahu dari mana asalnya, tapi teknik pedangnya adalah yang terbaik kedua di Kerajaan Agrel.""Yang ketiga itu Dwipangga, pengikut Raja Ararya. Tempo hari, orang-orang yang kalian kirim bisa ditanganinya sendirian. Tujuh orang itu berhasil

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3006

    Kresna telah mendengar tentang tindakan Senia sebelumnya. Senia telah berulang kali mencoba membunuh Wira secara diam-diam, tetapi setiap kali hasilnya selalu nihil. Bahkan, semua usahanya berakhir dengan kegagalan total.Senia bahkan hampir mengorbankan putranya sendiri dalam proses itu. Jika Senia sendiri tidak mampu melakukannya, bagaimana mungkin dia mengharapkan dirinya dan Ararya untuk membunuh Wira?Atau mungkin ... Senia sebenarnya berniat membunuh dirinya dan Ararya? Hanya saja, dia berencana menggunakan tangan Wira untuk melakukannya?Kresna tak kuasa merinding. Di satu sisi ada serigala, di sisi lain ada harimau. Dia merasa seperti orang yang berdiri di jembatan rapuh, tidak tahu harus melangkah ke mana dan tidak berani bergerak sembarangan.Apa pun keputusan yang diambilnya, itu bisa membawa kehancuran pada dirinya sendiri dan tidak ada jalan kembali. Menyesal pun tidak akan ada gunanya!Setelah hal ini disampaikan kepada Ararya, Ararya pasti juga akan secemas dirinya."Dar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3005

    "Pergilah," ujar Senia sambil memijat pelipisnya dengan lembut. "Aku tunggu kabar darimu."Pada sore harinya, Dahlan tiba di kediaman Kresna. Saat ini, dia sedang duduk di aula utama kediaman Kresna.Meskipun Dahlan selalu terlihat tunduk dan penuh hormat karena takut pada ibunya, di sini dia justru menunjukkan sikap yang sangat berbeda, penuh wibawa dan angkuh.Dahlan duduk di kursi utama sambil meminum teh dengan tenang, menunggu Kresna yang tak kunjung datang."Raja Kresna, kamu membuatku menunggu begitu lama. Sepertinya kamu nggak menghormatiku," sindir Dahlan.Kresna buru-buru mengangkat tangannya sebagai tanda memohon maaf. "Pangeran, kenapa bicara begitu? Aku baru saja dapat kabar tentang kedatanganmu dan langsung datang secepat mungkin. Kalau kamu tersinggung, mohon maafkan aku."Dahlan mendengus dingin, lalu meletakkan cangkir tehnya. Tatapannya langsung beralih ke orang-orang yang berada di aula.Kresna segera mengerti maksudnya dan memerintahkan semua orang untuk pergi. Tida

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3004

    Menangkap pemimpin untuk menghancurkan pasukan! Ini adalah cara terbaik!Sebenarnya mereka sudah mencoba membunuh Wira beberapa kali sebelumnya, tetapi hasilnya selalu mengecewakan. Namun, kali ini berbeda.Senia telah memutuskan untuk tidak menyembunyikan niatnya lagi. Dengan demikian, dia bisa bertindak lebih bebas tanpa ragu.Ini adalah kesempatan sempurna untuk menyerang Wira secara langsung dan terbuka. Jika berhasil menyingkirkan Wira, itu akan menjadi hasil terbaik. Namun, jika tidak, paling-paling mereka akan memutuskan hubungan mereka. Hasil ini tidak akan berdampak pada apa pun.Dahlan tiba-tiba berkata, "Tapi, saat ini kita nggak punya orang yang cukup kuat untuk melakukannya. Bahkan, kita hampir kehabisan ahli di pihak kita. Setahuku, Wira membawa beberapa ahli di sisinya.""Kalau kita mengirim orang sekarang, bukankah hanya akan mengorbankan mereka tanpa hasil?"Bahkan, Panji tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dan akhirnya kehilangan nyawanya. Dahlan tidak kepikiran si

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3003

    "Benar!"Di hadapan ibunya, Dahlan tidak perlu menyembunyikan apa pun. Dia langsung mengangguk dengan tegas. Kekhawatirannya memang terletak pada Kresna dan Ararya.Kedua orang ini memegang kekuasaan militer. Meskipun kekuatan mereka telah dibatasi oleh Senia selama bertahun-tahun, mereka tetap tak terkalahkan hingga sekarang.Di wilayah mereka, mereka seperti raja kecil, memerintah wilayah sendiri. Hal ini jelas adalah ancaman bagi kekuasaan Senia.Dulu, Senia tidak terlalu memedulikan mereka karena dia memiliki Panji di sisinya. Panji bahkan mampu menciptakan makhluk beracun yang menakutkan. Sekalipun di medan perang, makhluk beracun tetap bisa membuat posisi mereka unggul.Namun, dengan kematian Panji, Senia kehilangan sosok yang bisa diandalkan. Inilah yang paling dikhawatirkan Dahlan.Jika mereka memutuskan untuk memulai perang dengan Wira saat ini, lalu Raja Kresna serta Raja Ararya menyerang dari belakang, itu akan menjadi krisis besar. Hasil akhirnya bisa dipastikan akan sangat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3002

    Meskipun Dahlan sangat membenci Wira dan ingin membunuhnya, dia tetap mempertimbangkan untung rugi dengan baik.Menyatakan perang terhadap Wira memang mudah. Namun setelah itu, akan ada banyak reaksi berantai yang harus dihadapi.Jika semua reaksi berantai itu tidak dipertimbangkan dengan matang, di masa depan hal ini bisa membawa masalah yang tidak perlu bagi mereka. Inilah poin paling sulit.Sudut bibir Senia agak berkedut. Dia melangkah ke depan Dahlan, mencengkeram kerah bajunya dengan erat. Jika tatapan mata bisa membunuh, Dahlan pasti sudah mati berkali-kali.Tatapan yang begitu menakutkan, seperti dua pedang tajam yang siap menusuk. Tidak ada yang berani menatapnya langsung."Ibu, kenapa?" Dalam pandangan Dahlan, Senia selalu tampak bijaksana. Jika tidak, mustahil bagi seorang wanita bisa mencapai posisi seperti ini, bahkan menjadi sosok yang berada di atas semua orang.Pencapaiannya sudah cukup untuk membuat semua wanita di dunia ini merasa bangga. Lagi pula, wanita yang menjad

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3001

    Keesokan pagi, Wira dan rombongannya berangkat. Osman memimpin para pejabat untuk mengantar kepergian mereka. Terlihat jelas bahwa Osman sangat menghormati Wira.Selain itu, seluruh rakyat turut mengantar saat tahu Wira akan pergi. Harus diakui bahwa Wira sangat dicintai oleh rakyat.Bukan hanya di Provinsi Yonggu dan Provinsi Lowala, bahkan di wilayah lain pun Wira sangat dihormati. Bagaimanapun, pengorbanan Wira memang tidak kecil. Namun, semuanya membuahkan hasil yang sepadan.Saat Wira dalam perjalanan kembali ke Provinsi Yonggu, situasi di Kerajaan Agrel kurang baik.Saat ini, Senia duduk di singgasananya dengan wajah suram. "Apa kabar ini benar?"Senia baru mendapat kabar bahwa semua orang yang diutusnya ke wilayah barat tewas. Bahkan, Panji juga tidak bisa kembali lagi. Padahal, Panji adalah kartu trufnya yang terpenting.Karena ucapan Panji, Senia baru bersedia mengeluarkan 5 miliar gabak untuk berdamai dengan Wira. Jika tidak, dia lebih memilih untuk mengorbankan putranya dari

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3000

    Di wilayah dua provinsi yang damai tanpa konflik ataupun perang, tentu tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Namun anehnya, meskipun bisa tinggal di rumah besar di luar, ada yang memilih rumah sederhana di Dusun Darmadi. Hal ini memang sulit dimengerti. Mungkin, Dusun Darmadi memberikan rasa aman bagi Ramath."Hasil terbesar yang kami capai dalam perjalanan kali ini adalah membunuh Jaran. Selain itu, Caraka yang selalu mengikuti Senia, juga tewas di tangan kami. Dengan kematian mereka berdua, kekuatan Senia jelas berkurang banyak," ucap Wira dengan puas.Ini adalah pencapaian terbesar dari perjalanan kali ini, wajar jika Wira merasa senang.Para hadirin di sekitar mengangguk setuju. Mereka juga tidak menyukai orang-orang dari Kerajaan Agrel. Ketika perang besar empat kelompok terjadi, Kerajaan Agrel adalah pihak yang menekan mereka paling keras.Meskipun sekarang situasi sudah damai, orang-orang dari Kerajaan Nuala tetap menyimpan dendam dan menjaga jarak dengan Kerajaan Agrel. Konfl

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2999

    "Tuan Wira, kamu sangat senang dengan kesembuhan Lucy sampai melupakan temanmu ini. Aku ini raja lho. Aku sampai datang ke gerbang kota untuk menyambutmu. Setidaknya, kamu harus menjaga harga diriku sedikit.""Kalau terus membuatku berdiri di sini, apa yang akan dikatakan para menteriku nanti? Kelak gimana aku bisa mempertahankan wibawaku di depan mereka?"Osman berkata sambil tertawa. Jelas, itu hanya candaan tanpa maksud serius. Dia tidak mungkin benar-benar menyimpan dendam terhadap Wira.Wira tersenyum sambil menggeleng. Pemuda ini memang nakal. Para menteri yang hadir pun ikut tersenyum."Sudah, sudah, sejak kapan kamu jadi orang yang suka cemburu? Sekarang kamu seorang raja. Kamu seharusnya bicara yang bijak. Kalau nggak, kelak kamu benaran sulit mempertahankan takhtamu!" Wira ikut bercanda.Di tengah tawa dan obrolan santai, Wira dan rombongan memasuki ibu kota. Karena sebelumnya sudah mengetahui kepulangan Wira, Osman telah menyiapkan perjamuan.Ketika Wira tiba bersama rombong

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2998

    Bisa dikatakan, hampir tidak ada pemimpin seperti Wira di dunia ini."Semuanya sudah beres. Raja kami mengikuti saran darimu dan mengeluarkan banyak dana untuk bantuan bencana. Sekarang keadaan sudah stabil dan rakyat sudah tenang. Kami benar-benar berterima kasih kepadamu."Sambil tersenyum, Trenggi meneruskan, "Kalau bukan karena saranmu, mungkin Kerajaan Nuala sudah jatuh dalam kekacauan sekarang ...."Ketika membahas hal ini, Trenggi tidak bisa menahan diri untuk menggeleng. Seperti yang Wira perkirakan sebelumnya, karena tidak ada bantuan bencana, banyak rakyat menderita dan masalah terus bermunculan.Ketika rakyat tidak bisa makan, mereka tentu bisa melakukan apa saja. Untungnya, bantuan segera diberikan sehingga masalah teratasi dan tidak terjadi kekacauan yang lebih besar.Namun, pada awalnya Osman tidak berniat menggunakan kas kerajaan untuk menghemat uang. Meskipun ingin membantu rakyat, dia tidak berani mengambil risiko itu demi melindungi dirinya sendiri.Bagaimanapun, jika

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status